Vous êtes sur la page 1sur 17

Fokus pada

keselamatan
pasien, staff
dan organisasi
Pengukuran Kuantitatif
IPSG : 15 Mata Rantai Aman

Tingkatkan komunikasi Efektif

Inventariasi Aset ( X1 )

Legal Audit ( X2 ) Optimalisasi Asset ( Y )

Penilaian Aset ( X3 )

Pengawasan dan pengendalian


Aset ( X4 )
Pengukuran Kuantitatif
Definisi operasional

Untuk mengukur variabel yang digunakan dalam kaizen ini serta untuk menguji hipotesis
dan mendefinisikan variabel-variabel yang akan dianalisis (Siregar, 2004: 518-520), maka
kami memberikan definisi operasional sebagai berikut.

1.Inventarisasi aset (X1)


adalah proses kerja yang terkait dengan dengan cara pendataan, kodefikasi/labeling, pengelompokan dan
pembukuan/administrasi baik fisik maupun legal. Misalnya dalam pendataan mengenai bentuk, luas,
volume/jumlah, jenis, alamat dari suatu aset dalam hal ini aset tetap tanah dan bangunan.
2.Legal audit aset (X2)
adalah proses kerja yang terkait dengan cara pengaturan yang jelas mengenai status penguasaan aset
tanah berupa sertifikat, penggunaan dan pengalihan aset. Di mana legal audit lebih terkait dengan
tindakan hukum.
3.Penilaian aset (X3)
adalah suatu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang dimiliki oleh RS. yang biasanya
dilakukan oleh konsultan penilaian independen (sertifikasi) dengan mencantumkan nilai aset dalam
rupiah. Hasil penilaian dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan aset tersebut.
4.Pengawasan dan pengendalian aset (X4)
adalah proses kerja yang dilakukan dengan cara pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIMA).
Karena dengan pengawasan dan pengendalian dengan Sistem Informasi Manajemenakan meminimalkan
kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam suatu instansi, misalnya KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme).

Optimalisasi Aset adalah suatu proses perencanaan, pengadaan, pengelolaan dan perawatan, hingga
penghapusan suatu sumber daya yang dimiliki individu atau organisasi secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai tujuan individu atau organisasi tersebut (Siregar : 2004).
Pengukuran Kuantitatif
Populasi dan Sampel Pengukuran Kuantitatif

• Teknik pengambilan sampel


Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012: 122). Jadi peneliti
mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau
penentuan sampel di mana terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan
informasi yang diinginkan serta yang mengerti dan mampu memberikan gambaran sesuai
dengan tujuan penelitian.
• Populasi.
Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti
investigasi (Sekaran, 2006: 121). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
Karyawan RS Pelni yang berkompoten untuk mengisi kuesioner tersebut.
• Sampel.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari
populasi (Sekaran, 2006: 123). Adapun sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 orang
karyawan.
Karena penelitian ini bersifat korelasional maka dibutuhkan minimal 30 sampel untuk
menguji ada tidaknya hubungan. Pada penelitian ini diambil 48 sampel, dengan
mempertimbangkan keterlibatan responden/sampel dalam hal pengelolaan aset.
Pengukuran Kuantitatif

A. Validitas :

Keterangan :

Dari hasil uji validitas, item X5 tidak valid,


karena nilani r hitung (0,175 ) masih lebih
kecil dari nilai r tabel 0,284. Jika mengikuti
rumus maka df = N (48) – 2 = 46
jadi kita melihat nilai df 46= 0,284. karena
ketentuannya adalah, item kuesioner valid
jika nilai r hitung > r tabel

Pertanyaan No. 5, tidak


Valid karena Nilai R
hitung kurang dari R
tabel
Pengukuran Kuantitatif

B. Pengukuran Reliabilitas
• Keterangan :
Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dinyatakan dengan melihat nilai Cronbach
Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.6
(Sekaran, 2003:311). Secara umum,
keandalan kurang dari 0.60 dianggap buruk,
keandalan dalam kisaran 0.70 bisa diterima,
dan lebih dari 0.80 adalah baik (Sekaran,
2006:182).
Berdasarkan hasil perhitungan yang di dapat
indeks reliabilitas dari masing – masing
variabel lebih besar dari 0,60, yang berarti
bawah innstrumen tersebut reliabel. Dengan
demikian instrumen yang di pakai dalam
penelitian ini adalah reliabel atau dapat di
andalkan dan responden cukup konsisten
dalam menjawab pertannyaan – pertanyaan
pada instrumen.
Pengukuran Kuantitatif

Metode Hitung :
A. Hitung persentase = (jumlah hitung / total populasi) x 100 %

Jumlah skor yang diperoleh = 1119. Jumlah skor ideal (bila semua responden menjawab skor
tertinggi pada setiap butir) = 5 x 6 x 48 = 1.440 ( 5 Skor tertinggi; 6 = jumlah butir instrument ,
48 = ukuran sampel ). Jadi tingkat kualitas Optimaslisasi Aset Manajemen RS. Pelni adalah:
1.119 : 1.440 x 100% = 0,77 atau 77 % dari criteria yang diharapkan, atau mendapat nilai 77
(Untuk skor tertinggi 100).

Keterangan : Kriteria interpretasi skor ( menggunakan Skala Likert)


Angka 0 % - 20 % : Sangat Kurang
Angka 21 % - 40 % : Kurang Rentang 61 % -
Angka 41 % - 60 % : Sedang 80 % = Baik
Angka 61 % - 80 % : Baik
Angka 81 % - 100 % : Sangat Baik

SK K S B SB

Jadi Nilai pelaksanaan manajemen aset yang berlaku, meliputi inventarisasi aset,legal audit
aset, penilaian aset, serta pengawasan dan pengendalian aset mendapat nilai 77 atau Baik
(Rentang Angka 61 % - 80 %).
Pengukuran Kuantitatif

B. Hitung rata2/mean = jumlah hitung / jumlah datanya

( 25 + 20 + 26 + 26 + 23 + 25 + 25 + 27 + 23 + 23 + 23 + 22 + 23 + Mean
26 + 23 + 29 + 18 + 17 + 26 + 26 + 29 + 18 + 12 + 23 + 24 + 15 +
21 + 23 + 29 + 14 + 29 + 23 + 30 + 21 + 26 + 29 + 25 + 22 + 19 +
23 + 28 + 24 + 21 + 25 + 21 + 29 + 21 + 19)/48 = 1119/48 = 23

C. Modus pengeluaran = Angka paling Besar

25 20 26 26 23 25 25 27 23 23 23 22 23 26 23 29 18 17 26 26 29
18 12 23 24 15 21 23 29 14 29 23 30 21 26 29 25 22 19 23 28 24
21 25 21 29 21 19 ) = 30 Modus
Pengukuran Kuantitatif

Metode hitung
A. Cross Tabulation

Dari analisis diatas, Output pada bagian pertama menyatakan bahwa


seluruh 48 data karyawan valid untuk dilakukan proses crosstabs.
Sedangkan output kedua adalah hasil crosstabs sebagai berikut :
Pengukuran Kuantitatif

Keterangan :

Dari output SPSS, Count adalah frekuensi


dari data yang diamati (observed).
Cara membacanya, misalnya angka 20
pada baris pertama kolom pertama dari
tabel disamping berarti bahwa terdapat
20 responden dengan pendidikan =D3
yang berpendapatan rendah.

% within Pendapatan adalah persentase


baris dari tabel silang ini. Misalnya, angka
100% (baris kedua kolom kedua) dari
tabel disamping adalah berasal dari (3/7)
x 100%. Cara membacanya adalah dari
total responden berpendapatan rendah
(sebanyak 20 orang), 100 persen
diantaranya adalah mereka yang
berpendidikan D3.
Pengukuran Kuantitatif

b. Analisa Korelasi Keterangan :

a. Apabila nilai Sig. < 0,05 Maka ada


korelasi yang signifikan (Ha Diterima)
b. Apabila nilai Sig. > 0,05 Maka tidak ada
korelasi yang signifikan (H0
Diterima)

• H0 : Tidak ada hubungan antara


Pendidikan dengan Pendapatan dalam
Optimalisasi Asset
•Ha : Ada hubungan antara Pendidikan
dengan Pendapatan Optimaslisasi Asset.
Jadi, Ha diterima karena ada hubungan
antara pendidikan dengan pendapatan
dalam optimalisasi Asset.
Pengukuran Kuantitatif

• Interval Kekuatan. Sejumlah penulis statistik membuat interval kategorisasi kekuatan hubungan korelasi.
Jonathan Sarwono, misalnya, membuat interval kekuatan hubungan sebagai berikut:

Atau penulis lain seperti D.A de Vaus menginterpretasikannya sebagai berikut:


Pengukuran Kuantitatif
c. Prediksi dengan Analisa Regresi (menduga)

Output 1
Lihat nilai R = 0,080 ini berarti
bahwa korelasi antara variabel X
dengan Y adalah 0,080

Output 2

Output 3
Untuk membuat persamaan garis Regresi dapat
dilihat dari kolom B.•Constan = 2,376
• dan Pendapatan = -,086 •
Berarti persamaan garisnya adalah:
Y = 2,376 + -, 086
• Berbicara tentang sistem, maka dikenal juga adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3). SMK3 merupakan sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi perkembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian
dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif.

• Dengan memahami tujuan dari tata pengelolaan SMK3 secara tepat dan benar, maka akan
diketahui manfaat dari hasil penerapan SMK3 yang dilaksanakan terhadap usaha untuk:
1. Perlindungan karyawan;
2. memperlihatkan kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan;
3. mengurangi biaya;
4. membuat sistem manajemen yang efektif;
5. meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
Pengukuran Kualititatif
B. Pengukuran kualitatif

• Metode pengumpulan data:

1. Observasi

2. Wawancara Mendalam

3. Coding Transkrip

4. Analisa
Pengukuran Kualititatif

Vous aimerez peut-être aussi