Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PERDARAHAN PADA
AWAL KEHAMILAN
Anggota Kelompok :
• Diah Fauziyyah
• Fikri Rasyid Siddiq
• Giri Nugraha
• Indah Ayu Lestari
• Rachmi Kusuma Ningrum
• Resty Ramadhiansari Putri
ABORTUS
Abortus adalah penghentian
kehamilan sebelum janin dapat
hidup.
Ada tiga jenis abortus:
1. Abortus Spontan yang disebabkan oleh
sebab-sebab alami;
2. pada Abortus Terapeutik, kehamilan
sengaja dihentikan karena alasan medis;
dan
3. Abortus Elektif dilakukan dengan alasan
pribadi.
Etiologi
Abortus spontan dini, berulang (habitual) adalah
keguguran yang terjadi 3 kali atau lebih sebelum janin
dapat hidup. Kemungkinan penyebab abortus dini
berulang adalah
• ketidakseimbangan endokrin ibu dengan defek
fase luteal (Carp, dkk., 1990) atau diabetes
tergantung insulin disertai peningkatan kadar gula
darah dan hemoglobin A1C pada trimester I
mengalami peningkatan resiko bermakna untuk
mengalami abortus spontan (Mills, dkk., 1988),
Etiologi
• infeksi sistemik dan infeksi di endometrium
disebabkan oleh rubella, sitomegalovirus, herpes,
genital aktif, toksoplasmosis, Treponema, Listeria,
Chlamydia, dan Mycoplasma (Arias, 1993; Gilbert &
Harmon, 1993; McBride, 1991),
• gangguan sistemik (misalnya., lupus eritematosus),
• faktor genetik, dan
• pemakaian kokain (Cunningham, dkk., 1993;
Rosenak, dkk., 1990).
Gambaran Klinis
• Tanda dan gejala abortus spontan tergantung
pada durasi kehamilan. Ibu dapat merasa sedang
mengalami perdarahan menstruasi yang banyak
jika abortus terjadi sebelum minggu ke-6 kehamilan.
Abortus yang terjadi antara minggu ke-6 dan ke-12
kehamilan akan menimbulkan rasa nyeri dan
perdarahan. Setelah minggu ke-12, abortus
biasanya disertai nyeri berat, seperti nyeri bersalin,
karena janin harus dikeluarkan.
Patofisiologis
• Patofisiologi terjadinya keguguran (abortus) mulai
dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta, yang menyebabkan perdarahan
sehingga janin kekurang nutrisi dan O2.Bagian yang
terlepas di anggap benda asing sehingga rahim
berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
• Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan
seluruhnya atau sebagian msih tertinggal,yang
menyebabkan berbagai penyakit.Oleh karena
itu,keguguran (abortus) memberikan gejala umum
sakit perut karena kontraksi rahim terjadi
perdarahan dan di sertai pengeluaran seluruh atau
sebagian hasil konsepsi (Manuaba,1998).
Tipe abortus Penatalaksanaan
Manajemen nyeri
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan (Pain management):
klien dapat: - Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi:
berhubung 1. Mengontrol nyeri (Pain Control, dengan kriteria: lokasi, karakteristik onset, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, dan faktor presipitasi.
an dengan a. Klien dapat mengetahui penyebab nyeri, onset - Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap
kualitas hidup: pola tidur, nafsu makan, aktivitas
nyeri, kognisi, mood, relationship, pekerjaan, tanggung
pembesara b. Klien mampu menggunakan teknik non jawab peran.
- Berikan informasi tentang nyeri, seperti : penyebab,
farmakologi untuk mengurangi nyeri dan
n buah berapa lama terjadi dan tindakan pencegahan.
tindakan pencegahan nyeri). - Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat
kehamilan c. Klien mampu mengenal tanda-tanda pencetus mempengaruhi respon klien terhadap
ketidaknyamanan (misalnya : temperatur ruangan,
e.mata
Inspeksi : konjungtiva tampak pucat (karena adanya perdarahan)
f. Hidung
Inspeksi : simetrsi atau tidak,ada tidaknya polip
g. Telinga
Inspeksi : ada tidaknya peradangan dan lesi.
h. Mulut
Inspeksi : periksa apakah bibir pucat atau kering,kelengkapan gigi,ada
tidaknya karies gigi.
i. Leher
1. Inspeksi : ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe (pemeriksaan dari arah depan klien)
2. Palpasi : ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe (pemeriksaan dari arah belakang klien)
j. Payudara
1. Inspeksi : ukuran payudara,simetrisitas,dan penampilan
kulit. Inspeksi puting terhadap ukuran,bentuk,ada tidaknya ulkus
dan kemerahan
2. Palpasi : palpasi payudara untuk mengetahui
konsistensi dan nyeri tekan.
k. Thorax
1. Inspeksi : pergerakan dinding
dada,frekuensi,irama,kedalaman,dan penggunaan otot bantu
pernapasan,ada tidaknya retraksi dinding dada.
2. Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan dan prepitasi vokal
premitus.
3. Perkusi : kenormalan organ intra thorax.
4. Auskultasi : ada tidaknya suara nafas
tambahan.
l. Abdomen
1. Inspkesi : pembesaran perut sesuai usia kehamilan,pendarahan
pervaginan,terlihriat jaringan parut pada perut,ada tidaknya jaringan
hasil konsepsi,tercium bau busuk dari vulva.
2. Auskultasi : bising usus normal.
3. Palpasi : pembesaran abdomen lebih besar dari usia kehamilan
(TFU tidak sesuai dengan usia kehamilan)
4. Perkusi : suara normal timphani untuk mengetahui suara
normalnya bila masih ada sisa hasil konsepsi yang belum dikeluarkan
maka suara akan berubah menajdi lebih pekat.
m. Genitalia
Inspeksi : kebersihan kurang,perdarahan
pervaginan,kondisi vulva lembab
n. Ekstermitas atas
1. Inspeksi : ada tidaknya infus yang terpasang
2. Palpasi : CRT memanjang bila perdarahan
o. Ektermitas bawah
1. Inspeksi : ada tidaknya deformitas.
2. Palpasi : akral (perdarahan biasanya disertai dengan akral
dingin)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhuungan dengan prosedur invasif.
2. Kurangnya volume cairan berhubungan
dengan mual dan muntah berlebihan,pengeluaran
darah pervaginan,disertai gelembung mola
3. Cemas berhuungan dengan kuragnya
pengetahuan
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intevensi Rasional
1.Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat nyeri 1. Mengetahui tingkat nyeri
berhuungan keperawatan selama ... x 24 jam secara komprehensif yang dirasakan sehingga dapat
dengan prosedur diharapkan klien akan membantu menentukan
invasif. menunjukkan nyeri berkurang 2. Observasi TTV intervensi yang tepat
atau hilang dengan kriteria hasil
: 3.Ajarkan 2.Untuk mengetahui kondisi
1. Klien mengatakan nyeri penggunaan teknik umum pasien
berkurang relaksasi dan non
2. Ekspresi wajah tenang farmakologi 3.Teknik relaksasi dapat
3. TTV dalam batas normal membuat klien merasa sedikit
4. Mampu mengunakan teknik 4. Kolaborasi nyaman dan distraksi dapat
non farmakologi untuk pemberian analgetik mengalihakan perhatian klien
mengurangi nyeri terhadap nyeri sehingga dapat
membantu mengurangi nyeri
yang dirasakan