Vous êtes sur la page 1sur 76

Disusun oleh :

Endarto Judowinarso MSc


Aplikasi Penilaian Perhutanan.
Pemanfaatan dan pendayagunaan hutan di
Indonesia pada umumnya dikelola oleh
Perusahaan Negara seperti Perum Perhutani
atau Inhutani, namun pada kenyataannya juga
ada yang berdasarkan hak pengusahaan hutan
ada yang dikelola oleh Swasta.
Pendayagunaan dan pemanfaatan hutan dilaksanakan
melalui Sistem Konsesi yang terdiri dari beberapa jenis / type
kontrak konsesi sebagai berikut :

a. Hak Pengusahaan Hutan ( HPH ) atau The Right to


Exploite the Forest ;

b. Hak Pemungutan Hasil Hutan ( HPHH )


atau The Right to Collect Forestry Product );

c. Hak Pengusahaan Hutan Tanaman


Industri (HPHTI) atau The Right to Exploite The
Industrial Planting Forest .
Pemegang konsesi haruslah
menyediakan rencana-rencana
sebagai berikut :
• Rencana Karya Dua Puluh Tahunan / RKDT

• Rencana Karya Lima Tahunan / RKLT

• Rencana Kerja Tahunan / RKT


Setiap pemegang konsesi ( HPH + HPHTI ) oleh pemerintah
akan dikenakan “Royalti” sebagai berikut :

• Iuran Hasil Hutan / IHH ( Forest Royalty ),


yang pemungutan royaltinya dikenakan pada setiap pohon
yang akan ditebang;

• Dana Reboisasi / DR ( Reforestation found ) ;


Dana Reboisasi (DR) akan dikenakan pula pada setiap
pohon-pohon yang ditebang, yang seharusnya dana ini
akan digunakan sebagai biaya penanaman kembali
sebagai ganti pohon-pohon yang ditebang.

• Iuran Hak Penguasa Hutan / IHPH ( Royalty of The Right


to Exploite Forest ),
Tanah Perhutanan secara umum dibagi
dalam 6 katagori , yaitu :
- Tanah Produktif (Producing Land) .
Adalah tanah yang sudah menghasilkan komoditas
perhutanan yang berupa kayu tebangan, rotan, damar,
dan komoditas hutan lainnya.

- Tanah Hutan Produktif meliputi :


1). Tanah Hutan yang telah dikenakan IHH
(Concession Area )
2).Tanah Hutan yang telah menghasilkan diluar
pengusahaan berdasarkan HPH, HPHH, dan HPHTI
(Outside Concession Area ).
- Tanah Belum Produktif ( Preproducing Land ).

Sesungguhnya tanah ini adalah tanah yang dapat


menghasilkan tetapi karena sesuatu hal belum dibudidayakan
atau dimanfaatkan.

Tanah Belum produktif dapat dibagi menjadi :

1). Tanah Hutan Non Tebangan (Non Cutting Block);


2). Tanah Hutan Non Tebangan yang ditanami dengan jenis
tanaman tertentu / dibudidayakan / dimanfaatkan ;
3). Tanah Hutan Non Tebangan yang ditanami dengan
tanaman industri ;
4). Tanah Hutan di Luar Area Konsesi.
- Tanah Tidak Produktif ( The Non Producing Land ).

Tanah tidak produktif adalah areal yang tidak ada tegakanya


seperti tanah rawa, hutan payau, hutan yang digunakan oleh pihak
ke Tiga (Other User Illegally), waduk, danau dsb.

- Tanah Emplasemen ( Emplacement Land ).

Tanah yang digunakan untuk Bangunan dan pekarangan


( building and other improvement).

- Kolam Penampungan Kayu Tebangan ( Log Ponds ).


Kolam ( Area ) yang digunakan untuk penampungan kayu
tebangan sebelum dikirim ke Tempat Lain.
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-23/PJ.6/1999 hal
Petunjuk pelaksanaan Keputusan Dirjen Pajak No.KEP-
16/PJ.6/1998 tanggal 30 Desember 1998 Khusus untuk
Pengenaan Sektor Kehutanan.

Perhitungan untuk menghitung Luas Kena Pajak


tanah Hutan adalah :

70% { luas Areal SK HPH – (luas areal yang digunakan


fihak ke Tiga yang sah + RKT + Tanah tidak Produktif
+ Tanah Emplasemen ) }.
Pengenaan PBB Perhutanan :
1. Hutan Alam = pendekatan pendapatan

2. Hutan Tanaman Industri =


Pendekatan Biaya

Standar
Investasi
Besarnya NJOP Sektor Kehutanan atas :
Hak Pengusahaan Hutan, Hak Pengusahaan Hasil Hutan, Izin
Pemanfaatan Kayu serta Izin Sah Lainnya selain Hak Pengusahaan
Hutan Tanaman Industri ditentukan sebagai berikut :
Areal Produktif sebesar 8,5 X Hasil Bersih setahun sebelum tahun pajak berjalan

Areal Belum / Tidak Produktif , Emplasemen dan areal lainnya, adalah sebesar
luas areal dikalikan dengan NJOP berupa tanah sebagaimana ditetapkan dalam
keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP atas nama Menteri Keuangan ;

Objek Pajak berupa bangunan adalah sebesar luas bangunan dikalikan dengan
NJOP berupa bangunan yang disusun berdasarkan DBKB sebagaimana
ditetapkan dalam Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP atas nama Menteri
Keuangan .
Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri ditentukan
sebagai berikut :
Areal Hutan adalah sebesar Luas Areal dikalikan dengan NJOP berupa tanah
sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP atas nama
Menteri Keuangan, ditambah dengan Jumlah Biaya Pembangunan Hutan Industri
menurut umur tanaman ;

Areal Empalsemen dan areal lainnya dalam Kawasan Hutan Tanaman Industri,
adalah sebesar Luas areal dikalikan dengan NJOP berupa tanah sebagaimana
ditetapkan dalam Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJP atas nama Menteri
Keuangan ;

Objek Pajak berupa bangunan adalah sebesar luas bangunan dikalikan dengan
NJOP berupa bangunan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Kepala Kantor
Wilayah DJP atas nama Menteri Keuangan.
Lampiran II
Keputusan Dirjen Pajak No.KEP-16/PJ.6/1998 tanggal 30 Desember 1998 ;
PENGGOLONGAN WILAYAH DAN BESARNYA STANDAR BIAYA PEMBANGUNAN HUTAN
TANAMAN INDUSTRI PER HEKTAR
No. Jenis Tanaman Pembagian Standar Investasi Tanaman
I II III IV V

1 Jelutung/Pulai
Tanaman sampai tahun – 1 1.461.500 1.461.500 1.461.500 1.461.500 1.461.500
Tanaman samapi tahun – 2 1.827.800 1.827.800 1.827.800 1.827.800 1.827.800
Tanaman sampai tahun – 3 2.137.800 2.137.800 2.137.800 2.137.800 2.137.800
Tanaman sampai tahun – 4 2.427.800 2.427.800 2.427.800 2.427.800 2.427.800
Tanaman sampai tahun – 5 2.769.800 2.769.800 2.769.800 2.769.800 2.769.800
Tanaman menghasilkan 2.930.800 2.930.800 2.930.800 2.930.800 2.930.800

2 Rotan
Tanaman sampai tahun – 1 831.200 831.200 831.200 831.200 831.200
Tanaman samapi tahun – 2 1.031.200 1.031.200 1.031.200 1.031.200 1.031.200
Tanaman sampai tahun – 3 1.231.200 1.231.200 1.231.200 1.231.200 1.231.200
Tanaman Menghasilkan 1.414.200 1.414.200 1.414.200 1.414.200 1.414.200

3 Tanaman Lainnya
Tanaman sampai tahun – 1 1.243.027 1.268.602 1.023.200 1.088.200 1.152.200
Tanaman samapi tahun – 2 1.675.598 1.765.768 1.294.200 1.379.200 1.463.200
Tanaman sampai tahun – 3 1.984.829 2.110.324 1.504.200 1.616.700 1.703.200
Tanaman sampai tahun – 4 2.294.060. 2.454.886 1.679.200 1.814.700 1.903.200
Tanaman sampai tahun – 5 2.363.080 2.529890 1.759.200 1.909.700 2.014.200
Tanaman sampai tahun – 6 2.432.100 2.604.900 1.789.200 1.954.700 2.075.200
Pembagian Wilayah :
1. Wilayah I : Nusa Tenggara Timur
Wilayah II : Timor Timur
Wilayah III : Jawa, Lampung, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu,
dan Bali
Wilayah IV : Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi, Tengah dan
Nusa Tenggara Barat ;
Wilayah V : D I Aceh, Riau, Kalimantan, Sulawesi Utara,
Maluku, dan Irian Jaya .

2. Penentuan Standar Biaya Pembangunan (SBP) untuk jenis


tanaman lainnya yang telah menghasilkan dan atau yang
berumur lebih dari 6 tahun digunakan standar biaya
pembangunan sesuai dengan “Tanaman Sampai Tahun – 6”.
Surat Edaran tersebut terdapat Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
yang ditandatangani oleh Direktur PBB No.SE-49/PJ.6/1999 tanggal 10
Agustus 1999 , hal Penegasan tentang Pengertian Hasil Bersih
sebagaimana di atur dalam SE-23/PJ.6/1999 tanggal 23 April 1999
untuk pengenaan PBB Sektor Kehutanan adalah sebagai berikut :

1. Hasil Bersih setahun adalah pendapatan kotor dari hasil penjualan


kayu bulat satu tahun dikurangi dengan biaya eksploitasinya ;

2. Yang dimaksud dengan :


a. Pendapatan Kotor adalah total hasil produksi dalam tahun
pajak sebelumnya dikalikan dengan harga pasar kayu bulat
dari tahun pajak berjalan sebagaimana harga pasar per
1 Januari ;
b. Yang dapat dimasukkan sebagai biaya eksploitasi
adalah biaya-biaya sbb :
No. Biaya Eksploitasi Areal Blok Keterangan
Tebangan
1 Biaya Penanaman Perhutani / -
2 Biaya Pemeliharaan Hutan (Perawatan) Perhutani / -
3 Biaya Pengendalian Kebakaran dan Perhutani / HPH
Pengamanan Hutan
4 Biaya Penebangan (Upah Tenaga Kerja) Perhutani / HPH
5 Biaya Peralatan dan Pengangkutan Perhutani / HPH

Keterangan :
-Biaya No.1 s/d 4 adalah sebatas yang dikeluarkan untuk areal Blok Tebangan
-Biaya No.1 dan 2 tidak diperkenankan untuk Perusahaan HPH ;
-Biaya No.5 pangangkutan adalah biaya untuk mengangkut Hasil Kayu tebangan sampai ke
Log Ponds atau Log Yards.
Luas areal Blok Tebangan adalah sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Rencana
Karya Tahunan (RKT).
PT Wana Arta di Jambi, suatu Perusahaan Usaha Bidang Kehutanan (HPHTI),
memiliki/menguasai/mendapat manfaat dari Bumi dan Bangunan sbb :
Tanah :

1. Areal Produktif :
Tanah yg ditanami komoditas hutan industri dan telah menghasilkan Jenis
tanaman Jelutung = 500 ha, Klas A- 39 (Rp 5.000/m2)
Standar Biaya Pembangunan (SBP) - Rp 2.930.800/ha

Tanah yg belum menghasilkan


- Jelutung Th- 4 = 100 ha, Klas A-39,SBP-Rp2.427.800/ha
- Jelutung Th-5 = 200 ha, Klas A- 39,SBP-Rp2.769.800/ha

2. Areal yang tak dikenakan PBB = 50ha,Klas A-49 (Rp200/m2)


Log Ponds (Perairan) = 20ha,Klas A-47(Korelasi Kesamping Rp 4,80/m2),
Areal yg dikuasai fihak ke –3 secara syah = 50ha,Klas A-48 (Rp270/m2),
Areal lainnya (rawa,payau,dll) = 50ha, klasA-50 (Rp140/m2).
3. Areal Emplasemen :
a. Pabrik = 10.000 m2,klas A-43 (Rp1.200/m2)
b. Gudang = 5.000 m2,klas A-43
c. Kantor = 1.000 m2,klas A-43
d. Perumahan = 10.000 m2,klas A-43.

4. Bangunan :
a. Pabrik = 3.000 m2, klas A-11 (Rp225.000/m2)
b. Gudang = 500 m2, klas A-11
c. Kantor = 200 m2, klas A- 9 (Rp 310.000/m2)
d. Perumahan = 1.000 m2, klas A-11 (Rp 225.000/m2).

Hitung PBB 1999 PT Wana Arta tersebut .


Jawab :

NJOP Tanah :
1. Areal Produktif :

• Tanah yg ditanami komoditas hutan tanaman industri yang


menghasilkan –
Jelutung = 500 X 10.000 X Rp5000 = Rp 25.000.000.000
500 X Rp 2.930.800 = Rp 1.465.400.000

• Tanaman belum menghasilkan :

Jelutung Thn-4 = 100 X 10.000 X Rp 5.000 = Rp 5.000.000.000


100 X Rp2.427.800 = Rp 242.780.000
Jelutung Thn-5 = 200 X10.000 X Rp 5.000 = Rp10.000.000.000
200 X Rp 2.769.800 = Rp 553.960.000
2.Areal Lainnya (Rawa,Payau)= 50X10.000XRp 140 = Rp 70.000.000
3.Areal yg tak dikenakan PBB = 50 X 10.000 X Rp200 = Rp -----
4. Log Ponds = 20 X 10.000 X Rp 4,80 = Rp 960.000
5. Areal yg dikuasai Pihak ke-3 secara syah =
= 50 X 10.000 X Rp270 = Rp ------
6. Areal Emplasemen :
a. Pabrik = 10.000XRp1.200 = Rp12.000.000
b.Gudang = 5.000XRp1.200 = Rp 6.000.000
c. Kantor = 1.000XRp1.200 = Rp 1.200.000
d,Perumahan=10.000XRp1.200 = Rp 12.000.000
Rp 31.200.000

NJOP Tanah Rp 42.364.300.000

NJOP Bangunan :
a. Pabrik = 3.000 X Rp 225.000 = Rp 675.000.000
b. Gudang = 500 X Rp 225.000 = Rp 112.000.000
c. Kantor = 200 X Rp310.000 = Rp 62.000.000
d. Perumahan = 1.000 X Rp 225.000 = Rp 225.000.000

NJOP Bangunan Rp 1.074.500.000


A. NJOP Tanah Rp 42.364.300.000

B. NJOP Bangunan :

a. Pabrik = 3.000 X Rp 225.000 = Rp 675.000.000


b. Gudang = 500 X Rp 225.000 = Rp 112.000.000
c. Kantor = 200 X Rp310.000 = Rp 62.000.000
d. Perumahan = 1.000 X Rp 225.000 = Rp 225.000.000
NJOP Bangunan Rp 1.074.500.000

NJOP Tanah dan Bangunan (A + B) = Rp 43.438.800.000


NJOP TKP Rp 8.000.000

E. NJOP sbg Dasar Perhitungan PBB = Rp 43.430.000.000

F. NJKP = 40 % X Rp 43.430.000.000 = Rp 17.372.320.000

G. PBB = 0,5 % X Rp 17.372.320.000 = Rp 86.861.000


PT WANA BAKTI, Suatu Perusahaan Usaha Bidang Kehutanan (HPH) , memiliki
atau menguasai / mendapat manfaat dari bumi dan bangunan dengan rincian
sbb :
Tanah :
Areal Porduktif ,
Tanah Hutan blok tebangan 200 Ha, Klas A-49(Rp 200,-/m2)
Areal blm/tak produktif
Tanah Hutan non blok tebangan di Luar RKT – 4000 Ha, Klas A-49 (Rp 200,-/m2).
3.a.Log Ponds=10Ha,klasA-49(korelasi kesamping Rp2,70/m2)
b.Log Yards= 5Ha,klas A-49
4. Areal Lainnya (rawa,payau)=100Ha,klas A-50 (Rp 140,-/m2)
Areal Emplasemen :
Pabrik = 20.000m2, Klas A-46 (Rp480,-/m2)
Gudang = 2.000m2, Klas A-46
Kantor = 1.000m2, Klas A-46
Perumahan = 10.000m2, Klas A-46;
B. Bangunan :
a. Pabrik = 1.000m2,klas A-10 (Rp264.000,-/m2)
b. Gudang = 500m2,klas A-10
c. Kantor = 200m2,klas A-9 (Rp 310.000,-/m2)
d. Perumahan = 5.000m2, klas A-9.

Keterangan :
Angka Kapitalisasi – 8.5
Hasil Bersih 1 Tahun sebelum Tahun Pajak berjalan –
Rp 1.000.000.000,00 .
Jawab soal HPH :

A. NJOP Tanah :
1. Areal Produktif: Tn.blok tebangan= 8.5 X Rp1mily= Rp 8.500.000.000
2. Areal blm/tak produktif Tn.Htn non blok tebangan di Luar
RKT = 4.000X10.000XRp200 =Rp8.000.000.000
3.a.Log Ponds = 10X10.000XRp2,70=Rp 270.000
b.Log Yards= 5X10.000XRp200 =Rp 10.000.000
4.Areal Lainnya (Rawa,Payau),
= 100X10.000XRp140=Rp 140.000.000
5. Areal Emplasemen :
a. Pabrik =20.000XRp 480 = Rp 9.600.000
b. Gudang = 2.000XRp480 = Rp 960.000
c. Kantor = 1.000XRp480 = Rp 480.000
d.Perumahan =10.000XRp480 = Rp 4.800.000
NJOP Tanah Rp 16.666.110.000
B.NJOP Bangunan :
a. Pabrik = 1.000 X Rp264.000 = Rp 264.000.000
b. Gudang = 500 X Rp264.000 = Rp 132.000.000
c. Kantor = 200 X Rp310.000 = Rp 62.000.000
d.Perumahan = 5.000 X Rp310.000 = Rp1.550.000.000
NJOP Bangunan Rp 2.008.000.000
C. NJOP Tanah dan Bangunan (A+B) Rp18.674.110.000
D. NJOP TKP RP 8.000.000
E. NJOP sbg dasar perhitungan PBB Rp 18.666.110.000
F. NJKP = 40 % X Rp 18.666.110.000 = Rp 7.466.444.000

G. PBB = 0,5 % X Rp 7.466.444.000 = Rp 37.332.220,00


Penentuan Nilai Pasar Wajar (Fair
Market Value)

Sesuai dengan tujuannya penentuan FMV


berbeda dengan penentuan NJOP.

Nilai yang dihasilkan adalah nilai murni dan


tidak ada kebijaksanaan /policy yang dapat
mempengaruhi nilai .
Proses Penentuan :
1. Area konsesi :
tergantung pada :
1). Luas areal Konsesi ;
2). Jenis Kayu/Hasil Hutan Yang dihasilkan ;
3). Volume Kayu/Hasil hutan yang dapat diperoleh;
4). Harga Jual pasaran kayu/hasil hutan ;
5). Biaya Operasional, royalty dan dana lain yang
dibayar
2.
Tahun
No Uraian Sa 2001 2002 2003 2004 2005 2006
tuan

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

I Realisasi Produksi m3 4090,64 15 606,94 5 531,08 13 744,58 2 395,69 4 122,01


II Persediaan Awal M3 0 850,08 2 772,88 2 461,37 2 611,19 (875,63)
III Realisasi Penjualan M3 3230,56 13 694,14 5 842,59 13 594,78 5 882,51 1 458,91
IV Realisasi Penjualan M3 3301440974 9 726335742 3 789 015190 8 230 480 272 6 000 254 300 1 938891 390
V Harga jual m3 (rcl dr Rp 1021941 710 255 48 516 605 416 1 020 016 1 329 000
PSDH)
VI Hrga pokok Produksi Rp
1.Biaya Perncanaan 423750000 5,37 423750000 5,45 423750000 10,90 423750000 4,59 439378570 10,02 423750000 11,53
2.Biaya Penanaman 30404116 0,39 33826535 0,43 13013162 0,33 17955093 0,19 16666884 0,38 8698400 0,24
3BiayaPmliharaan & 18887800 0,24 14845100 0,19 275474794 7,09 311264057 3,37 248967630 5,68 577881063 15,72
Pembinaan Htn
4Biaya Pengdal Kbkrn 19594060 0,25 25649550 0,33 19163000 0,51 81558300 0,88 28009800 0,64 31150000 0,85
& Pengman Htn
5 BiayaPungutHslhtn: 1677869245 22,55 1908076808 24,53 433103302 11,41 4332416219 46,89 1920172870 43,79 683255865 18,58
a.Penebangan 185516614 49,81 845359905 44,30 109993732 25,40 1823745841 42,10 281703200 14,67 139730640 20,45
b Penyaradan 81511669 4,58 58004135 3,04 0 0 549275995 12,68 255521455 13,31 116750325 17,09
c KupasKulit 27179076 1,53 35078856 1,84 47451842 10,96 476561413 11,0 261760015 13,11 96119885 14,07
d Pengangkutan 936607109 30,18 789337340 41,37 6541500 1,51 459276600 10,60 225046080 11,72 110554005 16,18
e Pengrsan Dokumen 86832250 5,76 36783400 1,93 0 0 132970000 3,07 10498290 0,55 1729250 0,25
fKgiatan UmmCamp 7438993 4,18 66449290 3,48 186459178 43,05 393648720 9,09 159000080 8,78 30950225 4,53
g Jasa Fihak III 30741163 1,72 0 0 2658650 0,66 35683600 0,82 11595725 0,60 2567725 0,38
h Perctakn &ATK 0 0 0 0 1747700 0,29 44628000 1,03 7349570 0,38 1128570 0,17
I Rakit Andong 0 0 0 0 31166000 7,20 0 0 227650140 11,86 62419195 9,14
j Representasi 0 0 0 0 0 0 0 0 6594550 0,34 1264550 0,192
k Kendaraan Darat 750913710 4,22 77063881 4,04 0 0 164120040 3,79 224437515 11,69 68241715 ,99
l Tongkang Estafet 0 0 0 0 0 0 147857210 3,41 216887580 11,30 48055110 7,03
m Premi LHP 0 0 0 0 47364700 10,94 104648800 2,42 12128670 0,63 3728670 0,55
6 Biaya Pemnh Kwjib 1878941328 23,83 3181441384 40,90 1483624104 38,16 2950490981 31,93 649481904 14,81 1036638429 28,20
kpd negara
7Biaya Pmnh Kwjib 152986000 2,07 114545700 1,47 68302950 1,75 114874000 1,24 95691600 2,18 60250000 1,64
kpd Lingk & Sosial
8 Biaya Pembang 3571544770 45,30 2077288126 26,70 1170528961 30,11 1007355515 10,90 986479396 22,50 854978711 23,25
Sarana & Prasarana
Total Hrga Pokk Prod 7833977309 100 7779423203 100 3887814363 100 9239664165 100 4384848454 100 3675602458 100
Biaya Prodk / m3 1927321 498459 702907 672241 1830307 891944
VII PersdnAwl Kayu Tbng 0 3171461060 2291928592 206131830 2385357805 1717840800
VIII PersdnAkirKayu Tbng (3171461060) (2291928592) (206131830) (2385357805) (1717840800) (4316886450)10
IX Hrga Pokk Penjualan 4712516249 8658955671 8658955671 5973631125 5052365459 77556808
Informasi Harga Hasil Hutan (Kayu dan Non Kayu).

Pengelolaan Hutan Produksi Milik Negara adalah Perum Perhutani.


Perum Perhutani Unit I meliputi Wilayah Jawa Tengah ;
Perum Perhutani Unit II meliputi Wilayah Jawa Timur ; dan
Perum Perhutani Unit III meliputi Wilayah Jawa barat.

Penetapan Harga Jual Kayu yang berlaku disesuaikan dengan klasifikasi jenis, Bentuk, dan
Kwalitas nya , dan tidak mesti setiap tahun berubah di dasarkan pada pertimbangan tertentu.
Wilayah I Harga Unit Lelang (Rp /Wilayah) Wilayah V
No Uraian Barang Satuan Sumatra WilayahII Wilayah III Wilayah IV Jawa, Nusa
Kalimantan Sulawesi Maluku Tengra, Bali
Papua
Contoh Perhitungan PBB Sektor Perhutanan
Selain Hutan Tanaman Industri
IV. Bangunan
1. Kantor 1.140 A 04 700.000 798.000.000
2. Rumah 12.306 A 06 595.000 7.322.070.000
6.709 A 010 264.000 1.771.176.000
3. Lain-lain
NJOP Bangunan 20.155 1.559.000 9.891.246.000
V. NJOP Bumi dan Bangunan Rp 400.515.504.160
VI. (-) NJOPTKP Rp 12.000.000
VII. NJOP Bumi dan Bangunan Dasar Penghitungan PBB Rp 403.503584160
VIII. NJKP 40 % X Rp 403.503.160 Rp 161.401.433.664
IX. PBB Terutang 0, 5 % X Rp 161.401.433.664 Rp 807.007.168
Konsesi hutan merupakan harta istimewa karena untuk
mengolah hasilnya harus ada ijin dari Kementrian
kehutanan.

Dalam setiap konsesi yang ditawarkan kandun kayunya


tidak sama dengan konsesi lain karena hutan murni itu
tumbuh dengan sendirinya bukan hasil tanaman jenis
kayu yang khusus seperti Hutan tanaman Industri.

Maka hutan konsesi tidak dapat dibandingkan antara


satu dengan lainnya.

Vous aimerez peut-être aussi