Vous êtes sur la page 1sur 30

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU HAMIL DENGAN


PREEKLAMSI
OLEH :
HERLY OETAMI
NINA HERYANI
SITI SYAMSIAH
Pengertian
Pre eklampsia adalah kumpulan
gejala yang timbul pada ibu hamil,
bersalin dan dalam masa nifas
yang terdiri dari trias : hipertensi,
proteinuri, dan edema.
ETIOLOGI
• Belum diketahui tapi pada penderita terdapat
perubahan yg khas pada berbagai alat, tapi
kelainan yg menyertai peny ini adalah
Vasospasme arteriole, retensi Natrium dan
air dan coagulasi intravaskuler.
• Vasospasmus bukan penyebab primer tapi
vasospasmus ini yg menimbulkan berbagai
gejala yg menyertai eklamsi.
Vasospasmus menyebabkan:
Hypertensi
Pada otak : sakit kepala , kejang
Pada Plasenta : Solutio plasenta,
kematian janin
Pada ginjal : oliguri, insufisiensi
Pada hati : icterus
Pada retina
Patofisiologi
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah
disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi
ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.
Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel
darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik
sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar
oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan
kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan
oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena
retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan
oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan
pada glomerulus
Manifestasi klinik
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul
dalam urutan : pertambahan berat badan
yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi,
dan akhirnya proteinuria. Pada pre
eklampsia ringan tidak ditemukan gejala –
gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat
didapatkan sakit kepala di daerah prontal,
diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah
epigastrium, mual atau muntah. Gejala –
gejala ini sering ditemukan pada pre
eklampsia yang meningkat dan merupakan
petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.
DIAGNOSIS
Hipertensi Gestasional
• TD ≥140/90 mmHg untuk pertama kali
selama kehamilan
• Tidak ada proteinuri
• TD kembali ke normal <12 mg postpartum
• Diagnosa ahir hanya dapat dibuat postpartum
• Mungkin memperlihatkan tanda lain PE (nyeri
epigastrium,trombositopeni)
Preeklamsia : Kriteria minimum
TD ≥140/90 mmHg setelah gestasi 20 mg
atau kenaikan sistole 30 mm diatas
tekanan yang biasa, kenaikan diastole 15
mm diatas tekanan biasa.
Proteinuri≥300 mg/24 jam atau ≥+1
Peningkatan kepastian PE
 TD ≥160/100 mmHg, diukur 2 x dg antara
sekurangnya 6 jam & pasien dalam istirahat
rebah.
 Proteinuri 2,0 mg/dl kec bila telah meningkat
sblmnya
 Trombosit < 100 000/mm3
 Hemolisismikroangiopatik (LDH meningkat)
 SGPT& SGOT meningkat
 Nyeri kepala meningkat, gangguan
penglihatan
Eklamsi
• Kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain
pada wanita dengan PE
PE pd hypertensi kronik/ superimposed PE
Proteinuri awitan baru ≥300 mg/24 jam pd
wanita pengidap HT tp tanpa proteinuri
sebelum gestasi 20 mg.Terjadi peningkatan
proteinuri/TD/hitung trombosit
<100000/mm3secara mendadak pada wanita
dengan HTdan proteinuri sebelum gestasi 20
mg
Hypertensi kronik
• TD ≥140/90 mmHg sebelum kehamilan atau
didiagnosis sebelum gestasi 20 mg atau HT
yang pertama kali didiagnosa setelah gestasi
20 mg dan menetap setelah 12 mg
postpartum
PE adalah syndrom spesifik kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat
vasospasme dan aktivasi endotel.
Gejala
• Hypertensi
Gejala yang paling dulu timbul dan terjadi
secara sekonyong-konyong.
• Oedema : timbulnya oedema ditandai dengan
penambahan BB yang berlebihan.
Penambahan 1 kg seminggu/3 kg sebulan
harus dicurigai PE.Oedema tidak hilang
dengan istirahat.
• Proteinuri  vasospasmus pembuluh darah
ginjal
• Gejala subyektif baru timbul pada PE yg sdh
lanjut, yi:
 Sakit kepala  vasospasmus/oedema otak
 Sakit diulu hati karena regangan selaput
hati oleh haemoragia/oedema,sakit karena
perubahan pada lambung
 Gangguan penglihatan
Penglihatan jadi kabur sampai buta. 
vasospasmus,oedema dan ablasio retina.
Data subyektif
• Kenaikan BB yg timbul secara cepat/dlm waktu yg
singkat  retensi cairan
• Sakit kepala
• Gangguan penglihatan
• Nyeri epigastrium/kwadran kanan atas 
pembengkakan hepar

Data Obyektif
• Pemeriksaan umum : TD meningkat
• Oedema pada muka dan tangan
• Kenaikan BB yg cepat
• Spasme arteriole dan kilauan retina
• Pemeriksaan thoraks
• Reflek tendon profunda (lutut &
kaki):hyperrefleksi merupakan petunjuk dari
peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat
 kejang
• Px abdomen : rasa sakit daerah hepar
• Px uterus : menilai umur kehamilan, adanya
kontraksi, presentasi janin
• Px pelvis : keadaan serviks, stasi bagian
terbawah  pertimbangan penting kelahiran
pervaginam atau perabdominal
• Tes laborat : Px darah lengkap  pe Ht 
hemokon sentrasi  menurunnya volume
plasma.Jika Ht meburun  hemolisis
intravaskuler. Apusan darah sel darah
merah yg mengalami distorsi.
Urinalisis : protein + 3 /+4/ urin 24 jam
mengandung ≥ 5 g PEB
Diagnosa banding
Hypertensi kronik,penyakit ginjal, oedema dan
proteinuri kehamilan, hepatitis,apendisitis peny
susunan syaraf pusat.
Komplikasi potensial
perdarahan retina, gagal jantung,solutio
plasenta, gagal ginjal, nekrosis hepar, anemia
hemolitik mikrioangiopati, perdarah an otak,
oedema paru, pelepasan retina.
RENCANA
• Data diagnostik tambahan : tes kimia darah,
tes fungsi hati, elektrolit darah, pengukuran
keluaran urin,bersihan kreatinin, pemantauan
Djj, amniosentesis, USG, estriol, HPL.
PENATALAKSANAAN & PENDIDIKAN PASIEN
• Prinsip umum : PE menetap hingga
kehamilan berahir  kelahiran janin &
plasenta merupakan pengobatan satu-
satunya.
Tujuan pengobatan PE
• Mencegah terjadinya eklamsi
• Anak harus lahir dengan kemungkinan hidup
yg besar
• Persalinan harus dengan trauma yg sekecil
mungkin dan jgn menyebabkan peny pd
kehamilan dan persalinan berikutnya (SC)
• Mencegah hypertensi menetap
• Mencegah keadaan patologik yg tersisa
Dasar pengobatan
•Istirahat
•Diit
•Obat antihypertensi
•Sedatip
•Induksi persalinan
Jika pasien hampir aterminduksi persalinan Jika masih
< 7 bln  sikap konserfatif/SC
Perencanaan kelahiran tergantung pd : umur kehamilan,
beratnya proses peny, keadaan serviks.
Pengobatan jalan

• Obat jalan dilakukan jika PE ringan (TD < 140/90, tdk ada
oedema & proteinuri)
• Anjuran yg diberikan:
 Istirahat sebanyak mungkin
 Kurangi garam
 Px hamil 2 x seminggu
 Bisa diberikan sedatif & antihypertensi
 Pasien harus tahu tanda bahaya
Preeklamsi ringan
• Profilaksis
Diagnosa dini hanya bisa dibuat dengan
antepartumcare, periksa hamil dilakukan 2 x
seminggu setelah bln ke 6, sekali seminggu
pada bln terahir. Secara rutin harus
ditentukan TD, BB,proteinuri. Terutama pada
pasien yg mempunyai faktor presdisposisi
terhadap PE.
Pasien harus tahu tanda bahaya (sakit kepala,
gangguan penglihatan, tangan & muka
bengkak) harus memeriksakan diri jika
salah satu dari gejala tsb timbul
Faktor Predisposisi
•Nulliparitas
•Riwayat keluarga dg PE & Eklamsi
•Mempunyai hypertensi sebelumnya
•Nutrisi kurang terutama diet kurang protein
•Gemely
•Diabetes
•HT kronis
•Molahydatidosa
•Hydrop fetalis
PER
• PER Ringan
 Aterm  kelahiran dianjrkan untuk mencegah
komplikasi pada ibu dan janin.
 Belum aterm : tirah baring di RS  usaha
pengawasan yg cermat.
 TD dipx 4 x sehari
 BB, proteinuri, keluaran urin di px tiap hari
 Jumlah trombosit, pengukuran estriol,NST, sonografi
 evaluasi kesehatan ibu dan janin
Pengobatan di RS

• Bila : TD ≥140/90
• Proteinuri ++
• Penambahan BB 1,5 kg/ lebih dalam
seminggu
• Pasien dengan TD meningkat diatas
140/90 harus dirawat inapkan
PEB/PREEKLAMSI BERAT
• Di rawat inapkan dgn posisi tidur miring
meningkatkan filtrasi glumerolus
• TD, BB, proteinuri, masukan & keluaran
dipantau ketat
• Terapi antikejang (MGSO 4) dianjurkan 
mencegah kejang.
 Dosis awal 4 g dilarutkan dlm 500 ml D 5%
diberikan iv dalam waktu 10-30 menit.
 Diikuti 1-2 g perjam dlm invus yang
diencerkan
• Harus dipantau reflek patela, pernafasan,
aliran urin.
• Alternatif lain 10 g MGSO4 diberikan secara
im.
• Ikuti 5 g MGSO4 (dalam 10 ml larutan D 5%)
setiap 4 jam secara im dg jarum 3
inci.Suntikan awal diikuti dengan 5 g MGSO4
setiap 4 jam sepanjang reflek patela masih
ada, aliran urin mencapai ≥100 ml selama 4
jam sebelumnya, pernafasan tidak depresi
Terapi antihypertensi
• Jika TD tiba-tiba meningkat diatas 170-180
mmHg sistolenya,atau 110-120 diastolenya
 hidralazin dianjurkan  mengurangi resiko
perdarahan otak, dosis awal 5 mg iv, TD
dipantau tiap 5 menit.Jika tdk turun dibawah
100 mmHg dalam 20 menit, berikan dosis
ulang 5-10 mg. dosos ini diulang setiap
interval 20 menit sampai diastole 100
mmHg.TD yg terlalu cepat turun dpt
mengganggu perfusi plasenta  bahaya pd
janin.
• Kelahiran
Janin aterm, ada bukti gawat intrauterin,PE
menetap/tambah buruk kelahiran
dianjurkan  kesehatan ibu &
janin.Persalinan dpt diinduksi dgn oksitosin
dan amniotomi jika presentasi janin dan
serviks memungkinkan.SC dianjurkan pd
kasus makpresentasi janin, gawat janin,
induksi gagal.
NUHUN
PIZAAAAAAAN

Vous aimerez peut-être aussi