Antibody Syndrom)/APS adalah gangguan autoimun yang berarti gangguan pada sistem pembekuan darah yang dapat menyebabkan thrombosis pada arteri dan vena serta dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan yang berujung pada keguguran. PENYEBAB APS Disebabkan karena produksi antibodi sistem kekebalan tubuh terhadap membran sel. Sering disebut juga sebagai sindrom Hughes untuk menghargai jasa penemunya Rheumatologis Dr Graham R.V. Hughes (Rumah Sakit St Thomas, London, Britania Raya). EPIDEMIOLOGI Antibodi antifosfolipid dijumpai sejak usia muda, prevalensi ACA dan LA pada subyek control sehat adalah 1-5%. Sebagaimana autoantibody lainnya, prevalensi antibodi antifosfolipid meningkat seiring dengan bertambah umur, khususnya di antara pasien usia lanjut dengan penyakit kronis penyerta. APS dapat berkembang dalam 20 tahun pada 50-70% pasien baik dengan lupus eritematosus sistemik maupun antibody antifosfolipid. Meskipun demikian, hampir 30% pasien lupus eritematosus sistemik dan dengan antibody antikardiolipin, sedikit sekali menunjukkan bukti klinis APS pada pemantauan sekitar 7 tahun. PATOGENESIS Manifestasi klinis APS adalah trombosis vena atau arteri berulang dan/atau kehilangan janin (fetal loss). Hasil laboratorium APS menunjukkan peningkatan yang menetap dari jumlah antibodies directed against membrane anionic phospholipid (misalnya aCL dan antifosfatidilserin); atau yang berkaitan dengan protein plasma, terutama beta-2 glikoprotein I (apolipoprotein H); atau bukti adanya antikoagulan dalam sirkulasi. Bukti terbaru mengatakan beta-2 glikoprotein I teroksidasi dapat berikatan dan mengaktivasi sel dendritik dengan cara yang sama seperti aktivasi yang dipicu oleh Toll-like receptor 4 (TLR-4), yang dapat meningkatkan produksi autoantibodi. MEKANISME LAIN… Mekanisme lain yang mungkin untuk terjadinya hiperkoagulasi dari antibodi aPL adalah: produksi antibodi yang melawan faktor koagulasi, meliputi protrombin, protein C, protein S, dan anneksin, aktivasi trombosit untuk meningkatkan penempelan endotel, aktivasi endotel vaskuler yang dapat memfasilitasi pengikatan trombosit dan monosit, reaksi antibodi untuk mengoksidasi low density low protein, yang menjadi predisposisi terjadinya arterosklerosis dan infark miokardium. Bukti baru menyatakan bahwa aktivasi komplemen yang dimediasi oleh APL, kemungkinan merupakan penyebab primer kejadian abortus. PEMBEKUAN DARAH Beberapa jenis protein yang berperan dalam proses pembekuan darah, ternyata menjadi target yang diserang oleh antibodi phospholipid. Akibatnya, darah mudah membeku. Selain itu, antibodi phospholipid juga dapat menyerang protein yang terdapat sel endotel, yaitu sel-sel yang melapisi permukaan dinding pembuluh darah. Akibatnya permukaan pembuluh darah rusak dan memicu pembentukan bekuan darah. Antibodi phospholipid juga merangsang penggumpalan sel-sel pembekuan darah atau disebut Trombosis. Penderita APS, dapat mengalami keguguran berulang karena darah pembawa nutrisi untuk janin terhambat, tidak dapat masuk ke dalam rahim. Keguguran dapat terjadi pada awal kehamilan atau pada usia kehamilan 3 bulan. Gejala lain yang dapat muncul adalah terjadinya pre-eclampsia (tekanan darah meningkat secara drastis) ANTIBODI ANTIPHOSPHOLIPID (APL) Antibodi Antiphospholipid (aPL) merupakan auto antibodi yang ditemukan pada plasma/serum dalam solid-phase immunoassay. Antibodi aPL utama yang berhubungan dengan APS terdiri dari : Antibodi aCL / antibodi lain yang menyerang bagian negatif fosfolipid : Phosphatidylserine, Phosphatidylinositol phosphatidic acid, Phosphatidyl glycerol; Lupus anticoagulants (LAs), dan Anti-beta2 glycoprotein I (anti-β-2GPI) PENYEBAB ANTIFOSFOLIPID ANTIBODI SYNDROME terjadi jika sistem kekebalan tubuh membuat antibodi (protein) yang menyerang fosfolipid. Hal ini tidak dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Antibodi antifosfolipid diperkirakan memiliki interaksi dengan sistem pembekuan tubuh, sehingga orang cenderung untuk mengalami trombosis vena dalam (pembentukan gumpalan darah atau trombus, biasanya dalam vena kaki) dan trombosis arteri (gumpalan di pembuluh darah). Gumpalan ini dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Antibodi antifosfolipid disebut Lupus antikoagulan dan antibodi antikardiolipin. PENYEBAB ANTIFOSFOLIPID ANTIBODI SYNDROME Faktor risiko lain untuk terjadinya APS termasuk Rheumatoid arthritis, sindrom Scheel, dan sindrom Sjogren. Antibiotik obat seperti Hydralazine (untuk tekanan darah), kina (untuk kram kaki), dan kadang-kadang juga dapat menyebabkan APS. APS menyebabkan orang merasa lelah, sakit pada persendian, akan tetapi pada bisa juga tidak memiliki gejala-gejala tersebut. Kadang kala APS juga diasosiasikan dengan penyakit yang disebut Systemic Lupus Erythematosis (SLE). EFEK APS Masalah-masalah yang dapat ditimbulkan oleh antibodi APS ini antara lain: Keguguran berulang pada kehamilan awal Keguguran setelah semester pertama (13 minggu) Pre-eclampsia dalam kehamilan Bayi berukuran kecil Thrombosis pada pembuluh darah balik (vena) GEJALA DAN TANDA Tanda dan gejala pembekuan darah utama termasuk : Nyeri dada dan sesak napas. Nyeri, kemerahan, terasa panas, dan pembengkakan pada tungkai. Sakit kepala yang sedang berlangsung. Perubahan cara bicara. Ketidaknyamanan tubuh bagian atas pada lengan, punggung, leher, dan rahang. Mual (merasa sakit perut). Gejala stroke seperti bicara cadel, kelumpuhan, mati rasa, kelemahan, kehilangan penglihatan, dan masalah menelan bisa terjadi. Bagian lain dari tubuh yang terganggu termasuk paru-paru, saluran pencernaan, ginjal, dan kulit. Wanita hamil dapat menderita aborsi secara spontan, dan sistem darah dapat terganggu, sehingga mengalami anemia (jumlah sel darah merah yang rendah) atau trombositopenia (jumlah trombosit yang rendah). KRITERIA KLINIK Kriteria klinik : 1. Trombosis vaskular Satu atau lebih episode klinis trombosis arteri, vena atau pembuluh darah kecil. 2. Gangguan kehamilan a. Satu atau lebih kematian janin normal yang tak dapat dijelaskan di kehamilan di atas 10 minggu. b. Satu atau lebih kelahiran prematur janin normal sebelum kehamilan 34 minggu yang disebabkan oleh : (i) pre eklampsia atau pre- eklampsia berat (ii) insufisiensi plasenta. c. Tiga atau lebih kejadian abortus spontan secara berturutan sebelum masa kehamilan 10 minggu dengan pengecualian sebab kelainan anatomi maternal atau kelainan hormonal dan kromosom paternal dan maternal. KRITERIA LABORIK Terdapatnya lupus antikoagulan (LA) dalam plasma, pada 2 kali atau lebih pemeriksaan sedikitnya dengan perbedaan waktu 12 minggu. Terdapat Ig G dan/atau Ig M Anticardiolipin antibody (aCL) dalam serum atau plasma, dengan titer sedang atau tinggi ( >40 GPL atau MPL, atau > persentil 99) pada 2 kali atau lebih pemeriksaan, sedikitnya dengan perbedaan waktu 12 minggu. Anti β2GP1 kemudian juga ditambahkan ke dalam kriteria. PENCEGAHAN APS Antibodi antifosfolipid menekan kadar zat yang disebut annexin V dan mempercepat pembekuan darah serta memicu bekuan darah (trombosis) sehingga terjadi keguguran. Antibodi terhadap antifosfolipid juga mengganggu peran pengaturan berbagai faktor dalam sistem pembekuan darah. Untuk mencegah terjadinya abortus akibat APS, maka Ibu hamil diberikan suntikan obat antikoagulan yang disebut Heparin, dengan atau tanpa kombinasi dengan Aspirin dosis rendah. Antikoagulan yang diberikan memang harus dengan pemberian heparin yang disuntikkan dan pada kehamilan tidak boleh digunakan obat-obat antikoagulan yang diminum seperti Warfarin (Sintrom, Simarck-2) karena dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya. PENATALAKSANAAN APS Manajemen anestetik APS meliputi: Pasien APS mungkin mengalami trombositopenia signifi kan, sehingga teknik anestesi regional tidak dianjurkan. Pada pasien yang mendapatkan antikoagulan, penggunaan teknik anestesi regional diperbolehkan apabila fungsi koagulasi normal. Jika fungsi koagulasi di bawah normal, dilakukan anestesi umum dengan kombinasi fentanyl dan ketamine pada patient-controlled analgesic (PCA). Diberikan tromboprofi laksis standar dengan unfractioned heparin kurang lebih 4 jam setelah dosis heparin sebelum melakukan anestesi spinal/epidural. Bila ada waktu, lakukan anestesi epidural, bila mendadak, lakukan anestesi spinal. Hati-hati pada anestesi umum, karena be-risiko tinggi untuk terjadinya trombosis vena. PENGOBATAN PSA Perempuan hamil dengan antibodi anftifosfolipid positif dan riwayat dua atau lebih kehingalan kehamilan dari atau satu atau lebih kehilangan kehamilan akhir, preklamasi, pertumbuhan janin terlambat, atau abrupsio. Dengan pemberian aspirin anterpartum ditambah dengan profilaksis heparin dosis kecil atau sedang. Perempuan hamil dengan antifosfolipid positif tanpa riwayat tromboemboli vean atau kehilangan kehamilan harus di pertimbangkan mempunyai peningkatan rid\siko timbulnya trombosis vena dan, barangkali, kehilangan kehamilan.Pendekatan yang dapatv dilakukan adalah observasi,pemberian heparin dosis kecil, profilaksi LMWH, dan/aspirin dosis rendah, 75-167 mg sehari. PENGOBATAN PSA Pasien dengan APLA dan riwayat trombosis vena, pada umumnya mendapat antikoagualan oral jangka panjang oleh karena risiko kambuh yang tinggi.Selama dalam masa kehamilan, di samping pemberian aspirin dosis mini direkomendasikan dosis terapi LMWH atau UFH .Saat pascapartum, terapi antikoagualan oral jangka panjang dilanjutkan Perempuan homozygous MTHFR variantermolabil ( C677T) ,disarnakan pemberian suplemen asam folat sebelum konsepsi atau, jika telah hamil, secepat mungkin dan selama kehamilan. Perempuan dengan suatu trombofilia kongenital dan keguguran berlulang pada trimester kedua atau setelahnya, preeklampsi berulang atau hebat, atau abruksio, disarankan pemberian aspirin dosis mini disamping profilaksis UFH atau MLWH dosis kecil.Saat pascapartum, juga disarankan pemberian antikoagulan pada perempuan ini. Sekian dan Terima Kasih