Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
By : Elly L. Sjattar
Pengertian
Abnormalitas hasil
Pusing EKG (perpanjangan
segmen S-T)
Sakit Kepala
Gangguan memori
Koma Gangguan mental
Demam lain gangguan
Hipertensi orientasi
Confuse,
diorientasi
Manifestasi klinik
(Sesuai daerah P.darah yang terkena)
Arteri vertebrobasilaris
Sakit kepala, vertigo, koma, hilang
memori & confuse, flaccid, paralisis,
ataxia, disfungsi,saraf cranial, defisiensi
fungsi visual, hilangnya sensori baal.
Arteri cerebri anterior
Hemiparese kontralateral, inkontinensia
urine, perubahan tingkah laku dan
kepribadian, aphasia, amnesia,
kebingungan dan gangguan memori
Arteri cerebri media
Hemiparese kontralateral, afasia
global dan disfagia.
Arteri cerebri posterior
Penurunan kesadaran s.d. kom,
hemiparese kontralateral, afasia
visual dan kelumpuhan saraf
kranial III kebutaan unilateral
Perbedaan stroke hemoragik, trombosis, dan
emboli
Hemoragik Trombosis Emboli
1. Hipoksia serebral
Fungsi otak tergantung pada
ketersediaan oksigen yang dikirim
ke jaringan. Pemberian oksigen
suplemen dan mempertahankan
hemoglobin serta hematokrit pada
tingkat dapat diterima akan
membantu dalam mempertahankan
oksigenasi jaringan.
2. Aliran darah serebral
Bergantung pada tekanan darah,
curah jantung dan integritas
pembuluh darah serebral. Hidrasi
adekuat (cairan intravena) harus
menjamin penurunan viskositas
darah dan memperbaiki aliran darah
serebral, hipertensi atau hipotensi
eksterm perlu dihindari untuk
mencegah perubahan pada aliran
darah serebral dan potensi
meluasnya area cedera.
PENGOBATAN
Penggunaan vasodilator dapat
menimbulkan pengaruh yang merugikan
aliran darah otak dengan menurunkan
tekanan darah sistemik dan menurunkan
aliran darah anastomosis intra serebral.
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat
hipotensi postural.
Tanda: Hipertensi arterial sehubungan dengan adanya
embolisme, Nadi dengan frekwensi yang bervariasi,
disritmia, perubahan EKG.
3. Integritas ego dan interaksi sosial
Gejala : Perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu untuk berkomunikasi
Tanda: Emosi labil, sedih dan gembira, kesulitan
untuk mengekspresikan diri.
4. Eliminasi
Gejala : Inkontinensia urin, anuria, bising usus
negatif (ileus paralitik).
7. Pernafasan
Gejala : Merokok (faktor resiko).
Tanda: Ketidak mampuan menelan, sumbatan jalan
nafas, ronkhi (aspirasi sekret)
8. Keamanan
Tanda: Kesulitan untuk melihat objek, tidak mampu
untuk mengenal objek, warna, kata dan wajah yang
pernah dikenalnya dengan baik, gangguan regulasi
suhu tubuh, kurang kesadaran diri dan kesulitan
menelan.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Meningkatkan perfusi dan oksigenasi serebral
yang adekuat
2. Mencegah atau meminimalkan komplikasi.
3. Memandirikan klien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
4. Memberikan dukungan terhadap proses
koping.
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit
dan tindakan atau rehabilitasi.
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral
b/d gangguan oklusi, hemoragi,
edema serebral
Data :
Pengisian kapiler > 2 dtk
Perifer dingin
Penurunan kesadaran
TD : 160/100, N : 112, P : 42, S : 38,6
GCS : 4
Riwayat hipertensi
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi
selama 7 hari gangguan perfusi jaringan
dapat diatasi
Kriteria Evaluasi:
Tingkat kesadaran, fungsi kognitif, motorik
atau sensorik membaik, tanda-tanda vital
stabil, tidak ada peningkatan tekanan intra
kranial
Intervensi:
1. Monitor status neurologi GCS
tiap 2-4 jam,, keadaan pupil
2. Monitor TTV
3. Monitor ada / tidak batuk,
babinski
4. Pertahankan kepala dalam posisi
supine
5. Anjurkan klien untuk menghindari
valsava manuver
6. Batasi penggunaan restrain
7. Monitor intake & output, BB,
status membran mukosa, turgor
kulit
8. Kolaborasi : O2 dan obat
golongan steroid
II. Pola nafas tidak efektif b.d. adanya gangguan pada neuromus-
kular (trauma pada pusat pernafasan di otak)
Data :
P : 42 x / menit Tujuan : Setelah dilakukan intervensi
Ronchi (+), wheezing selama 2 minggu, pola nafas efektif
Sputum / slem (+)