Vous êtes sur la page 1sur 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
NAMA KELOMPOK
1.ENGGAR DWI PRASETIYO (16.029)
2.FUNGKY FIRDI LASTUTI A (16.033)
3.GALIH MARDIKA (16.035)
4.GRENADA NABELLA P (16.037)
5.IKA LUTFIANA (16.040)
6.INAS SHAFA (16.041)
7.JEFRI RIYAN MUSTAKIM (16.046)
8.LATIFATUN NAFIAH (16.050)
PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
a)Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala
utama. Pasien tidak dapat menahan makanan
dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien
mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
b)Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan
haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa
mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak
dapat memberikan informasi yang penting ini,
sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif

a. Pemeriksaan fisik

1)Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun.

Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah;

lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan

berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.

2)Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat

dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi.

3)Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat

ditemukan.

4) Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi.
b.Kebutuhan Dasar Khusus
1)Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
2)Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak
direncanakan.
3)Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi
urine.
4)Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10
Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit
berkurang, mata cekung dan lidah kering.
5)Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
6)Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma

7)Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
8)Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat
bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
c.Tes Laboratorium
1)Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai
hemoglobin dan hematokrit yang meningkat
menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan
dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan
konsekuensi dari mal nutrisi.
2)Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai
kosentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton
menunjukkan asidosis starvasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Berdasarkan data pengkajian, diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
• 1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual-muntah.
• 2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan kehilangan cairan secara
aktif.
• 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan umum.
INTERVENSI
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakseimbangan Dalam waktu 1. Timbang dan catat
nutrisi kurang dari 3x24jam setelah berat badan pasien
kebutuhan tubuh diberikan tindakan pada jam yang sama
berhubungan pemenuhan nutrisi setiap hari
dengan anoreksia, klien terpenuhi 2.Pantau asupan dan
mual-muntah Dengan criteria haluaran pasien
hasil : 3. Kaji dan catat
1. Berat badan bising usus pasien
ideal. satu kali setiap
2. Bising usus ergantian tugas jaga
normal. 4. Auskultasi dan catat
3.Membrane suara napas pasien
mukosa lembab. setiap 4 jam
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATA TUJUAN INTERVENSI
N
1 Gangguan Dalam waktu 3x24 1. Pantau dan catat TTV setiap 2 jam
jam setelah diberikan atau sesering mungkin sesuai keperluan
keseimbang tindakan. Dengan sampai stabil. Kemudian pantau dan
criteria hasil : catat TTV setiap 4 jam
an cairan 1. Membrane mukosa 2. Ukur asupan dan haluaran setiap 1
dan lembab sampai 4 jam. Catat dan laporkan
2. CRT kurang dari 3 perubahan yang signifikan termasuk
elektrolit detik urine, feses, muntahan, drainase luka,
3. TTV normal drainase nasogastrik, drainase slang
berhubunga dada, dan haluaran yang lain.
n dengan 3. Timbang pasien pada waktu yang
sama setiap hari.
kehilangan 4. Kaji turgor kulit dan membrane
mukosa mulut setiap 8 jam
cairan secara 5. Berikan perawatan mulut dengan
aktif cermat setiap 4 jam
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
1. Kaji tingkat berfungsi pasien dengan

aktivitas terjadi peningkatan toleransi menggunakan skala mobilitas


aktivitas dengan criteria hasil :
berhubunga 1.Melaporkan dan
fungsional. Komunikasikan tingkat ini

n dengan mendemonstrasikan peningkatan pada staf.


aktivitas fisik yang dapat diukur. 2. Kecuali dikontraindikasikan, lakukan
kelemahan 2. Skala mobilitas 0-1
ROM setiap 2 sampai 4 jam.
3. Skala kekuatan otot 5 (dapat
fisik melawan tahanan Tingkatkan dari pasif ke aktif, sesuai
4. Klien terlihat segar
toleransi pasien.
3. Kaji kehilangan/gangguan
keseimbangan gaya jalan, kelemahan
otot
4. Awasi TD, nadi, pernapasan, selama
dan sesudah aktivitas.
5. Catat respon terhadap tingkat
aktivitas (mis. Peningkatan denyut
jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea,
takipnea, dan sebagainya)
EVALUASI
• Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan
• Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar
pemasangan slang
• TTV tetap stabil
• Volume cairan tetap adekuat
• Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane
mukosa lembap
• Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
• Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan
seimbang dengan haluaran)
• Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
• Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
• Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
• Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang
dapat ditoleransi

Vous aimerez peut-être aussi