Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Von Krafft-Ebing (1902) mendalilkan bahwa awal masturbasi rusak organ seksual dan kelelahan
terbatas reservoir energi seksual, mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk berfungsi
secara seksual dewasa.
Bahkan di masa dewasa, aktivitas seksual berlebihan diperkirakan menggaris bawahi masalah
ereksi suatu kegagalan. Menurut Victoria nafsu seksual berbahaya dan karenanya harus menahan
diri.
Gender and Sexuality
Laki-laki Perempuan
• Berpikir lebih tentang seks • Keinginan untuk seks lebih sering
dikaitkan dengan status hubungan
• Ingin lebih banyak seks dan norma-norma sosial
• Ingin lebih banyak dan • Cenderung lebih malu dari
memiliki lebih mitra penampilan kekurangan
(kekurangan)
• Konsistensi kebudayaan • Dapat mengganggu kepuasan
• Memiliki lebih seksual seksual
disfungsi bertambahnya • Tidak memiliki masalah lebih
usia mereka. seksual daripada wanita muda
• Di segala usia, wanita lebih
mungkin daripada laki-laki untuk
disfungsi seksual laporan.
SIKLUS RESPON SEKSUAL ( KOLODNY, MASTER,
JOHNSON, 1979)
1. Fase Perangsangan (Excitement Phase
Perangsangan terjadi sebagai hasil dari pacuan yang dapat berbentuk fisik atau psikis.
Kadang fase perangsangan ini berlangsung singkat, segera masuk ke fase plateau. pada
saat yang lain terjadi lambat dan berlangsung bertahap memerlukan waktu yang lebih
lama.Pemacu dapat ber asal dari rangsangan erotik maupun non erotik, seperti
pandangan, suara, bau, lamunan, pikiran, dan mimpi.
Selain itu gangguan ini dapat bersifat generalized (menyeluruh), yang terjadi setiap
kali melakukan hubungan seksual, atau situational, yang terjadi hanya pada waktu-
waktu tertentu tetapi tidak pada waktu-waktu lainnya
SEXUAL DYSFUNCTIONS
Istilah disfungsi seksual menunjukkan adanya gangguan
pada salah satu atau lebih aspek fungsi seksual
(Pangkahila, 2006).
Pada dasarnya DE dapat disebabkan oleh faktor fisik dan faktor psikis. Penyebab fisik
dapat dikelompokkan menjadi faktor hormonal, faktor vaskulogenik, faktor
neurogenik, dan faktor iatrogenik (Pangkahila, 2007). Faktor psikis meliputi semua
faktor yang menghambat reaksi seksual terhadap rangsangan seksual yang diterima.
Walaupun penyebab dasarnya adalah faktor fisik, faktor psikis hampir selalu muncul
dan menyertainya (Pangkahila, 2007).
3) Gangguan Orgasme
Disfungsi orgasme adalah terhambatnya atau tidak
tercapainya orgasme yang bersifat persisten atau
berulang setelah memasuki fase rangsangan
(excitement phase) selama melakukan aktivitas
seksual.
a. Orgasme pada wanita
Saat wanita mengalami masalah orgasme, ia disebut mengalami gangguan orgasme. Penyebab umum
termasuk masalah seksual lainnya (terutama stimulus seksual), stimulus adekuat seksual, dan
kecemasan tentang seks atau bentuk seksual, body image dan hubungan dengan pasangan. Peningkatan
frekuensi pada pengguna obat antidepresi, biasanya SSRIs, seperti prozac, Zoloft dan praxil, biasanya
dapat menyebabkan gangguan. Seperti pada pria, tekanan darah tinggi, level kolestrol yang tinggi,
diabetes, penyakit jantung, juga mempengaruhi disfungsi seksual pada wanita.
1. Faktor fisik
Gangguan organik atau fisik dapat terjadi pada organ, bagian-bagian badan tertentu
atau fisik secara umum. Bagian tubuh yang sedang terganggu dapat menyebabkan
disfungsi seksual dalam berbagai tingkat (Tobing, 2006).
Faktor fisik yang sering mengganggu seks pada usia tua sebagian karena penyakit-
penyakit kronis yang tidak jelas terasa atau tidak diketahui gejalanya dari luar. Makin
tua usia makin banyak orang yang gagal melakukan koitus atau senggama (Tobing,
2006). Kadang-kadang penderita merasakannya sebagai gangguan ringan yang tidak
perlu diperiksakan dan sering tidak disadari (Raymond Rosen., et al, 1998).
Dalam Product Monograph Levitra (2003) menyebutkan berbagai faktor resiko untuk menderita
disfungsi seksual sebagai berikut:
v. Terapi pasangan
Disfungsi seksual sering kali menyatu dengan perkawinan yang
bermasalah, dan pasangan yang bermasalah biasanya
membutuhkan pelatihan khusus dalam keterampilan
komunikasi nonseksual. Terapis perlu memahami bahwa
masalah seksual menyatu dengan berbagai faktor hubungan
interpersonal yang kompleks. Kadang terapi yang
memfokuskan pada isu-isu nonseksual, seperti masalah
dengan mertua atau pengasuhan anak dan lain-lain.
vi. Teknik dan Perspektif Psikodinamika
Berbagai elemen terapi psikodinamika dapat ditemukan
dibanyak praktik terapis seks, sekalipun biasanya
berbagai elemen tersebut tidak dikemukakan secara
eksplisit oleh para terapis ketika membahas teknik-teknik
yang mereka gunakan dalam berbagai jurnal atau dengan
para kolega
Incest adalah hubungan seksual antar kerabat dekat yang dilarang untuk
menikah. Hal ini paling sering terjadi antara saudara kandung laki-laki dan
perempuan. Bentuk paling umumnya antara ayah dan anak perempuannya.
Kriteria Gangguan Pedofilia dan Incest dalam DSM-5
a. Faktor Neurobiologis
Karna mayoritas orang dengan parafilia adalah laki-laki,
memiliki spekulasi bahwa androgen (seperti hormon
testoteron) yang berperan. Androgen mengatur hasrat seksual
(Kafka, 1997). Meskipun begitu, laki-laki dengan parafilia
tampaknya tidak memiliki tingkat tinggi pada testoteron dan
andogen (Thibaut, De La Barra, Gordon,et al., 2010).
b. Faktor Psikologis