Vous êtes sur la page 1sur 15

Aspek Etika

pada Reaksi
Obat

Fadel Muhammad

1318011064
Contoh kasus
Reaksi obat

Menurut American Society of health-System Pharmacists


(ASHP)
Reaksi silang obat adalah respon obat yang tidak diinginkan
sehingga memerlukan penghentian obat, penggantian
obat, perawatan rumah sakut, pengobatan tambahan, dan
menyebabkan prognosis negatif seperti, cacat permanen
sampai dengan kematian.
Alergi obat

Alergi obat adalah respon abnormal terhadap obat atau metabolitnya melalui
reaksi imunologi.
Reaksi ini juga dapat terjadi melalui mekanisme non imunologis yang disebabkan
karena toksisitas obat, over dosis, interaksi antar obat dan perubahan dalam
metabolism tubuh.
RISIKO

KEGAGALAN MEDIK

KELALAIAN

?
PEMBUKTIAN MALPRAKTEK
– 4D:
– Duty (kewajiban) : dlm bertindak harus
berdasarkan 1) indikasi medis
2) hati-hati & teliti
3) sesuai standar profesi
4) ada informed consent
– Dereliction of duty ( penyimpangan dari
kewajiban)
– Direct causation (penyebab langsung)
– Damage ( kerugian) : hub langsung antara
penyebab dan kerugian
Contoh obat yang dapat
menyebabkan reaksi alergi
Clinical presentation
Urtikaria

Eritema

Dermatitis medikamentosa

Purpura

Alergi eksantematosa

Eritema nodusum

Alergi bulosa
Hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum
pemberian obat
Adakah riwayat Apakah obat
alergi obat perlu di uji kulit
sebelumnya terlebih dahulu

Adakah
pengobatan
Apakah indikasi pencegahan untuk
pemberian obat mengurangi jika
terjadi reaksi
alergi
Aspek Etik pada Reaksi Alergi
Obat
– Keterlambatan menganggap/mendiagnosis pasien tersebut mengalami
anafilaktik padahal sudah terjadi sinkop dan hipotensi sehingga tidak
diberikan penanganan yang cepat dan tepat
– Tidak menganamnesa penyakit alergi yang diderita pasien sebelumnya
sebelum terapi diberikan (obat, makanan, atopi)
– Kelalaian memberikan resep injeksi epinefrin dan penjelasan kepada pasien
tentang penyimpanan dan penggunaannya
– Kegagalan mendiagnosis penyebab terjadinya anafilaktik
– Tidak mencegah terjadinya reaksi obat pada pasien yang diketahui hampir
atau sensitif dengan melakukan tes terlebih dahulu (cross-reacting drug).
– Lalai memberikan informed consent sebelum melakukan tindakan pada
pasien
– Tidak memberikan penanganan yang tepat (sesuai prosedur penanganan
syok anafilaktik)
– Tidak bersiaga dengan menyediakan emergency kit bila melakukan injeksi.
Undang-undang
UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 54
(1) Terhadap tenaga keschatan yang melakukan kesalahan atau
kelalaian data melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan
disiplin.
(2)Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kalalaian sebagaimana
dimaksud dalam ayat(1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan

KUHP,Pasal 359
Barang siapa karena kesalahan (kealpaaannya) menyebabkan orang lain mati,
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana kurungan
paling lama 1 tahun.
KIAT MENGHINDARI TUNTUTAN
PATUHI UU PRADOK, UU Kes 36 dan Kedokteran 44 th
2009
– STR, SIP, STANDAR PROFESI DAN SOP
– PERLINDUNGAN HUKUM AKAN DIPEROLEH BILA
BEKERJA SESUAI DENGAN STANDAR PROFESI & SOP
– TINGKATKAN PROFESIONALISME
– KOMPETENSI & KEWENANGAN
– EMPATI & DUTI OF CARE
– TINGKATKAN PATIENT SAFETY
Monitoring Efek Samping Obat
(MESO)
– Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang tidak
dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi. Efek Samping Obat adalah reaksi Obat
yang tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi.
Tujuan MESO
a. menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin terutama
yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang
b. menentukan frekuensi dan insidensi ESO yang sudah dikenal dan
yang baru saja ditemukan
c. mengenal semua faktor yang mungkin dapat
menimbulkan/mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya ESO
d. meminimalkan risiko kejadian reaksi Obat yang tidak dikehendaki
e. mencegah terulangnya kejadian reaksi Obat yang tidak
dikehendaki

Vous aimerez peut-être aussi