Vous êtes sur la page 1sur 36

Teknik perawatan luka

hardiyanto
Definisi
• Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk merawat
luka agar dapat mencegah terjadinya trauma (injuri) pada kulit membran
mukosa atau jaringan lain, fraktur, luka operasi yang dapat merusak
permukaan kulit.
• Serangkaian kegiatan itu meliputi pembersihan luka, memasang balutan,
mengganti balutan, pengisian (packing) luka, memfiksasi balutan, tindakan
pemberian rasa nyaman yang meliputi membersihkan kulit dan daerah
drainase, irigasi, pembuangan drainase, pemasangan perban (Briant, 2007).
bahan pada Perawatan Luka
• Perawatan luka menggunakan berbagai bahan perawatan antara lain
• balutan,
• larutan pembersih,
• larutan antiseptik,
• balutan sekunder dan
• semprotan perekat.
Balutan luka
• Pembalutan luka bertujuan untuk mengabsorsi eksudat dan melindungi luka
dari kontaminasi eksogen. Penggunaan balutan juga harus disesuaikan
dengan karakteristik luka.
• Jenis-jenis balutan antara lain :
• Balutan Kering
• Balutan basah kering
• Balutan modern
Balutan Kering
• Luka-luka dengan kulit yang masih utuh atau tepi kulit yang dipertautkan
mempunyai permukaan yang kering sehingga balutan tidak akan melekat,
maka pada keadaan seperti ini paling sering digunakan kasa dengan jala-jala
yang lebar, kasa ini akan melindungi luka dan memungkinkan sirkulasi udara
yang baik melalui balutan.
• Dengan demikian uap lembab dari kulit dapat menguap dan balutan tetap
kering (Schrock, 1995).
Balutan basah kering
• Balutan kasa terbuat dari tenunan dan serat non-tenunan, rayon, poliester,
atau kombinasi dari serat lainnya. Kasa dari kapas digunakan sebagai
pembalut pertama dan kedua, kasa tersedia sebagai pembalut luka, spons,
pembalut melingkar dan kaus kaki.
• Berbagai produk tenunan ada yang kasar dan berlubang, tergantung pada
benangnya. Kasa berlubang yang baik sering digunakan untuk membungkus,
seperti balutan basah lembab normal salin. Kasa katun kasar, seperti balutan
basah lembab normal salin, digunakan untuk debridemen non selektif
(mengangkat debris atau jaringan yang mati).
Balutan Modern
• Alginat
• Hidrogel
• Foam Silikon Lunak
• Hidrokoloid
• Hidroiber
Alginat
• Apabila pembalut luka dari alginat kontak dengan luka, maka akan terjadi
infeksi dengan eksudat, menghasilkan suatu jel natrium alginat. Jel ini bersifat
hidrofilik, dapat ditembus oleh oksigen tapi tidak oleh bakteri dan dapat
mempercepat pertumbuhan jaringan baru.
• Selain itu bahan yang berasal dari alginat memiliki daya absorpsi tinggi, dapat
menutup luka, menjaga keseimbangan lembab disekitar luka, mudah
digunakan, bersifat elastis. antibakteri, dan nontoksik.
alginat
• Alginat adalah balutan primer dan membutuhkan balutan sekunder seperti
film semi-permiabel, foam sebagai penutup. Hal ini disebabkan karena
balutan ini menyerap eksudat, memberi kelembaban, dan melindungi kulit di
sekitarnya agar tidak mudah rusak. Untuk memperoleh hasil yang optimal
balutan ini harus diganti sekali sehari.
• Balutan ini dindikasi untuk luka superfisial dengan eksudat sedang sampai
banyak dan untuk luka dalam dengan eksudat sedang sampai banyak
sedangkan kontraindikasinya adalah tidak dinjurkan untuk membalut luka
pada luka bakar derajat III.
Hidrogel
• Hidrogel tersedia dalam bentuk lembaran (seperti serat kasa, atau jel) yang tidak
berperekat yang mengandung polimer hidrofil berikatan silang yang dapat menyerap
air dalam volume yang cukup besar tanpa merusak kekompakkan atau struktur
bahan. Jel akan memberi rasa sejuk dan dingin pada luka, yang akan meningkatkan
rasa nyaman pasien.
• Jel diletakkan langsung diatas permukaan luka, dan biasanya dibalut dengan balutan
sekunder (foam atau kasa) untuk mempertahankan kelembaban sesuai level yang
dibutuhkan untuk mendukung penyembuhan luka. Indikasi balutan ini adalah
digunakan pada jenis luka dengan cairan yang sedikit sedangkan kontraindikasinya
adalah luka yang banyak mengeluarkan cairan
Foam Silikon Lunak
• Balutan jenis ini menggunakan bahan silikon yang direkatkan, pada
permukaan yang kontak dengan luka. Silikon membantu mencegah balutan
foam melekat pada permukaan luka atau sekitar kulit pada pinggir luka.
• Hasilnya menghindarkan luka dari trauma akibat balutan saat mengganti
balutan, dan membantu proses penyembuhan. Balutan luka silikon lunak ini
dirancang untuk luka dengan drainase dan luas.
• Balutan hidrokoloid bersifat ”water-loving” dirancang elastis dan merekat yang
mengandung jell seperti pektin atau gelatin dan bahan-bahan absorben atau
penyerap lainnya. Balutan hidrokoloid bersifat semipermiabel, semipoliuretan
padat mengandung partikel hidroaktif yang akan mengembang atau
membentuk jel karena menyerap cairan luka. Bila dikenakan pada luka,
drainase dari luka berinteraksi dengan komponen-komponen dari balutan
untuk membentuk seperti jel yang menciptakan lingkungan yang lembab
yang dapat merangsang pertumbuhan jaringan sel untuk penyembuhan luka.
Hidrofiber
• Hidrofiber merupakan balutan yang sangat lunak dan bukan tenunan atau
balutan pita yang terbuat dari serat sodium carboxymethylcellusole, beberapa bahan
penyerap sama dengan yang digunakan pada balutan hidrokoloid. Komponen-
komponen balutan akan berinteraksi dengan drainase dari luka untuk
membentuk jel yang lunak yang sangat mudah dieliminasi dari permukaan luka.
• Hidrofiber digunakan pada luka dengan drainase yang sedang atau banyak, dan
luka yang dalam dan membutuhkan balutan sekunder. Balutan hidrofiber dapat
dipakai selama 7 hari, tergantung pada jumlah drainase pada luka (Briant, 2007).
Larutan Pembersih
• Proses pembersihan luka terdiri dari memilih cairan yang tepat untuk
membersihkan luka dan menggunakan cara-cara mekanik yang tepat untuk
memasukkan cairan tersebut tanpa menimbulkan cedera pada jaringan luka
(AHPCR, 1994).
• Tujuan pembersih luka adalah untuk menegeluarkan debris organik maupun
anorganik sebelum menggunakan balutan untuk mempertahankan
lingkungan yang optimum pada tempat luka untuk proses penyembuhan.
• Menurut pedoman AHCPR 1994, cairan pembersih yang dianjurkan adalah
Sodium klorida. Normal salin aman digunakan pada kondisi apapun
(Lilley&Aucker, 1999). Sodium klorida atau natrium klorida tersusun atas Na
dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah
merah.
• Normal salin merupakan larutan isotonis yang aman untuk tubuh, tidak
iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembapan
disekitar luka, membantu luka menjalani proses penyembuhan serta mudah
didapat dan harga relatif lebih murah (Bryant, 2007).
Agen Topikal
• Agen topikal terdiri dari antiseptik dan antibakteri. Antiseptik adalah bahan-
kimia yang dioleskan pada kulit atau jaringan yang hidup untuk menghambat
dan membunuh mikroorganisme (baik yang bersifat sementara maupun yang
tinggal menetap pada luka) dengan demikian akan mengurangi jumlah total
bakteri yang ada pada luka.
• Pada perawatan luka modern, pemakaian antiseptik yang diperkenalkan oleh
Lister, seperti povidone-iodine, hypoclorite, asam asetat tidak digunakan lagi pada
luka-luka terbuka dan luka bersih seperti luka bedah (akut) dan luka-luka
kronik.
• Pemakaian povidone iodine hanya digunakan pada luka-luka akut maupun
kronik yang dapat menunjukkan kesembuhan (healable wound), luka yang
mengalami infeksi. Povidone iodine juga digunakan untuk mensterilkan alat dan
permukaan kulit yang utuh yang akan dioperasi. Sehingga, untuk mencegah
kerusakan jaringan baru pada luka, WHO menyarankan agar tidak lagi
menggunakan antiseptik pada luka bersih, tetapi menggunakan normal salin
sebagai agen pembersih (WHO, 2010).
• Agen topikal golongan antibiotik yang sering digunakan adalah bacitracin,
silver sulfadiazine, neomysin, polymyxin. Pemberian antibakteri diindikasikan
pada luka yang memiliki tanda-tanda infeksi (Moon, 2003).
Balutan Sekunder
• Balutan sekunder adalah bahan perawatan luka yang memberikan efek terapi
atau berfungsi melindungi, megamankan dan menutupi balutan primer.
• Jenis-jenis balutan sekunder antara lain:
• Pita perekat
• Balutan Perekat
Pita perekat
• Beberapa pita perekat yang sering digunakan dalam perawatan luka antara lain
(Knottenbelt, 2003) :
• 1. Plester cokelat terdiri dari bahan tenunan katun sewarna kulit dengan perekat Zinc
oksida berpori dengan daya lekat kuat namun tidak sakit saat dilepas. Plester ini
diindikasikan untuk plester serbaguna, retensi bantalan penutup luka, fiksasi infus.
• 2. Plester luka Non Woven, terbuat dari bahan akrilik yang hipoalergenik. Kertas
pelindung terbuat dari silikon bergaris dan memiliki crack back, yang memudahkan
pemakaian (teknik asepsis), mengikuti lekuk tubuh, perlindungan menyeluruh untuk
mencegah kontaminasi.
Balutan Perekat
• Contohnya : Perekat Alginat, perekat hidrokoloid, transparent film.
Semprotan perekat
• Semprotan perekat merupakaan cara lain untuk mempertahankan balutan
agar tetap pada tempatnya. Beberapa lapis kasa diletakkan langsung pada
luka, kemudian balutan dipenuhi dengan semprotan perekat, dan setelah
mengering, kelebihan kasa digunting. Jenis ini disemprotkan langsung pada
luka yang akan segera mengering dan memberikan perlindungan yang baik
(Morrison, 2004).
Perawatan luka yang memiliki jaringan
nekrotik
• Jaringan nekrotik sering dijumpai pada luka kronis seperti ulkus iskemi, ulkus
neuropatik, ulkus vena, dan ulkus dekubitus. Debridemen adalah
pengangkatan jaringan yang sudah mengalami nekrosis yang bertujuan untuk
menyokong pemulihan luka.
• Indikasi debridemen adalah luka akut atau kronik dengan jaringan nekrosis,
luka terinfeksi dengan jaringan nekrotik. Pemilihan metode debridemen
harus berdasarkan karakteristik jaringan nekrotik yang ada pada luka klien.
Debridement
• Debridemen mekanik, yaitu dengan kompres basah kering (wet to dry), hidroterapi, dan
irigasi luka. Metode debridemen mekanik ini diindikasikan untuk luka dengan jumlah
jaringan nekrotik yang banyak dan luka infeksi.
• Debridemen pembedahan (surgical), yaitu dengan bedah insisi. Metode ini merupakan
cara yang paling cepat untuk membuang jaringan nekrotik dalam jumlah banyak.
Dampak negatif dari debridemen ini adalah peningkatan resiko pasien terhadap
perdarahan, anestesi, dan sepsis
• Debridemen autolisis, yaitu lisisnya jaringan nekrotik dengan sendirinya oleh enzim
badan sel darah putih, yang memasuki daerah luka selama proses inflamasi. Debridemen
autolisis hanya digunakan pada klien yang tidak terinfeksi dengan jumlah jaringan
nekrotik yang terbatas
Penatalaksanaan luka yang terinfeksi
• Kebanyakan luka kronis dikontaminasi oleh mikroorganisme yang sangat
banyak yang tampaknya tidak memperlambat proses penyembuhan. Pada
luka infeksi yang menghasilkan bau dapat menggunakan balutan arang aktif
(Activated charcoal dressing) sebagai penghilang rasa bau (deodoriser) yang efektif.
Jika terdapat eksudat dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, maka balutan
busa yang menyerap dan dilapisi arang (Morrison, 2004).
Penatalaksanaan luka dengan banyak
eksudat
• Sekalipun jaringan nekrotik dan jaringan tampak jelas terinfeksi telah
diangkat dari bidang luka, luka dapat terus menghasilkan eksudat dalam
jumlah banyak yang dapat menembus balutan non-oklusif dan meningkatkan
risiko infeksi luka. Eksudat dapat juga mengikis tepi luka jika jaringan
sekitarnya menjadi terendam air. Volume eksudat berkurang pada waktunya,
tetapi sampai stadium tersebut diperlukan balutan yang bisa menyerap dan
tidak melekat. (Morrison, 2004).
• Luka-luka yang bereksudat dibagi ke dalam tiga kategori, tergantung
kedalaman dan tingkat eksudat yang dihasilkan (Morrison, 2004), antara lain :
• a. Untuk luka-luka superfisial dengan eksudat sedikit sampai sedang,
pemilihan balutan meliputi: Lembaran hidrokoloid. Lembar balutan ini tidak
memerlukan balutan sekunder dan cukup mudah untuk melihat kapan
balutan tersebut perlu diganti.
• b. Untuk luka superfisial dengan eksudat sedang sampai banyak, pilihan
balutan seperti balutan alginat.
• c. Untuk luka dalam dengan eksudat sedang sampai banyak, pilihan balutan
meliputi: granula atau pasta hidrokoloid, hidrogel yang bergranulasi balutan
alginat, balutan alginat dalam bentuk pita atau tali sangat berguna untuk
membungkus luka yang sempit, balutan busa.
Perawatan luka dalam yang bersih dengan
sedikit eksudat
• Bila jumlah eksudat sudah berkurang, maka silastic foam merupakan suatu cara
pembalutan yang sangat bermanfaat khususnya pada luka dalam yang bersih
berbentuk cawan, seperti sinus pilonidal yang sudah dieksisi, atau dekubitus
luas didaerah sakrum. Untuk luka yang lebih kecil, pasien atau yang memberi
perawatan, dapat melakukan desinfeksi dua kali sehari dengan foam stent atau
menutup luka tersebut.
Trimakasih

Vous aimerez peut-être aussi