Vous êtes sur la page 1sur 35

KHIKI PURNAWATI KASIM

Pesawat Uap atau juga disebut Ketel Uap adalah


suatu pesawat yang dibuat untuk mengubah air
didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan
pemanasan menggunakan pembakaran dari bahan
bakar.
Ketel uap dalam keadaan bekerja, adalah sebagai
bejana yang tertutup dan tidak berhubungan
dengan udara luar karena selama pemanasan,
maka air akan mendidih selanjutnya berubah
menjadi uap panas dan bertekanan, sehingga
berpotensi terjadinya ledakan jika terjadi kelebihan
tekanan (over pressure)
Sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt
tahun 1760an makapenggunaan pesawat uap
termasuk bejana tekan semakin meningkat dalam
industry maupun manufaktur yang meningkatkan
tingkat produksi industri. Gambar 1.1
menunjukkan salah satu contoh mesin uap sebagai
penggerak mesin di industry pada masa revolusi
industry. Sedangkan Gambar 1.2 menunjukkan
diagram siklus Rankine sebagai dasar dari siklus
kerja dari mesin uap. Namun dengan adanya
peralatan atau sistem yang baru, juga
menimbulkan potensi bahaya baru, akibat
penggunaan pesawat uap dan bejana tekan yang
tidak terkendali.
Keterangan: Diagram menunjukkan dasar dari
siklus rankine. Fluida dipompa dalam tekanan
tinggi dari kondisi 1 ke kondisi 2. Panas
ditambahkan dalam boiler (pembuat uap)
dengan membakar bahan bakar (meski panas
bisa diberikan dengan cara lain) untuk
menguapkan fluida ke kondisi 3. Uap
mengembang melalui turbin dan tekanan dan
suhu turun seketika menjadi kondisi 4.
Akhirnya uap mengembun menjadi cair dan
dipompa kembali.
Bejana tekan = wadah untuk menampung
energi berupa cair atau gas yang bertekanan
atau bejana tekan adalah selain pesawat uap
yang mempunyai tekanan melebihi tekanan
udara luar (atmosfer) dan mempunyai sumber
bahaya antara lain; kebakaran, keracunan,
gangguan pernafasan, peledakan, suhu
ekstrem
1. Pesawat Uap
– Ketel Uap
– Ketel Air Panas
– Ketel Vapour
– Pemanas Air
– Pengering Uap
– Penguap
– Bejana Uap
– Ketel Cairan Panas
2. Bejana Tekan
– Bejana Transport
– Bejana Penyimpan Gas
– Bejana Penimbun
– Pesawat/Instalasi Pendingin
– Botol Baja
– Pesawat Pembangkit Gas Asetilin
3. Instalasi Pipa
– Instalasi Pipa Gas
– Instalasi Pipa Uap
– Instalasi Pipa Air
– Instalasi Pipa Cairan
4. Operator Pesawat Uap, Juru Las dan
Perusahaan Jasa Teknik
Yang menjadi dasar hukum pengawasan K3
Pesawat Uap dan Bejana Tekan, adalah;
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930
2. Peraturan Uap Tahun 1930
3. Undang-Undang No.1 Tahun 1970, tentang
Keselamatan Kerja.
4. Permen No. 01/Men/1982 tentang Bejana
Tekan
5. Permen No.01/Men/1982 Tentang
Klasifikasi Juru Las
6. Permen No.01/Men/1988 tentang Klasifikasi
dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
1) ada yang menggunakan bahan bakar
padat antara lain batu bara, cangkang,
serabut kelapa sawit dan atau kayu,
2) bahan bakar cair yaitu solar, dan
3) bahan bakar gas yaitu Liquid Natural
Gas (LNG)
Meliputi kegiatan
- Perencanaan
- Pembuatan
- Pemasangan atau Perakitan
- Modifikasi atau Reparasi
- Pemeliharaan.
1. Pertimbangan-Pertimbangan Desain, mencakup prinsip-prinsip
desain termasuk gambar konstruksi, data ukuran-ukuran, gambar
teknik, pelaksanaan pembuatan dan pengujian

2. Spesifikasi Bahan, yaitu bahan yang digunakan harus


memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku serta standard
penggunaan bahan serta mempunyai sertifikat bahan.

3. Metode Konstruksi, yaitu pelaksanaan pekerjaan dapat


dilakukan dengan metode pengelasan dan pengelingan.

4. Penempatan Ketel Uap,yaitu; bahwa ketel uap harus


ditempatkan dalam suatu ruangan atau bangunan tersendiri yang
terpisah dari ruangan kerja . Jarak ruangan operator ketel uap
harus aman sesuai ketentuan.
1. Menurut tempat penggunaannya;
– Ketel uap darat tetap
– Ketel uap darat berpindah
– Ketel uap kapal
2. Menurut bangunan letak sumbu silinder ketel
– Ketel uap tegak
– Ketel uap datar
3. Menurut tipe dan bentuk konstruksi serta aliran
panas
– Ketel uap tangki
– Ketel uap pakai boiler
– Ketel uap dengan lorong api
1. Menurut fungsinya
– Bejana uap
– Pengering uap
– Penguap
– Pemanas air
2. Menurut Operasinya
– Bejana tertutup, misal; Autoclaves, Digester,
Distilling apparatus
– Bejana terbuka, misal; Open Steam Jacketed
kettles, Open evaporating pans.
1. Melakukan pembersihan sisi luar
2. Melakukan pembersihan sisi dalam
3. Pengolahan air pengisi ketel uap;
– Pengolahan diluar ketel
– Pengolahan didalam ketel
4. Reparasi Ketel Uap, yaitu melakukan penggantian
spare part/bagian untuk mempertahankan kinerja
ketel.
Sedangkan dalam hal pengoperasian pesawat uap,
harus dilakukan pendidikan dan pelatihan
terhadap operator dan pendidikan lainnya yang
terkait
Mencakup beberapa hal, yaitu;
1. Peralatan-peralatan Bantu Ketel Uap
a. Tingkap pengaman
b. Pedoman tekanan
c. Gelas pedoman air
d. Alat tanda bahaya
e. Kran penutup uap induk
f. Kran penutup air pengisi
g. Kran penguras
h. Pelat nama
Mencakup beberapa hal, yaitu;
2. Fungsi
a. Alat pengaman pesawat uap ialah setiap alat yang dipasang pada
pesawat dan berfunsi agar pesawat dapat dipakai secara aman.
b. Tingkap pengaman berfungsi untuk melepaskan tekanan dan tingkap
pengaman harus mudah digerakkan bibir-bibir pengantar klepnya
dengan tangan, jenisnya yaitu antara lain;
– Tingkap pengaman dengan pegas
– Tingkap pengaman dengan beban
c. Pedoman tekanan (Manometer) adalah suatu alat pengukur tekanan
dari suatu medium berbeda dalam satu ruangan.
d. Gelas pedoman air berfungsi untuk mengetahui tinggi kolom air yang
ada dalam ketel uap.
e. Alat pengontrol otomatis berfungsi untuk mengetahui kondisi air
dalam ketel uap
f. Tanda batas air terendah berfungsi untuk mengetahui ketinggian air
dalam ketel
g. Kerangan atau katup berfungsi untuk memasukkan atau
mengeluarkan air pada ketel uap
h. Lubang pemeriksaan berfungsi untuk akses pemeriksaan dalam ketel
uap
i. Pelat nama dipasang pada ketel uap dan berisi, antara lain; identitas
nama, pabrik pembuat, atau
Mencakup beberapa hal, yaitu;
Pada tingkap pengamanan, syarat-syarat yang harus
dipenuhi adalah;
a. Pada saat bekerja dengan kecepatan maksimum saat
tekanan tertinggi tekanan kerja, tidak akan meningkat
lebih 10 % dari tekanan kerja yang diperbolehkan
b. Harus mudah digerakkan dan dicapai oleh tangan
terkait dengan pengoperasinnya.
Secara umum, pada pesawat uap dan bejana tekan
terdapat pedoman tekanan, yaitu;
a. Harus mempunyai harga tekana yang sesuai dengan
tekanan kerja pesawatnya. Batas terendah tidak kurang
dari ¼ tekanan kerja dan tidak lebih dari 2X tekanan
kerjanya
b. Harus mempunyai angka-angka yang jelas dan
mudah dibaca dengan tanda maximum yang
diperbolehkan
1. Jenis pemeriksaan dan pengujian berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
2. Pemeriksaan dan pengujian dalam proses pembuatan
– Pemeriksaan dokumen teknik yang disyaratkan untuk
pembuatan
– Pemeriksaan bahan baku/material yang akan digunakan untuk
pembuatan unit atau komponen (pemeriksaan awal)
– Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan
pembuatan unit atau komponen
– Pengujian
– Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan
pembuatan unit atau komponen.
3. Pemeriksaan dan pengujian pertama
– Pemeriksaan dokumen teknik yang disyaratkan untuk
pemasangan dana atau pemeriksaan
– Pemeriksaan unit atau komponen
– Pemeriksaan teknis menyeluruh saat perakitan dan akhir
perakitan
– Pengujian-pengujian
– Pencatatan pada Buku Akte Ijin Pemakaian
4. Pemeriksaan dan pengujian berkala
– Pengecekan dokumen teknik terkait syarat
pemakaian
– Pemeriksaan kondisi fisik serta perlengkapannya
– Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian
berkala atau pemeriksaan khusus
– Pencacatan pada buku Akte Ijin Pemakaian
5. Pemeriksaan khusus (modifikasi/reparasi)
a. Pemeriksaan kondisi fisik pesawat uap yang akan
dilakukan reparasi/modifikasi
b. Pemeriksaan dokumen teknik terkait dengan syarat
pekerjaan
c. Pemeriksaan pada saat dan akhir pekerjaan
d. Pengujian seperlunya
e. Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian
f. Pencatatan pada buku akte
Selain itu terdapat pula pemeriksaan dan pengujian pada saat
terjadi pekerjaan relokasi/rekondisi pesawat uap. Dan seluruh
tahapan kegiatan pekerjaan yang terkait dengan pesawat uap
harus mendapatkan ijin dan pengesahan dari pihak yang terkait,
misal; ijin pemakaian (baru) dan Mutasi ijin pemakaian karena
penjualan atau jenis pesawat uap berpindah.
Seluruh kegiatan terkait dengan pemeriksaan dan pengujian
kemudian diatur dalam suatu prosedur standar mulai dari tahap
awal hingga akhir, yaitu;
a. Prosedur pemeriksaan dan pengujian pada tahap pembuatan
b. Prosedur pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan
atau pemasangan
c. Prosedur pada tahapan pemakaian (pemeriksaan berkala atau
khusus)
d. Prosedur pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan
reparasi dan modifikasi
e. Prosedur pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan
perakitan pemasangan karena pemindah pesawat uap
 Harus hemat dalam pemakaian bahan bakar.
Hal ini dinyatakan dalam rendemen atau daya
guna ketel.
 Berat ketel dan pemakaian ruangan pada suatu
hasil uap tertentu harus kecil.
 Paling sedikit harus memenuhi syarat-syarat
dari Direktorat Bina Norma Keselamatan Kerja
Departemen Tenaga Kerja.
 Bila manometer tidak berfungsi dengan baik, atau bila tidak
dikalibrasi dapat menimbulkan peledakan karena si operator
tidak mengetahui tekanan yang sebenarnya dalam boiler dan alat
lain tidak berfungsi.
 Bila safety valve tidak berfungsi dengan baik karena karat atau sifat
pegasnya menurun.
 Bila gelas duga tidak berfungsi dengan baik yang mana nosel-
noselnya atau pipa-pipanya tersumbat oleh karat sehingga jumlah
air tidak dapat terkontrol lagi.
 Bila air pengisi ketel tidak memenuhi syarat.
 Bila boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall
atau tidak sering dikunci.
 Terjadi pemanasan lebih karena kebutuhan produksi uap
 Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel
 Karena perubahan tak sempurna atau rouster, nozel fuel tidal
berfungsi dengan baik.
 Karena umur boiler sudah tua sehingga material telah mengalami
degradasi kualitas
 Bahaya terhadap kebakaran yang kebanyakan ditimbulkan
oleh bejana tekan penyimpan gas asetilen, hidrogen, elpiji,
karbon monoksida, metan dan lain-lain.
 Bahaya terhadap keracunan dan iritasi oleh gas-gas seperti
chlorine, sulful dioksida, hydrogen cydrogen sulfide,
karbon monoksida, amoniak dan lain-lain
 Bahaya terhadap pernapasan tercekik (aspisia) hingga
pingsan seperti disebabkan oleh nitrogen, argon, karbon
dioksida, helium dan gas inert lainnya yang memenuhi
ruangan yang mana membuat kandungan oksigen jauh
menurun.
 Bahaya terhadap peledakan yang ditimbulkan oleh gas
mudah terbakar yang ditampung dalam bejana tekan yang
mengalami kerusakan hingga dapat mengakibatkan
ledakan.
 Bahaya terkena cairan sangat dingin seperti yang
disebabkan oleh gas nitrogen cair dan lain-lain
1. “Pot Boiler” atau “Haycock Boiler”

Merupakan boiler dengan desain paling sederhana


dalam sejarah. Mulai diperkenalkan pada abad ke
18, dengan menggunakan volume air besar tapi
hanya bisa memproduksi pada tekanan rendah.
Boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan
batubara. Boiler jenis ini tidak bertahan lama
penggunaannya karena efisiensinya yang sangat
rendah.
2. Fire-Tube Boiler (Boiler Pipa-Api)
Pada perkembangan selanjutnya muncul desain
bari boiler yakni boiler pipa-api. Boiler ini terdapat
2 bagian di dalamnya, yaitu sisi tube/pipa dan sisi
barrel/tong. Pada sisi barrel berisi fluida/air,
sedangkan sisi pipa merupakan tempat terjadinya
pembakaran.
Boiler pipa-api biasanya memiliki kecepatan
produksi uap air yang rendah, tetapi memiliki
cadangan uap air yang lebih besar.
3. Water-Tube Boiler (Boiler Pipa-Air)
Sama seperti boiler pipa-api, boiler pipa-air juga terdiri
atas bagian pipa dan barrel. Tetapi sisi pipa diisi oleh
air sedangkan sisi barrel menjadi tempat terjadinya
proses pembakaran. Boiler jenis ini memiliki kecepatan
yang tinggi dalam memproduksi uap air, tetapi tidak
banyak memiliki cadangan uap air di dalamnya.

4. Kombinasi Boiler Pipa-Api dengan Pipa-Air Firebox


Boiler jenis ini merupakan kombinasi antara boiler
pipa-api dengan pipa-air. Sebuah firebox didalamnya
terdapat pipa-pipa berisi air, uap air yang dihasilkan
mengalir ke dalan barrel dengan pipa-api didalamnya.
Boiler jenis ini diaplikasikan pada beberapa kereta uap,
namun tidak terlalu populer dipergunakan.
 Gas yang dapat mengurangi kadar zat
asam adalah suatu gas yang dapat
bereaksi kimiawi dengan bahan bakar
lain.
 Gas mudah terbakar adalah gas yang
mudah bereaksi dengan oksigen dan
menimbulkan kebakaran
 Identitas dengan pewarnaan
 Kelompok gas penyebab tercekik berwarna Abu-abu
 Kelompok gas mudah terbakar atau meledak berwarna
Merah kecuali LPG dicat warna biru
 Kelompok gas beracun berwarna Kuning Tua
 Kelompok gas yang dapat menyengat berwarna Kuning
Muda
 Kelompok gas untuk keperluan kesehatan berwarna
Putih
 Kelompok gas campuran diberiwarna sesuai dengan jenis
campuran
 Zat asam dan gas-gas lain yang termasuk kelompok gas
pengoksidasian berwarna Biru Muda
 Identitas dengan huruf
Pada bagin botol baja diberi tulisan nama gas
yang diisikan, dibuat huruf balok warna hitam
 Identitas dengan label
Ukuran dan tulisan label disesuaikan dengan
jenis, sifat, dan potensi bahaya serta kapasitas
botol baja.
Identitas dengan plat nama atau tanda slagletter
Slagletter harus memberikan keterangan tentang:
 Nama pemilk
 Mana penbuat, nomor seri pembuatan dan tahun
pembuatan
 Nama gas yang diisikan bukan symbol kimia
 Berat botol baja tentang gas dan valve
 Tekanan isi yang diijinkan
 Berat maksimum gas yang diisikan jenis gas cair
 Kapasitas tampung air
 Tanda bahan pengisi bila jenis gas yang diisikan
asetylene
 Bulan dan tahun pada waktu uji tekan yang pertama
Instalansi pipa diberi warna yang berbeda menurut
jenis fluida/gas yang mengalir di
dalamnya. Instalansi pipa juga diberi identitas
dengan tanda-tanda sebagai berikut:
 Nama fluida/gas yang mengalir di dalam pipa
ditulis lengkap, bila memungkinkan ditulis pada
rumus kimianya
 Besarnya tekanan pada fluida/gas yang mengalir
di dalam pipa ditulis dengan angka dan satuan
tekanan
 Arah aliran fluida/gas di dalam pipa ditulis
dengan tanda panah dengan warna yang
menyolok

Vous aimerez peut-être aussi