Vous êtes sur la page 1sur 30

GANGGUAN ELEKTROLIT DAN

METABOLIK PADA PASIEN KRITIS


PENDAHULUAN
 Gangguan elektrolit dan metabolik sering terjadi pada
pasien kritis dan berpengaruh pd mortalitas dan
morbiditas.

 Gangguan elektrolit yg paling penting adalah K, Na, Ca,


Mg, PO4.

 Ganguan metabolik berhubungan dgn banyak kelainan


sistemik atau sebagai hasil dari kelainan fungsi endokrin
KALIUM (POTASIUM)
KALIUM (POTASIUM)
 Essential utk memelihara kemampuan elektrik membran.

 Gangguan ion ini berdampak pada sistem kardiovaskuler,


neuromuskuler dan gastrointestinal.
HIPOKALEMIA
(K<3,5 meq/l)
 Hasil dari kehilangan renal atau ekstrarenal, perpindahan
transeluler atau karena penurunan intake.

 Manifestasi klinis dapat berupa:


 aritmia (ada keterlambatan konduksi , sinus bradikardia),
 EKG abnormal (ada gelombang U, QT yg memanjang, gel T
mendatar atau terbalik),
 kelemahan otot atau paralisis, parastesia,
 ileus, kram perut, mual, muntah
 atau semua manifestasi tsb
HIPOKALEMIA
(K<3,5 meq/l)
 Penanganan dgn mengatasi penyakit yg mendasari dan penggunaan K.

 K>3 meq/l, asimtomatik, pemberian K (KCl) secara p.o/NGT.

 K <2-2,5 meq/l (<3 pd penggunaan digoxin) ata adanya simtom perlu pemberian K
secara i.v.

 Monitor EKG kontinyu pd kasus penggantian K konsentrasi tinggi secara parenteral

 Ps asidemia koreksi dulu kadar K sebelum melakukan koreksi pH karena dg


perpindahan K intraseluler akan terjadi kenaikan pH
HIPOKALEMIA
(K<3,5 meq/l)

Penyebab hipo K
 Perpindahan transeluler (a.l alkalosis, hiperventilasi, insulin).

 Kehilangan melalui ginjal (diuresis, alkalosis metabolik, gangguan


tubulus renalis, diabetik ketosidosis, obat2 an, hipomagnesia, muntah).

 Kehilangan ekstrarenal (diare, berkeringat banyak)

 Pemasukan yang rendah ( malnutrisi, alkoholism, anoreksia nervosa)


HIPERKALEMIA
(K> 5,5 meq/l)

 Hiper K, sering terjadi akb:


 gangguan fungsi ginjal,
 asidemia,
 hipoaldosteronisme,
 obat2 an,
 intake berlebih,
 kematian sel (rhabdomyolisis, tumor lysis, luka bakar, hemolysis)

 Pseudohiperkalemia bisa terjadi pd leukosit > 100.000/mm3


atau trombosit > 600.000/ mm3
HIPERKALEMIA
(K> 5,5 meq/l)

 Manifestasi klinik berhubungan dengan jantung dan


otot.
 aritmia,
 heart block,
 bradikardia,
 konduksi dan kontraksi menurun,
 EKG abnormal (puncak gel T difus, PR memanjang, QRS
melebar, gel P rendah, gel sine ) ,
 otot lemah, paralisis, parestesia,
 refleks hipoaktif lebih sering muncul.
HIPERKALEMIA
(K> 5,5 meq/l)

Penanganan
 Mengetahui dan menangani penyakit yg mendasari
 Menghentikan obat2 an penyebab
 Membatasi intake K
 Koreksi asidemia atau elektrolit yg abnormal

Penanganan harus dilakukan pd K>6 meq/l, tetapi panduan


penting adalah tergantung manifestasi klinik. Adanya perubahan
EKG perlu segera memulai terapi.
HIPERKALEMIA
(K> 5,5 meq/l)
Penanganan
 Bila EKG abnormal, berikan Ca Chlorida i.v dalam 5-10 menit dan efek akan
berakhir dlm 30-60 menit.

 Utk redistribusi K perlu pemberian Na Bicarbonat i.v dan / atau dextrose dalam 5 -
10 menit dan Regular insulin i.v. Hati dg Na bicnat dpt menyebabkan Na overload

 Membuang K dari tubuh; meningkatkan urine output, meningkatkan pembuangan K


dari gastrointestinal,

 Dialisis.

Selalu lakukan monitoring kadar K dan EKG


CALCIUM
CALCIUM
 Ca perlu utk
 kontraksi otot dan transmisi impuls syaraf,
 sekresi hormon,
 pembekuan darah,
 pembelahan sel, gerakan sel,
 penyembuhan luka

 Berhubungan dgn kadar albumin setiap kenaikan atau penurunan


albumin 1 gr/dL akan menyebabkan kenaikan atau penurunan 0,8
mg/dL. Hubungan keduanya penting pd pasien kritis
HIPOCALCEMIA
(< 8,5mg/dL)

 Sering pd pasien kritis krn memburuknya parathyroid atau sistem


vitamin D.

 Gangguan kardiovaskuler srg disertai dg hipocalcemia dan


hipotensi, bradikardi, aritmia, gagal ginjal, henti jantung, sensitif
thd pemberian digitalis , pemanjangan QT dan ST pd EKG

 Gangguan pd neuromuskular: lemah, spasme otot, laringospame,


hiperreksia, kejang, tetani dan parestesia
PENANGANAN HIPOCALCEMIA
(< 8,5mg/dL)

 Penanganan :
 mengatasi penyakit dasarnya,
 mengatasi gangguan elektrolit dan
 penambahan Ca

 Hipocalcemia ringan toleransi baik pd penanganan yg dilakukan


misalnya pd gangguan jaringan (iskemia atau pd sepsis)

 Hipo Ca berat atau pasien simtomatik dpt diberikan Ca 100 mg iv


dlm 5-10 menit (3-4 mL Ca Cl 10%, 10 ml Ca glukonat 10%) dpt
dilanjutkan dg 0,3-2.0 mg/kg/jam
PENANGANAN HIPOCALCEMIA
(< 8,5mg/dL)

 catatan
 10% Ca chlorida, 1 gr = 10 ml = 272 Ca
 10% Ca glukonas, 1 gr = 10 ml = 90 mg Ca

 Bila Ca kadar dlm sirkulasi stabil mk pemberian peroral 500-1000 mg tiap 6 jam

 Bila pemberian Ca gagal memelihara kadar dalam darah, maka berikan vitamin D
dan Magnesium

 Kejadian tdk diharapkan pd pemberian Ca adalah: hipercalcemia, bradikardi,


mual-muntah, pengendapan Ca di jaringan dan keracunan digitalis
PENYEBAB HIPOCALCEMIA
(< 8,5mg/dL)

 Hipoparathyroidism
 Sepsis
 Luka bakar
 Rhabdomyolisis
 Pancreatitis
 Malabsorpsi
 Penyakit liver
 Penyakit ginjal
 Hipo Magnesia
 Tranfusi masif
HIPERCALCEMIA
(> 11 mgr/dL)

 Sering teerjadi krn pelepasan Ca dari tulang

Manifestasi klinis pd
 Kardiovaskuler dan neuromuskular ,a.l: hipertensi, iskemia
jantung, depresi mental, coma, kejang, meninggal mendadak.
 Gastrointestinal: mual-muntah, abdominal pain, konstipasi,
pankreatitis dan ulkus
 Renal:neprogenic diabetes insipidus dg poliuria,, batu ginjal,
nephrocalcinosis, gagal ginjal
PENYEBAB HIPERCALCEMIA
(> 11 mgr/dL)

 Hiperparathyroidsm
 Malgnancy
 Immobilisasi
 Kelebihan intake vit A atau D
 Thyrotoksikosis
 Granulomatous disease
PENANGANAN HIPERCALCEMIA
(> 11 mgr/dL)

 Penanganan penyakit dasarnya


 Rehidrasi
 Penurunan kadar Ca
 Penggantian volume intravaskuler dg NaCl fisiologis utk
mempertahankan perfusi ke jaringan dan RBF (urine output 2-3
cc/kg/jam
 Na Cl fisio akan menurunkan reabsorpsi Ca di tubulus renalis.
 Pemberian diuretika dpt menambah kehilangan Ca
 Pd pasien dg gagal ginjal penurunan Ca dgn dialisis, setelah stabil
beri calcitonin atau mithramycinatau dysphoponate
ALAT PACU JANTUNG

