Vous êtes sur la page 1sur 33

LAPORAN KASUS

ANEMIA et causa CANCER

DISUSUN OLEH :
Atrian Anansyah Hidayatullah
111 2016 2155

PEMBIMBING :
dr. Widyaningrum, M.Sc Sp.PD

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
LAPORAN KASUS

IDENTITAS
 Nama : Tn. F
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 47 Tahun
 Alamat : BTN Bumi Samata Permai Gowa
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Status : Menikah
 Agama : Islam
 Masuk RS : Sabtu, 18 Februari 2017
 No. RM : 231321
LAPORAN KASUS

SUBJEKTIF
 ANAMNESIS
Keluhan utama
Nyeri ulu hati
Anamnesis terpimpin
Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati dialami sejak ±5 bulan yang lalu,
nyeri terasa terus menerus di sertai rasa panas. Mual tidak ada, muntah tidak
ada. Nafsu makan menurun ada. Demam berulang dan berkeringat di malam
hari. Penderita juga merasakan badan menjadi mudah lemah. Sesak ada sejak
seminggu yang lalu, batuk ada di rasakan sejak seminggu yang lalu, lendir
tidak ada. Sakit kepala ada. Muntah darah disangkal. BAB konsistensi lunak,
warna hitam, lendir tidak ada. BAK normal. Riwayat penurunan berat badan
yang nyata disangkal.
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit sebelumnya


-
Riwayat kontak dan Pengobatan
Riwayat kontak dengan penderita yang sama tidak ada.
Riwayat Kebiasaan
Riwayat meminum alkohol disangkal. Riwayat berpergian
ke daerah endemis malaria tidak ada.
Riwayat keluarga
Riwayat penderita yang sama dalam keluarga tidak ada.
Riwayat alergi
Tidak ada riwayat alergi obat-obatan ataupun makanan.
LAPORAN KASUS

 OBJEKTIF
Keadaan umum : Sakit sedang / gizi cukup/komposmentis
Berat Badan : 53 kg
Tinggi Badan : 167cm
IMT : 53/(1,53)2 = 22,64kg/m2
Tekanan Darah : 110/80mmHg
Nadi : 80kali / menit,Irama : Reguler
Pernapasan : 23 kali / menit Tipe :Abdominal-Thorakal
Suhu : 36,70C (Aksila)
LAPORAN KASUS
Kepala : Normochepali, Rambut :hitam, lurus, sukar dicabut
Mata : Gerakan : segala arah
Kelopak mata : edema tidak ada
Konjungtiva : Anemis (+)
Sklera : Ikterus (-)
Kornea : jernih
Pupil : bulat, isokor d=2,5/2,5 mm
Telinga : Tophi :-
Nyeri tekan di proc. Mastoideus: -
Pendengaran : normal
Hidung : Perdarahan -, Sekret –
Mulut : Bibir: pucat (+) kering(+)
Gigi geligi : karies (-)
Gusi :perdarahan(-)
Lidah : kotor/tremor (-/-)
Tonsil : T1- T1,hiperemis(-)
Farings :hiperemis (-)
LAPORAN KASUS
Kepala : Normochepali, Rambut :hitam, lurus, sukar dicabut
Mata : Gerakan : segala arah
Kelopak mata : edema tidak ada
Konjungtiva : Anemis (+)
Sklera : Ikterus (-)
Kornea : jernih
Pupil : bulat, isokor d=2,5/2,5 mm
Telinga : Tophi :-
Nyeri tekan di proc. Mastoideus : -
Pendengaran : normal
Hidung : Perdarahan -, Sekret –
Mulut : Bibir : pucat (+) kering(+)
Gigi geligi : karies (-)
Gusi :perdarahan(-)
Lidah : kotor/tremor (-/-)
Tonsil : T1- T1,hiperemis(-)
Farings :hiperemis (-)
LAPORAN KASUS

Leher :
 Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
 Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
 Pembuluh darah : tidak ada kelainan
 Kaku kuduk : (-)
 Tumor : (-)

Dada :
 Inspeksi : Bentuk : normochest, simetris ki-ka
 Pembuluh darah : tidak ada kelainan
 Buah dada : dalam batas normal
 Sela iga : dalam batas normal
 Lain-lain : tidak ada
LAPORAN KASUS

Paru :
 Palpasi : Fremitus raba : dalam batas normal, simetris ki-ka
Nyeri tekan : (-)
 Perkusi : Paru kiri : sonor
: Paru kanan : sonor
: Batas paru – hepar : ICS V-VI
: Batas paru belakang kanan : ICS IX belakang kanan
: Batas paru belakang kiri : ICS X belakang kiri
 Auskultasi : Bunyi pernapasan : bronkovesikuler
: Bunyi tambahan : Rh (-/-) Wh (-/-)
LAPORAN KASUS

Jantung :
 Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : pekak
Batas atas jantung : ICS II sinistra
Batas kanan jantung : ICS III-IV linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung : ICS V linea midclavicularis sinistra
 Auskultasi : BJ I / II : murni reguler
Bunyi tambahan : (-)
LAPORAN KASUS

 Perut :
- Inspeksi : terlihat ada benjolan sebesar kelereng di region
: epigastric
- Palpasi :
Hati : teraba 2 jari di bawah arkus kostae kanan, tepi tumpul,
: permukaan rata, konsistensi keras, nyeri tekan(+)
Limpa : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Lain-lain : tidak teraba
- Perkusi : timpani (+)
- Auskultasi : peristaltic (+), kesan normal
LAPORAN KASUS

Punggung :
 Palpasi : tidak ada kelainan
 Nyeri ketok : tidak ada
 Auskultasi : normal
 Gerakan : normal

 Alat Kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan


 Anus dan Rectum : tidak dilakukan pemeriksaan
 Ekstremitas : Edema -/-
-/-
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : Hematologi Rutin (27 Februari 2017)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

WBC 5.1 H 103/mm3 4.3 – 10.8

RBC 1.96 L 106/mm3 4.20 – 6.40

HGB 3.5 L g/dl 12.0 – 18.0

HCT 13.2 L% 37.0 – 52.0

PLT 305 103/mm3 150 – 450

PCT 2o2 % .100 - .500

MCV 67.3 µm3 80 – 99

MCH 17.9 pg 27.0 – 31.0

MCHC 26.5 g/dl 33.0 – 37.0

RDW 44.3 H% 10.0 – 15.0

MPV 8.0 µm3 6.5 – 11.0

PDW 9.0 % 10.0 – 18.0


Pemeriksaan USG Abdomen
 Gaster tampak contracted, sulit dievaluasi.
 Hepar membesar, tampak banyak lesi noduler tersebar pada semua lobus,
pada beberapa lesi disertai nekrotik. Vasculature & bile ductus tidak
dilatasi.
 Tampak beberapa pembesaran kelenjar paraaorta abdominal.
 Pancreas sulit dievaluasi.
 Lien tidak membesar, echo homogeny.
 GB tidak dilatasi, dinding baik, tak tampak echo batu.
 Kedua ren ukuran normal, permukaan rata. Echo cortex baik, system
calyces tidak dilatasi. Tak tampak batu maupun SOL.
KESAN :
 Hepatomegali disertai metastatis pada semua lobus.
 Multiple lymfadenopathy paraaorta, suggestive lymphoma.

ANJURAN : MSCT abdomen + kontras


Laporan kasus
DIAGNOSIS
Limfadenopati, suggestive Lymphoma
PLANNING
Nonmedikamentosa :
 Tirah baring.
 Menjaga agar asupan nutrisi dan cairan tetap adekuat.
 Menggunakan masker untuk mengurangi penularan.
Medikamentosa :
 IVFD RL 20 tpm Omeprazole 1 gr/12 jam/iv
 Transfusi darah 1 bag Asam traneksamat 1 amp/12 jam
 Ranitidin 1 amp/12jam/iv Kapsul tab 3x1
 Ondansetron 1 amp/12jam/iv Diazepam tab 2x1
 Adona drips/TGC Scopamin 1 amp/12 jam/iv
Resume

Seorang laki-laki berusia 47 tahun masuk rumah sakit


dengan keluhan nyeri ulu hati dialami sejak ±5 bulan yang
lalu, nyeri terasa terus menerus di sertai rasa panas. Mual
tidak ada, muntah tidak ada. Nafsu makan menurun ada.
Demam berulang dan berkeringat di malam hari. Penderita
juga merasakan badan menjadi mudah lemah. Sesak ada
sejak seminggu yang lalu, batuk ada di rasakan sejak
seminggu yang lalu, lendir tidak ada. Sakit kepala ada.
Muntah darah disangkal. BAB konsistensi lunak, warna
hitam, lendir tidak ada. BAK normal. Riwayat penurunan
berat badan yang nyata disangkal.
Resume

Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis,


bibir pucat dan kering. Pada abdomen terlihat benjolan
sebesar kelereng di region epigastric. Hati teraba 2 jari di
bawah arkus kostae kanan, tepi tumpul, permukaan rata,
konsistensi keras, dan ada nyeri tekan. Pada pemeriksaan
laboraturium hematologi didapatkan eritrosit, hemoglobin,
dan hematocrit menurun. Pada pemeriksaan radiologi USG
abdomen didapatkan Hepatomegali disertai metastatis
pada semua lobus dan multiple lymfadenopathy paraaorta,
suggestive lymphoma. Diagnosis yang didapatkan adalah
limfadenopati, suggestive lymphoma.
Follow-up TANGGAL S (subjective) O (objective) A (Assesment) P (planning)

19/02/2017 S: R/
- Nyeri Perut kanan atas(+), perut terasa - IVFD RL 20 tpm
panas - Ranitidin
- Demam (+) amp/12jam/iv
- Lemas (+) - Adona/drips/TGC
- BAB warna hitam - Ondansetron
- Sakit Kepala (+) amp/12jam/iv
- Nafsu makan menurun - Omeprazole
O: 1gr/12jam/iv
- KU: SS/GB/CM - As. Traneksamat
- T: 100/60 mmHg amp/12jam/iv
- N: 70 x/menit
- P: 24x/menit
- S: 38oC
- Anemia (+),
- Peristaltik (+) kesan normal
- Hepar: teraba 2 jari BAC
- Lien: tidak teraba
- RBC: 2.98 L 106/mm3
- HGB: 6.8 L g/dl
- HCT: 21 L%
A:
- Limfadenopati, suggestive lymphoma
Follow-up TANGGAL S (subjective) O (objective) A (Assesment) P (planning)

20/02/2017 S: R/
- Nyeri Perut kanan atas(+) - IVFD RL 20 tpm
- Lemas (+) - Omeprazole
- Sakit Kepala (+) 1gr/12jam/iv
- Nafsu makan menurun - As. Traneksamat
O: amp/12jam/iv
- KU: SS/GB/CM - Kapsul 3x1
- T: 120/70 mmHg - Diazepam 2x1
- N: 80 x/menit - Scopamin
- P: 22 x/menit amp/12jam/iv
- S: 36,5oC
- Anemia (+), ikterus (-), lidah kotor
(-)
- Peristaltik (+) kesan normal
- Hepar: teraba
- Lien: tidak teraba
- Extremitas: edema -/-
- RBC: 2.85 L 106/mm3
- HGB: 6.7 L g/dl
- HCT: 20.3 L%
A:
- Limfadenopati, suggestive lymphoma
- Anemia et causa cancer
Pembahasan
Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya
1 atau lebih parameter sel darah merah:
konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau
jumlah sel darah merah.
Anemia dapat disebabkan oleh 1 atau lebih
dari 3 mekanisme independen:
• Berkurangnya produksi sel darah merah
• Meningkatnya destruksi sel darah merah
• Kehilangan darah.

Berdasarkan pendekatan morfologi,


anemia diklasifikasikan menjadi:
• Anemia makrositik
• Anemia mikrositik
• Anemia normositik
Anemia merupakan komplikasi yang
sering terjadi pada penderita
keganasan.penyebabnya dan
mekanismenya kompleks dan
multifactor.
Patofisiologi

Terjadinya anemia pada penderita


keganasan, dapat disebabkan karena
aktivasi system imun tubuh dan system
inflamasi yang ditandai dengan peningkatan
beberapa pertanda system imun seperti
interferon, Tumor Necrosis Factor (TNF) dan
interleukin yang semuanya disebut sitokin,
dan dapat juga disebabkan oleh sel kanker
sendiri.
Patofisiologi
A. Anemia disebabkan oleh sitokin.
Mekanisme patogenik berikut telah dirumuskan sebagai yang
bertanggung jawab terhadap terjadinya anemia yang diperantarai
oleh interleukin-1, interferon, dan tumor necrosis factor, yaitu:
1. Gangguan pemakaian zat besi.
2. Penekanan terhadap sel progenitor eritrosit (sel darah merah).
3. Produksi eritropoetin tidak memadai.
4. Pemendekan umur sel darah merah (eritrosit).
Patofisiologi
B. Anemia karena efek langsung Neoplasma
Kehilangan darah (perdarahan) akut ataupun Keganasan dari saluran cerna
kronik. Kanker kepala dan leher
Kanker urogenital
Kanker pada cervix dan vagina
Pendarahan dalam tumor sendiri (intratumor) Sakoma
Melanoma yang sangat besar
Hepatoma
Kanker ovarium
Tumor cortex adrenal
Anemia karena proses phagositosis dari Retikulositosis histiocytic medular
eritrosit. Limfoma histiositik
Neoplasma histiositik yang lain.
Penggantian sumsum tulang Leukemia
Limoma
Myeloma
Carcinoma (payudara, prostat)
Patofisiologi
Anemia disebabkan oleh produk dari kanker.

Zat Mekanisme Jenis Keganasan


Amiloid Infiltrasi ke sumsum Diskrasia sel plasma
tulang
Antibodi Anemia hemolitik Leukemia limfositik
otoimun kronik
Limfoma
Adenokarsinoma
Protein prokoagulans Anemia hemolitik Keganasan saluran
mikroangiopatik cerna (musin)
Kanker prostat
Gejala Klinis
Konsekuensi Klinis dari Anemia pada Penderita Kanker

Gangguan oksigenasi jaringan


Gangguan fungsi organ
Gangguan kualitas hidup
Meningkatkan kerentanan terhadap terjadinya pendarahan karena
trombositopenia.
Meningkatkan angka kematian pasca operasi
Meningkatkan kemungkinan mendapat transfuse darah pasca
kemoterapi
Meningkatkan absorpsi besi bila eritropoiesis tidak efektif
Menurunkan umur kehidupan (karena infeksi HIV
Tindakan Pencegahan dan
Pengobatan
1. Defisiensi nutrisional
2. Defisiensi zat besi
3. Transfusi sel darah merah
4. Terapi dengan menstimulasi eritropoiesis
Kesimpulan
Anemia adalah penyakit yang cukup sering terjadi pada
keganasan, dapat didiagnosis pertama sekali setelah ada
keganasan. Anemia ini dapat mempunyai akibat yang
kurang baik terhadap kualitas hidup, kemanfaatan
pengobatan sinar dan kemoterapi. Oleh karena banyak
mekanisme yang melatarbelakangi anemia pada penyakit
kanker, perlu untuk dikenali penyebab-penyebab yang bisa
diobati. Untuk melakukan pengobatan yang berhasil, tidak
hanya diperlukan pengetahuan akan obat-obat
kemoterapi, tindakan operasi dan radioterapi saja, tetapi
juga perlu mengamati keadaan kualitas hidup pasien
Daftar Pustaka
1. Nowrousian M., Kasper C., Oberhoff C., Essers U., Voigmann R., Gallasch W., et.al.. Pathophysiologi of Cancer-Related Anemia. In:
Smyth J.F., Boogaerts MA, R.M.Ehmer B, editors. RhErythropoietin in Cancer Supportive Treatment. 1st ed. New York: Marce;
Dekker, Inc; 1996. P. 13-34.
2. Sabbatini P. Treating Cancer Symptoms Improves Quality of Life: Oart 1. Treatment of Anemia and Fatigue. Int J Pharmacol
2000;14:88-91.
3. Cella D. Factors Influencing Quality of Life in Cancer Patiens: Anemia and Fatigue. Semin Oncol 1998;25:43-46.
4. Sobrero A, Puglisi F, Guglielmi A, al e. Fatigue: a Main Component of Anemia Symptomatology. Semin Oncol 2001;28(suppl 8):15-
18.
5. Caro J.J., Salas M., Ward A., al e. Anemia as an Independent Prognostic Factor for Survival in Patients with Cancer: a Systemic,
Quantitative Review. Cancer 2001;91:2214-2221.
6. Vaupal P., Kelleher D.K., Hockel M.. Oxygen Status Malignant Tumors: Pathogenesis of Hypoxia and Significance for Tumor
Therapy. Semin Oncol 2001;28(suppl 8):29-35.
7. Antonadou D., Caradmakis E., Serris G. Effect of Administration of Recombinant Humant Erythropoietin in Patiens with Pelvic
Malignancies During Radiotherapy. Radiother Oncol 1998;S48:483.
8. Gillespie T.W. Anemia in Cancer: Therapeutic Implication and Interventions. Cancer Nurs 2003;26(2):119-128.
9. Thomas G. The Effect of Hemoglobin Level on Radiotherapy Outcomes: the Canadian Experience. Semin Oncol 2001;28(suppl
8):60-65.
10. Groopman J.E., Itri L.M. Chemotherapy-induced Anemia in Adults: Incidence and Treatment. J Natl Cancer Inst 1999;91:1616-1634.
11. Faulds D., Sorkin EM. Epoetin (recombinant human erythropoietin): a new of its pharmacodynamics and pharmacokinetic properties
and therapeutic potential in anemia and the stimulation of erythropoiesis. Drugs 1979;38:863-899.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi