Vous êtes sur la page 1sur 44

LOKA KARYA DESA

DATABASE BURUH MIGRAN TETEBATU


Program Peningkatan Ketahanan Ekonomi
Masyarakat Miskin Yang menjadi Buruh
Migrant di 12 Desa Lingkar Hutan Taman
Nasional Rinjani Di Kabupaten Lombok
Timur, Melalui Pengembangan Bisnis
Berbasis Pengelolaan Sumber Daya Alam
Yang Berkelanjutan & Sensitive Gender

12/15/2017 1-2
TUJUAN
Validasi database Desa & penerima manfaat program
kemakmuran hijau
Membangun komitmen bersama pemerintah desa
untuk mengjawal program kemakmuran hijau
Memetakan dukungan dan tantangan dalam
pelaksanaan program kemakmuran hijaua di desa ini.
Identifikasi potensi sumber daya alam yang bisa
ditindak lanjuti sebagai usaha bagi warga komunita
buruh migrant.

12/15/2017 1-2
SEJARAH DESA
Desa kotaraja Utara dan Kotaraja Selatan merupakan awal desa di
sekitar kita/desa tertua dari desa tetebatu dan kembang kuning
dipimpin oleh mamiq rumilang. Desa Tetebatu termasuk wilayah
Desa kotaraja Utara
Masyarakat mulai membuka lahan di utara sebagai tempat tinggal
dan tempat bercocok tanam
Pada tahun 1970-an mulai melegalkan status tanah sehingga bisa
dimiliki secara resmi. Orang yang pertama kali membuat dokumen
kepemilikan tanah adalah Amit (Pejabat kepala Desa TeteBatu)
Pada tahun 1969 mulai di bentuk desa tetebatu di pimpin oleh
amaq Masri (1969)- Sahnan (1970-1972)-Amit (1974-1977). Nyonya
Surdini Sueno pada Tahun 1978-1982 Muhammad (Plt 1982-
1983)-bapak Medal (1984-1992) bapak subki mansur(1992-
2000)- Hizbullah (2000-2001)-Junaidi (2001 sd 2012, tahun 2012-
sekarang ahmad ajidi
Lanjutan.
Tete Batu adalah sebuah desa di wilayah
Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur,
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Konon nama Tete Batu ini diambil dari adanya
tete yang terbuat dari batu dan tidak diketahui
siapa yang membuat tete tersebut yang
berfungsi untuk penyebrangan warga di
daerah tersebut.
SEJARAH MIGRASI
Adapun migrasi di Tete Batu berawal sekitar tahun
1980 an orang yang pertama kali bermigrasi di desa ini
adalah Amak Karyawanto dari Dusun Lingkung Daye,
dia berangkat sebagai tenaga kerja pada saat itu
menggunkan jalur undocument (Ilegal). Dia berangkat
melalui jalur laut dari pelabuhan lembar menuju
Surabaya Surabaya menuju Bengkalis dengan biaya
150,000 ribu berhutang di tetangga. di Bengaklis Amak
Karyawanto di tampung selama 20 hari, dari Bengkalis
kemudian dia diselundupkan ke Malaysia Barat dan
bekerja di sector perekbunan kelapa sawit.
TIME LINE MIGRASI
No Nama Tahun Negara tujuan Hasil Jalur Proses

1 Aq Karyanto 1983-1987 Malaysia Gagal Laut Undocument


2 Raden Haryanto 1985-1995 Malaysia Bangun rumah Laut Perseorangan
3 Muliah 1987 Malaysia Buat rumah, beli helr, usaha Laut Undocument
tembakau
4 Sahwan 1990 Malaysia Bisa membeli hewan ternak dan Pesawat Berdocument
bayar hutang
5 Ruhul Qudus 1993 Malaysia Gagal Laut Undocument
6 Sumaedi 1994 Malaysia Gagal Laut Undocument
7 H. Adnin Said 1996 Malaysia Berhasil Laut Undocument
8 Taprudin 2000 Malaysia Buat rumah, bayar hutang, pesawat berdocument
kembalikan sawah
9 Muh. Yani 2004 Malaysia Berhasil bangun rumah pesawat Berdocument
10 Nasrudin 1995-2016 Malaysia Gagal Pesawat Document + undocument

11 Sakiyah (TKW) 2006 Saudi Arabia Buat rumah dan naik haji Pesawat Document

12 Irsan (TKW) 2008-2016 Saudi Arabia Buat rumah & beli sawah Pesawat Document

13 Harianti (TKW) 2015 malaysia Bayar hutang pesawat Document


BAGAN KECENDRUNGAN PERUBAHAN

Perubahan 1980 1990 2000 2010 2016


Hutan
Lahan
Air
Suhu
Cuaca
Pemukiman
Pendidikan
Penduduk
Migrasi
Perubahan Sumber Daya
HUTAN : semakin hari semakin membaik
LAHAN : yang dulu lahan di desa luas sekarang
sudah semakin berkurang
AIR : yang semula air melimpah sekarang semakin
berkurang, yang di sebabkan penebangan utan
secara liar,
SUHU : semakiin berkurang
CUACA : semakin berkurang
PENDIDIKAN : Semakin menigkat
MIGRASI : Semakin meningkat
JUMLAH TKI
TKI T TKI L TKI P

173
165

125
116

104 103
101
94

59
54

8 7 9
5
1

ORONG GERISAK TETE BATU LINGKUNG DAYA LINGKUNG LAUK KEMBANG SERI
PEKERJAAN KOMUNITAS BMI
PEKERJAAN PETANI PEKERJAAN BURUH TANI PEKERJAAN PEDAGANG PEKERJAAN BURUH LEPAS
PEKERJAAN IRT PEKERJAAN PETERNAK PEKERJAAN LAINNYA

133

81

59
55 55
48

40
37

28 29
25
22
18 17
14 15
10 9 10
7 7 7 7 7
5 4
3 2
1

ORONG GERISAK TETE BATU LINGKUNG DAYA LINGKUNG LAUK KEMBANG SERI
PENGHASILAN KOMUNITAS BMI
PENDAPATAN <300000 PENDAPATAN 300,000-600,000 PENDAPATAN 600,000-1,000,000 PENDAPATAN <1,000,000

158

85
79

67 66
63 64

54
48
42 40
38 39
34

22
18 19

6
3

ORONG GERISAK TETE BATU LINGKUNG DAYA LINGKUNG LAUK KEMBANG SERI
ANAK DALAM TANGGUNGAN
ANAK DALAM TANGGUNGAN TOTAL ANAK DALAM TANGGUNGAN PR ANAK DALAM TANGGUNGAN L

681

511

386
366

295 293

251 260

211
180 172
155

113
98 98

ORONG GERISAK TETE BATU LINGKUNG DAYA LINGKUNG LAUK KEMBANG SERI
Indikator TKI Sukses
Perilaku

Penghasilan

Kesadaran thd pendidikan

Keterampilan yang dimiliki

Gaya Hidup

Kepemilikan harta

Kedudukan di masyarakat secara


sosial

Inovasi yang dikembangkan


INDIKATOR TKI SUKSES
1980-1990
Gaya bahasa orang pulang dari Malaysia berubah agak kemelayu-melayuan, gaya jalan juga melenggok-
lenggok
Penghasilan bertamabah
Adanya warga yang bisa menyekolahkan anaknya sampai tamat SD
Ketrampilan agak minim, karena belum begitu memperhatikannya
Memiliki rumah baru dari kayu
Kalau pulang dikerumuni banyak orang
1990-2000
Gaya bahasa melayu
Penghasilan sudah mulai bertambah terkadang uangnya dikipas-kipas biar dilihat tetangga yang lain
Pendidikan sudah ada yang mengarah ke SMP
Ketrampilan sudah mulai diperhatikan
Sudah mualai punya style dalam dalam berpakaian
Remeitence diarahkan untuk beli sapi an tanggep sawah
Warga yang pulang biasanya memberikan oleh-oleh kepada warga yang lain.
2001-2010
Dapat membeli dan menggunakan motor serta dapat mengoprasikan HP
Ada sedikit bijak mengelola keuangan dengan ditabung sebagian penghasilannya
Sudah ada yang mulai melanjutkan pendidikan SMA bahkan perguruan tinggi
Ada remitence social berupa ketrampilan kerja yang diproleh dari Malaysia seperti pertukangan,
beternak dan bertani
Sudah lebih style dalam berpakaian, gaya rambut dan kebiasaan makan di warung/lesehan.
Ikut terlibat dalam kegiatan social dengan memberikan sumbangan kepada pembangunan
mushalla, masjid dan madrasah
2011-2016
Gaya hidup sepertinya biasa-biasa sja karena migrasi adalh sebuah kewajaran
Penghasilan meningkat dengan adanya usaha alternative, remitence terkdang sudah ada yang
menggunakan untuk tambang hajji dan umroh
Anak-anak TKI sudah banyak yang melanjutkan study ke perguruan tinggi luar daerah bahkan ada
yang sampai S2
Ada skill dalam bercocok tanam baik tekhnis menanam di sawah maupun dipekarangan rumah
seperti penggunaan mulsa dengan tanaman bervariasi, ada juga pemanfaatan lahan pekarangan
dengan menggunakan polybeck
Ada yang sudah mampu membeli mobil untuk kelancaran usaha atau mengarahkan keuangan untuk
membangun ruko.
Bagi TKW perempuan lebih konsiten menggunakan hijab sampai ada yang bercadar, disisi lain acara
shoffing ke mall atau took perkotaan sudah mulai dilakukan.
Tidak sedikit mantan TKI dipercaya menjadi Kadus, tokoh masyarakat
Pengelolaan Remitansi
Kegunaan Remitansi
Remitansi dikirimkan melalui?
Kemana Uang dikirim?
Perubahan pada keluarga TKI
Cara Pengiriman uang
Nilai Tukar Rupiah
Jumlah Uang Yang dikirim
PENGGUNAAN UANG KIRIMAN
1986-1990
Mengirim remitence melalui post dan KTP
Pengiriman biasanya tertuju pada istri bagi yang sudah menikah, ayah/ibu bagi yang belum
menikah.
Cara pengiriman pada periode ini biasanya melalui post dan dititip di keluarga/teman yang pulang.
Nilai tukar pada periode ini RM 1 = Rp 50
Jumlah kiriman berkisar pada 1500-2000 RM
Penggunaan remitence pada saat ini adalah untuk membayar hutang, kebutuhan sehari-hari
1991-2000
Mengirim remitence melalui post dan KTP, rekening ojek: pada saat itu ada 3 orang yang dikenal
menjadi rekening ojek bagi warga yaitu: Sapar, guru Fajri dan Aq Rendi
Pengiriman biasanya tertuju pada istri bagi yang sudah menikah, ayah/ibu bagi yang belum
menikah.
Pada periode ini perubahan yang Nampak pada keluarga buruh migrant dengan remitence
tersebut yaitu ada invetasi (tanah/ternak) dan tabungan
Cara pengiriman pada periode ini biasanya melalui post dan dititip di keluarga/teman yang pulang.
Nilai tukar pada periode ini RM 1 = Rp 90-Rp 100
Jumlah kiriman berkisar pada 1.000 RM
Penggunaan remitence pada saat ini adalah untuk membayar hutang, kebutuhan sehari-hari dan
membeli ternak (sapi)
2001-2010
Mengirim remitence melalui post, wester union, rekening
Pengiriman biasanya tertuju pada istri bagi yang sudah menikah, ayah/ibu bagi
yang belum menikah.
Cara pengiriman pada periode ini biasanya melalui post dan dititip di
keluarga/teman yang pulang.
Nilai tukar pada periode ini RM 1 = Rp 1.500-Rp 3.000
Jumlah kiriman berkisar pada 3000-4500 RM
Penggunaan remitence pada saat ini adalah untuk membayar hutang, kebutuhan
sehari-hari, pendidikan dan perbaikan rumah, modal kawin.
2011-2016
Mengirim remitence melalui post, wester union, rekening/ATM
Pengiriman biasanya tertuju pada istri bagi yang sudah menikah, ayah/ibu bagi
yang belum menikah.
Cara pengiriman pada periode ini biasanya melalui post dan dititip di
keluarga/teman yang pulang.
Nilai tukar pada periode ini RM 1 = Rp 3.000-3.500
Jumlah kiriman berkisar pada 5.000-6.000 RM/3 Bulan
Penggunaan remitence pada saat ini adalah untuk membayar hutang, kebutuhan
sehari-hari, pendidikan, modal usaha, beli motor, ganti HP, bangun rumah dan
tambang naik haji.
Akses Keuangan
Sejak Kapan Mengenal Lembaga keuangan
Mulai Meminjam
Mulai memiliki Rekening
Biaya Meminjam uang (Bunga) memberatkan
atau tidak?
Jalur pengiriman uang
Mulai Menggunakan Rekening
AKSES KEUANGAN
1986-1990
Pada saat itu masyarakat belom mengenal lembaga keuangan
Masyarakat meminjam kepada perseorangan
Peminjaman pada periode ini cukup terasa berat dengan adanya bunga yang
berlipat dari 1 juta menjadi 1.5-2 juta.
Belum mengenal istilah rekening
Pengiriman melalui jalur post/KTP dan di titip pada keluarga/teman yang pulang
1990-2000
Masyarakat mulai mengenal lembaga keuangan seperti BRI, BNI dan Koperasi
Masyarakat masish terbiasa minjam uang biaya migrasi pada perseorangan
Masyrakat tertentu sudah mulai membuka rekening dan menawarkan jasa
rekening ojek
Biaya migrasi yang terutang masih menjadi beban karena dengan bunga yang
mencekik
Pengiriman remitence sudah mulai memakai jasa rekening ojek, post/KTP
2001-2010
Masyarakat bsnyak mengenal lembaga keuangan
Masyarakat mualai berani meminjam uang di lembaga keuangan
dengan jaminan sertfikat, mas dan BPKB
Masyrakat sudah mulai membuka rekening
Biaya migrasi masih tersa berat
Pengiriman remitence masih memakai jasa rekening ojek, post/KTP
dan adapula yang pakai rekening sendiri
2011-2016
Masyarakat rata-rata mengenal lembaga keuangan
Masyarakat banyak meminjam uang di lembaga keuangan dengan
jaminan sertfikat, mas dan BPKB
Masyarakat sudah banyak membuka rekening
Masyarakat sudah merasakan keringanan dalam meminjam uang di
lembaga keungan resmi dengan bunga yang relative rendah
Pengiriman remitence sedikit menggunakan jasa rekening ojek lebih
banyak menggunakan post/KTP dan rekening sendiri
CATATAN PENTING
Sering sekali perpecahan keluarga TKI akibat
dari tidak adanya pembagaian peran dalam
keluarga dan Pengelolaan remitence yang
salah arah, yang berujung pada perceraian
dan perselingkuhan.
2
AKTIVITAS HARIAN
Hasil Yang diharapkan

Pasangan suami istri berbagi peran dalam tiga


area yakni pengambilan keputusan,
pengelolaan keuangan keluarga, pengasuhan
anak
Proses pelaksanaan tersebut bersifat fleksibel
Aktivitas
Kegiatan Pemenuhan yang terdiri dari kebutuhan:
a. Ekonomi
b. Sosial
c. Individu/ Kebutuhan; terdiri dari Primer, Sekunder
dan Tersier
Pembagian Peran antara laki dan perempuan yang
seimbang di dalam rumah tangga (Keluarga BMI)
AKTIVITAS HARIAN
NO WAKTU KEGIATAN
BAPAK IBU ANAK
1 04.00-05.00 Bersiap untuk bangun Bersiap untuk bangun Bersiap untuk
bangun
2 05.00-06.00 MENIKMATI KOPI Memasak menyiapkan Bersiap ke
makanan sekolah
3 06.00-07.00 Menyabit Menyiapkan pakaian anak- Sekolah
anak
4 07.00-08.00 Kerja KERJA Sekolah

5 08.00-09.00 KERJA KERJA Pulang sekolah

12.00-13.00 Makan siang Makan siang Makan siang


6 13.00-14.00 istirahat istirahat Istirahat
7 14.00-15.00 Menyiapkan kopi Masak air dan mandi Main

8 15.00-17.00 Pergi menggarap sawah Ngantar anak dinaiah Diniah

9 17.00-18.00 Pulang membawa hasil Mengurus anak ngaji malam Mandi- pergi
kebun/sawah ngaji

10 18.00-19.00 Ngopi-novi Persiapan kopi- novi Ngaji

11 19.00-20.00 Wirit Pulang ngajji

12 20.00-22.00 Nonton tv Nonton tv Nonton tv


13 22.00-05.00 Istirahat- tidur Istirahat- tidur Istirahat- tidur
PEMBAGIAN PERAN DLM KELUARGA
Aktor Peran Jam kerja
Ayah Kerja di sawah, ladang, buruh, 8 9 Jam
memandu wisata, sosilaisasi
dengan warga yang lain (mencari
nafkah/kerja produktif)
Ibu Beres rumah, cuci piring, cuci 14 jam
pakaian, siapkan makanan,
mengurus anak, membantu kerja di
sawah, ladang atau kebun, buruh
harian (kerja domestik dan
produktif)
Anak Main, sekolah, ngaji dan bantu 8 jam
kerja
4
KRITERIA KEMISKINAN
KEMISKINAN
Braim Storming Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah yang muncul ketika seseorang atau
sekelompok orang tidak mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi
yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup
tertentu
Wajah kemiskinan Desa
Menyusun indikator dan petunjuk kemiskinan secara spesifik
Kriteria kemiskinan Desa TBS sebagai berikut :
Dilihat dari aspek:
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Pendapatan
d. Ketersediaan sumber daya (hutan, dsb)
e. Kepemilikan kartu miskin (KKS)
f. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Sehari-hari
KRITERIA KEMISKINAN
Pendidikan
Warga yang tidak tamat SMP
Warga yang tidak bisa Calistung
SDM belum terampil.
Kesehatan
Warga brobat ke Dukun karena tidak mampu bayar biaya
berobat di Puskesmas dan terkendala jarak tempuh.
Cacat fisik
Pendapatan
Warga yang memiliki penghasilan rata-rata Rp
500.000/bulan
Warga yang tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap
Lanjutan
Ketersedian sumber daya
Warga yang tidak memiliki lahan sendiri
Warga tidak mampu menyewa lahan pertanian
Kpemilikan KKS
Terdata sebagai penduduk miskin di desa
Memiliki kartu KKS dan yang tidak memiliki tapi miskin secara data
dan real
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Rumah berukuran 5x7 M kebawah
Rumah semi permanen
Makan dibawah 3 kali sehari dengan menu sayur dari alam dan
pemeberian tetangga atau barter.
Membeli pkaian sekali setahun
Dampak Migrasi
. Dampak migrasi yang sering ditimbulkan di
kawasan ini antara lain angka putus sekolah
tinggi, angka nikah bawah umur tinggi,
perceraian tinggi bahkan selalu ada
perselingkuhan istri-istri TKI yang ditinggal
bermigrasi. Dampak-dampak ini belum ada
solusi yang real baik dari masyarakat sendiri,
dari pemerintah atau pun dari tokoh agama.
Lanjutan
segi Kesehatan
Tempat tinggal tidak bersih karena tidak ada toilet/WC
Pembelian baju cuman satu kali dalam satu tahun
Bila sakit hanya bisa berobat ke dukun tradisional karena tidak mampu memenuhi
biaya perobatan
Warga yang bertempat tinggal jauh dari fasilitas kesehatan
Tidak tersedianya air bersih
Makan 2 x sehari
Banyaknya anak yang kurang gizi
Cacat
Menentukan Kriteria Kemiskinan dari Segi Aset
Tidak memiliki kendaraan
Tidak memiliki perhiasan
Tidak memiliki tabungan
Tidak adanya jaringan listrik
Memiliki tanah kurang dari 3 are
KRITERIA KEMISKINAN
1. MEMILIKI KARTU KELUARGA 4. Kesehatan
Pengobatan tidak ke rumah sakit tetapi ke
MISKIN/ Terdata Sebagai pustu atau ke dukun karena tidak mampu
Penduduk Miskin di Desa membiayai perobatan; kecuali pada kondisi
tertentu berobat ke bidan dukun (sakit yang
2. Penghasilan butuh rujukan)
Dibawah Rp. 600.000/bulan Jauh dari fasilitas kesehatan
Gizi tidak terpenuhi, makan daging sekali
Memiliki penghasilan tidak dalam sebulan
tetap Makan 2 x sehari
Pakaian hanya berganti sekali setahun
Mata pencaharian tidak tetap Tidak memiliki MCK
3. Rumah 5. Pendidikan
Pendidikan hanya tamat SLTP sederajat
Ukuran kecil (4x6) karena tidak mampu membiayai pendidikan
Penghuni banyak Anak sekolah pakaian berganti hanya setahun
sekali atau setiap kenaikan kelas saja.
Atap genteng bocor 6. Warga Tidak Memiliki Lahan
Tembok retak
Lantai semen
Kepemilikan kartu
DUSUN KPS PKH KIS KKS KIP RASKIN

TETE BATU

ORONG GERISAK

LINGKUNG LAUK

LINGKUNG DAYE

KEMBANG SERI

TOTAL
3
PEMETAAN POTENSI
POTENSI SUMBER DAYA
Kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya (KBBI)
Kemampuan dasar yang dimiliki manusia dan sangat
mungkin dikembangkan menjadi lebih baik lagi
dengan sarana dan prasarana yang tepat dan baik
((Endra K. Prihadi)
Kemampuan dasar dari seseorang/ sumber daya
yang masih terpendam dan menunggu untuk
dimunculkan menjadi kekuatan nyata (Wiyono)
Sumber Daya

Sumber daya di dalam kawasan


Sumber Daya di Luar Kawasan
NO KOMODITA HASIL PRODUKSI/PENGOLAHAN TANTANGAN PENGEMBANGAN USAHA
S
PERKEBUN
AN
1 PISANG Pisang goring, kripik, pisang sale, kolek, dodol, kue, Penyakit menceret kerap menyerang,
molen cepat busuk/rusak, minimnya tempat
pemasaran, minim skill pengelolaan

2 ALFUKAT Juz, kosmetik Musiman, pengetahuan pengelolaan buah


alfukat kurang,cepat busuk

3 DURIAN Juz, es buah, kolek, bijinya jadi kerepek Tidak yahan lama, musiman, menceret,
terganggu monyet
4 KELAPA Es, santen, minyak, sapu, topat, daunnya jadi hiasan,
sapu lidi, bahan bangunan, keset, biscuit

5 BAMBU Bahan anyaman, rembaungnya jadi sayur, pohonnya Skill membuat anyaman yang lebih
bisa jadi tali nerkwalistas minim
6 PAKIS Sayuran Musim kemarau yang menyulitkannya
tumbuh dan berkembang

7 MANGGA Rujak, juz Musiman, cepat busuk dan skill


pengelolaannya
8 MANGGIS Juz, kosmetik, rujak Musiman dan cepat busuk
9 PEPAYA Kosmetik, slae, rujak, es, sayuran Kemampuan/skill pengelolaan minim,
cepat busuk
10 NANGKA Sayuran, es, juz, kolek Minimmnya kemampuan pengelolaan,
akses pasar cukup jauh,
NO KOMODIT HASIL PRODUKSI/PENGOLAHAN TANTANGAN PENGEMBANGAN USAHA
AS
PERTANIA
N
1 Kacang Sayuran,
panjang
2 Cabe Sambel, saos Biaya banyak, lahan minim, pengetahuan kurang

3 Tomat Juz, sambal, saos, obat Tidak tahan lama, harganya relative murah

4 Kol Sayuran, pelengkap tahu isi Kurangnya tata tanam, akses pasar jauh, pengetahuan
pengolahan selain sayur minim
5 Kecipir Sayuran dan biji jadi snack Minim peminat, kurang pasaran

6 Kangkung Sayuran, pecel, plecing, makanan bebek Kurang lahan tempat tanam

7 Kentang Keripik, sayuran Skill penanaman dan pengolahan minim

8 Wortel Sayur, obat, juz Minim pengetahuan tata cara penanaman, skill
pengelohan dan akses pasar

9 Keladi Kerepek, sayur Dianggap tanaman pelengkap, skill pengelolaan minim

10 Jepang Sayuran, pengganti nasi, kosmetik Akses pasar untuk kosmetik tidak tahu, alat produksi tak
ada, tidak ada pelatihan pengelolaan buah jepang
NO BUDI DAYA HASIL TANTANGAN PENGEMBANGAN USAHA
PRODUKSI/PENGOLAHAN
1 AYAM Lauk, kotorannya jadi pupuk Minim penegtahuan dalam pengelolaan akibatnya merigi, bau kotoran
dikeluhkan masyarakat

2 SAPI Lauk, pupuk, bio gas, Bibit unggul kurang, masih menunggu bantuan pemerintah, tidak sesuai
pentol, dengan kondisi cuaca, kotoran yang dibuang diparit dikeluhkan
masyarakat

3 KAMBING Lauk, pupuk, bio gas Bibit unggul kurang, masih menunggu bantuan pemerintah, tidak sesuai
dengan kondisi cuaca, kotoran yang dibuang diparit dikeluhkan
masyarakat

4 ITIK Lauk/lalapan, telur Lingkungan kotor akibat kotorannya, biaya budi daya lebih tinggi dari
penghasilan, peminat makan daging minim

5 IKAN Lauk/lalapan, Kondisi air yang tidak menetap, skill budi daya minim, anggapan masih
kerja sampingan, kondisi air yang kotor akibat kotoran ternak

6 LELE Lauk/lalapan, Kondisi air yang tidak menetap, skill budi daya minim, anggapan masih
kerja sampingan, kondisi air yang kotor akibat kotoran ternak

7 JAMUR Sate, crispy, sup, sayur Biaya produksi tinggi, skill budi daya kurang
IDENTIFIKASI POTENSI SUMBER DAYA
ALAM UTAMA/DUSUN

NO KOMODITAS PRODUKSI / Masalah Pelaku Rencana


PENGELOLAAN Pengembangan Tindak Lanjut
Usaha (Dulu dan
Sekarang
PEMETAAN AKTOR (Actor MAPPING)

Vous aimerez peut-être aussi