Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
INFLAMASI KRONIK
Berbagai sel terlibat dan teraktivasi
limfosit T, eosinofil, makrofag, sel mast, sel epitel, fibroblast, sel
otot polos
Limfosit T
Limfosit T-CD4+ (subtipe Th2)
Sitokin IL-3, IL-4, IL-5, IL-13 dan GM-CSF
Interleukin-4 menginduksi Th0 ke arah Th2
Th2 bersama IL-13 menginduksi limfosit B mensistesis Ig E.
IL-3, IL-5 dan GM-CSF berperan pada maturasi, aktivasi serta
memperpanjang ketahanan hidup eosinofil
Eosinofil
Berperan sebagai efektor dan mensistesis sejumlah sitokin IL-3,
IL-5, IL-6, GM-CSF, TNF-alfa, mediator lipid ITC4 danPAF
Mengandung granul protein ECP, MBP EPO EDN yang toksik
terhadap epitel saluran napas
Sel mast
Mempunyai reseptor IgE, cross-link reseptor dengan “factor” pada
sel mast, mengaktifkan sel mast
Degranulasi sel mast mengeluarkan:
- preformed mediator histamin dan protease
- newly generated mediators: prostatglandin D2, leukotrin
- sitokin TNF-alfa, IL-3, IL-5, GM-CSF
Makrofag
Menghasilkan leukotrin, PAF dan sejumlah sitokin
Berperan dalam proses inflamasi dan regulasi airway
remodeling.
120
100
80
60
40
20
RAS RAL
0
15 45 75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48
Eo INFLAMASI HBR
ENDOTHEL
Bronko obstruksi
PERMIABILITY DESQUAMASI
Eo Eo Eo Eo Eo Eo Eo
H1 antagonis PAF
IL-5 CORTICOSTEROID
Faktor lingkungan
- mempengaruhi berkembangnya asma pd individu dg predisposisi asma:
alergen dalam rumah
alergen di luar rumah
Bahan di lingkungan kerja
Asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan
Status sosio ekonomi, besar keluarga, diit dan obat, obesiti
Faal paru
- Pemeriksaan obyektif untuk menyamakan persepsi dokter
dan penderita
- Merupakan parameter obyektif menilai berat asma
spirometri
Arus puncak ekspirasi (APE)
SPIROMETRI
volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1)
Kapasiti vital paksa (KVP)
Manfaat pemeriksaan
Obstruksi VEP1 / KVP < 75%
VEP1 < 80% prediksi
Reversibiliti Perbaikan VEP1 ≥ 15% secara:
spontan atau dg inhalasi bronkodilator
setelah bronkodilator oral 10-14 hari
kortikosteroid inhalasi/oral 2 minggu
Menilai derajat berat asma
ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE)
Alat: spirometri
peak expiratory flow meter (PEF meter)
Reversibiliti Perbaikan VEP1 ≥ 15% secara:
spontan atau dg inhalasi bronkodilator
setelah bronkodilator oral 10-14 hari
kortikosteroid inhalasi/oral 2 minggu
Dewasa: Anak:
Emboli paru
KLASIFIKASI
Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis
1. Edukasi
2. Menilai monitor berat asma secara berkala
3. Identifikasi dan menghindari faktor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka
panjang
5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat
MEDIKASI ASMA
Ditujukan untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan
napas, terdiri dari pengontrol dan pelega.
Pengontrol (controllers):
Medikasi jangka panjang untuk mengontrol asma
Diberikan tiap hari untuk mencapai dan mempertahankan
keadaan asma terkontrol pada asma persisten
Sering disebut pencegah
Termasuk:
Kortikosteroid inhalasi Kortikosteroid sistemik
Sodium kromoglikat Nedokromil sodium
Metilsantin (Aminofilin) Agonis ß2 kerja lama Salmeterol 50-
100mcg
Leukotrin modifiers Antihistamin generasi ke 2
Pelega
Prinsip: dilatasi saluran napas melalui relaksasi otot polos,
memperbaiki dan menghambat bronkonstriksi
Tidak memperbaiki inflamasi atau hiperesponsif jalan napas
Termasuk:
Agonis ß2 kerja singkat (SALBUTAMOL) 100-200mcg Inhaler
kortikosteroid sistemik
Antikolinergik
Aminofillin
Adrenalin
35
Gas
30
25
20
Gas
15
10
0
Jun May Apr Mar Feb Jan