Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Gejala klinis :
Gejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala
pneumonia pada umumnya yaitu:
Panas badan
Dijumpai berkisar 70% - 80% penderita abses paru. Kadang dijumpai
dengan temperatur > 400C.
Batuk, pada stadium awal non produktif. Bila terjadi hubungan rongga
abses dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk
yang khas (Foetor ex oroe (40-75%).
Produksi sputum yang meningkat dan Foetor ex oero dijumpai berkisar 40
– 75% penderita abses paru.
Nyeri dada ( 50% kasus)
Batuk darah ( 25% kasus)
CONTIUE..
PENGKAJIAN
1. keluhan utama :
pada klien abses paru meliputi batuk, sputum purulen dan berbau,
demam, dan menggigil dengan suhu >40C, dan sesak nafas.
2. Riwayat kesehatan :
sekarang : Riwayat penyakit saat ini pada klien dengan abses paru
bervariasi pada tingkat dan lamanya, dari mulai batuk-batuk saja
sampai penyakit akut dengan manifestasi klinis yang berat.
Biasanya klien mempunyai riwayat penyakit 1-3 minggu dengan
gejala demam dan menggigil. Jika abses terletak dekat pleura,
mungkin terdapat nyeri dada. Sesak nafas yang dialami biasanya
tidak berat kecuali kalau peradangannya luas. Tanda lain yang
didapatkan adalah rendahnya nafsu. makan, penurunan BB, dan
lemah badan.
Dahulu :
Biasanya didapat keluhan malaise, penurunan BB,
panas badan yang ringan, dan batuk yang produktif.
Adanya riwayat penurunan kesadaran berkaitan
dengan sedasi, trauma, dan serangan epilepsy.
Riwayat penyalahgunaan obat yang mungkin
teraspirasi asam lambung saat berada dalam
keadaan tidak sadar atau hanya emboli bakteri di
paru akibat suntikan obat.
3. Pemeriksaan fisik dada
Inspeksi : Pergerakan pernafasan menurun, tampak
sesak nafas dan kelelahan
Palpasi : Adanya fremitus raba yang meningkat di
daerah yang terinfeksi panas badan yang meningkat
diatas normal, takikardi, naiknya tekanan vena jugularis
(JVP), sesak nafas, adanya jari tabuh,
Perkusi : Terdengar keredupan pada daerah yang
terinfeksi
Auskultasi: Pada daerah sakit terdengar suara nafas
bronkhial disertai suara tambahan kasar sampai halus.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d
penumpukan sekret
Ketidak efektifan pola nafas b.d pertukaran gas
Nyeri b.d peradangan paru
3. INTERVENSI
Dx.1 Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d penumpukan sekret
Tujuan :
Mempertahakan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas.
Kriteria hasil :
menunjukan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas (batuk yang
efektif dan mengeluarkan secret.)
Rencana Tindakan :
1) Kaji /pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi dan ekspirasi
2) Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas bronkhial
3) Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, Tinggi kepala tempat tidur dan
duduk pada sandaran tempat tidur
4) Bantu latihan nafas abdomen
5) Observasi karakteriktik batuk dan Bantu tindakan untuk efektifan upaya
batuk
Cont…
Kriteria :
GDA dalam batas normal, warna kulit membaik, frekuensi nafas 12- 20x/mt, bunyi
nafas bersih, tidak ada batuk, frekuensi nadi 60-100x/mt, tidak dispneu.
Rencana Tindakan :
1) Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan serta catat penggunaan
otot aksesori, ketidakmampuan berbincang
2) Tingikan kepala tempat tidur dan bantu untuk memilih posisi
yang mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan sesuai
kebutuhan dan toleransi.
Cont..
Kriteria hasil :
1) Menunjukkan perilaku rilek
2) Bisa istirahat/tidur
3) Peningkatan aktifitas dengan tepat
Rencana tindakan :
1) Tentukan karakteristik nyeri: PQRST
2) Pantau tanda vital
3) Berikan tindakan nyaman: pijatan punggung, perubahan posisi, relaksasi dan
distraksi
4) Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk
5) Kolaborasi: Analgetik
EVALUASI