Vous êtes sur la page 1sur 49

KONFERENSI KLINIK

Minggu Ke III
(2 Desember – 9 Desember 2017)

G2P1A0 Gravida 29-30 minggu Belum Inpartu + JTM


Intrauterine Preskep
OLEH : Argius Tumanggor, Oktovia Rezka N., Maisarah, Chika Marzelina,
Arvin Aditya P., Miftakhul Baiti, Yuni Azoya, Devi Arnes

Pembimbing :
dr. Zul Andriahta, SpOG
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN RADEN MATTAHER/FKIK
UNJA 2017
LAPORAN KEGIATAN
KOAS
MINGGU KE III
2 Desember – 9 Desember 2017
LAPORAN JAGA VK
2 Desember – 9 Desember 2017

Partus patologis Kamar Operasi


Peny

penyerta Pindah
PARTUS MAYOR MINOR
KASUS total
FISIOLOGIS EKSTRAKSI bangsal
SPONTAN
VAKUM
SC GIN ONK KURETASE

OBS 1 1 - 9 - - 3 1 3 18

GYN - - - - - 7

TOTAL
LAPORAN POLI
2 Desember – 9 Desember 2017

KASUS JUMLAH

4
OBSTETRI 13
GINEKOLOGI 11
TOTAL 24
LAPORAN JAGA BANGSAL
2 Desember – 9 Desember 2017

KASUS JUMLAH

5
OBSTETRI 18
GINEKOLOGI 8
TOTAL 26
LAPORAN OK
2 Desember – 9 Desember 2017

KASUS JUMLAH

6
OBSTETRI 0
GINEKOLOGI 4
TOTAL 4
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M Nama Suami : Tn. S


Umur : 23 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir
Alamat : Merlung Alamat : Merlung
LAPORAN KASUS

MRS : 3 Desember 2017, pukul 15.24 WIB,

 Keluhan Utama
Janin tidak bergerak sejak 4 hari SMRS.
Riwayat Perjalanan Penyakit
 Pasien rujukan dari klinik dokter di merlung dengan
keluhan utama janin tidak bergerak sejak 4 hari
SMRS. Sebelumnya pasien tidak pernah merasakan
hal tersebut. Mulanya gerakan janin aktif kemudian
menjadi melemah dan menghilang.
 Perdarahan (-), keluar air-air (-), riwayat jatuh (-),
riwayat diurut saat pergerakan aktif (-) namun ibu
mengaku di urut saat pergerakan janin sudah tidak
terasa lagi.
 Riwayat demam tinggi (-), alergi selama hamil (-),
riwayat keputihan (-), Riwayat minum obat-obatan
lama (-).
 Pasien tidak pernah melakukan ANC selama
kehamilan.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat keturunan kembar (-)
- Riwayat Hepatitis (-)
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat Tifoid (-)
- Riwayat Jantung koroner (-)
- Riwayat TB (-)
- Riwayat SC (-)
DATA KEBIDANAN

• Menarche : Umur 14 Tahun


 HPHT : 4 –5 –2017
 TP : 12-2-2018
 ANC : tidak pernah
 Imunisasi TT : tidak pernah
 Haid : Teratur
 Lama haid : 5 hari.
 Riwayat Perkawinan : Pasien menikah 1x,
pada usia 16 tahun
Riwayat Kehamilan, Persalinan
NO TAHUN UMUR JENIS PENOLONG PENYULIT BB/JK KET
KEHAMILAN PERSALINAN

1 2014 aterm normal dukun - Perempuan hidup


/ 3100 gram

2. Ini
PEMERIKSAAN FISIK

 Kesadaran : Compos Mentis


 TD : 120/80mmHg
 N : 82x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 36,70C
PEMERIKSAAN OBSTETRI
Inspeksi :
Kepala : wajah normal, CA (-/-)
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Dada : pembesaran mammae simetris, puting susu
menonjol, hiperpigmentasi areola mammae (+),
colostrum (-)
Abdomen : perut tampak melebar, striae
gravidarum (+), linea nigra (+), bekas operasi (-)
Vulva : labia mayor/minor simetris, pembengkakan
kel.bartholini (-), pengeluaran vagina (-) : lendir
campur darah dan bau anyir (-)
Ekstremitas : edema (-), varises (-)
Palpasi :
• Leopold I : TFU 25 cm, teraba bag. besar lunak tidak
melenting.
• Leopold II : Teraba bag. besar dikanan dan bagian kecil di kiri
• Leopold III : Teraba bagian besar bulat, keras dan melenting.
• Leopold IV : Konvergen

• His :-
• DJJ : tidak ditemukan
• TBJ : 2015 gr
Pemeriksaan Dalam

 Tidak dilakukan
LABORATORIUM

 HB : 11,7 gr/dl
 WBC : 14,14 x 103/mm3
 RBC : 4,6 x 106/mm3
 PLT : 178 x 103/mm3
 HCT : 36 %
 GDS : 85 mg/dl
DIAGNOSIS

G2P1A0 Gravida 29-30 minggu Belum


Inpartu + JTM Intrauterine Preskep
PENATALAKSANAAN

- Lapor DPJP obgyn :


- Observasi KU dan TTV
- Inj. Cefotaxime 2 x 1 gr
- Misoprostol ¼ tab/6 jam per vaginam
- R/ USG
FOLLOW UP
3 Desember 2017 Laboratorium
15: 24 WIB, os masuk IGD
WBC : 14,14
S : tidak merasakan RBC : 4,6
gerakan janin HB : 11,7
O : TD : 120/80mmHg HCT : 34,5
PLT : 178
Nadi : 82x/i
RR : 20x/i
Suhu : 36,7 C

A : G2P1A0 Gravida 29-30 minggu Belum Inpartu + JTM


Intrauterine Preskep
P:
- IVFD RL 20 gtt/menit
- Inj. Cefotaxime 2 x 1 gr
- Misoprostol ¼ tab/6 jam per vaginam
- R/ USG

22
 Hasil USG

- Janin tunggal mati


intrauterin
- Usia kehamilan 30
minggu
FOLLOW UP
4 Desember 2017 (05.00) 06.20 : ketuban pecah spontan,
os ingin mengeran,
S : nyeri perut menjalar ke pembukaan lengkap,
pinggang dan mules H.III
O : TD : 110/80mmHg 06.25 : anak lahir spontan, JK :
laki-laki, BB: 1200gr,
Nadi : 80x/i PB: 23 cm
RR : 20x/i 06.40 : plasenta lahir spontan
lengkap, diekplorasi
Suhu : 36,5 C terdapat selaput

TFU : 1 jari bawah pusat


Kontraksi uterus : baik
Perdarahan : 100 cc
Perineum : utuh
A : P2A0H1 post partum hari ke 1

P:
- IVFD RL 20 gtt/menit
- R/ USG ulang
- Pulang pukul 15.20
- Kontrol poli hari selasa,12 Desember 2017

25
 Hasil USG
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
ICD 10 –
International IUFD adalah
Statistical kematian fetal atau
janin pada usia
Classification of gestasional ≥ 22
Disease and Related minggu.
Health Problems

Intra Uterine Fetal


WHO dan American Death (IUFD) adalah
College of kematian pada fetus
dengan berat lahir 500
Obstetricians and gram atau lebih, terjadi
Gynecologist pada usia kehamilan 20
minggu atau lebih.
Etiologi
Faktor Maternal Faktor fetal Faktor Plasenta

• Kehamilan post-term • Kehamilan ganda • Cord accident


(≥ 42 minggu). • Intrauterine growth (kelainan tali pusat)
• Diabetes Mellitus restriction • Abruptio Plasenta
tidak terkontrol (Perkembangan (lepasnya plasenta)
• Systemic lupus Janin Terhambat) • Insufisiensi plasenta
erythematosus • Kelainan kongenital • Ketuban pecah dini
• Infeksi • Anomali kromosom • Vasa previa
• Hipertensi,Pre- • Infeksi (Parvovirus • Perdarahan Feto-
eklampsia,Eklampsia B-19, CMV, listeria) maternal
• Hemoglobinopati
• Penyakit rhesus
• Ruptura uteri
• Antiphospholipid
sindrom
• Kematian ibu
• Umur ibu tua
Klasifikasi
Menurut United States National Center for Health Statistic

• kematian sebelum massa kehamilan mencapai


I 20 minggu penuh (early fetal death)

• kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu


II (intermediate fetal death)

• kematian sesudah masa kehamilan >28


III minggu (late fetal death)

• kematian yang tidak dapat digolongkan pada


IV ketiga golongan di atas.
Penegakkan Diagnosis

• Pasien mengaku tidak lagi merasakan


gerakan janinnya.

Anamnesis
• Perut tidak bertambah besar, bahkan
mungkin mengecil
• Penurunan berat badan

• Tinggi fundus uteri menurun, atau lebih rendah dari


usia kehamilan

Pemeriksaan • Tidak terlihat gerakan-gerakan janin yang biasanya


dapat terlihat pada ibu yang kurus

Fisik
• Tidak teraba gerakan-gerakan janin
• Berat badan ibu menurun
• Dengan Doppler tidak dapat didengar adanya bunyi
jantung janin.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan hCG urin
USG
- negative setelah
beberapa hari Radiologik
- gerak janin tidak
kematian janin
ada
- Spalding’s sign
- denyut jantung (+)
janin tidak ada
- Naujoke’s sign
- tampak bekuan (+)
darah pada ruang
- Robert’s sign (+)
jantung janin
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Persalinan pervaginam dapat ditunggu lahir
spontan setelah 2 minggu, umumnya tanpa
komplikasi.
Persalinan dapat terjadi secara aktif dengan
induksi persalinan dengan oksitosin atau
misoprostol.
Tindakan perabdominal hanya dilakukan pada
kasus dengan plasenta previa, bekas SC dan letak
lintang.
Hati-hati pada induksi dengan uterus pascaseksio
sesarea ataupun miomektomi, bahaya terjadi
rupture uteri.
Persalinan aktif nilai servix

servik matang
serviks belum matang
lakukan induksi persalinan
dengan oksitosin atau Persalinan seksio
prostaglandin. Lakukan pematangan serviks sesarea
dgn prostaglandin/misoprostol:
- Beri misoprostol 25 mcg di fornix
posterior/6 jam Alternatif terakhir
- Jika tidak ada respon sesudah 2x25
mcg misoprostol,naikkan dosis
menjadi 50 mcg/6 jam.
- Jangan berikan >50 mcg setiap kali
dan jangan > 4 dosis
Induksi

Cara induksi Pada kasus


Infus dimulai
persalinan Pemberian yang
Bila tidak dengan 20 unit
sering dimulai dengan induksinya
terjadi oksitosin dalam
dilakukan dan 5-10 unit gagal,
kontraksi 500 ml larutan
efektif pada oksitosin dalam pemberian
setelah botol Dextrose 5%
kasus-kasus 500 ml larutan dilakukan
infus pertama, dengan
yang telah Dextrose 5% dengan dosis
dosis dinaikkan kecepatan 30
terjadi melalui tetesan oksitosin
menjadi 40 unit tetes per
pematangan infus intravena dinaikkan pada
menit.
serviks. hari berikutnya.
Prostaglandin
Langkah induksi ini
dapat ditambah
dengan pemberian
Pemberian dapat oksitosin.
diulang setelah 6-8
jam.
Pemberian
prostaglandin (PGE2)
per vaginam di daerah
forniks posterior
sangat efektif untuk
induksi pada keadaan
dimana serviks belum
matang.
plasenta
praevia
bekas (+)
SC(+)

letak
lintang

Sectio Caesaria (SC)


Pencegahan
Tes antepartum misalnya
USG, tes darah alfa-
fetoprotein, dan non-
stress test fetal
elektronik dapat
digunakan untuk
mengevaluasi kegawatan
ANC janin sebelum terjadi
yang baik kematian

Hindari penyakit Terminasi


infeksi, merokok, kehamilan
minuman
segera bila
beralkohol atau
penggunaan terjadi gawat
obat-obatan janin
Prognosis

Jika dapat dideteksi segera, prognosis untuk ibu


baik (dapat kembali hamil).
ANALISA
KASUS
Ny. M Umur 23 tahun dengan diagnosis G2P1A0 Gravida 29-30 minggu
belum inpartu + JTM Intrauterine Preskep.
Dalam kasus ini, diagnosis Intra Uterine Fetal Death ( IUFD ) ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
disesuaikan dengan literatur
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien dengan G2P1A0 lahir hidup 1.
Hamil 30 minggu datang ke IGD dengan keluhan utama janin tidak bergerak sejak 4
hari SMRS. Sebelumnya pasien tidak pernah merasakan hal tersebut. Perdarahan (-),
cairan yang keluar dari jalan lahir (-), Anc (-), trauma (-), riwayat diurut saat masih
terdapat pergerakan janin, riwayat demam tinggi (-), dan alergi selama hamil (-),
riwayat keputihan (-), Riwayat minum obat-obatan lama (-).
Pada pemeriksaan fisik secara inspeksi diperoleh tanda- tanda kehamilan
pada pasien ini tidak sesuai dengan masa kehamilan. Ukuran tinggi fundus uteri yang
berkurang dari usia kehamilan ditemukan. Pada palpasi, gerak janin (-), dan pada
auskultasi dengan pemeriksaan Doppler tidak terdengar bunyi jantung janin, hal ini
turut membuktikan adanya kematian janin intra uterin.
Pada pemeriksaan laboratorium, hanya didapatkan pemeriksaan darah rutin dalam
batas normal. Seharusnya dilakukan pemeriksaan darah yang lebih lengkap yaitu
fibrinogen untuk mengetahui ada tidaknya permasalahan pada faktor pembekuan
darah dari faktor janin terhadap maternal.
Pada pemeriksaan USG, ditemukan Janin Tunggal, Intra uterine, letak presentasi
kepala, DJJ (-). Didapatkan kesan janin IUFD disertai dengan deskripsi yang menjadi
dasar diagnosis IUFD, seperti tidak adanya gerakan janin dan DJJ ( - ), sehingga
dapat ditegakkan diagnosis IUFD dengan pasti.
Penyebab IUFD bisa karena faktor maternal, fetal dan
plasenta:

Faktor Maternal
1 Dalam kehamilannya ini riwayat trauma (-), infeksi (-),
dan alergi (-). Kebiasaan minum alkohol (-), merokok (-
), dan minum obat- obatan lama (-). Usia ibu 23 tahun
juga bukan merupakan faktor resiko terjadinya
kematian janin intra uterin

Faktor Fetal
2 Sebaiknya dilakukan pemeriksaan autopsi apakah
terdapat kelainan kongenital mayor pada janin.

Faktor Plasental
3 Dari hasil USG tidak didapatkan faktor dari plasenta
berupa Kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban
pecah dini, vasa previa
Terapi
 Penatalaksanaan pada pasien ini sesuai dengan
literatur, yaitu dilakukan dengan penanganan
aktif.
 Terminasi kehamilan segera dipilih melalui
induksi persalinan pervaginam.
 Pada kasus ini dilakukan terminasi kehamilan,
induksi persalinan pervaginam yang dilakukan
dengan pemberian cytotex (misoprostol) ¼ tab
pervaginam.
 Setelah diberikan 2 x ¼ tablet, bayi lahir secara
spontan pada jam 06.25 WIB dan plasenta lahir
spontan lengkap, Saat dilakukan eksplorasi
terdapat selaput.

Vous aimerez peut-être aussi