Vous êtes sur la page 1sur 16

KELOPOK I

 ANDI AYUDIAH
 ERVYNA BAHARUDDIN
 HARIANTI
 DARMAWATI
 FARIDAH
 NIKODEMUS
 MUH. RIDWAN
 CICILIAWATI
 APTS yang disertai Infark  Sindrom koroner akut
Miocard Akut/ IMA adalah suatu kondisi
Sindrom Koroner Akut terjadi pengurangan aliran
(SKA) adalah kejadian darah ke jantung secara
kegawatan pada pembuluh mendadak.
darah koroner yaitu suatu
fase akut dari Angina
Pectoris Tidak Stabil/
gelombang Q (IMA-Q)
dengan non ST elevasi
(NSTEMI) atau tanpa
gelombang Q (IMA-TQ)
dengan ST elevasi (STEMI)
yang terjadi karena
adanya trombosis akibat
dari ruptur plak
aterosklerosis yang tak
stabil.
Sindrom Koroner Akut (SKA) dimulai dengan
adanya ruptur plak arteri koroner, aktivasi
kaskade pembekuan dan platelet,
pembentukan trombus, serta aliran darah
koroner yang mendadak berkurang.
Penyakitt sering menyerang pria umur 40-45
tahun setelah umur 65 sudah tidak ada
perbedaan dengan wanita.
1. Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah
ada
2. Obstruksi dinamik
3. Obstruksi mekanik yang progresif
4. Inflamasi dan/atau infeksi
5. Faktor atau keadaan pencetus
Gambaran klinis awal sangat prediktif untuk
prognosis awal. Timbulnya gejala saat
istirahat menandakan prognosis lebih buruk
dibanding gejala yang hanya timbul pada
saat aktivitas fisik. Pada pasien dengan
gejala intermiten, peningkatan jumlah
episode yang mendahului kejadian acuan
juga mempunyai dampak terhadap hasil akhir
klinis. Adanya takikardia, hipotensi atau
gagal jantung.
 EKG
 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan enzim serum
 Foto thoraks
 Echo cardiografi
 Pasiendengan irama atrial fibrilasi (AF) yang
baru muncul setelah serangan IMA
menunjukkan peningkatan angka risiko
kejadian kardiovaskuler dan kematian. AF
merupakan aritmia yang paling sering muncul
setelah serangan IMA dan menjadi prediktor
utama untuk hasil akhir klinis pada pasien
dengan SKA.
Sindrom Koroner Akut

Adanya ruptur plak arteri koroner

Pembentkan trombus arteri koroner


(ACUTE Trombosis)

Terjadi proses inflamasi

Vase kontruksi arteri koroner

Nyeri Aktifitas saraf simpatis

Peningkatan tekanan darah, peningkatan debar jantung dan peningkatan aliran koroner

Intoleransi
Aktivitas
 Anamnese
 Identitas klie
 Keluhan Utama : Nyeri terasa berat ditindih atau di
himpit daerah dada menjalar ke lengan kiri serta leher
rasa tercekik, rasa ngilu rahan bawah yang timbul saat
aktivitas dan berkurang saat istirahat mual, muntah,
serta keluar keringat dingin.
 Riwayat penyakit jantung terdahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Data psiko social
 Pemeriksaan fisik B1 : sesak nafas, RR:24x/mnt,
penggunaan otot bantu tambahan B2 : Tekanan darah
meningkat karena adanya thrombus artero sklerosis B3:
penurunan kesadaran serta rasa nyeri dada tembus
kebelakang B4: Kadang produksi urine menurun B5: mual
dan muntah, B6: lemas.
 Kaji tingkat nyeri : P: nyeri saat beraktivitas Q: nyeri
tajam R: menjalar kelengan S: 6-8 T: <20mnt
 Penegakan diagnosa Sindrom koroner akut di
buat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, EKG, foto thoraks, echokardiografi, dan
kateterisasi.
 Klasifikasi fungsional dari the New YorkHeart
Association ( NYHA ), umum dipakai untuk
menyatakan hubugan antara kaitangjala dan
latihan fisik.
 Klas I : tidak timbul gejala pada aktivitas
sehari-hari, akan timbul pada
aktivitas yang lebih besar.
 Klas II : gejala timbul pada aktivitas
sehari-hari.
 Klas II : gejala timbul pada aktivitas lebih
ringan dari aktivitas sehari-hari.
 Klas IV : gejala timbul saat istirahat
Nyeri Berhubungan Intoleransi Aktivitas
dengan iskemia akibat berhubungan dengan
sumbatan arteri keseimbangan intake
koroner dan out put
 Pantau nyeri ( karakteristik,  Pantau TTV lebih
lokasi, intensitas, durasi ) intensif
 Berikan lingkungan yang
tenang  Anjurkan klien untuk

 Bantu klien melakukan beristirahat


teknik relaksasi  Kolaborasi pemberian
 Kolaborasi pemberian obat kalium
DIAGNOSA I DIAGNOSA 2
Implementasi atau  Innovative
pelaksanaan merupakan  Integrated
tahap realisasi dari
rencana asuhan  Rasional
keperawatan yang telah  Mampu dan mandiri
disusun. Dalam  Ugem
pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat
harus bekerjasama
dengan anggota tim
kesehatan lainnya.

DEFINISI PRINSIP
Evaluasi adalah hasil penilaian terhadap
program yang telah dilaksanakan yang
dibandingkan dengan tujuan atau target
pelaksanaan.

HASIL YANG DIHARAPKAN


 Terjadi pengurangan nyeri atau nyeri hilang
 Pernapasan adekuat
 Dapat melakukan aktivitas

Vous aimerez peut-être aussi