Vous êtes sur la page 1sur 27

ASKEP GANGGUAN HUBUNGAN

SOSIAL
OLEH KELOMPOK 10
ARIF HIDAYAT
KURNIA HARIANI
DWI PRADEKA MAS KUSUMA
Pengertian …
 Gangguan hubungan sosial adalah :
suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel dan menimbulkan
perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
berhubungan sosial.
 Tiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam
hubungan sosial pada berbagai tingkat hubungan yaitu
hubungan intim biasa sampai hubungan saling
ketergantungan.
Rentang Respon Sosial :
♣ ADAPTIF :
Menyendiri (Solitut)
Otonomi
Kebersamaan
Saling ketergantungan
♣ AMBANG BATAS :
Kesepian
Menarik diri
Ketergantungan
Lanjuutt….
♣ MALADAPTIF
Manipulasi
Impulsif
Narkisisme
 RESPON ADAPTIF adalah respon individu dalam
penyelesaian masalah yg msh dapat diterima oleh norma2
sosial dan budaya yg umum berlaku, dg kata lain individu
tersebut msh dalam batas2 normal dlm menyelesaikan
masalahnya.
 RESPON MALADAPTIF adalah respon individu
dlm penyelesaian masalah yg menyimpang dari
norma2 sosial dan budaya lingkungannya.
Rentang Respon Sosial

Respon adaptif Respon maladaptif

Solitut Kesepian Manipulasi


Menarik
Otonomi Diri Impulsif

Kebersamaan Ketergantun Narkisisme


gan
Saling
Ketergantungan
Penyebab :

 Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu


perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan yang ditandai dengan
adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah
terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial,
merendahkan martabat, percaya diri kurang dan juga dapat
menciderai diri sendiri (Carpenito, 2006).
Faktor- faktor lain :
 Factor predisposisi (Teguh, 2009):
1. Faktor perkembangan
2. Faktor perkembangan
3. Faktor sosial budaya
4. Faktor komunikasi dalam keluarga
 Faktor Presipitasi :
1. Stressor sosiokultural
2. Stressor psikologik
3. Stressor intelektual
4. Stressor fisik
Tanda Dan Gejala :

 Data Subjektif :
Sukar didapati jika klien menolak berkomunikasi. Beberapa data
subjektif adalah menjawab pertanyaan dengan singkat, seperti
kata-kata “tidak “, “iya”, “tidak tahu”.
Data obyektif :
 Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
 Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri
dari orang lain, misalnya pada saat makan.
 Komunikasi kurang / tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap
dengan klien lain / perawat.
 Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.\
 Berdiam diri di kamar / tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.
 Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan
percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
 Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan
kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
KARAKTERISTIK PERILAKU
 Tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
 Berat badan menurun atau meningkat secara drastis.
 Kemunduran secara fisik.
 Tidur berlebihan.
 Tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama.
 Banyak tidur siang.
 Kurang bergairah.
 Tidak memperdulikan lingkungan.
 Kegiatan menurun.
 Immobilisasai.
 Mondar-mandir (sikap mematung, melakukan gerakan berulang).
 Keinginan seksual menurun.
Mekanisme Koping
 Koping yang berhubungan dengan gangguan
kepribadian yaitu splitting ( pemisahan ), formasi reaksi,
proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain, merendahkan orang
lain, dan identifikasi proyektif (Stuart, 2006).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN :
 Identitas Klien
 Keluhan Utama
 Faktor predisposisi
 Aspek fisik / biologis
 Aspek Psikososial
 Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan
hubungan social dengan orang lain terdekat dalam
kehidupan, kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
 Keyakinan klien terhadap Tuhan dan kegiatan untuk ibadah
( spritual)
Lanjutan …
 Status Mental
 Kebutuhan persiapan pulang.
 Mekanisme Koping
 Aspek Medik
POHON MASALAH
Resiko perubahan sensori persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial core problem

 Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


Diagnosa Keperawatan (Kelliat, 2005)

1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah
3. Halusinasi
Intervensi ..
 intervensi jiwa gangguan hub sosial.docx
Strategi pelaksanaan

1. Diagnose keperawatan Isolasi sosial :


 Pasien
 SP I p
 Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
 Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
 Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
 Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
 Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP II p :

 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


 Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang
 Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
SP IIIp :
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 Memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan
dua orang atau lebih
 Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian
Keluarga :
SP I k
 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat psien
 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
 Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi social
SP II k
 Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan isolasi
social
 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada psien isolasi
sosial
SP III k
 Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum
obat (discharge planning)
 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Diagnose keperawatan Harga diri
rendah :
 Pasien :
 SP 1 p
 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Membantu menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
kemampuan
 4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
 5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
 6. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

 SP 2 p
 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan haian pasien
2. Melatih kemampuan kedua
 3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga :

SP 1 k
 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
 3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah

SP 2 k
 1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
 2. Melatih keluarga cara merawat langsung kepada pasien dengan harga diri rendah

SP 3 k
 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
(discharge planning)
 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Diagnose keperawatan Halusinasi

Pasien :
SP 1 p
 Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
 Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
 Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
 Mengidentifikasi respon pasien saat muncul halusinasi
 Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

SP 2p:
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 Melatih pasien mengendalikan lusinasi
 Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

SP 3 p
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
 (kegiatan yang biasa dilakukan pasien)
 3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

SP 4 p
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
 Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan kegiatan harian

Keluarga
SP 1 k
 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
 Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi

SP 2 k
 Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien
 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi

SP 3 k
 Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge
planning)
 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

Terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi