Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Logging
Logging atau downhole merupakan penentuan sifat
fisika pada material yang ada pada sekeliling lubang bor.
Data Log
Data log merupakan kurva yang diperoleh dari
pengukuran lubang bor (logging) yang menggambarkan variasi
sifat batuan yang bisa digunakan untuk interpretasi geologi .
o Electric Log
Data Log yang o Gamma Ray Log
sering digunakan :
o Sonic Log
o Formation Density Log
Interpretasi Data Log
Ayushar Syarif
H22114012
Stacking pattern
Stacking pattern atau disebut juga sebagai arsitektur merupakan
susunan spasial dari komponen individual pada sekumpulan massa
batuan di suatu kompleks massa batuan (Miall, 1985; dalam Middleton,
2003)
Stacking pattern
progradasi agradasi
retrogradasi
low stand
sedimen terdeposisi pada kondisi surut laut hingga awal genang laut
mulai terjadi
transgressive
sedimen terdeposisi saat proses genang laut terjadi
high stand
sedimen terdeposisi pada kondisi genang
laut
shelf-margin systems tracts
sedimen terdeposisi saat terjadi proses surut laut
Reservoar Potensial
Unit litologi pada data hasil interpretasi data log secara umum
dikelompokkan dalam dua unit utama yaitu unit material berbutir kasar dan
unit material berbutir halus. Batas dari material berbutir kasar dan halus
adalah shale baseline. Agar analisis yang dicapai lebih detail maka unit
tersebut dibagi lagi menjadi 4 yaitu unit material berbutir kasar (UMBK), unit
material berbutir sedang (UMBS), unit material berbutir halus (UMBH), dan
unit material berbutir sangat halus (UMSH)
b. Stacking Pattern
Stacking pattern dari hasil interpretasi data log terbagi menjadi 5 fase
dari lapisan bawah ke lapisan atas yaitu fase retrogradasi (bawah),
progradasi (bawah), aggradasi, retrogradasi (atas), progradasi (atas).
c. Flooding Surface, Maximum Flooding Surface, dan Sequence Boundary
Maximum flooding surface (MFS) pada data log terdapat pada kedalaman 380 ft
Sequence boundary pada data log terdapat pada kedalaman 310 ft dan 40 ft
d. System tracts
System tracts pada data log dari bawah ke atas terdiri atas high stand, shelf-margin
(bawah), low stand, transgressive, dan shelf-Margin (atas) . High stand terdapat
pada kedalaman 400 hingga 365 ft, endapan yang terbentuk adalah material
berbutir sangat halus dan material berbutir halus, dengan dominasi material
berbutir sangat halus yang tebal. Terbentuknya endapan berbutir sangat halus
yang tebal menunjukkan kondisi arus yang tenang yang tercapai saat
pengendapan terjadi pada kondisi genang laut. Shelf- margin bagian bawah
terdapat pada kedalaman 365 hingga 310 ft.
e. Reservoar Potensial
Berdasarkan analisis data log reservoar potensial untuk air tanah terbagi menjadi 2
yaitu reservoar untuk airtanah dangkal (shallow groundwater/SGW) dan reservoar
untuk airtanah dalam (deep groundwater/DGW). Reservoar airtanah dangkal (SGW)
terdapat pada kedalaman 0 hingga 10 feet. Reservoar tersebut dicirikan oleh
terdapatnya defleksi kurva SP yang mencerminkan lapisan yang permeabel dan
ukuran butir material yang kasar. Lapisan material dibawah dengan kedalaman 10-
71 ft menjadi lapisan impervious rock (IR) yang menahan agar airtanah tidak
mengalami perkolasi lebih dalam. Konfigurasi reservoar airtanah dimana lapisan
permeabel berada diatas lapisan impermeabel menunjukkan ciri tipe unconfined
aquifer (Delleur, 1999).
Reservoar untuk airtanah dalam (DGW) terdapat pada kedalaman 71 hingga
205 ft. Reservoar tersebut dicirikan oleh perselingan material berbutir
kasar hingga halus. Reservoar tersebut berada diantara dua lapisan impervious
rock, yaitu lapisan impervious rock di kedalaman 10-71 ft dan impervious
rock pada kedalaman 205-310 ft. Konfigurasi aquifer yang demikian
menunjukkan ciri tipe confined aquifer. Dari segi kualitas dan kuantitas confined
aquifer jauh lebih unggul dari unconfined aquifer sehingga reservoar pada
kedalaman 71 hingga 205 memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan
reservoar pada kedalaman 0 hingga 10 ft.