Vous êtes sur la page 1sur 28

AKALASIA

Pembimbing :
Dr. Christin Rony Nayoan, Sp. THT-KL

OLEH:
Puspa Indah Kencanawati
Akalasia
Akalasia ialah ketidakmampuan bagian distal
esofagus untuk relaksasi dan peristaltik esofagus
berkurang, karena di duga terjadi inkoordinasi
neuromuskular. Akibatnya bagian proksimal dari
tempat penyempitan akan melebar dan disebut
mega esophagus.
Istilah achalasia berarti “gagal untuk
mengendur” dan merujuk pada
ketidakmampuan dari lower esophageal
sphincter (cincin otot antara esophagus
bagian bawah dan lambung) untuk
membuka dan membiarkan makanan
lewat kedalam lambung.
Epidemiologi
 ditemukan pada semua golongan usia rata-rata
pada rentang usia 25-60 tahun dengan puncak
insiden pada usia 40 tahun.
 perbandingan jenis kelamin pria : wanita
adalah 1 : 1.
 5% kasus ditemukan pada anak-anak
Penyebab penyakit ini dibagi 2 yaitu :
• Akalasia Primer. Penyebab tidak diketahui, diduga
disebabkan oleh virus neurotropik yang berakibat
lesi pada nucleus dorsalis vagus pada batang otak
dan ganglia misentrikus pada esophagus.
• Akalasia sekunder. Disebabkan oleh infeksi
(penyakit Chagas), tumor intraluminer seperti
tumor kardia atau pendorongan ekstraluminer
seperti pseudokista pancreas, dapat pula
disebabkan oleh obat antikolinergik atau paska
vagotomi
Pada akalasia terdapat gangguan peristaltik pada
daerah 2/3 bawah esofagus. Tegangan sfingter
bagian bawah lebih tinggi dari normal dan proses
relaksasi pada gerak menelan tidak sempurna.
Akibatnya esofagus bagian bawah mengalami
dilatasi hebat dan makanan tertimbun dibagian
bawah esofagus.
Manifestasi
Klinis

1.Disfagia
2.Regurgitasi
3.Penurunan Berat Badan
4.Nyeri di daerah Sub Sternal
Pemeriksaan Radiologi

1. Foto Polos Thoraks


Pada pemeriksaan foto
polos pada thorax
didapatkan dilatasi
esofagus di belakang
jantung, gelembung
udara di esofagus dapat
terlihat kecil atau tidak
ada.
2. Esofagografi
Esofagografi yang
dikombinasikan dengan
pemeriksaan flouroskopi
dan radiografi dengan
menggunakan kontras.
Gambaran normal esofagus
dalam pemeriksaan barium
swallow
 Gambaran akalasia pada
esofagografi “bird’s
beak” appearance
 Dilatasi esofagus dan
perlahan-lahan bagian
distal menyempit
dengan gambaran paruh
burung.
 Barium swallow
memperlihatkan rat-tail
appearance
 dilatasi pada daerah dua
pertiga distal esofagus
dengan gambaran
peristaltik yang abnormal
atau hilang dengan
gambaran penyempitan di
bagian distal. menyerupai
ekor tikus.
3. Esofagoskopi
Tampak pelebaran lumen
esofagus dengan bagian distal
yang menyempit, terdapat sisa-
sisa makanan dan cairan
dibagian proksimal daerah
penyempitan.
Mukosa esofagus berwarna
pucat, edema dan kadang-
kadang terdapat tanda-tanda
esofagitis akibat retensi
makanan dan cairan dibagian
proksiml daerah penyempitan.
Perbandingan akalasia esofagus jika dilihat
secara:
A. Anatomis, B. Endoskopi, C. Esofagografi
4. CT Scan
Primer achalasia
pada CT. Scan tidak
menunjukkan bukti
massa jaringan lunak
di persimpangan
gastroesophageal.
(Catatan barium di
fundus lambung.)
Pasien telah lama
achalasia primer.
 Primer
achalasia pada
CT. Melebar
esofagus
(panah) tanpa
penebalan
dinding
esofagus atau
adenopati
mediastinum.
Penataksanaan

Hanya bersifat paliatif


1. Diet cair / lunak dan hangat
2. Medikamentosa
KONSERVATIF • Preparat kalsium
antagonis: nifedipine 10-
20 mg per oral untuk
menurunkan tekanan
SEB
• Isosorbit dinitrat utuk
menurunkan tekanan
sfingter esofagus
• Injeksi Batulinum toksin
 Dilatasi pneumatik
OPERATIF
(ballooning)
Miotomy heller
PROGNOSIS

Perbaikan gejala obstruksi dapat


diperoleh pada prosedur dilatasi dan
operasi sekurang-kurangnya 85-90%
pasien.
Prosedur Heller dapat mengatasi
obstruksi namun juga dapat berakibat
pada timbulnya refluks gastroesofagus
CONTOH
LAPORAN KASUS
Identitas
 Nama : Tn.P
 Tanggal lahir : 31-12-1965
Anamnesis
 Keluhan Utama
Tidak bisa makan dan minum
 Riwayat Perjalanan Penyakit
Dialami sejaks ebulan yang lalu dan memberat 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Muntah (+) setiap kali
pasien makan ataupun minum. Keluhan ini
menyebabkan pasien lemas dan tidak buang air kecil
dan buang air besar selama empat hari. Demam tidak
ada, sesak dan batuk tidak ada, nyeri perut tidak ada.
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya, 2 tahun yang
lalu di RS Wahidin dengan diagnosis akalasia.
Pemeriksaan Fisik
 Status Generalis
 Sakit Sedang / Gizi Cukup / Compos
mentis
 Status Vitalis
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Pernapasan : 20 kali/menit
 Suhu : 36,7C
Kepala:
 Rambut : hitam, keriting, tidak mudah dicabut
 Mata : eksoftalmus (-)
 pergerakan : dalam batas normal
 palpebra : edema (-)
 kornea : jenih
 pupil : bulat, isokor
 sclera : tidakikterik
 konjunctiva : tdiakanemis
 Telinga : simetris, tidak terdapat serumen
 Hidung : pernapasan cuping hidung (-)
 Bibir : sianosis (-)
 Mulut :
 gusi : tidak hiperemis
 lidah : bersih
 tonsil : T1/T1 faring tidak hiperemis
Leher:
 inspeksi : kelenjar tiroid tidak tampak
membesar
 palpasi : kelenjar tiroid tidak teraba
pembesaran
 JVP : tidak meningkat
 KGB : tidak teraba pembesaran

Thoraks:
 Paru
 Inspeksi : bentuk dan pergerakan pernapasan kanan-kiri
simetris
 Palpasi : fremitus taktil simetris kanan=kiri
 Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
 Auskultasi : suara nafas vesikuler pada seluruh lapangan
paru, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : batas atas selaiga III linea mid
klavikula kiri
 Batas kanan sela iga V linea parasternal
kanan
 Batas kiri sela iga V line mid klavikulakiri
 Auskultasi: bunyi jantung I-II murni,
regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi: perut tampak cekung, ikut gerak
nafas, tampak scar di midline.
Palpasi: nyeri tekan tidak ada, hepar dan
lien tidak teraba, massa tumor tidak
teraba.
Perkusi: bunyi timpani
Auskultasi: bunyi peristaltic ada,
kesanmenurun
Foto esofagografi
Kontras barium sebanyak
250cc diminumkan.
Dengan fluoroscope,
tampak kontras mengisi
dengan lancar esophagus,
esofagocardia junction dan
cardia gaster. Mucosa
regular, caliber lumen
sangat membesar, tampak
penyempitan lumen pada
daerah distal esophagus,
tidaktampak filling defect
maupun additional
shadow.
KESAN: Achalasia
esofagus
Diagnosis Kerja
 Akalasia Residif
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi