Vous êtes sur la page 1sur 42

DINAS PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI

PROVINSI DKI JAKARTA

Mendorong Keterpaduan Transportasi


Publik Perkotaan Di DKI Jakarta Sebagai
Bagian Dari Kebijakan Transportasi
Perkotaan Jabodetabek
Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Teknis Perbatasan

Tangerang , 24 Februari 2016


WAJAH
“SEKILAS WAJAH”TRANSPORTASI KOTAJAKARTA
PERMASALAHAN TRANSPORTASI
JUMLAH KENDARAAN > RUANG JALAN
JUMLAH PERJALANAN HARIAN KOMUTER DARI
BODETABEK KE JAKARTA TAHUN 2012
Source February 2012 : Analysis by JAPTraPIS Study Team, Source Data JUTPI

Tangerang Bekasi

2.195.000 DKI 2.521.000


(31,53 %) 18.775.000 (36,21 %)

Total Bodetabek ke DKI


2.246.000 6.962.000 perjalanan/hr
(32,26 %)
Jumlah Perjalanan harian :
- Di Bekasi 7,14 jt
Bogor/Depok - Di Tangerang 8,86 jt
- Di Bogor/Depok 9,96 jt
- Jumlah Perjalanan di dalam DKI 18.775.000 perjalanan/hr (72,95 %)
- Bodetabek ke DKI 6.962.000 perjalanan/hr (27,05 %)
Total perjalanan ke dan di DKI 25.737.000 perjalanan/hr
- Rata-rata perjalanan/orang (trip rate) ± 1,89

Konversi :
Perjalanan/hr  Orang/hr  Kendaraan/hr
TIDAK SEIMBANG ANTARA SUPPLY VS DEMAND (2012)
SUPPLY
 Panjang jalan 6.936 km = 48,4 Km2
JARINGAN  Road ratio 7,3% (dari luas wilayah DKI
Jakarta)
JALAN
 Pertumbuhan panjang jalan ± 0,01%/Thn

DEMAND  25,7 Juta Perjalanan/hari (di Jakarta


termasuk Komuter)
KEBUTUHAN  75% (± 19,2 juta perjalanan
PERJALANAN menggunakan kendaraan pribadi dari BIAYA
Bodetabek) KEMACETAN
Diperkirakan
 Jumlah kendaraan bermotor di DKI ± Rp. 45.2 Trilyun/ thn
8,37 juta unit (terdiri dari
KENDARAAN − Kendaraan pribadi : 8,078 juta (96,5%) pemborosan BBM,
BERMOTOR − Angkutan umum : 294 ribu ( 3,5%) biaya operasional
 Pertumbuhan rata2. 5 tahun terakhir kendaraan, time
(2008-2012) :  8,1% per-thn value, economic
value dan
 Menggunakan Kendaraan pribadi (R4 & pencemaran energi)
R2) 98% dari Bodetabek.
MODAL
 Menggunakan Angkutan umum 2 % dari
SHARE Bodetabek

kemacetan yang luar biasa dengan jumlah perjalanan harian ke dan dari DKI Jakarta sebesar 25,7 juta perjalanan/hari terdiri dari 18,8 juta
perjalanan/hari di DKI Jakarta dan 6,9 juta perjalanan/hari Bodetabek ke Jakarta (5,2 juta perjalanan didominasi oleh angkutan pribadi
sebanyak 98%,sedangkan proporsi angkutan umum hanya 2% sehingga menyebabkan kemacetan di pintu-pintu masuk jalan ke Jakarta).
PERSENTASE PERJALANAN
DI DKI JAKARTA
PERBANDINGAN MODAL SHARE TAHUN 2002 DAN 2010
Lingkaran Setan Angkutan Umum
Pindah ke
Mobil Pribadi

Pelayanan
Memburuk Macet
Jalur
Prioritas

Pendapatan Kecepatan
Berkurang Turun

Trip
Berkurang
Subsidi

Dua intervensi :
Pemberian prioritas agar bus tak terhambat oleh lalulintas lain.
dan subsidi saat pendapatan tidak mengejar biaya operasi.
IMPLEMENTASI POLA TRANSPORTASI MAKRO
MRT/Subway+KA
PENGEMBANGAN
ANGKUTAN UMUM LRT/Monorail
MASSAL
BRT/Busway

Pembatasan Penggunaan
Kendaraan Bermotor
POLA
PEMBATASAN Road Pricing/ERP
TRANSPORTASI
LALU LINTAS
MAKRO (PTM) Pengendalian Parkir

Fasilitas Park n Ride

ITS

PENINGKATAN Pelebaran Jln/FO/UP


KAPASITAS
JARINGAN Pengemb. Jaringan Jln
•Pergub No. 103/2007
Pedestrianisasi
Peraturan Gubernur No,103 tahun 2007 tentang Pola Transportasi Makro disusun untuk meningkatkan pelayanan dan
penyediaan jasa transportasi yang aman, terpadu, tertib, lancar, nyaman, ekonomis, efisien, efektif, dan terjangkau oleh
masyarakat, yang bertujuan untuk menetapkan Rencana Induk Sistem Jaringan Transportasi di Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta sebagai perwujudan Tatanan Transportasi Wilayah
Upaya Pembangunan Jaringan Sistim BRT/Busway

Saat ini sudah beroperasi


5 10
12 koridor
9

12
3
1 Blok M - Kota
2 2 P.Gadung – Harmoni
1
3 Kalideres - Harmoni
4
4 P.Gadung – Dukuh Atas
5 Kp.Melayu - Ancol
6 Ragunan – Kuningan
11
13 7 Kp.Melayu – Kp.Rambutan
8 Lebak Bulus – Harmoni
8
9 Pinangranti - Pluit
10 Cililitan - Tanjung Priok
6
7 Ciledug - Blok M
Kalimalang - Blok M
Depok - Manggarai
11 Pulo Gebang – Kp.Melayu
Koridor 13 (Ciledug – Blok
12 Tanjung Priok - Pluit
M/Tendean) masa
konstruksi
elevated
OPERASIONAL TRANSJAKARTA SAAT INI
 Jumlah koridor : 12
 Panjang Koridor : ± 210,31 Km (12 Koridor)
 Jumlah halte : 233 halte
 Jumlah Operator : 8 perusahaan sudah operasi + 2
perusahaan sedang membangun bus +
Unit pengelolaan Bus Transjakarta Busway
 Jumlah Pool Bus : 13 pool
 Jumlah Bus Operasional : 850 unit (termasuk 6 bus tingkat)
 Produksi km : ± 43-44 juta kilometer pertahun
 SPBG : 7 lokasi (3 PGN + 4 Pertamina)
 Tarif Tiket : Rp.3.500 & Rp.2.000 (pagi jam 5-7)
& tarif gratis untuk bus tingkat
 Penumpang saat ini +/- 282.000 per hari (rata-rata)
UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN BUSWAY

STERILISASI LAJUR : BUS TRACKING SPBBG ARMADA BUS


• Penjagaan oleh SYSTEM (BTS) : Koordinasi dengan • Peremajaan armada
petugas Dishub, Pembangunan ITS Pemerintah Pusat
busway,
(Kementerian ESDM) untuk
Polisi dan Kogartap sebagai central • Single bus diganti
dukungan :
• SEPARATOR room yang salah
DITINGGIKAN • Revitalisasi SPBBG yang Articulated bus
satunya adalah BTS.
Saat ini sudah
ada, • Akan ada
• Pembangunan SPBBG penambahan bus baru
terkoneksi 3 koridor baru dan/atau SPBBG
busway. sistim mother-daughter;
• Harga jual gas khusus
untuk busway
• DKI menyediakan lahan
untuk SPBBG baru
(BPKD)
DINAS PERHUBUNGAN DKI
Bentuk Kerjasama Operator dengan Transjakarta

Kompensasi
Rp/km

TRANSJAKARTA Sepakat melalui


Operator
kontrak menjalankan
satu layanan

Kewajiban/Kewenangan Transjakarta Kewajiban/Kewenangan Operator


1. Menanggung semua pendapatan dari tiket 1. Penyediaan armada bus
penumpang 2. Penyediaan Awak
2. Membayar Operator untuk bus yang 3. Menjalankan operasional armada bus
dijalankan per km 4. Penyediaan depo dan bengkel
3. Mengatur jalannya operasi dan 5. Perawatan bus
mengoperasikan halte
Panjang Koridor dan Jumlah Halte

Panjang Jumlah Jarak Rata Antar


Koridor Layanan
Rute Halte Halte

1 Blok M - Kota 12,9 km 19 650 m


2 Pulo Gadung - Harmoni 14 km 31 700 – 800 m
3 Kali Deres - Harmoni 19 km 12 700 – 800 m
4 Pulo Gadung - Dukuh Atas 11,85 km 17 400 – 1600 m
5 Kp Melayu - Ancol 13,5 km 17 400 – 2250 m
6 Ragunan - Dukuh Atas 13,3 km 18 400 – 1000 m
7 Kp Rambutan - Kp Melayu 12,8 km 14 500 – 1500 m
8 Lebak Bulus - Harmoni 26 km 19 500 – 1500 m
9 Pinang Ranti - Pluit 28,8 km 36 500 – 1500 m
10 Cililitan - Tj Priok 19,4 km 22 500 – 1000 m
11 Pulo Gebang - Kp Melayu 11,76 km 14 300 – 1000 m
12 Pluit - Tj Priok 27 km 14 500 – 1500 m
Jumlah 210,31 km 233 400 - 2000
RENCANA ELEVATED BUSWAY UNTUK 3 KORIDOR SELANJUTNYA
Koridor CONTOH ELEVATED BRT
(XIAMEN-CHINA)
13. Ciledug – Blok M
(14,6 Km)

14.Kali Malang – Blok M


(17,7 Km)

15. Depok – Manggarai


(17 Km)

DINAS PERHUBUNGAN DKI


LOKASI PARK & RIDE
TJ. PRIOK
ANCOL
1
KOTA
3
5 2
PULO GEBANG
PULOGADUNG
KALIDERES
HI

4
PULOGEBANG

KP. MELAYU

BLOK M

LEBAK BULUS 7
6 KP. RAMBUTAN
RAGUNAN

KP. RAMBUTAN
RAGUNAN
PEMBANGUNAN FASILITAS PARK & RIDE
Kriteria pemilihan lokasi
• Di luar / sekitar JORR.
• Tersedianya layanan angkutan umum
(BRT) yang baik.
• Akses mudah ke / dari daerah perumahan Fasilitas Park & Ride (2020)
• Pemanfaatan fasilitas yang ada (parkir Tj.Priok Existing: 5 sites
kegiatan saat ini). Pluit
Ancol Plan: 20 sites
• Area yang berdekatan dengan Sheter.
Kalideres
• Pertimbangan daerah tangkapan air
Harapan
Cikokol Poris Indah
Fungsi dan fasilitas yang Plawad Telukpucung
direkomendasikan
Setos Pulo Bekasi
Good Access Gebang
(Easy , safe, visible) Ciledug
Bintaro Margahayu
Security
(Lighting,
Information Pinang
management) (Transit, Parking) BSD Lebak Ranti
Ciputat
Bulus
Park and Ride Ragunan Kp Rambutan Setu

Sign Motor Depok Cibubur


Existing P&R
(guide, marking) Cycle New facility P&R
Other service Current facility P&R (Mixed use) Jatijalar
(Toilet, ATM, Shops,
activities, K&R)
Sumber: JAPTraPIS
JPO Penghubung di
Semanggi antara Halte
Koridor 1 dan Halte
Koridor 9
BUSWAY KORIDOR LANJUTAN
LINTAS WILAYAH KORIDOR PULOGADUNG – BEKASI (HARAPAN INDAH)

HALTE RAYA
BEKASI HALTE RAYA
TIPAR BEKASI
CAKUNG CAKUNG
CILINCING

HALTE
RAYA HALTE RAYA
BEKASI BEKASI
HALTE RAYA
KIP PASAR
BEKASI
CAKUNG
PULO
GEBANG
HALTE RAYA
BEKASI
UJUNG
MENTENG

DINAS PERHUBUNGAN DKI


PENGEMBANGAN APTB
(Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway TJ)
TUJUAN :
• Memberikan pelayanan transportasi publik yang terpadu bagi daerah
penyangga yang menuju Jakarta dan/atau sebaliknya.
• Terjadinya perpindahan penggunaan kendaraan pribadi (semula mobil
pribadi dan sepeda motor) beralih ke APTB dan TransJakarta.

Saat ini APTB sudah beroperasi melayani 17 rute

Bekasi
• BEKASI – PULO GADUNG
DKI • BEKASI – TNH. ABANG
• PORIS PLAWAD – TOMANG • BEKASI – HTL. INDONESIA
• CIPUTAT – KOTA JAKARTA • CIKARANG - KALIDERES
• TANGERANG – PULO GADUNG
• KALIDERERES – CIKARANG

Tangerang Bogor/Depok
• BOGOR – TNH. ABANG
• BOGOR – T. PRIOK
• BOGOR – BLOK M
• SPM seperti busway • BOGOR – RAWAMANGUN
TransJakarta • CILEUNGSI – BLOK M
• PKS dengan UP • CIBINONG – GROGOL
• BOGOR/CIAWI- GROGOL
TransJakarta
• BUBULAK – GROGOL
• BOGOR - SENEN
DINAS PERHUBUNGAN DKI
Operasional APTB
No. Trayek Rute Operator Jumlah
1 APTB01 Bekasi - Pulogadung Perum PPD 7
2 APTB03 Poris Plawad - Tomang Perum PPD 10
3 APTB04 Ciputat - Kota PT. Bianglala 15
4 APTB05 Cibinong - Grogol PT. Mayasari Bakti 13
5 APTB06 Bogor - Rawamangun PT. Sinar Jaya 10
6 APTB07 Bekasi - Tanah Abang PT. Mayasari Bakti 19
7 APTB08 Bekasi - Bundaran HI Perum PPD 8
8 APTB09 Bogor - Blok M PT. Sinar Jaya 10
9 APTB10 Cileungsi - Blok M PT. Mayasari Bakti 13
10 APTB11 Bogor - Tanah Abang PT. Sinar Jaya 10
11 APTB12 Bogor - Tj. Priok PT. Hiba 10
12 APTB13 Pulogadung - Tangerang PT. Mayasari Bakti 10
13 APTB14 Cikarang - Kalideres PT. Mayasari Bakti 10
14 APTB15 Bogor/Ciawi - Grogol PT. Anugerah Mas 10
15 APTB16 Bogor/Bubulak - Grogol PT. Sinar Jaya 10
16 APTB17 Bogor - Senen PT. Anugerah Mas 18
17 APTB18 Bogor - Cililitan PT. Anugerah Mas 10
193
ANGKUTAN TRANSJABODETABEK
Latar belakang : Implementasi/ Pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 54 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Jaringan
Angkutan Massal Jabodetabek
Operator : Perum PPD
Jumlah Armada : 88 unit (hibah Kementerian Perhubungan)
Trayek Saat ini :
 Ciputat – Blok M
 Poris Plawad – Kemayoran
 Depok – Grogol
 Bekasi (Harapan Indah) – Pasar Baru
Ciri operasional :
 Peningkatan layanan trayek eksisting
 Terintegrasi dengan sistem Transjakarta Busway.
 Melakukan wajib angkut penumpang di tiap halte bus Transjakarta
Busway tanpa memungut biaya.
 Mengangkut penumpang dari wilayah penyangga menuju Jakarta
Sifat Operasional :
 AKAP Jabodetabek (perizinan di pusat)
 MoU antara Perum PPD dengan PT. Transportasi Jakarta sebagai
perikatan kerjasama secara hukum antara kedua belah pihak
UPAYA PENGEMBANGAN ANGKUTAN TRANSJABODETABEK
Menindaklanjuti pengadaan bus untuk angkutan kawasan Aglomerasi yang
diadakan oleh BSTP Kementerian Perhubungan :

 Surat Gubernur Provinsi DKI Jakarta, kepada Menteri Perhubungan nomor


4119/-1.811.1 tanggal 9 November 2015 hal Pengoperasian dan Subsidi
Bus Transjabodetabek oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berisi :
 Kementerian Perhubungan dapat menghibahkan bus untuk angkutan
kawasan Aglomerasi yang belum dihibahkan kepada BUMN kepada
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk dioperasikan ke Bodetabek
 Untuk bus yang telah dihibahkan ke Perum PPD akan dimasukkan ke
dalam subsidi Rp/km

 Surat Direktur PT. Transportasi Jakarta kepada Kepala Dinas Perhubungan


dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta nomor 875/EKS-DU/PT.TJ/XI/2015
tanggal 26 November 2015 hal Kesanggupan Pengoperasian Bus BRT
Transjabodetabek Sesuai Program Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia, yang berisi :
 Permohonan untuk hibah bus dari Kementerian Perhubungan kepada
BUMD DKI Jakarta PT. Transportasi Jakarta sejumlah maksimum 826
unit bus tunggal atau 413 unit bus gandeng sebagai percepatan
penambahan layanan BRT
 Layanan akan dilaksanakan di wilayah Jabodetabek
RENCANA PENGEMBANGAN MRT

Progress :
• Lebak Bulus – Bundaran HI
Kp. Badan Memasuki Masa Konstruksi
sampai dengan tahun 2018

Bundaran HI
Ke Cikarang

Ke Balaraja
Pengembangan selanjutnya :
Ke Bekasi • Bundaran HI – Kp. Bandan
• Timur – Barat (Cikarang – Balaraja)
Lebak Bulus
Progress MRT Lebak Bulus – Bundaran HI
(Target Beroperasi Tahun 2018)
Segmen Depo Lebak Bulus:
• Soil Investigation & Pit Test Segmen Elevated Track :
• Pembongkaran Stadion Lebak Bulus masih • Soil Investigation, pit test, &
menunggu proses lelang relokasi utilitas
• Proses pembangunan
terkendala oleh pembebasan
lahan

Segmen Underground :
• Pembuatan D-Wall & King Post
Rencana Jaringan 7 Koridor LRT DKI Jakarta
DINAS PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI
PROVINSI DKI JAKARTA

Program Revitalisasi
Angkutan Umum Non-BRT
di Provinsi DKI Jakarta
LATAR BELAKANG REVITALISASI
ANGKUTAN UMUM

• Layanan angkutan umum non-BRT yang kurang nyaman dan


aman
• Kendaraan tua yang tidak terawat dengan baik berkontribusi
pada kemacetan dan polusi
• Pembatasan kendaraan pribadi dan peningkatan
penggunaan angkutan umum hanya bisa dilakukan jika
angkutan umum berkualitas
• Peningkatan kualitas layanan bus di Jakarta dapat
menjadikan angkutan umum alternatif transportasi bagi
masyarakat pada saat penerapan sistem ERP
Pembagian Tanggung
Jawab di Masa Depan TRANSJAKARTA
• Memilih operator yang tepat untuk tiap trayek
melalui proses tender kompetitif
• Negosiasi kontrak dengan pemenang tender
• Monitoring operasi tiap trayek untuk memastikan
kepatuhan dengan ketentuan dan standar ijin yang
DISHUB ditetapkan Dishub
• Merencanakan jaringan trayek (dengan • Menyediakan data operasional ke Dishub sebagai-
update berkala) mana diperlukan untuk tujuan monitoring
• Menetapkan kapasitas/frekuensi
layanan tiap trayek
• Menetapkan tipe bus tiap trayek
• Menerbitkan ijin untuk operator
• Monitoring kinerja TransJakarta dalam OPERATOR
memastikan penyediaan layanan sesuai • Membeli dan memelihara bus
spesifikasi Dishub • Memperkerjakan pengemudi, kondektur, staf
• Menegakkan regulasi terkait (pengujian administratif, pengawasan, dan pemeliharaan,
kendaraan, penggunaan pemberhentian seluruhnya dengan sistem gaji
bus, dll.) • Mengoperasikan trayek sesuai dengan jadwal,
ketentuan, dan standar yang ditetapkan oleh
Dishub (dan termuat dalam kontrak)
• Menyediakan data operasional ke TransJakarta
sebagaimana diperlukan untuk tujuan monitoring
Visi untuk Layanan Bus non-BRT di Jakarta

• Jaringan trayek yang terencana dengan baik


– Jaringan bus terintegrasi dengan moda BRT, MRT dan moda lain,
dioperasikan oleh perusahaan formal dan profesional yang patuh pada
peraturan dan standar layanan
– Trayek dioperasikan dengan jadwal, melayani demand tanpa kelebihan
kapasitas dan menggunakan pemberhentian yang ditentukan
• Bus modern dan berkualitas
• Prosedur operasi yang efisien
– Untuk meminimalkan biaya
– Sistem setoran diganti dengan layanan quality licensing
• Tarif terjangkau
• Tiket elektronik untuk seluruh angkutan umum di Jakarta
• Informasi layanan yang akurat untuk penumpang
• Fasilitas depo dan bengkel yang memadai bagi operator
Kapasitas Kendaraan Angkutan Umum

• Dominasi bus kecil


– Bus besar lebih efisien membawa penumpang dalam jumlah
besar
– Bus kecil seharusnya dibatasi untuk jalan lingkungan karena
daya angkut rendah
• Sebagian besar bus eksisting tidak sesuai untuk layanan
perkotaan
– Semua bus non-BRT berstandar internasional dengan lantai
rendah untuk kemudahan akses
• Efektivitas layanan
– Layanan operasi yang terjadwal dan efisien akan memberikan
dampak positif pada keuangan operator yang akan
mempermudah operator untuk mendapatkan pembiayaan
untuk membeli sendiri kendaraan yang lebih berkualitas
S66 Rencana Implementasi
Proyek Percontohan
Revitalisasi Angkutan Umum Non-BRT DKI Jakarta

29 April 2015
Proyek Percontohan S66
Revitalisasi Angkutan Umum Non -BRT DKI Jakarta
Elemen Revitalisasi:
1. Layanan efisien dioperasikan
terjadwal sesuai demand
2. Sistem setoran digantikan
pembayaran Rp/km
3. Kendaraan eksisting diganti bus
kota dengan spesifikasi lantai-
rendah
4. Pemberhentian bus disediakan di
lokasi yang tepat dan disertai
penegakan penggunaannya
5. Rekayasa lalu lintas untuk prioritas
bus
6. Manajemen armada disertai sistem
tiket elektronik dan sistem informasi
Perbaikan infrastruktur dan Jaringan
Penyediaan Pemberhentian Bus
Perencanaan
Pemberhentian Bus
Pertimbangan :
• Kebutuhan penumpang
• Kondisi jalan dan penyeberangan
• Lokasi pemberhentian eksisting
• Persinggungan dengan layanan
BRT
• Dampak lalu lintas
Fase 1:
• Rambu dan marka pemberhentian
• Penegakan penggunaan
Fase 2:
Evaluasi dan penyesuaian sesuai
kebutuhan

Implementasi awal di koridor Jl. Rasuna Said:


• Pendirian rambu pemberhentian bus
• Penyediaan marka pemberhentian bus
BUS KOTA LOW FLOOR
D I J AKARTA

Beberapa bus kota low floor di Indonesia yang diproduksi secara lokal, yang berhasil diidentifikasi oleh tim IndII.
Kredit foto: [Laksana Scania k250UB) Gary Corrie, [MAN A69] Jimmy van Niekerk

• Beberapa tipe bus lantai-rendah lainnya juga tersedia dari pabrikan-pabrikan lain di
Indonesia; saat ini sebagian besar digunakan di area apron bandar udara.

35
PENDAPA
TAN

BIAYA

Biaya: Pendapatan:
- Investasi Bus - Tarif
- Operasional - Jumlah
- Overhead Penumpang
Subsidi
Public Service Obligation (PSO)
PT Transportasi Jakarta

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 2014 tentang Transportasi
Bagian Kelima : Angkutan Jalan Paragraf 6 Subsidi Angkutan Umum Pasal 138
menyebutkan :
(1) Dalam rangka peningkatan pelayanan dan penyediaan Angkutan Umum
yang terjangkau bagi masyarakat, Pemerintah Daerah dapat memberikan
subsidi dalam penyelenggaraan angkutan umum.
(2) Pemberian subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Prinsip pemberian subsidi diprioritaskan kepada penumpang.
DASAR HUKUM (Lanjutan)

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 4 Tahun


2014 tentang Pembentukan BUMD PT Transjakarta,
pasal 5 :
 Ayat (2), Dalam hal Pemerintah Daerah menetapkan Sistem
BRT sebagai kewajiban pelayanan publik dengan tarif
ekonomi, Perseroan berhak menerima subsidi untuk
pelaksanaan kewajiban pelayanan publik tersebut
dengan ketentuan pemberian subsidi diatur dalam kontrak
berbasis kinerja
 Ayat (5), Pemerintah Daerah wajib memastikan
penyediaan subsidi untuk pelaksanaan kewajiban
pelayanan publik dalam Sistem BRT dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan dibayarkan
kepada Perseroan sesuai ketentuan dalam kontrak berbasis
kinerja
DASAR HUKUM (Lanjutan)

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 3


Tahun 2015, pasal 3 :
 Ayat (1), Dalam rangka memberikan pelayanan publik
Sistem BRT dan Layanan Angkutan Umum yang
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur,
Pemerintah Daerah memberikan subsidi kepada
Perseroan
 Ayat (2), Subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan bantuan biaya produksi kepada
Perseroan agar tarif Sistem BRT dan Layanan
Angkutan Umum dapat terjangkau oleh
masyarakat
LATAR BELAKANG

1. Terbentuknya PT Transportasi Jakarta sebagai


pengelola Transjakarta Busway
2. Efektifnya PT Transportasi Jakarta per Januari
2014 sebagai pengelola Transjakarta Busway.
SUBSIDI TRANSJAKARTA

Perseroan BLUD
2014 - now 2004 - 2014

Subsidi tetap dibutuhkan


karena merupakan kewajiban
layanan publik

SUBSIDI BIAYA OPERASIONAL


LAYANAN UMUM
Sekian dan Terima Kasih
DINAS PERHUBUNGAN DAN
TRANSPORTASI DKI JAKARTA

www.dishub.jakarta.go.id

Vous aimerez peut-être aussi