Vous êtes sur la page 1sur 22

 Tujuan

 menentukan ambang pendengaran satu telinga,


baik hantaran udara maupun hantaran tulang
 Bersifat subjektif dan kuantitatif
 Sistem pendengaran perifer dan sentral
 Nada murni (pure tone)
 Bunyi yang hanya mempunyai 1 frekuensi (jumlah
getaran/dtk)
SYARAT PEMERIKSAAN AUDIOMETRI
 Orang yang diperiksa :
kooperatif, tidak sakit,
mengerti instruksi, bunyi di
telinga, bebas bising min. 12 -
14 jam
 Alat audiometer terkalibrasi
 Pemeriksa : mengerti cara
penggunaan, sabar dan
telaten
 Ruangan pemeriksaan : kedap
suara maksimal 40 dBA SPL
AUDIOMETER
Terminologi
Bidang Audiometri
• HL : hearing level
• HTL : hearing threshold level
• SPL : sound pressure level
• SL : sensation level
Hz

(sfaisa )
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan otoskopi
Meatus akustikus eksternus mutlak bersih
OTOSKOPI
• Serumen ?
• Sekret / cairan?
• Dinding liang telinga ?
• Membrana timpani :
utuh, perforasi, infeksi?
AUDIOMETRI NADA MURNI
• Tes hantaran udara /
air conduction / AC

• Tes hantaran tulang /


bone conduction / BC
A

Jenis transduser :
• Insertphone B C

• Circum-aural phone
• Supra-aural phone
• Bone vibrator
PROSEDUR PEMERIKSAAN AUDIOMETRI NADA
MURNI
 Instruksi jelas dan dimengerti : angkat
tangan/telunjuk, mengatakan ada/tidak ada,
menekan tombol jika dengar bunyi
 Memasang headphone : benar, tepat, nyaman
 Pasien duduk di kursi, hadap 300 dari pemeriksa
(tidak dapat melihat)
 Pemberian sinyal 1-2 detik
URUTAN PEMERIKSAAN
1. Periksa telinga yang lebih baik
2. Mulai pada 1000 Hz
3. Berikan bunyi selama 1 detik
4. Mulai 40 dB(normal), 60 dB (mild)
5. Kalau tidak ada respon naikkan intensitas
20 dB
6. Pakai “turun 10 dB, naik 5 dB”
URUTAN PEMERIKSAAN
7. Ambang dengar ditentukan 50 % respon yang
benar (2 dari 4, 3 dari 6)
8. Selanjutnya frek. 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz,
6000 Hz, 8000 Hz, kembali ke 1000 Hz kemudian
periksa frek. 500 Hz dan 250 Hz (untuk hantaran
udara). Frekuensi 1000, 2000,4000 dan 500 Hz
(untuk hantaran tulang)
9. Bila ada perbedaan 20 dB atau lebih antara 2
frekuensi, cek pada frek. ½ oktaf (hindari
standing wave)
10. Hal yang sama dilakukan untuk telinga lainnya
SIMBOL PADA AUDIOGRAM
SIMBOL AUDIOGRAM
HANTARAN UDARA

Weber

Rinne

Bing

Hz Hz
SIMBOL
AUDIOGRAM
HANTARAN
TULANG
MASKING PADA AUDIOMETRI NADA MURNI
 Menaikkan ambang dengar pada telinga yang
tidak diperiksa dengan memberikan bunyi bising
 Mencegah telinga yang tidak diperiksa ikut
mendengar rangsang bunyi yang diberikan di
telinga yang sedang diperiksa
 Tergantung Interaural Attenuation/IA (pada
hantaran udara)
 Tergantung adanya A-B gap (selisih antara
hantaran udara dan hantaran tulang min. 10 dB
pada 2 frekuensi yang berurutan ) pada telinga
yang sedang diperiksa (pada hantaran tulang)
Pertimbangan dilakukan MASKING
 Curiga bahwa pasien kemungkinan mendengar
pada telinga yang tidak diperiksa (Non Test Ear =
NTE)
 Ada keraguan tentang kemungkinan terjadi
cross-hearing
 Jangan dilakukan masking bila ada alasan kuat
untuk tidak melakukan seperti pada pasien yang
bingung
DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN
Normal N N N N

T.Konduktif

T.SNHL
Koklear

T.Campur
Terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi