Vous êtes sur la page 1sur 18

APRESIASI SENI TARI

NOVI LANING
NOVIA RAMADHANI
RINGGA AYU
APRESIASI SENI TARI
Adalah kegiatan yang bersifat mental atau batiniah
dimana didalamnya terjadi aktivitas penikmatan,
pengaguman dan penilaian.

Langkah-langkah pembimbingan kegiatan apresiasi


antara lain:
• Memberikan pengarahan
• Penyusunan rencana kegiatan
• Memberikan cara penilaian terhadap karya tari yang
bersifat objektif.
Seniman tari adalah seseorang yang diberi
kepekaan rasa keindahan dan mempunyai
dorongan yang lebih kuat untuk
mengekspresikan ide-idenya dalam hal tarian.

Seorang seniman tari harus memiliki :


• Kemampuan berimajinasi yang tinggi
• Kemampuan untuk mengkspresikan imajinasinya
melalui bahasa gerak
• Mampunyai daya kreativitas yang tinggi
• Mempunyai kepekaan rasa keindahan yang tinggi
UNSUR KEINDAHAN SENI TARI
• Wiraga atau disebut kemampuan peragaan
adalah penguasaan kelenturan teknik tenaga
gerak dan penguasaan ruang serta ungkapan
gerak yang jelas dan bersih
• Wirama adalah pengaturan tempo dan ritme
yang erat sekali hubungannya dengan irama.
• Wirasa adalah aspek yang bersifat rohaniah yang
memberikan dan mendukung secara keseluruhan
pada tarian yang dibawakan penari
KOMPOSISI TARI
• Komposisi tari merupakan pengetahuan yang
harus dimengerti dan dipahami oleh seorang
koreografer.
Elemen Komposisi Tari :
1. Desain Lantai ialah garis-garis di lantai yang
dibentuk oleh seorang penari atau garis-garis di
lantai yang terbentuk oleh formasi penari
kelompok.
a. Desain lurus b. Desain lengkung
2. Desain atas adalah desain yang berada di atas lantai
yang dilihat oleh penonton yang tampak terlukis
pada ruang yang berada di atas lantai
• Macam-macam desain atas
3. Desain Dramatik adalah tahap-tahap emosional untuk
mencapai klimaks dalam sebuah tari
• Macam-macam desain dramatik :
a. Desain kerucut tunggal : Klimaks harus tercapai setelah
mengalami penanjakan yang sukup lama dan penuh energi.
b. Desain kerucut berganda : klimaks bisa terjadi beberapa kali.
4. Dinamika adalah kekuatan dalam yang menyebutkan
gerak menjadi hidup dan menarik.
Dinamika bisa diwujudkan dengan bermacam
macam teknik yaitu: pergantian tekanan gerak,
pergantian tempo, pergantian cara
menggerakkan badan, dan pergantian tatapan
mata.

5. Komposisi Kelompok : ada 5 bentuk desain


kelompok yaitu unison atau serempak, balanced atau
berimbang, broken atau terpecah, alternate atau
selang-seling, dan canon atau bergantian
BEBERAPA RIWAYAT SENIMAN DAN
KARYA-KARYANYA
– Made Bandem
• Lahir di Denpasar, pada tahun 1945. Sejak kecil akrab
dengan tari Bali, kemudian meneruskan studinya pada
Akademi Seni Tari Indonesia jurusan Bali di Denpasar,
untuk selanjutnya menempuh pelajaran pada University
of California, Los Angeles
• Karya-karya tari Bandem adalah antara lain: dramatari
Arjuna Wiwaha di University of Hawaii (1968); sendratari
Ramayana versi Bali di UCLA (1971); Gambuh-anyar
Mahisa Jayanti (Denpasar, 1976); Topeng Bali Puputan
Badung (Denpasar, 1976); tari modern Puputan Badung
(Denpasar, 1977); Abide with Me the Conquest of the
Bali (Wesleyan University, 1979).
–Bagong Kussudiarjo
• Lahir di Yogyakarta tahun 1928. Pelukis dan pencitpa tari
ini memulai pendidikan tarinya dengan tari-tari Jawa
Yogyakarta di bawah pimpinan G.P.H. Tedjakusuma.
• Mulai menciptakan tarian pada tahun 1950.
• Karya-karya tari Bagong yang banyak menarik perhatian
adalah antara lain: Tari Batik, Kuda-kuda, Cambuk Api,
Topeng, Selendang, dan Layang-layang. Karya-karya tari
panjang yang telah diciptakan adalah Jaka Tarub (1961),
Arjunawiwaha dan Lutung Kasarung (1962), Rara Mendut
dan Pesta Desa (1963), Sumpah Palapa (1964), dan masih
buanyak lagi
– Sal Murgiyanto
• Lahir di Surakarta, 17 Desember 1945. Sekretaris
Dewan Kesenian Jakarta dan Wakil Ketua
Departemen Tari LPKJ ini pada tahun 1970 sekaligus
lulus Sarjana Muda pada dua akademi, yaitu Sekolah
Tinggi Perkebunan dan Akademi Seni Tari Indonesia
di Yogyakarta.
• Pergelaran-pergelaran tari yang telah disusunnya
adalah: Candrakirana (1974), Damarwulan (1975),
Sukrasana Sumantri (1978), dan Narasoma (1979).
– Sardono W. Kusuma
• Lahir di Surakarta, 6 Maret 1945. Pencipta tari ini berangkat
dari gaya tari Jawa Surakarta terapi kemudian menggunakan
setiap kesempatan untuk mempelajari tari-tari Indonesia gaya
lain
• Karya-karya tarinya yang utama ialah Samagita I sampai XI
(1969-1973), Komposisi 71 (1971), Cak Rina (1971-1972),
Janda dari Dirah (1947), Yellow Submarine dalam beberapa
versi (1977) dan Meta Ekologi (1979).
–Yulianti Parani, L.
• Lahir di Jakarta, 19 Juli 1939. Lulus Fakultas Sastra
Indonesia, Jurusan Sejarah (1970), kemudian mendapat
pendidikan dan latihan dalam pengetahuan kearsipan
(1972)
• Karya-karya tarinya antara lain adalah: Sangkuriang
(1960), Kamajaya, Burung Gelatik, Habis Gelap Terbitlah
Terang, dan Cempaka (1969-1971), Serenada Insani
(1971), Sarung Cukin (1975), Bajidoran Angklung (1976),
Topeng Babkan Betawi (1976), dan Pendekar Perempuan
(1977).
– Soedarsono
• Ia merupakan perintis dan ketua pertama Seni
Tari Indonesia di Yogyakarta, yaitu Akademi
tari yang pertama di Indonesia
• Adapun karya-karya tulisnya adalah antara
lain: Jawa dan Bali, Dua Pusat Perkembangan
Drama Tari Tradisional di Indonesia (1974);
Mengenal Tari-tarian Rakyat di DIY (editor,
1976); Tari-Tarian Indonesia I (1977), dll
– Wisnoe Wardhana, R.M.
• Lahir di Yogyakarta, 17 Januari 1929. Ia adalah
putra Pangeran Suryadiningrat, pendiri sekolah
tari Krida Beksa Wirama (bersama Pangeran
Tedjakusuma).
• Karya tari telah diciptakannya, antara lain:
Yogaprana (1953), Pekan Olahraga (1956), Tri-
pusat Pendidikan (1960), Kawula Gusti, Karapan
Sapi Bhagawad Gita (1961), Kucing dan Tikus,
Mimpi, Konfrontasi, Orang Kuat,

Vous aimerez peut-être aussi