Vous êtes sur la page 1sur 18

Askep Reumatik

pada Lansia
Definisi

• Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang


terutama mengenai membran sinovial dari persendian
dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku
sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan (Diane C.
Baughman, 2000).
• Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari
kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan
meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam
Budi Darmojo, 1999).
Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti.
Namun faktor resiko yang diketahui berhubungan
dengan penyakit ini, yang terkait gerontologi
adalah:
• Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya
osteoartritis, faktor penuaan adalah yang
terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa
osteoartritis bukan akibat penuaan saja.
Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan
berbeda dengan perubahan pada osteoartritis.
Manifestasi Klinis
• Nyeri sendi
• Hambatan gerakan sendi
• Kaku pagi
• Krepitasi
• Pembesaran sendi (deformitas)
• Perubahan gaya berjalan
Pengkajian
Biodata Riwayat Kesehatan Pemeriksaan fisik

Nama, umur, jenis kelamin, status, 1. Adanya keluhan sakit dan 1. Inspeksi dan palpasi persendian
alamat, pekerjaan, penanggung kekakuan pada tangan, atau untuk masing-masing sisi
jawab. pada tungkai. (bilateral), amati warna kulit,
2. Perasaan tidak nyaman dalam ukuran, lembut tidaknya kulit, dan
beberapa periode/waktu sebelum pembengkakan.
pasien mengetahui dan 2. Lakukan pengukuran passive
merasakan adanya perubahan range of mation pada sendi-sendi
pada sendi. sinovial
• Catat bila ada deviasi
(keterbatasan gerak sendi)
• Catat bila ada krepitasi
• Catat bila terjadi nyeri saat sendi
digerakkan
• Lakukan inspeksi dan palpasi
otot-otot skelet secara bilateral
3. Catat bia ada atrofi, tonus yang
berkurang
4. Ukur kekuatan otot
5. Kaji tingkat nyeri, derajat dan
mulainya
6. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
Aktivitas/istirahat Kardiovaskuler Integritas ego

1. Gejala : Nyeri sendi Gejala : Fenomena 1. Gejala : Faktor-faktor


karena gerakan, nyeri Raynaud jari tangan/ stres akut/ kronis:
tekan, memburuk kaki (mis: pucat mis; finansial,
dengan stres pada intermitten, sianosis, pekerjaan,
sendi; kekakuan pada kemudian kemerahan ketidakmampuan,
pagi hari, biasanya pada jari sebelum warna faktor-faktor
terjadi bilateral dan kembali normal). hubungan.
simetris. 2. Keputusan dan
2. Limitasi fungsional ketidakberdayaan
yang berpengaruh (situasi
pada gaya hidup, ketidakmampuan)
waktu senggang, 3. Ancaman pada
pekerjaan, keletihan. konsep diri, citra
3. Tanda : Malaise tubuh, identitas
Keterbatasan rentang pribadi (misalnya
gerak; atrofi otot, ketergantungan pada
kulit, kontraktor/ orang lain).
kelaianan pada sendi.
Makanan/ Hygiene Neurosensori Nyeri/
cairan kenyamanan

Gejala ; Gejala : Berbagai Gejala : Kebas, Gejala : Fase akut


Ketidakmampuan kesulitan untuk semutan pada dari nyeri
untuk melaksanakan tangan dan kaki, (mungkin tidak
menghasilkan/ aktivitas hilangnya sensasi disertai oleh
mengkonsumsi perawatan pada jari tangan. pembengkakan
makanan/ cairan pribadi. Gejala : jaringan lunak
adekuat: mual, Ketergantungan Pembengkakan pada sendi).
anoreksia sendi simetris
Kesulitan untuk
mengunyah
Keamanan Interaksi social Riwayat Psiko Sosial

Gejala : Kulit mengkilat, Gejala : Kerusakan Pasien dengan RA


tegang, nodul subkutan, interaksi sosial dengan mungkin merasakan
Lesi kulit, ulkus kaki. keluarga/ orang lain; adanya kecemasan yang
Kesulitan dalam ringan perubahan peran; cukup tinggi apalagi
dalam menangani tugas/ isolasi. pada pasien yang
pemeliharaan rumah mengalami deformitas
tangga.Demam ringan pada sendi-sendi karena
menetap Kekeringan ia merasakan adanya
pada mata dan membran kelemahan-kelemahan
mukosa. pada dirinya dan
merasakan kegiatan
sehari-hari menjadi
berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian
terhadap konsep diri
klien khususnya aspek
body image dan harga
diri klien.
Diagnosa
1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen
pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan:
Deformitas skeletal. Nyeri, ketidaknyamanan,
Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran
berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan
muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan,
nyeri pada waktu bergerak, depresi.
Intervensi
• Diagnosa 1. Nyeri akut/kronis
berhubungkan dengan : agen pencedera;
distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi.
Kriteria Hasil :
a. Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
b. Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi
bagian tubuh.
c. Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas
Intervensi Rasional
a. Evaluasi/ lanjutkan a. Tingkat aktivitas/ latihan
pemantauan tingkat tergantung dari
inflamasi/ rasa sakit pada perkembangan/ resolusi dari
sendi peoses inflamasi
b. Pertahankan istirahat tirah b. Istirahat sistemik dianjurkan
baring/ duduk jika selama eksaserbasi akut dan
diperlukan jadwal aktivitas seluruh fase penyakit yang
untuk memberikan periode penting untuk mencegah
istirahat yang terus menerus kelelahan mempertahankan
dan tidur malam hari yang kekuatan
tidak terganggu
c. Bantu dengan rentang gerak c. Mempertahankan/
aktif/pasif, demikiqan juga meningkatkan fungsi sendi,
latihan resistif dan isometris kekuatan otot dan stamina
jika memungkinkan umum. Catatan : latihan
tidak adekuat menimbulkan
kekakuan sendi, karenanya
aktivitas yang berlebihan
dapat merusak sendi
d. Ubah posisi dengan sering d. Menghilangkan tekanan pada
dengan jumlah personel jaringan dan meningkatkan
cukup. Demonstrasikan/ sirkulasi. Memepermudah
bantu tehnik pemindahan perawatan diri dan
dan penggunaan bantuan kemandirian pasien. Tehnik
mobilitas, pemindahan yang tepat dapat
mencegah robekan abrasi
kulit
e. Posisikan dengan bantal, e. Meningkatkan stabilitas
kantung pasir, gulungan (mengurangi resiko cidera)
trokanter, bebat, brace dan memerptahankan posisi
sendi yang diperlukan dan
kesejajaran tubuh,
mengurangi kontraktor
Intervensi
• Diagnosa 2. Kerusakan Mobilitas Fisik
berhubungan dengan: Deformitas skeletal.
Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi
aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Kriteria Hasil :
a. Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
b. Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi
bagian tubuh.
c. Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas
Intervensi Rasional
a. Evaluasi/ lanjutkan a. Tingkat aktivitas/ latihan
pemantauan tingkat tergantung dari
inflamasi/ rasa sakit pada perkembangan/ resolusi dari
sendi peoses inflamasi
b. Pertahankan istirahat tirah b. Istirahat sistemik dianjurkan
baring/ duduk jika selama eksaserbasi akut dan
diperlukan jadwal aktivitas seluruh fase penyakit yang
untuk memberikan periode penting untuk mencegah
istirahat yang terus menerus kelelahan mempertahankan
dan tidur malam hari yang kekuatan
tidak terganggu
c. Bantu dengan rentang gerak c. Mempertahankan/
aktif/pasif, demikiqan juga meningkatkan fungsi sendi,
latihan resistif dan isometris kekuatan otot dan stamina
jika memungkinkan umum. Catatan : latihan
tidak adekuat menimbulkan
kekakuan sendi, karenanya
aktivitas yang berlebihan
dapat merusak sendi
d. Ubah posisi dengan sering d. Menghilangkan tekanan pada
dengan jumlah personel jaringan dan meningkatkan
cukup. Demonstrasikan/ sirkulasi. Memepermudah
bantu tehnik pemindahan perawatan diri dan
dan penggunaan bantuan kemandirian pasien. Tehnik
mobilitas, pemindahan yang tepat dapat
mencegah robekan abrasi
kulit
e. Posisikan dengan bantal, e. Meningkatkan stabilitas
kantung pasir, gulungan (mengurangi resiko cidera)
trokanter, bebat, brace dan memerptahankan posisi
sendi yang diperlukan dan
kesejajaran tubuh,
mengurangi kontraktor
Intervensi
• Diagnosa 3. Gangguan citra
tubuh./perubahan penampilan peran
berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-
tugas umum, peningkatan penggunaan
energi, ketidakseimbangan mobilitas

Kriteria Hasil :
a. Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi
penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.
b. Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
Intervensi Rasional
a. Dorong pengungkapan a. Berikan kesempatan untuk
mengenai masalah tentang mengidentifikasi rasa takut/
proses penyakit, harapan kesalahan konsep dan
masa depan menghadapinya secara
langsung
b. Diskusikan arti dari b. Mengidentifikasi
kehilangan/ perubahan pada bagaimana penyakit
pasien/orang terdekat. mempengaruhi persepsi diri
Memastikan bagaimana dan interaksi dengan orang
pandangaqn pribadi pasien lain akan menentukan
dalam memfungsikan gaya kebutuhan terhadap
hidup sehari-hari, termasuk intervensi/ konseling lebih
aspek-aspek seksual. lanjut
c. Diskusikan persepsi c. Isyarat verbal/non verbal
pasienmengenai bagaimana orang terdekat dapat
orang terdekat menerima mempunyai pengaruh
keterbatasan. mayor pada bagaimana
pasien memandang dirinya
sendiri
d. Akui dan terima perasaan d. Nyeri konstan akan
berduka, bermusuhan, melelahkan, dan perasaan
ketergantungan marah dan bermusuhan
umum terjadi
e. Perhatikan perilaku menarik e. Dapat menunjukkan
diri, penggunaan menyangkal emosional ataupun metode
atau terlalu memperhatikan koping maladaptive,
perubahan membutuhkan intervensi
lebih lanjut
f. Susun batasan pada perilaku f. Membantu pasien untuk
mal adaptif. Bantu pasien mempertahankan kontrol
untuk mengidentifikasi diri, yang dapat
perilaku positif yang dapat meningkatkan perasaan
membantu koping. harga diri
Intervensi
• Diagnosa 4. Kurang perawatan diri
berhubungan dengan kerusakan
muskuloskeletal; penurunan kekuatan,
daya tahan, nyeri pada waktu bergerak,
depresi.
Kriteria Hasil :
a. Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan
individual.
b. Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan
diri.
c. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
Intervensi Rasional
a. Diskusikan tingkat fungsi a. Mungkin dapat
umum (0-4) sebelum timbul melanjutkan aktivitas
awitan/ eksaserbasi penyakit umum dengan melakukan
dan potensial perubahan yang adaptasi yang diperlukan
sekarang diantisipasi pada keterbatasan saat ini
b. Pertahankan mobilitas, b. Mendukung kemandirian
kontrol terhadap nyeri dan fisik/emosional
program latihan
c. Kaji hambatan terhadap c. Menyiapkan untuk
partisipasi dalam perawatan meningkatkan kemandirian,
diri. Identifikasi /rencana yang akan meningkatkan
untuk modifikasi lingkungan harga diri
d. Kolaborasi: Konsul dengan d. Berguna untuk menentukan
ahli terapi okupasi. alat bantu untuk memenuhi
kebutuhan individual. Mis;
memasang kancing,
menggunakan alat bantu
memakai sepatu,
menggantungkan pegangan
untuk mandi pancuran
e. Kolaborasi: Atur evaluasi e. Mengidentifikasi masalah-
kesehatan di rumah sebelum masalah yang mungkin
pemulangan dengan evaluasi dihadapi karena tingkat
setelahnya. kemampuan aktual

Vous aimerez peut-être aussi