Kadang-kadang, impuls listrik dari alat pacu jantung Anda


alami menjadi tidak efektif. Alat pacu jantung menggantikan
atau menambah arus listrik alami jantung untuk mengatur
bagaimana kerja denyut jantung Setiap orang.
Pengertian alat pacu jantung

Alat pacu jantung (pacemaker) adalah sebuah alat kecil, dengan


ukuran sebesar stopwatch,yang dipasang dibawah kulit dekat
jantung Anda untuk membantu mengontrol detak jantung
Anda.
Bagaimana cara kerjanya?
Alat pacu jantung Baterai pada alat pacu
adalah unit bertenaga Jantung akan bertahan
baterai kecil yang cukup lama.Sehingga di
menghasilkan impuls listrik perlukan Pemeriksaan
untuk mengatur detak berkala untuk
jantung. Ditanam di bawah mengukur fungsi perangkat
kulit , tepat di bawah tulang dan jumlah energi yang
selangka, alat pacu jantung tersisa di baterai
terhubung ke hati melalui
kabel kecil yang disebut
lead.
Ketika baterai kehilangan efektivitas, alat pacu jantung akan
melambat, tapi tidak akan berhenti secara tiba-tiba. Pada saat
tertentu baterai menunjukkan tanda-tanda semakin rendah,
dokter akan menjadwalkan penggantian alat pacu jantung. Ini
adalah prosedur bedah minor mirip dengan prosedur aslinya,
Hal ini tidak hanya sebuah "perubahan baterai," meskipun
dokter kadang kadang menyebutnya begitu, bukan hanya alat
pacu jantung tapi seluruh jantung diganti.
Apa yang di lakukan alat
pacu jantung?
Sebuah alat pacu jantung elektronik yang telah
dipasang akan menyerupai kerja pacu jantung
alamiah Anda. Alat pacu jantung yang ditanam
terdiri dari dua bagian yaitu:
 Pembangkit detak. Benda metal kecil ini menggunakan
batere dan sirkuit listrik yang mengatur kecepatan aliran
listrik yang dikirimkan ke jantung Anda.
 Sadapan. Kabel yang fleksibel dan terisolasi ini
mengantarkan aliran listrik ke jantung Anda.
Alat pacu jantung memantau denyut jantung,
dan apabila terlalu lambat, alat pacu jantung akan
mempercepat pengiriman sinyal listrik ke jantung. Sebagai
tambahan, sebagian besar alat pacu
jantung memiliki sensor yang dapat mendeteksi
Gerakan tubuh atau laju napas, yang memberikan
Sinyal pada alat pacu jantung untuk meningkatkan
Denyut jantung Anda selama berolahraga untuk
Memenuhi kebutuhan tubuh Anda akan darah dan
oksigen.
Tes ekokardiografi yang akan di
lakukan pada penderita
penyakit jantung
Berikut DO yang akan
menggangupengoperasian alat
pacu jantung
 Arc pengelasan peralatan dan perangkat lain yang menghasilkan
medan magnet yang kuat - alat medis dan tugas berat industri
motor - dapat menghambat fungsi alat pacu jantung.
 Telepon selular, jika diadakan di dekat alat pacu jantung (yang
mungkin terjadi jika telepon disimpan di dalam saku baju)
berpotensi dapat mempengaruhi fungsi alat pacu jantung. Selama
ponsel disimpan enam inci atau lebih dari alat pacu
jantung tidak boleh ada masalah.
 Scanner MRI dapat mengganggu fungsi mondar-mandir dari
alat pacu jantung dan, dalam kondisi tertentu, mungkin
berbahaya. Banyak masalah dengan MRI dapat dielakkan
dengan mengambil perawatan khusus selama prosedur dan
membatasi scan MRI tepat. Orang dengan alat pacu jantung
harus mendiskusikan risiko dan manfaat dari pemindaian MRI
dengan dokter mereka.
 Terapi radiasi untuk kanker dapat merusak sirkuit dari alat
pacu jantung. Alat pacu jantung harus terlindung dari medan
radiasi.

Vous aimerez peut-être aussi