Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FAKTOR
RESIKONYA
PENGERTIAN ASMA
Gangguan inflamasi kronik jalan napas yang
melibatkan berbagai sel inflamasi dan elemennya
yang berhubungan dengan hiperreaktivitas bronkus
sehingga menyebabkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak, rasa berat di dada dan batuk
yang timbul terutama pada malam atau dini hari
yang bersifat reversible (dapat membaik) dengan
atau tanpa pengobatan.
Normal COPD
Air is trapped
X
PL PL
V V
• Reduced recoil
• Increased airways resistance
FAKTOR RESIKO
FAKTOR RESIKO ASMA
Faktor Lingkungan
Mencetuskan eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala-
gejala asma menetap
T – Tanyakan
T – Telaah
T – Tolong dan nasehati
T – Tindak Lanjut
Layanan Upaya Berhenti Merokok
• Posbindu/Sekolah:
• Mendeteksi faktor resiko merokok
• Mengajak untuk berhenti merokok
• Merujuk ke FKTP untuk layanan UBM
Tanyakan: Beratnya sesak napas (saat berjalan, naik tangga, berbicara atau
saat istirahat), bercak/batuk berdarah, nyeri dada, riwayat TB/Asma/PPOK,
gagal jantung, merokok (ya/tidak)
Mengi
APE >80% APE 50- 80% ada/ Suhu >38 ºC Edema Pemeriksaan
Asma/PPOK Asma /PPOK tidak Dengan/tanpa kedua lanjutan untuk TB
eksaserbasi eksaserbasi sama nyeri tungkai atau kanker paru
ringan sedang sekali Dahak (pitting
(silent berwarna oedema)
chest)
Asma/
Alur Tatalaksana PPOK Infeksi saluran Kemungkina
napas bagian n gagal Jika TB, sesuai
Asma/PPOK berat
bawah sesuai jantung tatalaksanaTB
alur infeksi sesuai alur
saluran napas gagal jantung
Diagnosis Asma
Diagnosis asma yang tepat sangatlah
penting, sehingga penyakit ini dapat
ditangani dengan baik dan benar.
PENCETUS
Pencetus Serangan ASMA
Sangat bervariasi
Bersifat individual
Alergen
Perubahan cuaca
Makanan
Aktivitas berlebihan
Polusi udara
Infeksi saluran napas
Emosi yg berlebihan
Zat kimia/obat-obatan
TATALAKSANA PENYAKIT PARU
(PPOK)
PENATALAKSANAAN PPOK
Menilai dan memonitor penyakit
Penanganan eksaserbasi
TUJUAN PENATALAKSANAAN
PPOK di Puskesmas
Anamnesis
Gejala: Batuk berdahak dan sesak nafas.
Gejala berlangsung lama&umum semakin memberat.
Sesak nafas bertambah saat beraktivitas
Ada riwayat merokok atau pajanan polusi
Pemeriksaan Fisis
Pada PPOK ringan pemeriksaan fisis bisa normal
Pada tahap lanjut dapat ditemukan tanda-tanda
hiperinflasi sebagai berikut: dada cembung, sela iga
melebar, hipersonor, suara nafas melemah, cianosis & jari
tabuh (clubbing finger).
Cyanosis and Clubbing fingers
Pemeriksaan penunjang:
•Penunjang standar (golden standard) untuk diagnosis PPOK
adalah pemeriksaan faal paru dengan menggunakan
spirometri.
• Meningkatkan temuan kasus PPOK dua kali lipat dari pada
hanya dengan penilaian klinis berdasar gejala dan pemeriksaan
fisis saja.
• Dilakukan di Rumah Sakit.
• Jika pemeriksaan spirometri dapat dilaksanakan di fasilitas
kesehatan layanan primer maka temuan kasus PPOK dapat
terdeteksi lebih dini untuk derajat 1 dan 2.
• Namun apabila spirometri tersedia di fasilitas kesehatan tingkat
pertama maka petugasnya harus dilatih dan disertai
pemantauan/supervisi ahli yang berkesinambungan.
• Pemeriksaan penunjang tambahan: Foto toraks, EKG,
Laboratorium kimia darah.
Diagnosis Banding
• Asma,
• Bronkiektasis,
• TB paru yang luas,
• Sindrom pasca TB paru,
• Penyakit interstisial paru,
• Panbronkiolitis luas dan lainnya.
Spirometri
Obat-obatan
Edukasi
Nutrisi
Rehabilitasi
Rujukan ke spesialis paru/RS
Rehabilitasi
Memperbaiki
Mengurangi kualiti hidup meningkatkan
gejala kondisi fisik
dan emosi
Latihan bernapas dengan pursed-lips
Latihan ekpektorasi
• Berhenti merokok
• Mengobati PPOK stabil secara tepat
• Mencegah terjadinya eksaserbasi/infeksi (
semakin sering eksaserbasi, semakin cepat
progresifitasnya)
• Mengobati infeksi eksaserbasi akut dengan obat
yang tepat
• Rehabilitasi Medik
• Vaksinasi
Komplikasi
Komplikasi pada PPOK merupakan bentuk
perjalanan penyakit yang progresif dan tidak
sepenuhnya reversibel, diantaranya :
Gagal napas (gagal napas kronik, gagal napas akut
pada gagal napas kronik)
Gagal napas kronik ditandai dengan hasil analisis gas
darah PO2 < 60 mmHg, dan PCO2 > 60 mmHg, serta pH
normal.
Hipertensi pulmonal
PPOK yang ditandai oleh P pulmonal pada EKG,
hematokrit > 50% dapat disertai gagal jantung kanan.
Infeksi berulang / eksaserbasi
Melakukan Rujukan PPOK
Rujukan PPOK :
Rujukan
klinis (untuk Rujukan
diagnosis balik
dan terapi)
Uji Fungsi Paru dengan Peak Flow Meter
1. FITUR
a. Sensor
Mengukur arus puncak ekspirasi
Unit sensor dapat dipisahkan dari mesin dan dicuci dengan tangan jika kotor
Tiriskan dan diamkan sehingga kering, sebelum memasukkannya kembali
b. Bagian utama
Menampilkan dan menyimpan hasil pengukuran
Jangan mencucinya
c. Tombol kontrol
M/F: Ukur / fungsi
<: Teruskan ke kiri
>: Teruskan ke kanan
Save/Enter: Simpan / masuk
d. Baterai/kompartemen
e. Menggunakan 3 buah baterai AAA (1,5 Volt).
Pengukuran fungsi paru sederhana dengan cara mengukur Arus Puncak Ekspirasi (APE)
dengan menilai forced expiration volume pada detik pertama (FEV1)
Nilai APE:
1.Nilai APE normal
Nilai APE ≥ Nilai Prediksi normal
2. Nilai APE tidak normal:
nilai APE < Nilai Prediksi normal
SPIROMETRI
• Tes fisiologi untuk menilai
fungsi paru melalui pengukuran
volume paru saat inspirasi dan
ekspirasi maksimal dalam fungsi
waktu
• Merupakan “gold standard”
diagnosis COPD
• Tanda-tanda obstruksi
• Pemeriksaan berguna untuk :
Menunjang diagnosis
Melihat laju perjalanan penyakit
Menentukan prognosis
JENIS ALAT
SPIROMETRI
SPIROMETRY IN COPD
Normal
COPD
Hasil spirometri
• Normal
• Obstruksi
• Restriksi
• Kombinasi Obstruksi dan Restriksi
Uji Jalan 6 menit
• Latihan sederhana yang dapat mengakses
status fungsional penderita PPOK.
• Uji ini mengevaluasi secara global dan
terintegrasi respon paru, kardiovaskular, dan
sistem muskular yang mencerminkan
tingkatan dari kemampuan aktivitas fisik
sehari-hari.
Foto toraks
Apakah foto toraks
membantu?