Vous êtes sur la page 1sur 19

KELOMPOL VI

PADHLUN A. JERNI G 701


15 036
GUGUN GUNAWAN G 701
15 068
MOH. RESKY G 701 15 113
SOFIANINGSIH G 701 15 151
RESKY MAULANA G 701
15 168
HERIYANTO G 701 15 169
DYTHA OKVYANITA G 701
15 198
EMETIK/MUNTAH
Muntah difenisikan sebagai keluarnya isi lambung sampai
ke mulut dengan paksa atau dengan kekuatan. Mual dan
muntah merupakan gejala yang umum dari gangguan
fungsional saluran cerna, keduanya berfungsi sebagai
perlindungan melawan toksin yang tidak sengaja tertelan.
Muntah dapat merupakan usaha mengeluarkan racun dari
saluran cerna atas seperti halnya diare pada saluran cerna
bawah (neurogastrenterologi). Mual adalah suatu respon
yang berasal dari respon penolakan yang dapat ditimbulkan
oleh rasa, cahaya, atau penciuman.
Muntah umumnya didahului oleh rasa mual (nausea)
meskipun tdk selalu demikian dan mempunyai ciri :
1. Pucat
2. Berkeringat
3. Liur berlebihan
4. Tachycardia
5. Pernafasan tidak teratur
JENIS-JENIS MUNTAH
1. Mabuk darat
Penyebabnya diperkirakan bahwa gesekan dalam kendaraan
merangsang secara berlebihan. Labirin dibagian dalam telinga
dan kemudian juga pusat muntah melalui CTZ atau dengan kata
lain terjadi khususnya menyangkut pertentangan antara mata
dengan indera perasa yang sebenarnya harus bekerja sama
dengan organ keseimbangan (labirin) yang pada mabuk darat
(jalan) memegang peranan esensial
2. Muntah kehamilan
Jenis muntah ini biasanya terjadi antara minggu ke-
6 dan ke-14 dari masa kehamilan akibat kenaikan
pesat dari HCG (Human Chorion Gonadtropin).
Gejalanya pada umumnya tidak hebat dan hilang
dengan sendirinya maka sedapat mungkin jangan
diobati, agar tidak mengganggu perkembangan
janin.
3. Muntah akibat sitostatika
Disebabakan oleh ransangan langsung dari CTZ stimulant dan
retroperistaltik dan pelepasan sitokronik disaluran lambung-usus.

4. Muntah akibat radioterapi dan Pasca-bedah


Muntah post-operetif terjadi untuk sebagian besar tergantung dari
anestetika yang digunakan dan jenis pembedahan. Yang
digunakan terutama adalah zat-zat antagonis DA dan antagonis
serotonin.
PENGERTIAN
 Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam
penatalaksanaan mual dan muntah. Obat-obatan tersebut
bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas refleks muntah
menggunakan satu dari dua cara: secara lokal, untuk
mengurangi respons lokal terhadap stimulus yang dikirim ke
medula guna memicu terjadinya muntah, atau secara sentral,
untuk menghambat CTZ (chemo reseptor trigger one) yaitu
suatu daerah yang letaknya berdekatan dengan pusat muntah.
GOLONGAN OBAT
Antiemetik terbagi atas beberapa golongan sebagai berikut :

1. Golongan Antagonis Reseptor 5HT3-

 Obat anti emetik ini menghambat reseptor serotonin pada sistem saraf serebral dan saluran

pencernaan. Sehingga obat golongan ini dapat digunakan untuk mengobati mual dan muntah

setelah operasi dan penggunaan obat sitoksik. Obat ini terbagi atas 3 yakni :

a. Granisteron

Obat jenis ini tersedis dalam bentuk tablet dan sirup untuk diminum secara oral. Untuk

pencegahan mual dan muntah pada kemoterapi. Granisteron biasanya diminum satu jam

sebelum kemoterapi dijalankan. Dosis kedua diberikan setelah 12 jam dari dosis pertama.

Konsumsi obat ini harus sesuai dengan resep dokter. Tidak boleh kuang maupun lebih.

.
b. Ondansentron

Obat ini diperuntukkan untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan kemoterapi

kanker atau setelah operasi. Ondansentron bekerja dengan memblokade hormon serotonin

yang menyebabkan muntah. Selain itu, obat ini juga digunakan pada klien pecandu alkohol.

Obat ini digunakan sebelum atau sesudah makan. Obat ini juga dapat diminum bersama

antasida. Pada kemoterapi obat ini diberikan pada 30 menit pertama sebelum kemoterapi.

Dosis selanjutnya sesuai anjuran dokter. Biasanya 1 sampai 2 hari setelah kemoterapi

selesai. Pada kasus lain pemberian obatnya pun berbeda. Hal yang perlu diketahui seorang

dokter, perawat atau pun seorang apoteker sebelum melakukan pemberian obat ini adalah

riwayat penyakit perut atau usus, penyakit hati, dan alergi. Selain itu, pecandu alkohol

sebaiknya mengurangi konsumsi alkoholnya saat mengkonsumsi obat ini karena dapat

meningkatkan efek sampingnya. Obat ini juga diketahui dapat mengganggu konsentrasi

konsumen dan dapat berpengaruh pada janin dalam kandungan serta mempengaruhi ASI

pada Ibu produktif menyusui kerena obat ini disekresikan melalui ASI, salah satunya.
c. Tropisetron

Obat jenis ini digunakan pada mual

karena kemoterapi atau muntah pada

anak. Indikasi dari obat ini adalah

mencegah mual pasca operasi.


d. Betahistine

Betahistin dihidroklorida adalah obat yang sangat mirip senyawa


histamin alami. Betahistine bekerja secara langsung berikatan dengan
reseptor histamin yang terletak pada dinding aliran darah, termasuk
didalam telinga. Dengan mengaktifkan reseptor ini dapat menyebabkan
vasokontraksi. Dengan peningkatan sirkulasi darah, mengurangi
tekanan di telinga. Betahistine fungsi utamanya sebagai obat penyakit
Meniere. Obat ini membantu menghilangkan tekanan didalam telinga
dan mengurangi frekuensi dan keparahan serangan mual dan pusing.
Betahistine juga mengurangi bunyi mendenging di telinga (tinitus) dan
membantu fungsi pendengaran menjadi normal.
2. Golongan Antagonis Dopamin
Golongan obat ini di otak dan digunakan untuk
mengobati rasa mual dan muntah karena penyakit
kanker, sakit akibat radiasi, obat golongan opiat, obat
sitotoksik dan anstesi umum. Selain dopamin, ada
juga obat yang disebut Metoclopramide yang juga
bekerja pada salura pencernaan sebagai prokinetik
namun kurang berguna pada rasa ingin muntah
karena sitotoksik dan anastesi umum.
3. Golongan Antihistamines

Golongan antihistamin ini juga disebut golongan antagonis reseptor H1 . Antihistamin


mencegah mual dan muntah dengan cara menghambat histamin dalam tubuh histamin. Obat ini
efektif untuk beberapa kondisi seperti mabuk perjalanan dan rasa mual dipagi hari pada ibu
hamil. Diantaranya :

a.Dimenhydramine  selain sebagai anti emetik juga mengatasi vertigo.

b.Pyrathiazine

c.Promethazine

pada penderita penyakit jantung atau kegagalan fungsi hati perlu pengawasan yang ketat
sewaktu minum obat ini atau bila tidak perlu, dianjurkan untuk tidak meminum obat ini.
Selain itu anak-anak juga dianjurkan tidak meminum obat ini karena dapat menyebabkan
Sindron Reye dan dapat menyebabkan konvulsi, halusinasi bahkan kematian pada anak. Obat
ini juga menyebabkan kantuk dan tidak dianjurkan pada BUMIL dan Ibu Menyusui.
4. Kanabinoid digunakan pasien dengan kakeksia, mual sitotoksik, dan
muntah atau karena tidak responsif pada agen lainnya. Dari golongan
Cannabinoid, dronabidol merupakan antiemesis untuk pasien yang
menjalani kemoterapi. Obat ini efektif diberikan dalam bentuk oral.
Deksametason dan metilprednisolon adalah dua obat dari golongan
kortikosteroid yang biasa digunakan sebagai antiemesis.
a. Ganja (Marijuana). Ganja digunakan dengan pertimbangan medis.
CBD adalah kanabinoid yang tidak ada pada Marinol atau Cesamet.
b. Dronabinol (Marinol). Sembilan puluh persen dari penjualannya
digunakan untuk pasien kanker dan AIDS. 10% lainnya digunakan
untuk meredakan rasa sakit, sklerosis multipelm dan penyakit
Alzheimer
c. Nabilon (Cesamet). Ditraik dari peredaran pada akhir 2006
d. Sativex adalah spray oral yang mengandung THC dan CBD. obat ini
legal pada Kanada dan beberapa negara di Eropa, namun tidak di
Amerika Serikat
5.Penghambat Channel Kalsium

Penghambat channel kalsium atau Flunarizine adalah


penghambat masuknya kalsium dengan cara ikatan
calmudolin dan aktivitas hambatan histamin H1. Obat
ini efektif untuk mencegah migren, penyakit vaskular
periferal terbuka, vertigo, dan sebagai terapi
tambahan pada pasien epilepsi.
6.Benzodiazepin Dari kelas obat Benzodiazepin, lorazepam dan
alprazolam adalah dua obat yang biasa digunakan sebagai
antiemesis. Obat ini bisanya digunakan untuk gangguan
kecemasan. Sebagai monoterapi, obat ini kurang efektif untuk
mual dan muntah pasien kemoterapi dan radioterapi. Bisanya
dikombinasikan dengan serotonin antagonis dan kortikosteroid.
Obat-obat antipsikotik dari kelas Butrirofenon seperti
haloperidol dan inapsine juga bisa digunakan sebagai
antiemesis pasien kemoterapi. Cara kerja dua obat ini juga
menghambat dopamine.
a. Midazolam, efektif seperti ondansetron. Perlu penelitian
lebih lanjut.
b. Lorazepam merupakan pengobatan ajuvan yang baik
untuk mual dengan pengobatan garis pertama seperti
Komapzin atau Zofran.
Terapi Non Farmakologi(Sukandar, 2008: 381).
 Pasien dengan keluhan ringan, mungkin berkaitan
dengan konsumsi makanan dan minuman, dianjurkan
menghindari masuknya makanan
 Intervensi non farmakologi diklasifgikasikan sebagai
intervensi perilaku termasuk relaksasi, biofeedback,
self-hypnosis, distraksi kognitif dan desensitisasi
siseimatik
 muntah psikogenik mungkin diatasi dengan intervensi
psikologik
CARA PEMAKAIAN
Digunakan secara oral
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi