Vous êtes sur la page 1sur 29

ASSESSMENT

ANALISIS BUTIR SOAL

Nursyidah
Winda Pratiwi
Hairunnisa Mahyuddin
Musdalifah Haswang
ANALISIS BUTIR SOAL

Pengertian Analisis Butir Soal Tujuan Analisis Butir Soal

Teknik Analisis Butir Soal

Teknik Kualitatif
Teknik Kuantitatif
PENGERTIAN ANALISIS BUTIR
SOAL

Kegiatan penting dalam penyusunan


butir soal agar diperoleh soal yang
bermutu

Analisis
Butir Soal
Soal yang bermutu adalah soal yang dapat
memberikan informasi setepat-tepatnya
tentang siswa mana yang telah menguasai
materi dan siswa mana yang belum
menguasai materi.
Tujuan

Mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal


yang bermutu sebelum digunakan

Meningkatkan kualitas butir tes melalui revisi atau membuang


soal yang tidak efektif

Mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka


telah memahami materi yang telah diajarkan
TEKNIK ANALISIS BUTIR
SOAL

Teknik Kualitatif

Teknik Kuantitatif

Potensi Daya Efektivitas


Beda Opsi
Indeks
Kesukaran
TEKNIK
KUALITATIF

Berdiskusi dengan
Berdiskusi (Satu orang beberapa ahli
sebagai Penengah) Teknik
Moderator

Setiap butir soal Butuh waktu yang lama


dituntaskan bersama
TEKNIK KUALITATIF

Teknik Menelaah butir soal


Panel berdasarkan kaidah
penulisan

Terdapat format dan


pedoman penelaahan

Diperbaiki langsung pada teks


soal dan pemberian komentar
serta pemberian nilai
TEKNIK KUALITATIF

Teknik No. Aspek yang ditelaah


1 2
Nomor Soal
3 4 5 …
Panel A Materi
Soal sesuai indicator (menuntun tes tertulis untuk
1
untuk bentuk uraian)
2 Batasan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi
3 (urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian,
sehari-hari tinggi)
Isi materi yang dkitanyakan sesuai dengan jenjang
4
jenis sekolah atau tingkat kelas
B Konstruksi
Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut
1
jawaban uraian
2 Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
3 Ada pedoman penskorannya
Tabel,gambar,grafik, peta atau sejenisnya disajikan
4
dengan jelas dan terbaca
C Bahasa/ Budaya
1 Rumusan kalimat komunikatif
2 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
Tidak mengugunakan kata/ungkapan yang menimbulkan
3
penafsiran ganda atau salah pengertian

4 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu


TEKNIK KUALITATIF
Nomor soal Teknik
No. Aspek yang ditelaah
1 2 3 4 5 … Panel
A Materi
1 Soal sesuai dengan indicator (menuntut tes untuk bentuk pilihan ganda)
Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontnuitas,
2
keterpakaian sehari-hari tinggi)
3 Pilihan jawaban homogen dan logis
4 Hanya ada satu jawaban
B Konstruksi
1 Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas
2 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja
3 Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban
4 Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat negative ganda
5 Pilihan jawaban yang homogen dan logis ditinjau dari segi materi
6 Gambarr,grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi
7 Panjang pilihan jawaban relative sama
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan “semua jawaban diatas salah/benar” dan
8
sejenisnya
Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
9
angka atau kronologisnya
10 Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya
C Bahasa/Budaya
1 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
2 Menggunakan bahasa yang komunikatif
3 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/baku
Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu
4
kesatuan pengertian
TEKNIK
KUANTITATIF

Potensi Daya Beda


Daya beda butir soal
Soal mempunyai
Daya Pembeda

Tidak dapat dijawab benar baik oleh siswa


kelompok atas maupun siswa kelompok bawah

Dapat dijawab benar oleh siswa kelompok atas tetapi


tidak dapat dijawab oleh siswa kelompok bawah

Dapat dijawab benar oleh siswa kelompok atas


atau maupun siswa kelompok bawah.
TEKNIK
KUANTITATIF

Potensi Daya Beda

Langkah-langkah Perhitungan Daya Pembeda Tes Uraian

1. Menentukan nilai 𝐵𝑎 = jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar


2. Menentukan nilai 𝐵𝑏 = jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar
3. Menentukan nilai 𝐽𝑎 = jumlah skor maksimum kelompok atas yang
seharusnya
4. Menentukan nilai 𝐽𝑏 = jumlah skor maksimum kelompok bawah yang
seharusnya
5. Menentukan DP = Daya Pembeda
6. Menentukan interpretasi Daya Pembeda
7. Untuk nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama dengan
perhitungan daya pembeda soal nomor 1
TEKNIK
KUANTITATIF

Potensi Daya Beda


Daya pembeda instrumen

Rumus Daya Beda

D = Daya pembeda butir


𝑩𝑨 𝑩𝑩 𝐵𝐴 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab betul
𝑫= −
𝑱𝑨 𝑱𝑩 𝐵𝐵 = banyaknya kelompok bawah yang menjawab betul
𝐽𝐴 = banyaknya subjek kelompok atas
𝐽𝐵 = banyaknya subjek kelompok bawah

Penentuan kelompok atas dan kelompok bawah dilakukan dengan


menetapkan 27% dari keseluruhannya ada pada bagian atas yakni yang
tinggi nilainya 27% ada dari total peserta yang rendah nilainya.
TEKNIK
KUANTITATIF

Potensi Daya Beda

Nilai 𝑫𝒑 Interpretasi

𝑫𝒑 ≤ 𝟎, 𝟎𝟎 Sangat Jelek

𝟎, 𝟎𝟎 < 𝑫𝒑 ≤ 𝟎, 𝟐𝟎 Jelek

𝟎, 𝟐𝟎 < 𝑫𝒑 ≤ 𝟎, 𝟒𝟎 Cukup
Baik
𝟎, 𝟒𝟎 < 𝑫𝒑 ≤ 𝟎, 𝟕𝟎
Sangat Baik
𝟎, 𝟕𝟎 < 𝑫𝒑 ≤ 𝟏, 𝟎𝟎
TEKNIK
KUANTITATIF

Potensi Daya Beda Contoh

Dalam tes untuk mengetahui koefisien daya beda butir soal ada sebanyak 6 siswa yang
menjawab benar dari 10 siswa kelompok atas dan 4 siswa yang menjawab benar dari 10
siswa kelompok bawah. Berapa besar daya beda soal nomor 1?

𝐵𝑎 = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar = 6


𝐵𝑏 = banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar = 4
𝐽𝑎 = banyaknya subjek kelompok atas = 10
𝐽𝑏 = banyaknya subjek kelompok bawah = 10

𝟔 𝟒
𝑫𝑷 = − = 𝟎, 𝟐𝟎 (𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑)
𝟏𝟎 𝟏𝟎
KUANTITATIF

Indeks Kesukaran

Langkah-langkah mencari besarnya tingkat kesukaran

1. Susunlah lembar jawaban mulai skor paling tinggi sampai dengan paling rendah.
2. Membuat dua kelompok dari lembar jawaban itu yakni satu kelompok mulai dari skor
tertinggi dan satu kelompok mulai dari skor terendah.
3. Untuk setiap soal hitung jumlah siswa yang memilih tiap alternatif jawaban yang ada.
4. Buatlah catatan dalam format seperti di bawah ini.

Kemungkinan jawaban
Kelompok Tidak menjawab
A B C D
Atas 20 6 4 2 0
Bawah 4 21 5 1 1
5. Untuk setiap soal hitunglah jumlah siswa dalam tiap kelompok yang menjawab betul soal
tersebut. Caranya ialah menjumlahkan kedua angka di bawah kunci jawaban yaitu
kemungkinan jawaban yang diberi tanda bintang.

6. Hitunglah indeks kesukaran soal dengan menggunakan rumus berikut

𝑩 𝐷 = indeks kesukaran soal yang dicari


𝑫= 𝐵 = jumlah jawaban yang betul
𝑱𝒔
𝐽𝑠 = jumlah semua lembar jawaban

Menghitung taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus berikut


P = taraf kesukaran 𝑩
B = banyak subjek yang menjawab betul 𝑷=
𝑱
J = banyak subjek yang mengikuti tes

Tabel Interpretasi Indeks Kesukaran


Nilai DP Interpretasi

𝑷 = 𝟎, 𝟎𝟎 Sangat sukar
𝟎, 𝟎𝟎 < 𝑷 ≤ 𝟎, 𝟑𝟎 Sukar
𝟎, 𝟑𝟎 < 𝑷 ≤ 𝟎, 𝟕𝟎 Sedang
𝟎, 𝟕𝟎 < 𝑷 ≤ 𝟏, 𝟎𝟎 Mudah
𝑷 = 𝟏, 𝟎𝟎 Sangat mudah
Contoh Indeks Kesukaran
Ada > 10 soal pilihan ganda diberikan kepada siswa kelas V SD. Siswa atau responden
yang terlibat sebanyak 32 orang siswa. Ditetapkan siswa-siswa yang menjawab
benar dan skornya dijumlahkan untuk setiap siswa.
PG dan kunci
No 1b 2a 3c 4d 5b 6a 7c 8a 9a 10c dst Skor
nama

1 Ali x x x x x 69,43
2 Badu x x x 58,73
3 Cecep x x x x x 35,67
4 Dafa x x x 68,08
5 Eva x x x x x 46,54
6 Fasya x x x x 65,65
7 Gilang x x x x 62,31
8 Hanafi x x x 46,35
9 Iyan x x x 69,65
10 Jubair x x x 78,56
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

32 Putro x x 80
Kemudian disusun dari skor yang tertinggi sampai dengan skor terendah

No No soal PG dan kuncinya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


Nama siswa dst Skor
B a c d b a c a a c
1 Udin 100
2 Qatrun x x 98,79
3 Tifatul x 97,98
4 Hanifah x 96,70
5 Vera x x 89,76
6 Laela x 89,50
7 Respati x x x x 88,89
8 Desy x x 87,50
9 Gilang x x x x 62,31
10 Malia x x x x x 82
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
32 Palupi x x x x 35,67
Langkah-langkah perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Uraian, adalah:
1. Menentukan nilai B = jumlah siswa yang menjawab benar
2. Menentukan nilai JS = jumlah skor minimum untk soal tersebut
3. Misal, untuk soal nomor 1, perhitungan tingkat kesukaran sebagai
berikut.
a. B = 62 ; JS =152
b. Menentukan nilai P = Indeks / tingkat kesukaran, P = 0, 4079
4. Berdasarkan klasifikasi tingkat kesukaran, nilai P = 0, 4079 berda di
antara interval nilai 0,30 < 𝐼𝐾 ≤ 0,70 maka soal nomor 1 memiliki
tingkat kesukaran sedang.
5. Untuk nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sama
dengan perhitungan tingkat kesukaran soal nomor 1.
Whitney dan Sabers menjelaskan prosedur menganilisis tes uraian sebagai
berikut.
1. Menentukan jumlah siswa yang termasuk kelompok atas sebanyak 25%
2. Menghitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok bawah
3. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir soal.
(σ 𝑨 + σ 𝑩 − (𝟐𝑵 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝐦𝐢𝐧)
𝑷=
𝟐 𝑵 (𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔 − 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝐦𝐢𝐧)

Rumus yang ditentukan itu adalah:


P=indeks tingkat kesukaran
A=jumlah skor kelompok atas
B=jumlah skor kelompok bawah
N=25% peserta didik
skor maks=skor maksimal setiap butir tes
skormin=skor minimal setiap bitir tes

σ𝑨 + σ𝑩
𝑫=
𝑵 (𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔 − 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝐦𝐢𝐧)
Sebanyak 100 siswa dites matematika dengan soal sebanyak 10 soal pilihan ganda dengan
alternatif jawaban yakni A, B, C, D, dan E. Setelah ditabulasi hasil tes tersebut diperoleh data jawaban
siswa terhadap soal nomor 1 sebagai berikut :
Tabel . Daftar jawaban Siswa Terhadap Tes Matematika SD Kelas V
Kelompok Alternatif Jawaban Jumlah
A B* C D E
ATAS 5 15 0 0 7 27
TENGAH 25 25
BAWAH 3 7 12 0 5 27

Menghitung daya beda soal yaitu : Menghitung tingkat kesukaran soal yaitu
𝑩
𝑫 = 𝑷𝑨 − 𝑷𝑩 𝑷=
𝑵

D = indeks daya beda P = indek tingkat kesukaran


PA = proporsi kelompok atas yang mejawab benar B = Jumlah peserta tes yang menjawab benar
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar N= Jumlah seluruh peserta tes

15 7 (15 + 25 + 7) 47
𝐷= − = 0.30 𝑃= = = 0.47
27 27 100 100

Jadi, besar indeks daya beda adalah 0.30.


Jadi, besar indeks kesukaran soal no.1 adalah 0,47
Butir soal no.1 mempunyai tingkat kesukaran 0.47 dan tingkat daya beda 0.30
dengan kategori cukup baik.
1. Alternative jawaban A,D dan E perlu diperbaiki
2. Pengecoh A dan E kurang berfungsi sebagai pengecoh yang baik
3. Pengecoh D perlu diperbaiki karena tidak ada yang memilih.
TEKNIK
KUANTITATIF

Efektifitas Opsi

Opsi berarti pilihan-pilihan yang diajukan di mana ada pilihan


yang menjadi kunci jawaban dan pilihan pengecoh atau distractor.

Pilihan ditentukan pembuat soal dengan adanya jalan penyelesaian soal


bukan sembarang, walaupun jawaban itu salah.

Opsi yang menjadi distractor atau pengecoh dicantumkan dalam


pembuatan soal harus dikarenakan (1) salah konsep, (2) salah hitung,
(3) salah prosedur.
TEKNIK
KUANTITATIF

Efektifitas Opsi

Seorang ibu membeli kue bolu dipasar. Sesampai di rumah kue itu
akan dibagikan kepada dua tetangga dan sisanya untuk makan
sendiri. Kedua tetangga dibagi masing-masing 1/3 dan ¼, sisanya
untuk keluarga. Berapa besar sisa kue itu untuk keluarga ?
A. 1/6 B. 5/12 C. 5/7 D. 11/12
TEKNIK
KUANTITATIF

Efektifitas Opsi

Kunci : B = 5/12
1 1 4 3 7 5
1− + =1− + = 1 − 12 = 12
3 4 12 12

Pengecoh 1 salah konsep penjumlahan


1 1 2 5
1− + =1−7=
3 4 7

Pengecoh 2 salah konsep pengurangan


1 1 4 3 1 11
1− + = 1 − 12 − 12 = 1 − 12 = 12
3 4

Pengoceh 3 salah konsep penjumlahan dan pengurangan


1 1 2 1 2 −1 1
1− 3
+ 4
=1−7 = 1
−7 = −6
= 6
TEKNIK
KUANTITATIF

Efektifitas Opsi

Setiap pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila terpilih


minimal sebanyak 5% dari jumlah peserta.untuk menghitungnya
dapat digunakan rumus sebagai berikut:

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒉 𝒐𝒑𝒕𝒊𝒐𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉


𝒙 100%
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒑𝒆𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒔
Indeks pengecoh dihitung dengan rumus:

𝑷 × 𝟏𝟎𝟎%
𝑰𝑷 =
(𝑵 − 𝑩)(𝑵 − 𝟏)

𝐼𝑃 ∶ Indeks Pengecoh
𝑃 ∶ Jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
𝑁 ∶ Jumlah peserta didik yang ikut tes
𝐵 ∶ Jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal
𝑛 ∶ Jumlah alternative jawaban
1 ∶ Bilangan tetap

Jika semua peserta didik menjawab benar pada butir


soal tertentu (sesuai kunci jawaban), maka IP = 0
yang berarti soal tersebut jelek. Dengan demikian
pengecoh tidak berfungsi.
Contoh:

50 orang peserta didik dites dengan 10 soal bentuk pilihan ganda. Tiap soal memiliki alternatif
jawaban (a, b, c, d, e). Kunci jawaban (jawaban yang benar) no. 8 adalah c. Setelah soal no.8
diperiksa untuk semua peserta didik, ternyata dari 50 orang peserta didik, 20 peserta didik
menjawab benar dan 30 peserta didik menjawab salah. Idealnya, pengecoh dipilih secara
merata. Berikut ini adalah contoh soal no.8.

Alternatif jawaban A B C D E
Keterangan :
Distribusi jawaban ∗∗ = kunci jawaban
7 8 20 7 8
peserta didik ++ = sangat baik
IP 93% 107% ** 93% 107% + = baik
⦁ = kurang baik
Kualitas Pengecoh ++ ++ ++ ++ ++ − = jelek
− − = sangat jelek

Kualitas pengecoh berdasar indeks pengecoh adalah:


Sangat baik IP = 76% - 125%
Baik IP = 51% - 75% atau 126% - 150%
Kurang baik IP = 26% - 50% atau 151% - 175%
Jelek IP = 0% - 25% atau 176% - 200%
Sangat jelek IP = lebih dari 200%
TEKNIK
KUANTITATIF

Efektifitas Opsi

Menganalisis fungsi distraktor disebut juga menganalisis pola penyebaran


jawaban item

Pola penyebaran jawaban item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan
bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan-
kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butir item

Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan alternatif


yang dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee

Vous aimerez peut-être aussi