SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN
PROGRAM PROFESI NERS TAHUN 2014 Penggunaan tampon hidung untuk menangani epistaksis dan perdarahan post operasi nasal sudah digunakan sejak lama. Tampon nasal rutin digunakan pada tindakan septoplasty (prosedur rekonstriksi yang dirancang untuk meningkatkan fungsi hidung dari dalam), operasi endoskopi sinus, operasi fraktur nasal dan epistaksis tak terkontrol. Untuk membandingkan keefektifan dua metode tampon antara tampon hidung biasa dengan metode tampon ribbon pada kasus epistaksis dan post operasi nasal. Waktu dan tempat penelitian Dari bulan januari 2008 – September 2011 Metode penelitian Penelitian ini berjenis eksperimental Populasi dan sampel Sample penelitian ini berjumlah 462 pasien Analisis data Analisis data pada penelitian ini dengan cara menilai parameter VAS Kelebihan: Pada jurnal ini ditampilkan dengan sangat jelas perbandingan keefektifan dari masing-masing metode tampon terhadap kasus. Kekurangan:
Tidak dijelaskan alasan kenapa adanya perbedaan
jumlah antara grup konrol yang menggunakan metode ribbon pack dan nasal tampon biasa. Tidak dijelaskan secara jelas metodologi penelitian pada jurnal ini. Tidak dijelaskan berapa lama tampon terpasang Memberikan pengetahuan baru kepada perawat tentang metode tampon apa yang bisa menjadi alternatif lain untuk mempercepat proses penyembuhan pasien. Pemilihan tampon yang tepat dapat mambantu mempercepat proses penyembuhan dan tidak merusak membrane mukosa sehingga fungsi hidung dapat dipertahankan semaksimal mungkin setelah proses penyembuhan Pada saat proses pemasangan tampon pada pasien sadar misalnya pada kasus epistaksis dan pada pelepasan tampon dapat dikombinasikan dengan teknik relaksasi dan distraksi sehingga diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien. Terima Kasih