Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Sampai saat ini etiologi dari 1. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang
Asma Bronkhial belum disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal
diketahui. seperti debu, serbuk-serbuk, bulu - bulu binatang.
Suatu hal yang yang menonjol 2. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan
pada penderita Asma adalah dengan alergen, seperti common cold, infeksi traktus
fenomena hiperaktivitas respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan
bronkus. Bronkus penderita dapat mencetuskan serangan.
asma sangat peka terhadap 3. Asma gabungan : Bentuk asma yang paling umum.
rangsangan imunologi Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik
maupun non imunologi. dan non-alergik (Smeltzer & Bare, 2002).
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan
presipitasi timbulnya serangan Asma Bronkhial yaitu :
a. Faktor predisposisi
• Genetik
Faktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, Karena adanya
bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit Asma
Bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu
hipersensitivitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan
presipitasi timbulnya serangan Asma Bronkhial yaitu :
b. Faktor presipitasi
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab
1. Alergen
terjadiny serangan Asma.
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.
3. Perubahan cuaca
Misalnya orang yang bekerja di laboratorium
hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu
5. Stres
lintas.
Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
7. Lingkungan kerja
b. Faktor presipitasi
1. Alergen Sebagian besar penderita Asma akan mendapat
serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau
3. Perubahan cuaca olah raga yang berat.
Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan
5. Stres Asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya
terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
7. Lingkungan kerja
Sulawesi Tengah
(7,8%)
DI Yogyakarta
(6,9%), Sulawesi Selatan
(6,7%).
Nusa Tenggara
Timur (7,3%)
MANIFESTASI
KLINIK
Global Initiative
for Asthma
(GINA)
Uji provokasi bronkus dilakukan untuk menunjukan adanya hiperreaktivitas
bronkus. Ada beberapa cara untuk melakukan uji provokasi bronkus seperti
uji dengan histamin, metakolin, kegiatan jasmani, udara dingin, larutan garam
hipertonik, dan bahkan dengan aqua destilata
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Spirometri
Spirometri adalah alat yang dipergunakan untuk
mengukur faal ventilasi paru. Reversibilitas penyempitan
saluran napas yang merupakan ciri khas asma dapat dinilai
dengan peningkatan volume ekspirasi paksa detik pertama
(VEP1) dan atau kapasiti vital paksa (FVC) sebanyak 20%
atau lebih sesudah pemberian bronkodilator.
Pemeriksaan IgE.
Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan
adanya antibodi IgE spesifik pada kulit. Uji tersebut untuk
menyokong anamnesis dan mencari faktor pencetus. Uji
alergen yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma.
Pemeriksaan darah IgE Atopi dilakukan dengan cara
radioallergosorbent test (RAST) bila hasil uji tusuk kulit
tidak dapat dilakukan (pada dermographism)
TATALAKSAN
A
2. Farmakologi
Menurut Long(1996) pengobatan Asma diarahkan terhadap gejala- gejala yang timbul saat
serangan, mengendalikan penyebab spesifik dan perawatan pemeliharaan keehatan optimal
yang umum. Tujuan utama dari berbagai macam pengobatan adalah pasien segera
mengalami relaksasi bronkus. Terapi awal, yaitu
a. Memberikan oksigen pernasal
b. Antagonis beta 2 adrenergik (salbutamol mg atau fenetoral 2,5 mg atau terbutalin 10 mg).
Inhalasi nebulisasi dan pemberian yang dapat diulang setiap 20 menit sampai 1 jam.
Pemberian antagonis beta 2 adrenergik dapat secara subcutan atau intravena dengan
dosis salbutamol 0,25 mg dalam larutan dekstrose 5%
c. Aminophilin intravena 5-6 mg per kg, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam
sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.
d. Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg intravena jika tidak ada respon segera atau
dalam serangan sangat berat
e. Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk didalamnya golongan
beta adrenergik dan anti kolinergik.
KOMPLIKASI
Examples: