0 évaluation0% ont trouvé ce document utile (0 vote)
500 vues35 pages
1. Pesawat uap atau ketel uap digunakan untuk mengubah air menjadi uap melalui pemanasan menggunakan bahan bakar.
2. Ketel uap harus tertutup rapat selama proses pemanasan agar tekanan uap tidak melebihi kapasitasnya dan menyebabkan ledakan.
3. Penggunaan pesawat uap semakin luas sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1760-an yang mendukung pertum
1. Pesawat uap atau ketel uap digunakan untuk mengubah air menjadi uap melalui pemanasan menggunakan bahan bakar.
2. Ketel uap harus tertutup rapat selama proses pemanasan agar tekanan uap tidak melebihi kapasitasnya dan menyebabkan ledakan.
3. Penggunaan pesawat uap semakin luas sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1760-an yang mendukung pertum
1. Pesawat uap atau ketel uap digunakan untuk mengubah air menjadi uap melalui pemanasan menggunakan bahan bakar.
2. Ketel uap harus tertutup rapat selama proses pemanasan agar tekanan uap tidak melebihi kapasitasnya dan menyebabkan ledakan.
3. Penggunaan pesawat uap semakin luas sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1760-an yang mendukung pertum
suatu pesawat yang dibuat untuk mengubah air didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan menggunakan pembakaran dari bahan bakar. Ketel uap dalam keadaan bekerja, adalah sebagai bejana yang tertutup dan tidak berhubungan dengan udara luar karena selama pemanasan, maka air akan mendidih selanjutnya berubah menjadi uap panas dan bertekanan, sehingga berpotensi terjadinya ledakan jika terjadi kelebihan tekanan (over pressure) Sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt tahun 1760an makapenggunaan pesawat uap termasuk bejana tekan semakin meningkat dalam industry maupun manufaktur yang meningkatkan tingkat produksi industri. Gambar 1.1 menunjukkan salah satu contoh mesin uap sebagai penggerak mesin di industry pada masa revolusi industry. Sedangkan Gambar 1.2 menunjukkan diagram siklus Rankine sebagai dasar dari siklus kerja dari mesin uap. Namun dengan adanya peralatan atau sistem yang baru, juga menimbulkan potensi bahaya baru, akibat penggunaan pesawat uap dan bejana tekan yang tidak terkendali. Keterangan: Diagram menunjukkan dasar dari siklus rankine. Fluida dipompa dalam tekanan tinggi dari kondisi 1 ke kondisi 2. Panas ditambahkan dalam boiler (pembuat uap) dengan membakar bahan bakar (meski panas bisa diberikan dengan cara lain) untuk menguapkan fluida ke kondisi 3. Uap mengembang melalui turbin dan tekanan dan suhu turun seketika menjadi kondisi 4. Akhirnya uap mengembun menjadi cair dan dipompa kembali. Bejana tekan = wadah untuk menampung energi berupa cair atau gas yang bertekanan atau bejana tekan adalah selain pesawat uap yang mempunyai tekanan melebihi tekanan udara luar (atmosfer) dan mempunyai sumber bahaya antara lain; kebakaran, keracunan, gangguan pernafasan, peledakan, suhu ekstrem 1. Pesawat Uap – Ketel Uap – Ketel Air Panas – Ketel Vapour – Pemanas Air – Pengering Uap – Penguap – Bejana Uap – Ketel Cairan Panas 2. Bejana Tekan – Bejana Transport – Bejana Penyimpan Gas – Bejana Penimbun – Pesawat/Instalasi Pendingin – Botol Baja – Pesawat Pembangkit Gas Asetilin 3. Instalasi Pipa – Instalasi Pipa Gas – Instalasi Pipa Uap – Instalasi Pipa Air – Instalasi Pipa Cairan 4. Operator Pesawat Uap, Juru Las dan Perusahaan Jasa Teknik Yang menjadi dasar hukum pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan, adalah; 1. Undang-Undang Uap Tahun 1930 2. Peraturan Uap Tahun 1930 3. Undang-Undang No.1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja. 4. Permen No. 01/Men/1982 tentang Bejana Tekan 5. Permen No.01/Men/1982 Tentang Klasifikasi Juru Las 6. Permen No.01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap 1) ada yang menggunakan bahan bakar padat antara lain batu bara, cangkang, serabut kelapa sawit dan atau kayu, 2) bahan bakar cair yaitu solar, dan 3) bahan bakar gas yaitu Liquid Natural Gas (LNG) Meliputi kegiatan - Perencanaan - Pembuatan - Pemasangan atau Perakitan - Modifikasi atau Reparasi - Pemeliharaan. 1. Pertimbangan-Pertimbangan Desain, mencakup prinsip-prinsip desain termasuk gambar konstruksi, data ukuran-ukuran, gambar teknik, pelaksanaan pembuatan dan pengujian
2. Spesifikasi Bahan, yaitu bahan yang digunakan harus
memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku serta standard penggunaan bahan serta mempunyai sertifikat bahan.
3. Metode Konstruksi, yaitu pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan dengan metode pengelasan dan pengelingan.
4. Penempatan Ketel Uap,yaitu; bahwa ketel uap harus
ditempatkan dalam suatu ruangan atau bangunan tersendiri yang terpisah dari ruangan kerja . Jarak ruangan operator ketel uap harus aman sesuai ketentuan. 1. Menurut tempat penggunaannya; – Ketel uap darat tetap – Ketel uap darat berpindah – Ketel uap kapal 2. Menurut bangunan letak sumbu silinder ketel – Ketel uap tegak – Ketel uap datar 3. Menurut tipe dan bentuk konstruksi serta aliran panas – Ketel uap tangki – Ketel uap pakai boiler – Ketel uap dengan lorong api 1. Menurut fungsinya – Bejana uap – Pengering uap – Penguap – Pemanas air 2. Menurut Operasinya – Bejana tertutup, misal; Autoclaves, Digester, Distilling apparatus – Bejana terbuka, misal; Open Steam Jacketed kettles, Open evaporating pans. 1. Melakukan pembersihan sisi luar 2. Melakukan pembersihan sisi dalam 3. Pengolahan air pengisi ketel uap; – Pengolahan diluar ketel – Pengolahan didalam ketel 4. Reparasi Ketel Uap, yaitu melakukan penggantian spare part/bagian untuk mempertahankan kinerja ketel. Sedangkan dalam hal pengoperasian pesawat uap, harus dilakukan pendidikan dan pelatihan terhadap operator dan pendidikan lainnya yang terkait Mencakup beberapa hal, yaitu; 1. Peralatan-peralatan Bantu Ketel Uap a. Tingkap pengaman b. Pedoman tekanan c. Gelas pedoman air d. Alat tanda bahaya e. Kran penutup uap induk f. Kran penutup air pengisi g. Kran penguras h. Pelat nama Mencakup beberapa hal, yaitu; 2. Fungsi a. Alat pengaman pesawat uap ialah setiap alat yang dipasang pada pesawat dan berfunsi agar pesawat dapat dipakai secara aman. b. Tingkap pengaman berfungsi untuk melepaskan tekanan dan tingkap pengaman harus mudah digerakkan bibir-bibir pengantar klepnya dengan tangan, jenisnya yaitu antara lain; – Tingkap pengaman dengan pegas – Tingkap pengaman dengan beban c. Pedoman tekanan (Manometer) adalah suatu alat pengukur tekanan dari suatu medium berbeda dalam satu ruangan. d. Gelas pedoman air berfungsi untuk mengetahui tinggi kolom air yang ada dalam ketel uap. e. Alat pengontrol otomatis berfungsi untuk mengetahui kondisi air dalam ketel uap f. Tanda batas air terendah berfungsi untuk mengetahui ketinggian air dalam ketel g. Kerangan atau katup berfungsi untuk memasukkan atau mengeluarkan air pada ketel uap h. Lubang pemeriksaan berfungsi untuk akses pemeriksaan dalam ketel uap i. Pelat nama dipasang pada ketel uap dan berisi, antara lain; identitas nama, pabrik pembuat, atau Mencakup beberapa hal, yaitu; Pada tingkap pengamanan, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah; a. Pada saat bekerja dengan kecepatan maksimum saat tekanan tertinggi tekanan kerja, tidak akan meningkat lebih 10 % dari tekanan kerja yang diperbolehkan b. Harus mudah digerakkan dan dicapai oleh tangan terkait dengan pengoperasinnya. Secara umum, pada pesawat uap dan bejana tekan terdapat pedoman tekanan, yaitu; a. Harus mempunyai harga tekana yang sesuai dengan tekanan kerja pesawatnya. Batas terendah tidak kurang dari ¼ tekanan kerja dan tidak lebih dari 2X tekanan kerjanya b. Harus mempunyai angka-angka yang jelas dan mudah dibaca dengan tanda maximum yang diperbolehkan 1. Jenis pemeriksaan dan pengujian berdasarkan peraturan perundang-undangan. 2. Pemeriksaan dan pengujian dalam proses pembuatan – Pemeriksaan dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan – Pemeriksaan bahan baku/material yang akan digunakan untuk pembuatan unit atau komponen (pemeriksaan awal) – Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan unit atau komponen – Pengujian – Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan pembuatan unit atau komponen. 3. Pemeriksaan dan pengujian pertama – Pemeriksaan dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangan dana atau pemeriksaan – Pemeriksaan unit atau komponen – Pemeriksaan teknis menyeluruh saat perakitan dan akhir perakitan – Pengujian-pengujian – Pencatatan pada Buku Akte Ijin Pemakaian 4. Pemeriksaan dan pengujian berkala – Pengecekan dokumen teknik terkait syarat pemakaian – Pemeriksaan kondisi fisik serta perlengkapannya – Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkala atau pemeriksaan khusus – Pencacatan pada buku Akte Ijin Pemakaian 5. Pemeriksaan khusus (modifikasi/reparasi) a. Pemeriksaan kondisi fisik pesawat uap yang akan dilakukan reparasi/modifikasi b. Pemeriksaan dokumen teknik terkait dengan syarat pekerjaan c. Pemeriksaan pada saat dan akhir pekerjaan d. Pengujian seperlunya e. Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian f. Pencatatan pada buku akte Selain itu terdapat pula pemeriksaan dan pengujian pada saat terjadi pekerjaan relokasi/rekondisi pesawat uap. Dan seluruh tahapan kegiatan pekerjaan yang terkait dengan pesawat uap harus mendapatkan ijin dan pengesahan dari pihak yang terkait, misal; ijin pemakaian (baru) dan Mutasi ijin pemakaian karena penjualan atau jenis pesawat uap berpindah. Seluruh kegiatan terkait dengan pemeriksaan dan pengujian kemudian diatur dalam suatu prosedur standar mulai dari tahap awal hingga akhir, yaitu; a. Prosedur pemeriksaan dan pengujian pada tahap pembuatan b. Prosedur pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan atau pemasangan c. Prosedur pada tahapan pemakaian (pemeriksaan berkala atau khusus) d. Prosedur pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan reparasi dan modifikasi e. Prosedur pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan perakitan pemasangan karena pemindah pesawat uap Harus hemat dalam pemakaian bahan bakar. Hal ini dinyatakan dalam rendemen atau daya guna ketel. Berat ketel dan pemakaian ruangan pada suatu hasil uap tertentu harus kecil. Paling sedikit harus memenuhi syarat-syarat dari Direktorat Bina Norma Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja. Bila manometer tidak berfungsi dengan baik, atau bila tidak dikalibrasi dapat menimbulkan peledakan karena si operator tidak mengetahui tekanan yang sebenarnya dalam boiler dan alat lain tidak berfungsi. Bila safety valve tidak berfungsi dengan baik karena karat atau sifat pegasnya menurun. Bila gelas duga tidak berfungsi dengan baik yang mana nosel- noselnya atau pipa-pipanya tersumbat oleh karat sehingga jumlah air tidak dapat terkontrol lagi. Bila air pengisi ketel tidak memenuhi syarat. Bila boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall atau tidak sering dikunci. Terjadi pemanasan lebih karena kebutuhan produksi uap Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel Karena perubahan tak sempurna atau rouster, nozel fuel tidal berfungsi dengan baik. Karena umur boiler sudah tua sehingga material telah mengalami degradasi kualitas Bahaya terhadap kebakaran yang kebanyakan ditimbulkan oleh bejana tekan penyimpan gas asetilen, hidrogen, elpiji, karbon monoksida, metan dan lain-lain. Bahaya terhadap keracunan dan iritasi oleh gas-gas seperti chlorine, sulful dioksida, hydrogen cydrogen sulfide, karbon monoksida, amoniak dan lain-lain Bahaya terhadap pernapasan tercekik (aspisia) hingga pingsan seperti disebabkan oleh nitrogen, argon, karbon dioksida, helium dan gas inert lainnya yang memenuhi ruangan yang mana membuat kandungan oksigen jauh menurun. Bahaya terhadap peledakan yang ditimbulkan oleh gas mudah terbakar yang ditampung dalam bejana tekan yang mengalami kerusakan hingga dapat mengakibatkan ledakan. Bahaya terkena cairan sangat dingin seperti yang disebabkan oleh gas nitrogen cair dan lain-lain 1. “Pot Boiler” atau “Haycock Boiler”
Merupakan boiler dengan desain paling sederhana
dalam sejarah. Mulai diperkenalkan pada abad ke 18, dengan menggunakan volume air besar tapi hanya bisa memproduksi pada tekanan rendah. Boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan batubara. Boiler jenis ini tidak bertahan lama penggunaannya karena efisiensinya yang sangat rendah. 2. Fire-Tube Boiler (Boiler Pipa-Api) Pada perkembangan selanjutnya muncul desain bari boiler yakni boiler pipa-api. Boiler ini terdapat 2 bagian di dalamnya, yaitu sisi tube/pipa dan sisi barrel/tong. Pada sisi barrel berisi fluida/air, sedangkan sisi pipa merupakan tempat terjadinya pembakaran. Boiler pipa-api biasanya memiliki kecepatan produksi uap air yang rendah, tetapi memiliki cadangan uap air yang lebih besar. 3. Water-Tube Boiler (Boiler Pipa-Air) Sama seperti boiler pipa-api, boiler pipa-air juga terdiri atas bagian pipa dan barrel. Tetapi sisi pipa diisi oleh air sedangkan sisi barrel menjadi tempat terjadinya proses pembakaran. Boiler jenis ini memiliki kecepatan yang tinggi dalam memproduksi uap air, tetapi tidak banyak memiliki cadangan uap air di dalamnya.
4. Kombinasi Boiler Pipa-Api dengan Pipa-Air Firebox
Boiler jenis ini merupakan kombinasi antara boiler pipa-api dengan pipa-air. Sebuah firebox didalamnya terdapat pipa-pipa berisi air, uap air yang dihasilkan mengalir ke dalan barrel dengan pipa-api didalamnya. Boiler jenis ini diaplikasikan pada beberapa kereta uap, namun tidak terlalu populer dipergunakan. Gas yang dapat mengurangi kadar zat asam adalah suatu gas yang dapat bereaksi kimiawi dengan bahan bakar lain. Gas mudah terbakar adalah gas yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran Identitas dengan pewarnaan Kelompok gas penyebab tercekik berwarna Abu-abu Kelompok gas mudah terbakar atau meledak berwarna Merah kecuali LPG dicat warna biru Kelompok gas beracun berwarna Kuning Tua Kelompok gas yang dapat menyengat berwarna Kuning Muda Kelompok gas untuk keperluan kesehatan berwarna Putih Kelompok gas campuran diberiwarna sesuai dengan jenis campuran Zat asam dan gas-gas lain yang termasuk kelompok gas pengoksidasian berwarna Biru Muda Identitas dengan huruf Pada bagin botol baja diberi tulisan nama gas yang diisikan, dibuat huruf balok warna hitam Identitas dengan label Ukuran dan tulisan label disesuaikan dengan jenis, sifat, dan potensi bahaya serta kapasitas botol baja. Identitas dengan plat nama atau tanda slagletter Slagletter harus memberikan keterangan tentang: Nama pemilk Mana penbuat, nomor seri pembuatan dan tahun pembuatan Nama gas yang diisikan bukan symbol kimia Berat botol baja tentang gas dan valve Tekanan isi yang diijinkan Berat maksimum gas yang diisikan jenis gas cair Kapasitas tampung air Tanda bahan pengisi bila jenis gas yang diisikan asetylene Bulan dan tahun pada waktu uji tekan yang pertama Instalansi pipa diberi warna yang berbeda menurut jenis fluida/gas yang mengalir di dalamnya. Instalansi pipa juga diberi identitas dengan tanda-tanda sebagai berikut: Nama fluida/gas yang mengalir di dalam pipa ditulis lengkap, bila memungkinkan ditulis pada rumus kimianya Besarnya tekanan pada fluida/gas yang mengalir di dalam pipa ditulis dengan angka dan satuan tekanan Arah aliran fluida/gas di dalam pipa ditulis dengan tanda panah dengan warna yang menyolok