Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Ns, Rany Agustin W, S. Kep. M. Kep
Pengertian Halusinasi
Fase pertama
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stres,
perasaan yang terpisah, kesepian. Klien mungkin
melamun atau memfokuskan pikiran pada hal yang
menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan dan
stres. Cara ini menolong sementara. Klien masih dapat
mengontrol kesadarannya dan mengenal pikirannnya
namun intensitas persepsi meningkat.
Fase kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan
pengalaman internal dan eksternal, klien berada
pada tingkat listening pada halusinasi. Pemikiran
internal menjadi menonjol seperti gambaran suara
dan sensasi. Halusinasi dapat meruopa bisikan yang
tidak jelas. Klien takut apabila orang lain
mendsengar, klien merasa tidak mampu
mengontrolnmya. Klien membuat jarak anatara
dirinya dan halusinasi dengan memproyeksikan
seolah-olah halusinasi datang dari orang lain atau
tempat lain.
Fase ketiga
Halusinasi lebih menonjol, mengusai dan
mengontrol. Klien menjadi terbiasa dan tidak
berdaya pada halusinasinya. Halusinasi memberi
kesenangan dan rasa aman yang sementara.
Fase keempat
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepasakan
diri dariu kontrol halusinasinya. Halusinasi yang
sebelumnya menyenangkan berubah menjadi
mengancam, memerintah dan memarahi. Klien tidak
dapat berhubungan dengan orang lain karena terlaslu
sibuk dengan halusinasinya. Klien mungkin berada
dalam dunia yang menakutkan dalam waktu yang
singkat, beberapa jam atau selamanya. Proses ini
menjadi kronik jika tidak dilakukan intervensi.
Macam - macam Halusinasi
Menurut Haber, Leach, Sdelan (1978 hal. 725)
Halusinasi dengar
Ucapan atau suara yang didengar oleh klien, tetapi tak
didengar dan tak ada hubungannya denagn obyek
realita. Suara itu sering mencaci maki orang lain. Sering
kali suara itu merupakan proyeksi dari ketidakmampuan
klien menerima persepsi dari dalam dirinya yang
kemudian dihibungkan dengan kekuatan luar. Contoh:
Klien wanita mengalami kecemasan danm rasa bersalah
untuk aborsinya yang telah dilakukan, ia mendengar
Tuhan menghinanya karena tingkah laku seksual dan
abortusnya. Halusinasi dengar sering terjadi pada
skizofrenia.
Halusinasi lihat
Bayangan atau sensasi visual yang dialami oleh klien tanpa
adanya stimulus eksternal. Klien mungkin melihat
bayangan dari figur obyek atau kejadian yang aneh sekali,
menakutkjan atau menimbulkan rasa nyaman. Contoh :
Klien laki-laki sering melihat dirinya dan keluarganya
ditempakl mati oleh regu penembak untuk kejajhatan
yang tidak diketahui. Gambaran ini melintas di depan
matanya seperti layaknya menonton film. Halusinasi lihat
sering terjadi pada klien dengan gangguan mental organic.
Halusinasi raba
Sensasi tubuh yang aneh dirasakan oleh klien. Halusinasi
ini bisa merupakan bagian dari delusi, dan melibatkan
salah persepsi terhadap bagian tubuh. Tipe halusinasi ini
sering disebabkan oleh toksisiatas alkohol. Contoh : Klien
wanita yang tidak memiliki anak dan sudah menopouse
merasakan organ tubuhnya membatu dan ia merasakan
suspensi yang sangat berat pada tubuh bagian bawah.
Halusinasi ini sering terjadi pada akut alkohol withdrawl.
Halusinasi bau atau hirup
Bau-bauan yang tercium berasal dari tempat yang spesifik
atau tidak bisa diketahui. Contoh : Klien wanita merasa ia
mempunyai personalitas yang busuk, ia mengeluh
mencium daging busuk dan rambut yang terbakar berasal
dari dirinya atau orang lain disekitarnya. Halusinasi ini
sering terjadi pada seizure disorder.
Halusinasi kecap
Yaitu rasa yang dialami tanpa ada dasarnya. Contoh :
Klien laki-laki merasa isterinya teklah membuatnya
menderita. Setiap kali ia makan yang telah disiapkan oleh
istewrinya ia merakan pahit di mulutnya. Halusinasi ini
sering terjadi pada seizured disorder.
ASKEP
Pengkajian
Ada 3 faktor yang perlu dikaji yaitu :
Faktor individu
Faktor keluarga
Faktor lingkungan
Faktor Individu
Hal-hal yang perlu dikaji pada klien :
Bagaimana klien menjelaskan persoalan yang dialaminya.
Bagaimana klien mengatakan gangguan halusinasinya dan
respon klien terhadap halusinasinya.
Apakah ada keserasian anatara afek dan ucapan-ucapan
klien.
Siapakah yang merupakan teman dekat klien.
Apa yang diaanggap klien sebagai kekuatan terhadap
dirinya.
Apakah klien pernah mengalami sakit fisik/kecelakaan
dimasa lalu.
Apakah klien termasuk orang-orang yang salah
menggunakan obat
Apakah ada hambatan pada tugas perkembangan klien.
Bagaimana klien menghadapi stresor yang dialaminya.
Faktor Keluarga