Vous êtes sur la page 1sur 15

PAPARAN LAPORAN

PENDAHULUAN
RENCANA INDUK
PENGENDALIAN BANJIR DAN
SISTIM DRAINASE PERKOTAAN
KOTA TANGERANG
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Permasalahan genangan khususnya di perkotaan merupakan salah satu
permasalahan rutin yang belum bisa maksimal terselesaikan. Permasalahan
ini paling banyak disebabkan berkurangnya daerah resapan air, dan
pendangkalan saluran akibat drainase yang kurang baik. Selain hal tersebut
banyak kebijakan dari penentu kebijakan di Pemerintah Kabupaten/Kota
mengenai masalah drainase kadang tidak sesuai dengan RTRW.

Untuk mencari akar permasalahan sistem drainase di Kota Tangerang, maka Dinas
Bina Marga Kota Tangerang pada Tahun Anggaran 2017 menyelenggarakan jasa
konsultasi Rencana Induk Pengendalian Banjir dan Sistem Drainase Perkotaan
di Kota Tangerang
MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Maksud dari Kegiatan Rencana Induk Pengendalian Banjir dan Sistem Drainase Perkotaan di
Wilayah Kota Tangerang adalah dihasilkannya suatu dokumen yang dapat memberikan acuan
secara lengkap dan menyeluruh atas kondisi permasalahan dan potensi sistem drainase sebagai
dasar perencanaan jaringan drainase di Kota Tangerang serta dipergunakan sebagai dasar
Peraturan Daerah yang disahkan oleh Walikota.

TUJUAN
• Menghasilkan uraian lengkap mengenai potensi dan permasalahan sistem drainase di Kota Tangerang
• Tersedianya data spasial terkini berupa peta foto resolusi sangat tinggi dan peta peta dasar skala besar Kota
Tangerang
• Membuat peta garis digital Kota Tangerang Skala 1: 5000, dengan luas yang ditinjau ± 164.54 km2.
• Membuat peta garis digital Kota Tangerang Skala 1: 1000, kawasan terpilih untuk dilakukan DED.
• Tergambarnya kondisi sistem drainase eksisting di Kota Tangerang yang mencakup sistem alamiah dan sistem
buatan
• Dihasilkannya peil banjir di seluruh Kota Tangerang;
• Dihasilkannya suatu usulan indikasi program penataan sistem drainase berdasarkan kajian potensi dan
permasalahan diatas.
• Dihasilkannya draft pedoman acuan (Peraturan Daerah) untuk pengembangan pembangunan ke depan sistem
drainase dengan memperhatikan kondisi eksternal dan internalnya, yang dapat digunakan dan dapat
dipertanggung jawabkan untuk pengembangan pada tahap-tahap berikutnya.
TAHAPAN METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
1. TAHAP PENDAHULUAN
1.1. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
1.2. STUDI DATA ATAU LAPORAN TERDAHULU
1.3. PENYUSUNAN SISTIMATIKA PENYELESAIAN PEKERJAAN DAN RENCAN MUTU KONTRAK

2. TAHAP PENGUMPULAN DATA PRIMER


2.1. IDENTIFIKAI WIALAYAH STUDI
2.2. PENGUKURAN FOTO UDARA DAN GROUND CONTROL POINT
2.3. PENGOLAHAN DATA DEM DAN DTM
2.4. IDENTIFIKASI PANJANG DAN LEBAR SALURAN

3. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA INDUK DRAINASE

4. TAHAP KAJIAN KELAYAKAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM


4.1. KAJIAN KELAYAKAN TEKNIK
4.2. KAJIAN KLEYAKAN EKONOMI
4.3. KAJIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN
4.4. PENYUSUNAN DRAFT SURAT KEPUTUSAN WALIKOTA TANGERANG

5. TAHAP PERENCANAAN ATAU DESAIN SALURAN


5.1. KAJIAN HIDROLOGI
KEGIATAN
1. TAHAP PENDAHULUAN
Pada tahap ini mencakup studi laporan terkait yang lalu, rencana mutu kontrak dan
pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder mencakup
a. Data spasial antara lain:
• studi-studi terkait.
• data rencana pengembangan kota.
• foto udara, atau citra satelit.
• peta topografi.
• peta tata guna lahan.
• peta jenis tanah.
• peta geologi.
• peta air tanah (hidrogeologi).
• peta jaringan drainase eksisting dan bangunan-bangunannya.
• peta arah aliran.
• lokasi genangan.
• Peta jaringan infrastruktur bawah tanah (air bersih, kabel telekomunikasi, listrik, dll).
• penduduk dan kepadatan penduduk.
KEGIATAN
b. Data hidrologi antara lain:
• daerah pengaliran sungai atau saluran.
• data stasiun klimatologi dan/atau stasiun penakar hujan.
• data debit sungai dan saluran.
• data genangan (tinggi genangan, kedalaman, lama genangan, frekuensi kejadian).
• data sumber air.
• data sedimentasi.
• data pasang surut.
• data fasilitas pemanenan air hujan: kolam, embung, waduk, sumur resapan, biopori, bioretensi, dll.
c. Data hidrolika dan bangunan pelengkap antara lain:
• data dimensi saluran saluran (panjang, lebar, kedalaman, bahan, tahun dibangun, kapasitas).
• data bangunan: pintu air, gorong-gorong, box culvert, stasiun pompa (jenis bangunan, letak, tahun dibangun,
dimensi, kapasitas, fungsi, saringan sampah).
• Kondisi badan air penerima (elevasi permukaan air tertinggi, sedimentasi, penyempitan).
d. Data sarana dan prasarana kota lainnya, antara lain:
• Gambar jaringan utilitas yang ada, jaringan listrik, jaringan air PDAM, jaringan telpon, jaringan pipa gas (kalau
ada).
• Gambar rencana pengembangan jaringan utilitas tersebut di atas.
e. Data lain:
• Harga bahan dan upah.
KEGIATAN
2. TAHAP PENGUMPULAN DATA PRIMER
2.1. IDENTIFIKAI WIALAYAH STUDI
KEGIATAN
2.2. PENGUKURAN FOTO UDARA DAN GROUND CONTROL POINT
KEGIATAN
2.3. PENGOLAHAN DATA DEM DAN DTM
Pengolahan foto udara dapat diolah dengan menggunakan program Agisoft Photoscan. Dalam pengolahan foto ini dipandu oleh Angie
Diefenbach mulai dari memasukkan foto, penentuan GCP, hingga didapatkan DEM sesuai yang diinginkan. Dalam program Agisoft
Photoscan, foto-foto hasil pemotretan udara digabungkan menjadi 1 foto wilayah cakupan, foto yang memuat gambar GCP di tandai
titik kontrol tanahnya/ikatnya sesuai dengan koordinat pemasangan GCP. Kemudian diproses lagi menghasilkan dense point clouds
yang sudah teregister koordinatnya. Hasil ini dapat diexport dalam bentuk DEM (Digital Elevation Model).
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mengolah foto foto ini yaitu Alignment, Optimize Photo, penambahan Ground
Control Marker, membuat dense point cloud, membuat mesh dari dense point cloud, dan terakhir membuat digital elevation model.
KEGIATAN
2.4. IDENTIFIKASI PANJANG DAN LEBAR SALURAN
Inventarisasi kondisi sistem drainase eksisting dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
1. Buat peta pembagian sistem, sub-sistem drainase berdasarkan peta topografi dan kondisi aktual di lapangan.
2. Susun besaran daerah pengaliran (catchment area dalam Ha) saluran, sungai, menjadi sub-sub sistem daerah
pengaliran.
3. Hitung panjang saluran (dalam “m”) dan nama badan air penerimanya dari setiap saluran yang ada.
4. Inventarisir semua komponen sistem drainase, baik saluran maupun bangunan pendukungnya, jika data tidak
tersedia, ukur dimensi saluran dan/atau segmen saluran, serta bangunan lainnya.
5. Lakukan cek lapangan untuk memastikan kondisi yang ada sesuai dengan data.
6. Catat permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran, segmen saluran dan bangunan lainya beserta
foto kondisinya.

2.5. PENYELIDIKAN TANAH UNTUK BANGUNAN


TAHAPAN METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
3. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA INDUK DRAINASE
Rencana Induk disusun dengan memperhatikan rencana pengembangan kota dan rencana prasarana dan
sarana kota lainnya;

Rencana Induk disusun dengan memperhatikan keterpaduan pelaksanaannya dengan prasarana dan sarana
kota lainnya, sehingga dapat meminimalkan biaya pelaksanaan, biaya operasional dan pemeliharaan;

Rencana induk disusun untuk arahan pembangunan sistem drainase di daerah perkotaan selama 25 tahun, dan
dapat dilakukan peninjauan kembali disesuaikan dengan keperluan;

Rencana induk disahkan oleh instansi atau lembaga yang berwenang

Rencana Induk dibuatkan PERDA tentang Rencana Induk Sistim Drainase Perkotaan
Rencana Induk
• 4. TAHAP KAJIAN KELAYAKAN

Vous aimerez peut-être aussi