Vous êtes sur la page 1sur 18

DATA LOG BOR

AYUSHAR SYARIF (H22114012)


NOVITA RESKIYAH SARI (H22115 009)
PENDAHULUAN

Eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya geologi


memerlukan analisis stratigrafi agar diperoleh hasil
optimum.

Analisis stratigrafi secara umum dilakukan dengan


menggunakan data log di hampir sebagian besar basin di
seluruh dunia (Campion, 2011).

Interpretasi data log menjadi metode utama dalam


mengembangkan kerangka kerja stratigrafi yang
digunakan untuk pemetaan dan prediksi reservoar
(Campion, 2011).
PENGERTIAN

 Logging
Logging atau downhole merupakan penentuan sifat
fisika pada material yang ada pada sekeliling lubang bor.

 Data Log
Data log merupakan kurva yang diperoleh dari
pengukuran lubang bor (logging) yang menggambarkan variasi
sifat batuan yang bisa digunakan untuk interpretasi geologi .
o Electric Log
Data Log yang o Gamma Ray Log
sering digunakan :
o Sonic Log
o Formation Density Log
Interpretasi Data Log

Interpretasi Data Log

Data Log Interpretasi.

Contoh dari interpretasi data log adalah pada sumur


diperoleh bahwa pasir memiliki gamma ray yang
rendah, sedangkan lempung memiliki gamma ray yang
tinggi, pengukuran geofisika pada area disekeliling
sumur menunjukkan nilai gamma ray yang rendah
sehingga bisa diinterpretasi bahwa daerah tersebut
tersusun oleh material pasir (Middleton, 2003).
Parameter Analisis Stratigrafi
pada Data Log

Ayushar Syarif
H22114012
Stacking pattern
Stacking pattern atau disebut juga sebagai arsitektur merupakan
susunan spasial dari komponen individual pada sekumpulan massa
batuan di suatu kompleks massa batuan (Miall, 1985; dalam Middleton,
2003)

Stacking pattern

progradasi agradasi

retrogradasi

accomodation space > suplai sedimen


Flooding Surface, Maximum Flooding
Surface, dan Sequence Boundary

Flooding surface adalah lapisan yang menggambarkan terjadinya


peningkatan accomodation space secara tiba-tiba dengan terjadinya
genang laut (Boggs, 2006; Middleton, 2003)

Flooding surface yang berurutan membentuk batas parasequence

Flooding surface dengan lapisan yang paling


tebal dari serangkaian flooding surface yang maximum flooding
ada surface
Sequence boundary merupakan lapisan yang menggambarkan
terjadinya pengurangan accomodation space secara tiba-tiba
dengan terjadinya surut laut
System tracts
System tracts merupakan unit stratigrafi genetis yang menggabungkan
strata yang terdeposisi dalam suatu sistem sedimen dispersal yang
serempak. Sistem sedimen dispersal merupakan sistem yang
menggambarkan bagaimana sedimen terdistribusi dalam basin berada
dalam kondisi stabil selama proses sedimentasi beralngsung

low stand
sedimen terdeposisi pada kondisi surut laut hingga awal genang laut
mulai terjadi
transgressive
sedimen terdeposisi saat proses genang laut terjadi
high stand
sedimen terdeposisi pada kondisi genang
laut
shelf-margin systems tracts
sedimen terdeposisi saat terjadi proses surut laut
Reservoar Potensial

Potensi batuan terdapatnya lapisan yang menjadi reservoar pada


suatu stratigrafi ditinjau dari dua aspek yaitu aspek hidrogeologi dan
aspek petroleum. Kedua aspek tersebut melihat prospek
sumberdaya geologi dalam sudut pandang yang berbeda
walaupun kedua aspek tersebut memiliki kriteria yang sama tentang
reservoar yang baik (Selley, 2000).

Berdasarkan sudut pandang hidrogeologi, sumber airtanah


dapat terbentuk saat dibawah lapisan yang porus dan permeabel
terdapat suatu lapisan impermeabel (impervious rock) yang menahan
air agar tidak mengalami perkolasi

Menurut pandangan petroleum, sumber petroleum dapat terbentuk


saat diatas lapisan yang porus dan permeabel terdapat suatu lapisan
impermeabel (cap rock/seal rock) yang menahan petroleum agar
terjebak dan terakumulasi serta tidak lepas ke permukaan
Analisis Stratigrafi pada Data Log

a. Pembagian dan Representasi Unit Litologi

Unit litologi pada data hasil interpretasi data log secara umum
dikelompokkan dalam dua unit utama yaitu unit material berbutir kasar dan
unit material berbutir halus. Batas dari material berbutir kasar dan halus
adalah shale baseline. Agar analisis yang dicapai lebih detail maka unit
tersebut dibagi lagi menjadi 4 yaitu unit material berbutir kasar (UMBK), unit
material berbutir sedang (UMBS), unit material berbutir halus (UMBH), dan
unit material berbutir sangat halus (UMSH)
b. Stacking Pattern

Stacking pattern dari hasil interpretasi data log terbagi menjadi 5 fase
dari lapisan bawah ke lapisan atas yaitu fase retrogradasi (bawah),
progradasi (bawah), aggradasi, retrogradasi (atas), progradasi (atas).
c. Flooding Surface, Maximum Flooding Surface, dan Sequence Boundary

Flooding surface (FS) yang merupakan penciri terjadinya penambahan


accomadation space secara tiba-tiba diperoleh pada 7 kedalaman yang berbeda
pada data log (Gambar 6). Flooding surface yang pertama terdapat pada
kedalaman 320 ft yang dicirikan oleh perubahan besar butir material dari
ukuran halus menjadi sangat halus. Flooding surface yang kedua terdapat pada
kedalaman 265 ft yang dicirikan oleh kontak antara material berbutir sedang
dan material berbutir halus. Flooding surface yang ketiga, keempat, dan kelima
terdapat pada kedalaman 220 ft, 155 ft, 90 ft, ketiganya juga dicirikan oleh
kontak antara material berbutir sedang dan material berbutir halus. Flooding
surface keenam dan ketujuh berada pada kedalaman 70 ft dan 46 ft, keduanya
dicirikan oleh perubahan ukuran butir material dari ukuran halus menjadi
sangat halus.

Maximum flooding surface (MFS) pada data log terdapat pada kedalaman 380 ft

Sequence boundary pada data log terdapat pada kedalaman 310 ft dan 40 ft
d. System tracts

System tracts pada data log dari bawah ke atas terdiri atas high stand, shelf-margin
(bawah), low stand, transgressive, dan shelf-Margin (atas) . High stand terdapat
pada kedalaman 400 hingga 365 ft, endapan yang terbentuk adalah material
berbutir sangat halus dan material berbutir halus, dengan dominasi material
berbutir sangat halus yang tebal. Terbentuknya endapan berbutir sangat halus
yang tebal menunjukkan kondisi arus yang tenang yang tercapai saat
pengendapan terjadi pada kondisi genang laut. Shelf- margin bagian bawah
terdapat pada kedalaman 365 hingga 310 ft.
e. Reservoar Potensial

Berdasarkan analisis data log reservoar potensial untuk air tanah terbagi menjadi 2
yaitu reservoar untuk airtanah dangkal (shallow groundwater/SGW) dan reservoar
untuk airtanah dalam (deep groundwater/DGW). Reservoar airtanah dangkal (SGW)
terdapat pada kedalaman 0 hingga 10 feet. Reservoar tersebut dicirikan oleh
terdapatnya defleksi kurva SP yang mencerminkan lapisan yang permeabel dan
ukuran butir material yang kasar. Lapisan material dibawah dengan kedalaman 10-
71 ft menjadi lapisan impervious rock (IR) yang menahan agar airtanah tidak
mengalami perkolasi lebih dalam. Konfigurasi reservoar airtanah dimana lapisan
permeabel berada diatas lapisan impermeabel menunjukkan ciri tipe unconfined
aquifer (Delleur, 1999).
Reservoar untuk airtanah dalam (DGW) terdapat pada kedalaman 71 hingga
205 ft. Reservoar tersebut dicirikan oleh perselingan material berbutir
kasar hingga halus. Reservoar tersebut berada diantara dua lapisan impervious
rock, yaitu lapisan impervious rock di kedalaman 10-71 ft dan impervious
rock pada kedalaman 205-310 ft. Konfigurasi aquifer yang demikian
menunjukkan ciri tipe confined aquifer. Dari segi kualitas dan kuantitas confined
aquifer jauh lebih unggul dari unconfined aquifer sehingga reservoar pada
kedalaman 71 hingga 205 memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan
reservoar pada kedalaman 0 hingga 10 ft.

Vous aimerez peut-être aussi