Vous êtes sur la page 1sur 25

pasien

encephalitis

Disusun oleh :
Della Vira Afriana
Nissa Nur Fazriani
Riki Imam M
encephalitis adalah radang jaringan
otak yang dapat disebabkan oleh
bakteri, cacing, protozoa, jamur,
ricketsia atau virus (Arif Mansur :
2000).

Definisi encephalitis adalah peradangan


Encephalitis pada jaringan otak dan
meningen, yang dapat
disebabkan karena virus,
bakteri, jamur dan parasit
(Tarwoto: 2007)
Albovirus

Enterovirus

Herpeks simpleks

Etiologi Amoeba

Rabies

Jamur

Mikroorganisme : bakteri, protozoa,


cacing, jamur, spirokaeta dan virus.
Encephalitis
siphylis
Encephalitis
supurativa

Encephalitis
virus

Klasifikasi

Encephalitis
karena
parasite

Riketsiosis
serebri
Encephalitis
karena
fungus
Suhu badan yang mendadak
naik

Sebelum kesadaran menurun,


sering mengeluh nyeri kepala

Sering ditemukan pasien yang


Tanda dan gejala muntah-muntah

Kadang disertai kaku kuduk


apabila infeksi mengenai
meningen

Lethargi

Bisa terjadi kejang


Pemeriksaan
cairan
serebrospina
l

Pemeriksaan
Penatalaksana EEG
an

Pemeriksaan
virus
Gangguan Gangguan
system system
pernafasan. kardiovaskuler

komplikasi

Pertumbuhan Gangguan
dan system
perkembangan gastrointestinal
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
encephalitis
Pengkajian
a. Identitas : Ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur.
b. Keluhan Utama, berupa panas badan meningkat, kejang, dan
kesadaran menurun.
c. Riwayat Penyakit Sekarang : Mula-mula anak rewel, gelisah, muntah-
muntah, panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari, sakit kepala.
d. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien sebelumnya menderita batuk, pilek
kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes, penyakit
infeksi pada hidung, telinga dan tenggorokan.
e. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga ada yang menderita penyakit
yang disebabkan oleh virus contoh : Herpes dan lain-lain. Bakteri
contoh : Staphylococcus Aureus,Streptococcus, E, Coli, dan lain-lain.
f. Imunisasi : Kapan terakhir diberi imunisasi DTP, karena ensefalitis
dapat terjadi pada post imunisasi pertusis.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada klien encephalitis pemeriksaan fisik lebih difokuskan pada pemeriksaan
neurologis
a. Keadaan umum
Penderita biasanya keadaan umumnya lemah karena mengalami perubahan atau
penurunan tingkat kesadaran disebabkan oleh gangguan metablisme dan difusi
serebral yang berkaitan dengan kegagalan neural akibat proses peradangan otak.
b. Gangguan sistem pernafasan
Perubahanperubahan akibat peningkatan tekanan intra cranial menyebabkan
kompresi pada batang otak yang menyebabkan pernafasan tidak teratur
c. Gangguan sistem kardiovaskuler
Adanya kompresi pada pusat vasomotor menyebabkan terjadi iskemik pada
daerah tersebut. Hal ini akan merangsang vasokonstriktor dan menyebabkan
tekanan darah meningkat. Tekanan pada pusat vasomotor menyebabkan
meningkatnya transmiter rangsang parasimpatis ke jantung.
Lanjutan.

d. Gangguan sistem gastrointestinal


Penderita akan merasa mual dan muntah karena peningkatan tekanan
intrakranial yang menstimulasi hipotalamus anterior dan nervus vagus sehingga
meningkatkan sekresi asam lambung.
Pemeriksaan Penunjang

