Vous êtes sur la page 1sur 46

Elnisa Asritamara

1310211053
Thanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari
kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut.
SOMATIS

OTAK SURI

MATI

SEREBRAL SELULER
M. Somatis/ M Klinis

• Terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan


(susunan saraf pusat, kardiovaskular, dan pernapasan yang
menetap/ irreversible)

M. Suri

• Terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupan yang


ditentukan dengan alat kedokteran sederhana. Sering pada
kasus keracunan obat tidur, tersengat aliran listrik, dan
tenggelam

M. Seluler

• Kematian organ/jaringan tubuh yang timbul beberapa saat


setelah kematian somatis
M. Serebral
• Kerusakan kedua hemisfer otak (irreversibel) kecuali batang
otak & serebelum. Sistem kardiovaskular & pernapasan
berfungsi dengan bantuan alat

M. Otak
• Terjadi kerusakan seluruh isi neronal intrakranial
(irreversibel), menandakan seseorang dinyatakan tidak
dapat hidup lagi
TANDA
KEMATIAN

TIDAK
PASTI
PASTI
TANDA PASTI

PENURUNAN
LEBAM MAYAT KAKU MAYAT PEMBUSUKAN ADIPOSERA MUMMIFIKASI
SUHU TUBUH
LEBAM MAYAT KAKU MAYAT
Terdapat kekakuan pada mayat :
 Cadaveric spasm
Bentuk kekakuan otot yang terjadi saat kematian dan menetap. Timbul
karena habisnya cadangan glikogen & ATP karena kekelahan/ emosi
hebat sebelum meninggal
 Heat stiffening
Kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh panas. Kaku otot ini
dapat ditemukan pada korban mati terbakar
 Cold stiffening
Kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin
PENURUNAN SUHU TUBUH PEMBUSUKAN

 Dikenal dengan nama lain  Proses degradasi jaringan ini


Algor mortis terjadi akibat autolysis
 Proses ini lebih cepat terjadi
(pelunakan & pencairan
pada tubuh yang kurus, tidak jaringan yang terjadi dalam
berpakaian/ berpakaian tipis. keadaan steril) dan kerja
bakteri.
 Terjadi kira-kira 24 jam
pasca mati
ADIPOSERA / LILIN MAYAT MUMMIFIKASI
TANDA TIDAK
PASTI

TONUS OTOT SEGMENTASI


PERNAPASAN TERHENTINYA PENGERINGAN
KULIT PUCAT MENGHILANG & PEMBULUH
BERHENTI SIRKULASI KORNEA
RELAKSASI DARAH RETINA
LAMBUNG RAMBUT & KUKU
 Menggambarkan keadaan  Kec. Tumbuh rambut
lambung dan isinya dapat 0.4mm/hari, cara ini
menyimpulkan korban digunakan hanya kepada
sebelum meninggal makan pria untuk mengetahui saat
makanan apa saja terakhir ia mencukur
 Kec. Tumbuh kuku
0.1mm/hari, digunakan untuk
identifikasi kapan terakhir
korban memotong kuku
KADAR KOMPONEN DARAH
Perubahan diakibatkan karena
aktivitas enzim & bakteri.
 Adanya fenomena taches noires
sclerotiques beberapa jam setelah
mati
TRAUMATOLOGI
 LUKA adalah suatu ke-tidak - sinambungan jaringan tubuh akibat
kekerasan.
 TRAUMATOLOGI FORENSIK
Bagian ilmu kedokteran forensik yang mempelajari derajat keparahan
luka/cedera, hubungan luka/cedera dengan kekerasan penyebabnya serta
kaitannya dengan hukum
Bag IKF,FKUI.Ilmu Kedokteran Forensik

B.Sampurna,Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum


TERJADINYA LUKA
Tergantung pada :
 elastisitas jaringan kulit
 sudut pada saat kontak
 permukaan benda penyebab dan penutup tubuh
 berat dan kecepatan benda penyebab
 karakteristik personal
 area tubuh yang terkena

Rumus:
Force = ½ mass X kecepatan²

B.Knight.Forensic Pathology 2nd 1996


KLASIFIKASI LUKA
BERDASARKAN PENYEBABNYA :
 Mekanis :
- tajam, tumpul, luka tembak
 Fisik :
 suhu, listrik, Petir, Tek.udara tinggi (ledakan), Radiasi, Akustik

 Kimia :
- Asam dan basa
Bag IKF,FKUI.Ilmu Kedokteran Forensik
 akibat benda yang memiliki permukaan tumpul
 Efek  memar (kontusio, hematom) , luka lecet ( eskoriasi) , dan luka
terbuka/robek (vulnus laseratum)
 Memar : suatu perdarahan dalam haringan bawah kulit / kutis
akibatpecahnya kapiler dan vena krn kekerasan benda tumpul
 Memar : awal merah 4-5 hari jadi hijauh  7-10 hari jadi kuning  hilan
dalam 14-15 hari
• Luka lecet : Kerusakan/luka terbatas pada epidermis Akibat trauma tumpul
yang relatif ringan, bila tidak terlalu dalam penyembuhan tidak akan melalui
jaringan parut.
1. LUKA LECET GESER
• epitel berkumpul pada arah yang berlawanan dg arah trauma
2. LUKA LECET TEKAN
• epitel tertekan kedalam, pd perabaan teraba keras
• dapat menunjukan benda penyebab, mis: jejas jerat, jejas
cekikan dsb
3. LUKA LECET JENIS REGANG
• regangan kuat pada suatu bagian tubuh shg terjadi
diskontinuitas epidermis, biasanya pada garis kulit, mis : striae
LEBAM MAYAT
 hemostatis & gravitasi
LUKA MEMAR
 kontusio jar, kerusakan kapiler bwh kulit
 daerah terrendah

 daerah trauma atau dibawahnya  post mortal


 intravital  rata
 kadang ada edema  disiram air hilang
 tdk hilang disiram air, terserap jaringan
 tdk ada reaksi jaringan
 edema dan sebukan sel-sel PMN
 tanpa extravasasi
 ekstravasasi

B.Sampurna,Peranan Ilmu Forensik


Dalam Penegakan Hukum
 Bite mark – jejas gigit : luka lecet tekan atau hematom
berbentuk garis lekung terputus putus , perlu dibuat
cetakan gigi tersangka,
 Luka gigitan biasanya masih baik bentuk dan ukurannya
dalam 3 jam, dan setelah itu normal kembali akibat
elastisitas kulit .
LUKA AKBIAT BENDA
KEKERASAN TAJAM
KARAKTERISTIK LUKA SUDUT LUKA
 Bentuk garis, melengkung a. Sudut tumpul (
atau garis lurus akibat punggung
 Tidak ada luka lecet atau
pisau )
memar disekitar luka b. Sudut tajam (akibat
ujung atau mata
 Tepi / dinding luka rata pisau)
 Folikel rambut terpotong a. b.
 Tidak ada jembatan
jaringan
KEKERASAN TAJAM
LUKA TUSUK
TUSUK
 Bentuk luka menunjukan  PANJANG LUKA = LEBAR
penampang senjata SENJATA MAKS YG MASUK
 Satu sudut lancip
sudutlainnya tumpul :
dibuat oleh senjata bermata
satu
 Kedua sudut lancip : dibuat
oleh senjata bermata dua
atau bermata satu dg sudut
miring
 Kedua sudut tumpul :
dibuat oleh kapak atau pahat
 Apabila ditemukan kasus luka tembak, maka dokter harus turut
menentukan beberapa hal :
 Apakah luka yang ditemukan merupakan luka tembak.
 Mana luka tembak masuk (LTN)/mana luka tembak keluar (LTK), berapa
jumlahnya.
 Jenis dan kaliber senjata.
 Arah peluru masuk.
 Saluran luka.
 Posisi korban (perkiraan).
 Jarak tembakan.
 Sebab kematian.
LUKA TEMBAK
 Suhu panas  heat stroke kegagalan kerja pusat pengatur suhu akibat terlalu
tingginya teperatur pusat tubuh
 SUN STROKE  akibat panas matahari yang sebabkan hipertermia
 HEAT CRAMPS  akibat hilangnya NACL darah dengan cepat krn suhu tinggi
 LUKA BAKAR  akibat kontak kulit dengan benda bersuhu tinggi
 Derajat luka bakar ada 4
 1= eritemi
 2 vesikel dan bulla
 3 nekrosis koagulatif
 4 karbonisasi
 Petir adalah arus listrik searah bertegangan tinggi antara awan dan tanah.
 Tegangan dapat mencapai 10 megaVolt dengan kuat arus 100.000 A.
 Kematian dapat terjadi karena kelumpuhan SSP, fibrilasi ventrikel, panas
atau ledakan gas panas.
 Pada korban : pakaian compang-camping dengan tepi terbakar, aborescent
mark, metalisasi dan magnetisasi dari metal yang dipakai.
 Definisi :
 Ilmu yang mempelajari tentang racun dan pengidentifikasian bahan
racun yang diduga ada dalam organ atau jaringan tubuh dan cairan
korban.
 Cakupan :
 terapan ilmu alam dalam analisis racun sebagi bukti dalam tindak
kriminal
 mendeteksi dan mengidentifikasi konsentrasi dari racun dan
metabolitnya dalam materi biologi
 menginterpretasikan temuan analisis ke dalam suatu argumentasi
tentang penyebab keracunan
 Bidang Kerja :
 Analisis dan mengevaluasi racun penyebab kematian
 Analisis ada/tidaknya alkohol, obat terlarang di dalam cairan tubuh
atau napas
 dapat mengakibatkan perubahan prilaku (menurunnya kemampuan
mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya, tindak kekerasan
dan kejahatan, penggunaan dooping)
 Analisis obat terlarang di darah dan urin pada kasus penyalahgunaan
narkotika, psikotropika dan obat terlarang lainnya.
 Racun :
 Bahan yang dalam jumlah relatif kecil, bila memasuki tubuh dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bahkan sampai kematian.
 Sumber :
 Tumbuh-tumbuhan :
 Opium (dari Papaver somniferum)
 Kokain , kurare, aflatoksin (dari Aspergilus niger)
 Amygdala (sianida dalam tumbuhan).
 Hewan :
 Bisa/ toksin ular/ laba-laba/ hewan laut.
 Mineral :
 Arsen, timah hitam
 Sintetik :
 Heroin
 Cara masuk :
 Peroral - Parenteral - Perektal
 Inhalasi - Perkutan - Pervaginam
 Mekanisme Kerja :
 Sistemik :
 Narkotika, barbiturat dan alcohol
 berpengaruh terhadap susunan syaraf pusat
 Digitalis dan amsam oksalat
 berpengaruh terhadap jantung
 Karbon-monoksida dan sianida
 berpengaruh terhadap sisetem enzym pernafasan dalam sel
 Insektisida golongan “chlorinated hydrocarbon”, dan golongan fosfor
organic
 berpengaruh terhadap hati
 Strychnine
 berpengaruh pada medulla spinalis.
 Cantharides dan HgCl2
 berpengaruh terhadap ginjal.
 Sumber : berbagai minuman, bahan sintetik spt brem, air tape
 Farmakodinamik: alkohol berpengaruh pada susunan syaraf pusat, alkohol sinergis
dengan obat-obat golongan meprobamat, klorpromazine, penenang dan morfin
 Mukosa lambung menunjukkan tanda perbendungan, kemerahan dan tanda inflamasi
tapi kadangkadang tidak ada kelainan.
 Organ-organ termasuk otak dan darah berbau alkohol.
 Pada pemeriksaan histopatologik :
 dapat dijumpai edema dan pelebaran pembuluh darah otak dan selaput otak,
degenerasi bengkak keruh pada bagian parenkim organ dan inflamasi mukosa
saluran cerna.
 Pada kasus keracunan kronik yang meninggal :
 jantung dapat memperlihatkan fibrosis interstisial, hipertrofi serabut otot jantung, sel-
sel radang kronik pada beberapa tempat, gambaran seran lintang otot jatunng
menghilang, hialinisasi, edema dan vakuolisasi serabut otot jantung.
 miopati alhokolik akut dengan miohemoglobinuri yang disebabkan oleh nekrosis
tubuli ginjal dan kerusakan miokardium
 Kadar 10-20 mg %  penurunan ketrampilan

 Kadar 30-40 mg %  penurunan penglihatan

 Kadar 200 mg %  reflek menurun

 Kadar 250-300 mg %  inkoordinasi otot

 Kadar 400-500 mg %  koma, meninggal


 Senyawa arsen dahulu sering mengunakan sebagai racun
untuk membunuh orang lain
 Kematian akibat keracunan arsen sering tidak menimbulkan
kecurigaan karena gejala keracunan akutnya menyerupai
gejala gangguan gastrointestinal yang hebat sehingga dapat
didiagnosa sebagai suatu penyakit.
 Pemeriksaan Kedokteran Forensik
 Korban mati keracunan akut.
 Pada pemeriksaan luar ditemukan tanda-tanda dehidrasi.
 Sianida (CN) merupakan racun yang sangat toksik karena garam sianida dalam
takaran kecil sudah cukup untuk menimbulkan kematian pada seseorang dengan
cepat.
 Pemeriksaan Kedokteran Forensik
 Pada pemeriksaan bedah jenazah dapat tercium bau amandel yang khas pada
waktu membuka rongga dada, perutdan otak serta lambung(bila racun melalui
mulut) darah, otot
 Penampang tubuh dapat berwarna merah terang.
 Pada korban yang menelan garam alkalisianida :
 kelainan pada mukosa lambung berupa korosi dan berwarna merah
kecoklatan
 terbentuk hematin alkali
 perabaan mukosa licin seperti sabun.
 Korosi dapat mengakibatkan perforasi lambung yang dapat terjadi
antemortal atau posmortal.
 Tanda dan gejala : keracunan akut menyebabkan gagal nafas;
keracunan kronik pucat dan dapat menyebabkan golter dan
hipotiroid

 Pemeriksaan ked forensik : bau amandel, sianosis pada wajah dan


bibir, busa keluar dari mulut, lebam mayat berwarna merah terang
karena darah vena kaya akan oksi-Hb, terdapat cyanmet-Hb.

 Pada korban menelan garam alkali sianida, ditemukan kelainan pada


mukosa lambung berupa korosi.
 Adalah racun tertua SUMBER
dalam sejarah manusia,
 Gas CO ditemukan pd
sejak dikenal cara buat hasil pembakaran yang
api. tidak sempurna.

 Tidak berwarna, tidak


Sumber terpenting
berbau, tidak
 spark ignition  bensin,
merangsang selaput kadar CO 3 – 7 %
lendir

 Sedikit lebih ringan dari  Compression ignition 


udara sehingga mudah solar, CO yg keluar
sedikit. Kecuali Fungsi tdk
menyebar sempurna
• SUMBER LAIN
FARMAKOKINETIK
o Gas arang batu
mengandung sekitar 5% CO  CO hanya diserap melalui
paru
o Alat pemanas berbahan
bakar gas
 Diikat oleh Hb secara
reversibel
o Kebakaran

o Gas alam yang terbakar  Afinitas CO terhadap Hb


tidak sempurna. adalah 200 – 300 kali
dibanding dengan
o Asap tembakau  afinitas terhadap O²
konsentrasi 500 ppm (di
oropharyng)
FARMAKODINAMIK TANDA & GEJALA
KERACUNAN
 Reaksi CO dengan Hb
dan sitokrom a³
menjadi COHb • 10% saturasi COHb :
tidak tampak gejala
 Hb berkurang • 10-30% saturasi COHb :
afinitasnya terhadap sakit kepala, dispnoe,
Oksigen gangg.koordinasi, emosional
• 30-40% saturasi COHb :
mual & muntah, buram
 Hipoksia jaringan • 50-60% saturasi COHb :
kejang intermitent, pernafasan
Cheyene Stokes, koma
 Anemia anoksikia / • 70-80% saturasi COHb :
Anemia Hipoksia nadi lemah, pernafasan lambat,
gagal pernafasan dan mati
 Uji alkali delusi
 Uji formalin
 Uji spektroskopi
 Kromatografi gas
 Thanks!
 Selamat ujian semoga nilai kita bagus dan tidak perbaikan atau remed yah!

Vous aimerez peut-être aussi