Vous êtes sur la page 1sur 22

1 Anatomi

Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara sel-sel
tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan
senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air
dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi.
Pernapasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
•Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigen dan pengeluaran
Karbondioksida serta uap air antara organisme dan lingkungannya.
•Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan mitokondria.
FISIOLOGI

Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam
tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur
organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga hidung,
Farings (Rongga tekak), Larings (kotak suara), Trakea (Batang tenggorok), Bronkus
dan Paru-paru.
Alat pernapasan manusia terdiri atas beberapa organ, yaitu:

•Rongga Hidung
•Faring
•Larings (Kotak suara)
•Trakea (Batang tenggorok)
•Bronkus dan Percabangannya
•Paru-paru
Definisi

Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok
(Ilmu Penyakit Dalam, 2001).

Etiologi

•Merokok

•Iradiasi.

•Zat-zat yang terhirup ditempat kerja .

•Polusi Udara

•Genetik.
Manifestasi klinis

Gejala kanker paru yang paling sering adalah batuk, kemungkinan akibat iritasi
yang disebab kan oleh massa tumor. Individu sering mengabaikan gejala ini dan
menghubungkan dengan merokok. Batuk mulai sebagai batuk kering, tanpa membentuk
sputum, tetapi berkembang sebagai titik dimana dibentuk sputum yang kental, purulen
dalam berespon terhadap infeksi sekunder.Batuk yang karakternya berubah
membangkitkan kecurigaan terhadap kanker paru.
Jika dilihat dari manifestasi klinisnya, dapat dikategorikan menjadi gejala
intrapulmonal intratorakal, gejala ekstrapulmonal intratorakal, gejala ekstrato rakal
non metastasis dan gejala ekstratorakal metastasis
1. Manifestasi Lokal Kanker Paru (Intrapulmonal Intratorakal)
Gejala yang paling sering adalah batuk kronis dengan atautanpa produksi sputum.
Produksi sputum yang berlebih merupakan suatu gejala karsinoma sel bronkoalveolar
atau disebut bronchoalveolar cell carcinoma.
2. Manifestasi Ekstrapulmonal Intratorakal
Manifestasi ini disebabkan oleh adanya invasi atau ekstensi kanker paru ke struktur atau organ
sekitarnya. Sesak nafas dan nyeri dada bisa disebabkan oleh keterlibatan pleura atau perikardial.

3. Manifestasi Ekstrato rakal Non Metastasis


Kira-kira 10-20% pasien kanker paru mengalami sindroma paraneoplastik. Biasanya hal ini
terjadi bukan disebabkan oleh tumor, melainkan karena zat hormon atau peptida yang dihasilkan
oleh tumor itu sendiri. Pasien dapat menunjukkan gejala-gejala seperti mudah lelah, mual, nyeri
abdomen, confusion , atau gejala yang lebih spesifik seperti galaktorea (galactorrhea).

4. Manifestasi Ekstratorakal Metastasis


Penurunan berat badan >20% dari berat badan sebelumnya (bulan sebelumnya) sering
mengindikasikan adanya metastasis. Pasien dengan metastasis ke hepar sering mengeluhkan
penurunan berat badan. Kanker paru umumnya juga bermetastasis ke kelenjar adrenal, tulang,
otak, dan kulit.
Klasifikasi
•Bronchogenic Carcinoma
adalah istilah lain untuk kanker paru-paru, diklasifikasikan secara luas
kedalam dua tipe-tipe yaitu small cell lung cancers (SCLC) dan non-small cell
lung cancers (NSCLC).
•Small cell lung cancers atau SCLC
meliputi kira-kira 20% dari kanker paru-paru dan adalah kangker paru yang
paling agresif dan bertumbuh dengan cepat dari semua kanker-kanker paru-
paru.
•Non-small cell lung cancers atau NSCLC
adalah kanker-kanker paru yan paling umum, mencakup sekitar 80% dari
semua kanker paru-paru. NSCLC mempunyai tiga tipe utama yang dinamakan
berdasarkan tipe sel-sel yang yang ditemukan dalam tumor.
•Adenocarcinomas adalah tipe NSCLC
yang paling umum.Dimana Adenocarcinomas dikaitkan dengan merokok
seperti kanker-kanker paru lainnya, tipe ini terutama diamati juga pada bukan
perokok yang mengembangkan kanker paru
PATOFISIOLOGI

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/sub bronkus menyebabkan cilia hilang
dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan
karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia, dan dysplasia.
Bila lesi perifernya disebabkan oleh metaplasia,hyperplasia dan dysplasia menembus ruang
pleura, biasanya timbul efusi pleura, dan biasa diikuti infasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini
menyebabkan obstruksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan suprasi dibagian distal.
Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam dan dingin.
Wheezing unilateral dapat terdengar pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan
biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase
ke struktur-struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esophagus, pericardium, otak dan
tulang rangka.
Pemeriksaan Diagnostik
Radiologi
•Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada. Merupakan pemeriksaan
awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan
lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi
tulang rusuk atau vertebra.
•Bronkhografi. Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
Laboratorium
•Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe)
•Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
•Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Histopatologi.
•Bronkoskopi.
•Biopsi Trans Torakal (TTB).
•Torakoskopi.
•Mediastinosopi.
•Torakotomi.
•Pencitraan
Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :


•Kuratif. Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
•Paliatif. Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
•Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak fisis maupun psikologis
kanker baik pada pasien maupun keluarga.
•Suportif. Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi,
tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001
dan Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 2000).Penatalaksanaan klien dengan kanker paru
adalah:
Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengangkat
semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru – paru
yang tidak terkena kanker.
• Toraktomi eksplorasi.
• Pneumonektomi
• Lobektomi (pengangkatan lobus paru)
• Resesi segmental
• Resesi baji
• Dekortikasi
Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga sebagai
terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/
penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
Kemoterapi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien
dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi
radiasi.
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Identitas
2. Keluhan utama : klien mengatakan Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadan
bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah
berat badan menurun.
3. Riwayat Penyakit sekarang, tanyakan :
•Apakah masih ada batuk, berapa lama
•Adakah penurunan BB
•Apakah nyeri dada kalau batuk
•Apakah nyeri abdomen
4. Riwayat kesehatan yang lalu (faktor resiko), tanyakan :
•Riwayat Alergi
•Kebiasaan merokok
•Pengguaan obat-obatan
•Imunisasi
•Riwayat penyakit keturunan
5. Data subjektif
•Pasien mengeluh batuk, ada dahak bercampur darah
•Pasien mengeluh sesak
•Pasien mengatakan sudah pergi ke dokter dan di therapi berkali-kali
•Pasien mengatakan badan terasa lelah
•Pasien mengeluh nyeri dada
•Pasien mengeluh sulit tidur
•Pasien mengeluh nafsu makan menurun
6. Data obyektif
•Pasien tampak sesak
•Pasien batuk-batuk
•Adanya retraksi interkostalis
•Pasien tampak lemah
•Pasien meringis kesakitan
•Hasil sitologi sputum/pleura menunjukkan adanya karsinoma
•Hasil CT-scan menunjukkan adanya metaplasia sel paru
Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
•Adanya sianosis
•Adanya conjuntiva anemis, wajah dan kulit tampak pucat
•Pasien terlihat sesak
•Adanya retraksi interkostalis
•Pasien tampak lemah
•Pasien batuk dan mengeluarkan sputum purulent
•Pasien meringis kesakitan
2. Palpasi
•Adanya fremitus taktil
3. uskultasi
•Adanya penurunan aliran udara melalui jalan nafas.
•Adanya perubahan bunyi nafas
•Aktivitas/istirahat: Kelemahan, ketidakmampuan, mempertahankan kebiasaan rutin, dispnoe
karena aktivitas , kelesuan biasanya tahap lanjut.
•Sirkulasi Peningkatan Vena Jugularis, Bunyi jantung: gesekan perikordial (menunjukkan efusi ),
takikardia, disritmia.
pola Gordon

•Integritas Ego: Ansietas, takut akan kematian, menolak kondisi yang berat, gelisah, insomnia,
pertanyan yang diulang-ulang
•Eliminasi: Diare yang hilang timbul (ketidakseimbangan hormonal), peningkatan
frekuensi/jumlah urine.
•Makanan/cairan : Penurunan Berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan,
kesulitan menelan, haus/peningkatan masukan cairan Kurus, kerempeng, atau penampilan
kurang bobot ( tahap lanjut 0, edema wajah, periorbital ( ketidakseimbangan hormonal ),
Glukosa dalam urine .
•Ketidaknyamanan/nyeri: nyeri dada, dimana tidak/dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi.
Nyeri bahu/tangan, nyeri tulang/sendi, erosi kartilago sekunder terhadap peningkatan hormon
pertumbuhan. Nyeri abdomen hilang/timbul.
•Pernafasan : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya , peningkatan produksi
sputum, nafas pendek, pekerja terpapar bahan karsinogenik, serak, paralisis pita suara, dan
riwayat merokok.Dsipnoe, menigkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil, krekels/mengi
pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran udara). Krekels/mengi yang menetap
penyimpangan trakeal (area yang mengalami lesi) Hemoptisis.
•Keamanan : Demam, mungkin ada/tidak, kemerahan, kulit pucat.
•Seksualitas : Ginekomastia, amenorea, atau impoten.
•Penyuluhan/pembelajaran : Faktor resiko keluarga : adanya riwayat kanker paru, TBC.
Kegagalan untuk membaik.
Diagnosa Keperawatan yang muncul adalah :
•Bersihan jalan nafas tidak efektif, b/d peningkatan jumlah/perubahan mukus /viskositas sekret,
kehilangan fungsi silia jalan nafas, meningkatnya tahanan jalan nafas.
•Nyeri b/d lesi dan melebarnya pembuluh darah.
•Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan suplai O2 akibat perubahan sruktur alveoli.
•Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis b/d kurangnya informasi.
Intervensi Keperawatan

Bersihan jalan nafas tidak efektif, b/d peningkatan jumlah/perubahan mukus /viskositas
sekret, kehilangan fungsi silia jalan nafas, meningkatnya tahanan jalan nafas.
 Kriteria hasil :
•Menyatakan/ menunjukkan hilangnya dispnea.
•Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih
•Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan.
•Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas.
Intervensi :
•Catat perubahan upaya dan pola bernafas.
Rasional : Penggunaan otot interkostal/ abdominal dan pelebaran nasal menunjukkan
peningkatan upaya bernafas.
•Observasi penurunan ekspensi dinding dada
Rasional : Ekspansi dad terbatas atau tidak sama sehubungan dengan akumulasi cairan, edema,
dan sekret dalam seksi lobus.
Sekian..
Wassalamualaikum 
•Catat karakteristik batuk (misalnya, menetap, efektif, tak efektif), juga produksi dan
karakteristik sputum.
Rasional: Karakteristik batuk dapat berubah tergantung pada penyebab/ etiologi gagal
perbafasan. Sputum bila ada mungkin banyak, kental, berdarah, dan/ atau purulen.
•Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan gunakan alat jalan nafas sesuai kebutuhan.
Rasional: Memudahkan memelihara jalan nafas atas paten bila jalan nafas pasien.
•Kolaborasi pemberian bronkodilator, contoh aminofilin, albuterol dan lainlain
Rasional: Mempercepat proses penyembuhan
•Awasi untuk efek samping merugikan dari obat, contoh takikardi, hipertensi, tremor, insomnia.
Rasional: Obat diberikan untuk menghilangkan spasme bronkus, menurunkan viskositas sekret,
memperbaiki ventilasi, dan memudahkan pembuangan sekret. Memerlukan perubahan dosis/
pilihan obat.t

Vous aimerez peut-être aussi