Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BY : KELOMPOK I (SATU)
Tonsillitis akut
Tonsilitis falikularis
Tonsilitis Lakunaris
Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)
Tonsilitis Kronik
ETIOLOGI
Menurut Firman S (2006),
penyebabnya adalah infeksi bakteri
streptococcus atau infeksi virus. Tonsil
berfungsi membantu menyerang
bakteri dan mikroorganisme lainnya
sebagai tindakan pencegahan
terhadap infeksi.Tonsil bisa
dikalahkan oleh bakteri maupun
virus, sehingga membengkak dan
meradang, menyebabkan tonsillitis.
MANIFESTASI KLINIS
2. Post Operasi
Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, diskontinuitas jaringan.
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
Kurang pengetahuan tentang diet berhubungan dengan kurang informasi.
INTERVENSI
Pre Operasi
Dx 1 : Kerusakan menelan berhubungan dengan proses inflamasi.
NOC : Perawatan Diri : Makan
Tujuan : Setelah dlakukan tindakan keperawatan terapi menelan selama 3 x24 jam diharapkan tidak ada
masalah dalam makan dengan skala 4 sehingga kerusakan menelan dapat diatasi.
Kriteria hasil :
a. Reflek makan b. Tidak tersedak saat makan c. Tidak batuk saat menelan
d. Usaha menelan secara normal e. Menelan dengan nyaman
Skala :
1. Sangat bermasalah 2. Cukup bermasalah 3. Masalah sedang 4. Sedikit bermasalah
5. Tidak ada masalah
NIC : Terapi menelan
Intervensi :
1. Pantau gerakan lidah klien saat menelan 2. Hindari penggunaan sedotan minuman
3. Bantu pasien untuk memposisikan kepala fleksi ke depan untuk menyiapkan menelan.
4. Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan dan penenangan pasien selama makan / minum obat.
CONTINUE...!!!
Dx 2 : Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil.
NOC : Kontrol Nyeri
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan manejemen nyeri selama 3 x 24 jam diharapkan
tidak ada masalah dalam nyeri dengan skala 4 sehingga nyeri dapat hilang atau berkurang.
Kriteria hasil :
a. Mengenali faktor penyebab. b. Mengenali serangan nyeri. c. Tindakan pertolongan non
analgetik d. Mengenali gejala nyeri
e. Melaporkan kontrol nyeri
Skala :
a. Ekstream b. Berat c. Sedang d. Ringan e. Tidak Ada
NIC : Menejemen Nyeri
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi.
2. Ajarkan teknik non farmakologi dengan distraksi / latihan nafas dalam.
3. Berikan analgesik yang sesuai.
4. Observasi reaksi non verbal dari ketidanyamanan.
5. Anjurkan pasien untuk istirahat.
CONTINUE...!!!
Dx 3: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
NOC : Fluid balance
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan manejemen nutrisi selama 3 x 24 jam diharapkan
tidak ada masalah nutrisi dengan skala 4 sehingga ketidak seimbangan nutrisi dapat teratasi.
Kriteria hasil :
a. Adanya peningkatan BB sesuai tujuan b. BB ideal sesuai tinggi badan
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Skala :
a. Tidak pernah dilakukan b. Jarang dilakukan c. Kadang-kadang dilakukan d. Sering dilakukan
e. Selalu dilakukan
NIC : Manajemen nutrisi
Intervensi :
1. Berikan makanan yang terpilih
2. Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
3. Berikan makanan sedikit tapi sering
4. Berikan makanan selagi hangat dan dalam bentuk menarik.
CONTINUE...!!!
Dx 4: Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
NOC : Termoregulasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan fever treatment selama 3 x 24 jam diharapkan tidak
ada masalah dalam suhu tubuh dengan skala 4 sehingga suhu tubuh kembali normal atau turun.
Kriteria hasil :
a. Suhu tubuh dalam rentang normal b. Suhu kulit dalam batas normal
c. Nadi dan pernafasan dalam batas normal.
Skala :
a. Ekstrem b. Berat c. Sedang d. Ringan e. Tidak ada
NIC : Fever Treatment
Intervensi :
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor warna, dan suhu kulit
Monitor tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
Monitor intake dan output
Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam.
CONTINUE...!!!
Dx 5: Cemas berhubungan dengan rasa tidak nyaman
NOC : Kontrol Cemas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengurangan cemas selama 3 x 24 jam diharapkan tidak
ada masalah dengan kecemasan dengan skala 4 sehingga rasa cemas dapat hilang atau berkurang.
Kriteria hasil :
a. Ansietas berkurang b. Monitor intensitas kecemasan c. Mencari informasi untuk menurunkan kecemasan
d. Memanifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada
Skala :
a. Tidak pernah dilakukan b. Jarang dilakukan c. Kadang-kadang dilakukan d. Sering dilakukan
e. Selalu dilakukan
NIC : Pengurangan Cemas
Intervensi :
1. Sediakan informasi yang sesungguhnya meliputi diagnosis, treatmen dan prognosis.
2. Tenangkan anak / pasien.
3. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan. (takhikardi, eskpresi cemas non verbal)
4. Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat.
5. Instruksikan pasien untuk melakukan teknik relaksasi
CONTINUE...!!!
Post Operasi
Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, diskontinuitas jaringan.
NOC : Level Nyeri
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan manejemen nyeri selama 3 x 24 jam diharapkan tidak ada
masalah tentang nyeri dengan skala 4 sehingga nyeri dapat hilang atau berkurang.
Kriteria hasil :
a. Melaporkan nyeri b. Frekuensi nyeri. c. Lamanya nyeri d. Ekspresi wajah terhadap nyeri
Skala :
a. Tidak pernah dilakukan b. Jarang dilakukan c. Kadang dilakukan d. Sering dilakukan e. Selalu dilakukan
NIC : Menejemen Nyeri
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi.
2. Ajarkan teknik non farmakologi dengan distraksi / latihan nafas dalam.
3. Berikan analgesik yang sesuai.
4. Observasi reaksi non verbal dari ketidanyamanan.
5. Tingkatkan istirahat pasien.
CONTINUE...!!!
Dx 2 : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif.
NOC : Kontrol Infeksi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan kontrol infeksi selama 3 x 24 jam diharapkan tidak
ada infeksi dengan skala 4 sehingga resiko infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil:
a. Dapat memonitor faktor resiko b. Dapat memonitor perilaku individu yang menjadi faktor resiko
c. Mengembangkan keefektifan strategi untuk mengendalikan infeksi.
d. Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi faktor resiko.
Keterangan Skala :
a. Tidak pernah menunjukkan b. Jarang menunjukkan c. Kadang menunjukkan
d. Sering menunjukkan e. Selalu menunjukkan
NIC: Kontrol Infeksi
Intervensi :
1. Ajarkan teknik mencuci tangan dengan benar. 2. Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan.
3. Lakukan perawatan aseptik pada semua jalur IV. 4. Lakukan teknik perawatan luka yang tepat.
CONTINUE...!!!
Dx 3 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengenal informasi.
NOC : Knowledge: Diet
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengajaran pengobatan selama 3 x 24 jam diharapkan
tidak ada masalah dengan kurang pengetahuan dengan skala 4 sehingga pengetahuan pasien dan
keluarga dapat bertambah.
Kriteria hasil :
a. Menyebutkan keuntungan dan diet yang baik b. Menyebutkan makanan-makanan yang diperbolehkan
c. Menyebutkan makanan-makanan yang dilarang.
Keterangan skala :
a. Tidak mengetahui b. Terbatas pengetahuannya c. Sedikit mengetahui
d. Banyak pengetahuannya e. Intensif atau mengetahuinya secara kompleks
NIC : Pengajaran Pengobatan
Intervensi :
1. Jelaskan kepada anak dan orang tua tentang tujuan obat.
2. Informasikan kepada anak akibat tidak minum obat.
3. Ajarkan anak untuk minum obat sesuai dnegan dosis.
4. Informasikan kepada anak dan keluarga tentang efek samping
EVALUASI
Pre Operasi
Dx 1 : Kerusakan menelan berhubungan dengan proses inflamasi.
Hasil :
a. Reflek makan b. Tidak tersedak saat makan c. Tidak batuk saat menelan
d. Usaha menelan secara normal e. Menelan dengan nyaman
Post Operasi
Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, diskontinuitas jaringan.
Hasil :
a. Melaporkan nyeri b. Frekuensi nyeri. c. Lamanya nyeri d. Ekspresi wajah terhadap nyeri
CONTINUE...!!!
Dx 2 : Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif.
Hasil :
a. Dapat memonitor faktor resiko
b. Dapat memonitor perilaku individu yang menjadi faktor resiko
c. Mengembangkan keefektifan strategi untuk mengendalikan infeksi
d. Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi faktor resiko