Vous êtes sur la page 1sur 14

ABSES TUBO OVARIUM

Definisi

Tubo-ovarian abscess (TOA) adalah pembengkakan yang


terjadi pada tuba-ovarium, ditandai dengan radang
bernanah, baik di salah satu tuba-ovarium, maupun keduanya.
Epidemiologi

 Sering terjadi pada wanita fase seksual aktif antara usia 20-
40tahun.
Etiologi
 Bakteri aerob dan anaerob seperti Escherichia coli, Hemolytic
streptococci and Gonococci, Bacteroides species dan
Peptococcus
 Sekitar 92% penyebab TOA adalah Streptococcus
Faktor Risiko
 Multiple partner
 Status ekonomi rendah.
 Riwayat PID
 Menggunakan IUD
 Adanya riwayat STD
Gambaran Klinis
 Demam
 Takikardi
 Massa adneksa
 Diare
 Mual dan muntah
 Haid tidak teratur
 Nyeri kiri/kanan uterus  ke ovarium
 Nyeri goyang portio
Diagnosis
 Riwayat infeksi pelvis
 Adanya massa adnexa, biasanya lunak
 Produksi pus dari kuldesintesis pada ruptur
a. Pemeriksaan laboratorium
 Leukopeni sampai leukositosis

 Urinalisis : adanya pyuria tanpa bakteriuria

 LED minimal 64 mm/h serta nilai akut C-reaktif protein minimal 20 mg/L

b. USG
Dapat dilakukan baik transvaginal atau transabdominal: pencitraan yang
transvaginal memberikan gambaran lebih detail, dimana transduser
berada di dalam dekat dengan daerah pemeriksaan, sedangkan
pencitraan pelvis yang transabdominal tampilan organ besar seperti
uterus.
c. CT (computed tomography)
 massa peradangan dengan komponen padat dan kistik
 adanya cairan yang mengandung massa dengan dinding tebal
 munculnya gelembunggas pada massa

d. Kuldosentesis
 Cairan kuldosentesis pada wanita denagn TOA yang tidak ruptur
memperlihatkan
 gambaran reaction fluid yang sama seperti di salpingitis akut. Apabila
terjadi ruptur TOA maka akan ditemukan cairan yang purulen
Komplikasi
 TOA yang utuh: pecah sampai sepsis reinfeksi di kemudian
hari, infertilitas
 TOA yang pecah: syok sepsis, abses intraabdominal, abses
subkronik, abses paru/otak
Tata laksana
 a. TOA utuh tanpa gejala
- Antibotika dengan masih dipertimbangkan pemakaian golongan :
doksiklin 2x / 100 mg / hari selama 1 minggu atau ampisilin 4 x
500 mg / hari, selama 1 minggu.
- Bila masa tak mengecil dalam 14 hari atau mungkin membesar 
indikasi untuk laparotomi

 b. TOA utuh dengan gejala


- Tirah baring posisi “semi fowler”, observasi tanda vital dan
produksi urine, periksa lingkar abdmen, jika perlu pasang infus
- Antibiotika massif (bila mungkin gol beta lactam) minimal 48-72
jam Gol ampisilin 4 x 1-2 gram selama / hari, IV 5 -7 hari
- Jika perlu dilanjutkan laparatomi, SO unilateral, atau
pengangkatan seluruh organ genitalia interna
c. TOA yang pecah
Dilakukan laparotomi pasang drain kultur nanah. Setelah
dilakukan laparatomi, diberikan sefalosporin generasi III dan
metronidazol 2 x 1 gr selama 7 hari (1 minggu).
TERIMAKASIH …

Vous aimerez peut-être aussi