Biakan :
Dari darah : viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk mendapatkan
hasil yang positif.
Dari likuor serebrospinalis atau jaringan otak (hasil nekropsi), akan didapat gambaran
jenis kuman dan sensitivitas terhadap antibiotika.
Dari feses, untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif .
Dari swap hidung dan tenggorokan, akan didapat hasil kultur positif.
Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi dan uji
neutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibodi tubuh, IgM dapat
dijumpai pada awal gejala penyakit timbul.
Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit.
Punksi lumbal Likuor serebospinalis sering dalam batas normal, kadang-kadang
ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.
EEG/ Electroencephalography EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah
sesuai dengan kesadaran yang menurun. Adanya kejang, koma, tumor, infeksi sistem
saraf, bekuan darah, abses, jaringan parut otak, dapat menyebabkan aktivitas listrik
berbeda dari pola normal irama dan kecepatan. (Smeltzer, 2002).
CT scan Pemeriksaan CT scan otak seringkali didapat hasil normal, tetapi bisa pula
didapat hasil edema diffuse, dan pada kasus khusus seperti Ensefalitis herpes simplex,
ada kerusakan selektif pada lobus inferomedial temporal dan lobus frontal (Victor, 2001).
Lanjutan
EEG/ Electroencephalography EEG sering menunjukkan
aktifitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang
menurun. Adanya kejang, koma, tumor, infeksi sistem saraf,
bekuan darah, abses, jaringan parut otak, dapat menyebabkan
aktivitas listrik berbeda dari pola normal irama dan kecepatan.
(Smeltzer, 2002).
CT scan Pemeriksaan CT scan otak seringkali didapat hasil
normal, tetapi bisa pula didapat hasil edema diffuse, dan pada
kasus khusus seperti Ensefalitis herpes simplex, ada kerusakan
selektif pada lobus inferomedial temporal dan lobus frontal
(Victor, 2001).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

a. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi/inflamasi


b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d intake tidak
adekuat
c. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler,
penurunan kekuatan/ketahanan dan energi.
d. Gangguan perfusi serebri yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan intracranial
e. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d akumulasi secret
Perencanaan

a. Nyeri berhubungan dengan adanya


proses infeksi/inflamasi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan
keperawatan pada Ny selama x24 jam
nyeri hilang/terkontrol dengan kriteria
hasil: menunjukkan postur rileks dan
mampu istirahat/tidur dengan tepat
Intervensi Rasional

Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar
gelap sesuai dengan indikasi atau sensitifitas pada cahaya dan meningkatkan
istirahat/rileksasi
Letakkan kantung es pada kepala, pakaian Meningkat kan vasokonstriksi, menumpulkan
dingin diatas mata resepsi sensorik yang selanjutnya akan
menurunkan nyeri
Tingkat tirah baring, bantulah kebutuhan Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan
perawatan diri yang penting nyeri
Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman Menurunkan iritasi meningeal, resultan
sperti kepala agak tinggi sedikit ketidaknyamanan lebih lanjut
pada meningitis
Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara Dapat membatu merelsasikan ketegangan otot
tepat dan masase otot daerah leher dan bahu. yang meningkatkan reduksi nyeri atau rasa
tidak nyaman tersebut.
Berikan analgetik seperti asetaminofen, kodein Untuk menghilangkan nyeri yang berat,
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d tidak adekuatnya
intake
Tujuan : setelah dilakukan tidakan keperawatn pada Ny
selama x24 jam klien akan menunjukkan pemenuhan nutrisi
adekuat dengan criteria hasil : BB dalam batas normal, nafsu
makan baik/meningkat, tidak ditemukan defisiensi nutrisi
Intervensi Rasional
Kaji riwayat nutrisi, makanan yang disukai Mengidentifikasi defisiensi serta
pemberian intervensi

Kaji antropometri setiap hari Perubahan antropometri mengindikasikan


perubahan status nutrisi

Berikan intake makanan TKTP, mineral Diet TKTP mineral dan vitamin dapat
atau vitamin memenuhi kebutuhan gizi bagi klien

Tingkatkan frekuensi makan. Berikan diet Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi
halus, rendah serat. Hindari makan tipe makanan yang dapat ditoleransi klien
pedas/terlalu asam

Berikan anti jamur/pencuci mulut, anestetik Stomatitis biasanya ada pada PEM, untuk
jika diperlukan meningkatkan penyembuhan jaringan
mulut dan memudahkan masukan diet
Berikan suplemen nutrisi, misalnya ensure Meningkatkan masukan protein dan kalori
bila diindikasikan
c. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan
neuromuskuler, penurunan
kekuatan/ketahanan.
Tujuan : : setelah dilakukan tidakan keperawatn pada Ny
selama x24 jam mencapai kembali atau mempertahankan
posisi fungsional optimal yang ditunjukkan oleh tidak
terdapatnya kontraktur, footdrop.
Mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi umum.
Mempertahankan integritas kulit, fungsi kandung kemih dan
usus.
Intervensi Rasional

Kaji derajat imobilisasi pasien dengan Untuk mengetahui tingkat/skala kekuatan


menggunakan skala ketergantungan (0-4) otot

Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk Perubahan posisi yang teratur menyebabkan
menghindari kerusakan karena tekanan. Ubah penyebaran terhadap berat badan dan meningkatkan
posisi pasien secara teratur dan buat sedikit sirkulasi pada seluruh bagian tubuh. Jika ada
perubahan posisi antara waktu perubahan posisi paralysis atau keterbatasan kognitif, pasien harus
tersebut. diubah posisinya secara teratur dan posisi dari
daerah yang sakit hanya dalam jangka waktu yang
sangat terbatas.
Berikan/Bantu untuk melakukan rentang gerak Mempertahankan mobilisasi dan fungsi
sendi/posisi normal ekstremitas dan
menurunkan terjadinya vena yang statis.
Berikan matras udara/air, terapi kinetic sesuai Menyeimbangkan tekanan jaringan,
dengan kebutuhan. meningkatkan sirkulasi, dan membantu
meningkatkan arus balik vena untuk
menurunkan risiko terjadinya trauma jaringan.
d. Gangguan perfusi serebri yang berhubungan
dengan peningkatan tekanan intracranial
Tujuan : setelah dilakukan tidakan keperawatn pada Ny
selama x24 jam perfusi jaringan otak meningkat.
KH : kesadaran meningkat, disorientasi negative, konsentrasi
baik, perfusi jaringan dan oksigenasi baik, tanda-tanda vital
dalam batas normal dan syok dapat dihindari.
Intervensi Rasional

Monitor tanda-tanda peningkatan intracranial Untuk mendeteksi tanda-tanda syok, yang


selama perjalanan penyakit (nadi lambat, TD harus dilaporkan ke dokter untuk intervensi
meningkat, kesadaran menurun, napas awal
irregular, reflex pupil menurun, kelemahan)

Monitor tanda-tanda vital dan neurologis tiap Perubahan-perubahan ini menandakan ada
5-30 menit. Catat dan laporkan segera perubahan tekanan intracranial dan penting
perubahan-perubahan tekanan intracranial ke untuk intervensi awal
dokter

Beri penjelasan kepada pasien keadaan Untuk mengurangi disorientasi dan untuk
lingkungan sekitar pasien klarifikasi persepsi sensorik yang terganggu

Evaluasi selama massa penyembuhan Untuk merujuk ke rehabilitasi


terhadap gangguan motoric, sensorik dan
intelektual

Kolaborasi pemberian steroid osmotic. Untuk menurunkan tekanan intrakranial


e. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d akumulasi secret
Tujuan : setelah dilakukan tidakan keperawatn pada Ny
selama x24 jam jalan napas kembali efektif
KH : secara subjektif sesak napas (-), frekuensi 16-20x/menit,
tidak menggunakan otot bantu napas.
Intervensi Rasional

Kaji fungsi paru, adanya bunyi napas Untuk memantau dan mengatasi komplikasi
tambahan, perubaham irama dan kedalaman, potensial
penggunaan otot-otot aksesoris, warna, dan
kekentalan sputum

Atur posisi fowler dan semifowler Untuk memudahkan pernapasan,


meningkatkan ekspansi dada, dan
meningkatkan batuk lebih efektif

Lakukan fisioterapi dada Untuk membantu meningkatkan batuk lebih


efektif

Lakukan penghisapan lender di jalan napas Untuk mempertahankan kepatenan jalan napas
menjadi bersih.
Evaluasi pada pasien dengan masalah encephalitis adalah :
a. Pemenuhan nutrisi pasien adekuat.
b. Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol.
c. Tidak mengalami kejang atau cedera lainnya.

Evaluasi Keperawatan
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi