Vous êtes sur la page 1sur 18

ATTENTION DEFICIT

HYPERACTIVITY DISORDER
(ADHD)
Marisa Syavitri Dilaga
H1A013038
Outline
• Pendahuluan
• Definisi & Epidemiologi
• Patogenesis
• Manifestasi Klinis
• Tatalaksana
• Penutup
Definisi
• ADHD
• Gangguan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan
sistem saraf ditandai dengan:
• tingkat inpulsivitas dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan
perkembangannya
• terganggunya kemampuan untuk memusatkan perhatian.

(Ramoz, 2011 & Visser, 2015)


DSM-V
• Pola persisten yang ditandai dengan kurangnya perhatian dan
atau hiperaktivitas impulsivitas sehingga mengganggu fungsi
atau perkembangan seseorang yang timbul pada dua atau lebih
tempat yang berdampak negatif secara langsung pada
kehidupan sosial, akademik atau pekerjaan.
Epidemiologi
• Dari seluruh gangguan perilaku yang dialami anak-anak, sekitar
30-50%nya merupakan penderita ADHD
• Prevalensi anak laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan
• Pada tahun 2011, terdapat 6.4 juta anak usia 4-17 tahun yang
didiagnosis menderita ADHD

(Visser, 2015 & Bhat, 2016)


Patogenesis
• Belum pasti, tetapi terdapat gangguan pada area korteks frontal,
seperti frontrosubcortical pathways
• Pada pemeriksaan MRI menunjukkan penurunan aktivasi pada
korteks prefrontal mesial kanan penderita ADHD.
• Lobus frontal berfungsi untuk mengatur agar pusat perhatian pada
perintah, konsentrasi yang terfokus, membuat keputusan yang baik,
membuat suatu rencana, belajar dan mengingat apa yang telah kita
pelajari,serta dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang tepat.
• Mekanisme inhibisi di kortek befungsi untuk mencegah agar kita
tidak hiperaktif, berbicara sesuatu yang tidak terkontrol, serta marah
pada keadaan yang tidak tepat.
• Pada saat mekanisme inhibitor dari otak tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya akan menimbulkan perilaku impulsif, quick
temper, membuat keputusan yang buruk, hiperaktif, dan lain-lain.
Faktor yang menyebaban ADHD
Genetik Lingkungan

• 40-60% orang tua yang • Selama hamil ibu


menderita ADHD akan mengonsumsi alkohol atau
memiliki anak yang merokok
menderita ADHD. • Komplikasi selama
kehamilan dan persalinan
• Mayoritas kasus-kasus ADHD
termasuk lahir prematur
timbul dari kombinasi
• Trauma kafitis saat masih
berbagai macam gen yang bayi/kecil
akan mempengaruhi
• Infeksi selama kehamilan,
dopamine transporter persalinan dan masa kecil
dan lainnya
(Ramoz, 2011) (Albrecht, 2015)
Neurotransmitter

• Disregulasi dari • Akibat gangguan otak yang


neurotransmitter dopamin dan minimal, menyebabkan
norepinefrin akibat gangguan terjadinya hambatan pada
metabolisme katekolamin di sistem kontrol perilaku anak.
korteks cerebral • MRI: disfungsi otak di daerah
• Disfungsi sirkuit neuron diotak mesial kanan prefrontal
yang dipengaruhi oleh dan striae subcortical yang
dopamin sebagai mengimplikasikan terjadinya
neurotransmitter pencetus hambatan terhadap respon-
gerakan dan sebagai kontrol respon yang tidak relefan dan
aktifitas diri. fungsi-fungsi tertentu.

Ramoz, 2011 & Albrecht, 2015


Manifestasi Klinis
• Harus terdapat 3 gejala utama:
• Inatensi
• Hiperaktif
• Impulsif

(Albrecht, 2015)
DSM V
• Inatensi
• Sering gagal untuk memberikan perhatian dekat dengan rincian atau membuat
kesalahan ceroboh di sekolah, di tempat kerja, atau dengan kegiatan lain.
• Sering memiliki kesulitan memegang perhatian pada tugas-tugas atau aktivitas
bermain.
• Sering tampaknya tidak mendengarkan ketika berbicara secara langsung.
• Sering tidak menindaklanjuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah,
pekerjaan, atau tugas di tempat kerja (misalnya, kehilangan fokus, sisi-dilacak).
• Sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan.
• Sering menghindari, tidak menyukai, atau enggan untuk melakukan tugas-tugas yang
membutuhkan usaha mental selama jangka waktu yang panjang (seperti sekolah atau
pekerjaan rumah).
• Sering kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk tugas-tugas dan kegiatan (bahan mis
sekolah, pensil, buku, alat, dompet, kunci, dokumen, kacamata, telepon seluler).
• Sering mudah terganggu
• Sering pelupa dalam aktivitas sehari-hari
• Hiperaktivitas dan Impulsivitas
• Sering gelisah dengan atau keran tangan atau kaki, atau menggeliat di
kursi.
• Sering meninggalkan tempat duduk dalam situasi ketika tetap duduk
diharapkan.
• Sering berjalan sekitar atau memanjat dalam situasi di mana tidak sesuai
(remaja atau orang dewasa mungkin terbatas pada perasaan gelisah).
• Sering tidak dapat bermain atau mengambil bagian dalam kegiatan
rekreasi diam-diam.
• Sering "di perjalanan" bertindak seolah-olah "digerakkan oleh motor".
• Sering berbicara berlebihan.
• Sering menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan telah selesai.
• Sering mengalami kesulitan menunggu / giliran.
• Sering menyela atau terasa menganggu pada orang lain (misalnya,
puntung ke dalam percakapan atau permainan)
• Diagnosis dapat ditegakkan bila:
• Terdapat 6 atau lebih gejala kurangnya perhatian untuk anak-anak sampai
usia 16, atau 5 atau lebih untuk remaja 17 dan lebih tua pada orang dewasa.
• Gejala telah berlangsung selama minimal 6 bulan dan tidak sesuai dengan
tingkat perkembangannya
• Terdapat beberapa gejala inatensi atau hiperaktif-impulsif yang muncul
sebelum usia 12 tahun.
• Beberapa gejala yang hadir dalam dua atau lebih tempat, (seperti di rumah,
sekolah atau bekerja, dengan teman-teman atau kerabat, dalam kegiatan
lainnya).
• Terbukti bahwa gejala mengganggu atau mengurangi kualitas, sosial, sekolah,
atau fungsi pekerjaan.
• Gejala tidak disertai gangguan mental lain (seperti gangguan suasana hati,
gangguan kecemasan, gangguan disosiatif, atau gangguan kepribadian).
Klasifikasi
Kombinasi Dominasi Inatensi Dominasi
Hiperaktivitas
Impulsivitas
Terdapat 2 gejala Terdapat gejala Terdapat gejala
atau lebih Inatensi inatensi tanpa Hiperaktivitas
dan Hiperaktivitas Hiperaktivitas Impulsivitas tanpa
Impulsivitas yang Impulsivitas yang inatensi yang terjadi
terjadi selama lebih terjadi selama lebih selama lebih dari
dari 6 bulan dari enam bulan enam bulan
Tatalaksana
Non-farmakologi

• Intervensi psikososial di • Terapi diet, karena beberapa


lingkungan rumah dan penelitian menyebutkan bahwa
pengontrolan makanan dapat
sekolah seperti terapi meringankan gejala ADHD yang
kognitif, perilaku, membaca muncul seperti pemberian
dan berbicara. suplemen mineral:
• Besi
• Magnesium
• Seng
Tetapi hal ini perlu di telaah lebih
lanjut

(Visser, 2015)
Farmakologi

• Psikostimulan • Anti-Psikostimulan
• Methylphenidate (MPH) 0.3-0.6 • Digunakan bila tidak cocok
mg/kg/dose 3x1 hari dengan obat psikostimulan
• Dexamphetamine (DEX) 0.15- • Atomoxetine dimulai dengan
0.3 mg/kg/dose 3x1 hari dosis awal rendah
• Efek samping yang paling sering 0,5mg/kg/hari minimal 7 hari
muncul seperti insomnia, nafsu sebelum ditingkatkan ke dosis
makan berkurang, nyeri perut maintanance 1,2 mg/kg/hari
dan sakit kepala

(Bhat, 2016)
Kesimpulan
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
merupakan suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada
tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang
terjadi, setidaknya padadua tempat dan suasana yang berbeda
dan kondisi yang sangat umum di antara anak-anak. Penyebab
pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara jelas.
Seperti halnya gangguan autism, ADHD merupakan statu
kelainanyang bersifat multi faktorial. Banyak faktoryang dianggap
sebagai penyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor
genetik, lingkungan dan gangguan neurotransmitter. Prognosis
lebih baik bila didapatkan fungsi intelektual yang
tinggi,dukungan yang kuat dari keluarga dan kerabat serta tidak
mempunyai satu ataulebih komorbid gangguan psikiatri.
Daftar Pustaka
• Albrecht, B., et al. 2015. Pathophysiology of ADHD and associated problem-
starting point for NF intervention. Frontiers in Human Neuroscience. Doi:
10.3389/fnhum.2015.00359. (Accessed on May 12, 2016)
• American Psychiatric Association. 2013. Diagnostic and statistical manual of
mental disorders (DSM-5). Washington, D.C: American Psychiatric
Association
• Bhat, V., & Hechtman, L. 2016. Considerations in Selecting Pharmacological
Treatments for Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Pharmaceutical
Journal. Available at: http://www.pharmaceutical-
journal.com/research/review-article/considerations-in-selecting-
pharmacological-treatments-for-attention-deficit-hyperactivity-
disorder/20200602.article (Accessed on May 12, 2016)
• Ramoz, N., et al. 2011. Neurobiology of Attention Deficit/Hyperactivity
Disorder. International Pediatric Research Foundation Vol. 69 No.5. [pdf].
(Accessed on May 12, 2016)
• Visser, S.N., et al. 2015. Treatment of Attention Deficit/Hyperactivity
Disorder among Children with Special Health Care Needs. The Journal of
Pediatric. [pdf] (Accessed on May 12, 2016)
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi