Vous êtes sur la page 1sur 22

Kelompok 4

Aprilia Rohmah (201301167)


Assafik Atu R (201301168)
Fitri Nurdiyah (201301177)
Putri Dwi Ariyanti (201301179)
Vetty Mustikasari (201301187)
Mareta Fitria (201301205)
Sri wulaningsih (201301198)
Setio legowo (201301201)
Rovandani Hidayat (201301202)
DEFINISI
Depresi adalah suatu bentuk gangguan
suasana hati yang mempengaruhi kepribadiaan
seseorang.( Suryanmth Chandra, 2002)
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma
fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan,
kecelakaan, sedangkan faktor psikik seperti
kehilangan kasih sayang, pekerjaan, dan harga
diri.
Klasifikasi
Tingkatan depresi pada lansia menurut Depkes RI 2001
1. Depresi ringan
2. Depresi Sedang
3. Depresi berat

Menurut Penyebab :
1.Depresi reaktif
2.Depresi endegenus

Menurut Gejalanya :
1.Depresi Neurotik
2.Depresi Psikotik
EPIDEMIOLOGI
Sejauh ini prevelensi deresi pada lansia di dunia
berkisar 8-15% dan hasil meta analisa dari laporan
Negara Negara di dunia mendapatkan prevelensi rata
rata depresi pada lansia adalah 13,5 persen dengan
perbandingan wanita : pria 14,1 : 8,6.
Dari data penelitian diambil dengan mengguakan
kuesoner geriatric depression scale ; Hasil penilitian
diperoleh 42 % responden mengalami depresi.
Sebagian kecil dari responden yaitu 24 % mengalami
depresi ringan, 11 % mengalami depresi sedang, dan 7
% mengalami depresi berat.
Faktor Resiko

1.Masalah kesehatan
2.Kesepian dan isolasi
3.Ketakutan
4.Kehilangan
Manifestasi Klinis
1. Apatis (acuh tak acuh)
2. Penarikan diri dari aktifitas social
3. Gangguan memori (sering lupa, tidak konsentrasi dll)
4. Penurunan nafsu makan
5. Gangguan pola tidur
6. Mudah lelah
7. Penurunan berat badan
8. Kecemasan
9. Konstipasi
komplikasi

1. Gastritis
2. Tekanan darah tinggi
3. Migren
4. Resiko bunuh diri
5. ADL terhambat
Prognosis
Sepertiga dari pasien dengan depresi yang sembuh
setelah selama satu tahun di rujuk kepelayanan psikiatri
usia lanjut. Setengah dari pasien pasien tersebut
mengalami relaps ( kambuh).
Penelitian lainnya melaporkan 60 % sembuh dalam
waktu satu tahun. Tingkat mortalitas pada pasien
depresi cukup tinggi yaitu sepertiga pasien meninggal
dalam watu empat tahun. Penyebab kematian tidaklah
berhubungan langsung dengan depresi tetapi karena
penyakit lain.
Prognosis depresi pada lanjut usia tidak banyak
berbeda dengan prognosis usia muda. Umumnya
penderita akan sembuh dan tetap berfungsi dengan
baik jika depresi di obati dan ditatalaksanakan dengan
baik
Terapi Keperawatan

1. Terapi Umum
Secara umum semua jenis obat antidepresan sama
efektivitasnya. Pemilihan jenis antidepresan
ditentukan oleh pengalaman klinikus dan pengenalan
terhadap berbagai jenis antidepresan.
2.Terapi Khusus (Terapi Psikologi)
1.Psikoterapi
Psikoterapi individual maupun kelompok paling efektif jika
dilakukan bersama-sama dengan pemberian antidepresan.
2.Terapi kognitif
Melalui latihan-latihan, tugas-tugas dan aktivitas tertentu terapi
kognitif bertujuan merubah perilaku dan pola pikir.
3.Terapi keluarga
Problem keluarga dapat berperan dalam perkembangan penyakit
depresi, sehingga dukungan terhadap keluarga pasien sangat penting.
4.Penanganan Ansietas (Relaksasi)
Teknik yang umum dipergunakan adalah program relaksasi
progresif baik secara langsung dengan instruktur (psikolog atau
terapis okupasional) atau melalui tape recorder.
PENCEGAHAN
Membantu lansia menghindari depresi dengan
mengarahkan kembali minatminat mereka,
mendorong aktifitas dan hubungan baru yang
penuh makna dan mendukung jaringan pendukung
social mereka.
Jika psikodinamik, kognitif, perilaku, atau
mekanisme biologis dicurigai menempatkan
lansia pada risiko depresi, perawat harus
merujuknya ke spesialis psikiatris guna
mendapatkan evaluasi yang kompresif dan jika
perlu, agar mendapatkan terapi wicara dan
farmokologis.
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
Data Subyektif
1. Lansia Tidak mampu mengutarakan
pendapat dan malas berbicara.
2. Sering mengemukakan keluhan somatic
seperti ; nyeri abdomen dan dada,
anoreksia, sakit punggung,pusing.
3. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi,
tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa
putus asa dan cenderung bunuh diri.
4. Pasien mudah tersinggung dan
ketidakmampuan untuk konsentrasi.
Data Obyektif
1. Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang
melengkung dan bila duduk dengan sikap yang
merosot.
2. Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang
lambat dengan langkah yang diseret.
3. Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu
makan, sukar tidur dan sering menangis.
5. Proses berpikir terlambat, seolah-olah
pikirannya kosong, konsentrasi terganggu,
tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir,
tidak mempunyai daya khayal.
Assasment Tool geriatric depressions scale (GDS) untuk
mengkaji depresi pada lansia sebagai berikut:

E:\pak arif\gangguan alam perasaan\No.docx


Kesimpulan :
Pada pasien lansia dengan depresi harus di ukur
dengan skala GDS untuk mengetahui tingkatan
depresi pada lansia
Indeks Barthel
Kesimpulan : Pada pasien depresi
interpretasi bisa mencapai 60 atau lebih
tergantung pada tingkat depresi yang di
derita.
Indeks KATZ
A. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB)
menggunakan pakaian,pergi ke toilet, berpindah dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas
C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang
lain
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, dan satu fungsi
yang lain
F. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, berpindah dan
satu fungsi yang lain
G. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
H. Lain-lain
Keterangan : pada pasien depresi yang tidak memiliki
gangguan fisik tidak mengalami gangguan pada pemenuhan
ADL
Kesimpulan :
Pada pasien lansia dengan depresi
pemenuhan ADL nya akan terhambat karena
biasanya orang depresi itu malas mau melakukan
kegiatan
MMSE
Kesimpulan : Pada pasien depresi interpretasi
bisa mencapai 18 atau lebih tergantung pada
tingkat depresi yang di derita, semakin berat
tringkat depresi yang diderita akan semakin berat
gangguan koknitif yang diderita
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi