Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BRONKHIALE
Oleh : dr. Puspita Prihatini
Identitas Pasien
Nama : Ny Jm
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tledok RT 3/2 Sidorejo
HMRS : Tanggal 21-06-20102
Anamnesa
Keluhan utama :
Sesak Nafas
Farmakologis :
Infus D5% + aminofilin 1½ ampul 16 tetes
Nebulizer
Metil prednisolon 3 x ½ tablet
DEFINISI
Gangguan inflamasi kronik saluran nafas
yang melibatkan banyak sel dan
elemennya
Menyebabkan jalan nafas hiperresponsif
menimbukkan gejala episodik
Obstruksi jalan nafas bersifat reversible
Faktor resiko lingkungan
INFLAMASI
Pencetus
Gejala
Sistem Respirasi
Bronkhus normal dan pada penderita asthma
Bronkhus
Bronchiole& bronkospasme&hipersekresi
MODERN VIEW OF ASTHMA
Allergen
Eosinophil
Mucus plug
Epithelial shedding
Nerve activation
Subepithelial
fibrosis
Plasma leak
Oedema Sensory nerve
activation
Mucus Cholinergic
Vasodilatation
hypersecretion reflex
New vessels
hyperplasia Bronchoconstriction
Hypertrophy/hyperplasia
Reaksi inflamasi
Inflamasi kronik
Faktor resiko
Interaksi antara :
Faktor penjamu (host)
Faktor lingkungan
Faktor penjamu:
Genetik asma, alergi, hipereaktiviti
bronkhus, jenis kelamin dan ras
Faktor lingkungan:
Alergen, sensitasi lingkungan, polusi udara,
infeksi pernafasan, diet, sosialekonomi
Interaksi
Bakat yang Pengaruh
diturunkan lingkungan
Asimtomatik atau
Asma dini
Manifestasi klinik
Asma
Faktor trigger
Diagnosis
Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
Uji faal paru
Riwayat penyakit
Bersifatepisodik, seringkali reversible
dengan atau tanpa pengobatan
Batuk, sesak nafas, mengi
Gejala memburuk terutama pada malam
hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat
individu
Respon dengan terapi bronkodilator
Riwayat keluarga (+), riwayat atopi
Klasifikasi asma:
1. Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik
2. Asma Nonatopik/Intrinsik
Sindroma Asma:
Exercise-induced asthma
Nocturnal asthma
Occupational asthma
Aspirin-induced asthma
Fatal & near fatal asthma
Asma Nonatopik/Intrinsik:
Dewasa atau usia pertengahan
Faktor imunologi
Sering disebabkan infeksi, dahak purulen
Riwayat atopi
Skin test (-), Ig E & eosinofil normal
Respons tx kurang
Prognose lebih jelek
Penatalaksanaan
Menghilangkan dan mengendalikan gejala
asma
Mencegah eksaserbasi akut
Meningkatkan dan mempertahankan faal paru
seoptimal mungkin
Mengupayakan aktivitas normal
Menghindari efek samping obat
Mencegah airflow limitation yang ireversibel
Mencegah kematian karena asma
Asses keparahannya dg
melihat PEF. PEF<50% : Tata laksana
serangan akut berat.
Catat gejala :
terapi pd
batuk,sesak,mengi,dll serangan asma
akut di rumah
Pengatasan awal:
Inhalasi agonisß short
Respon baik acting 2-4 puff dg MDI
Serangan ringan interval 20 mnt /
Respon jelek
PEF >80% nebulizer
Serangan berat
Gejala berkurang
PEF<50%
Respon agonis ß
Respon tidak sempurna Sesak dan mengi jelas
terjaga sampai 4 jam
Serangan sedang •Tambahkan
• Teruskan agonis ß
PEF 50-80 % kortikosteroid oral
setiap 3-4 jam selama
Masih sesak dan mengi •Lanjutkan agonisß
24jam
• tambah kortikosteroid •Panggil dokter
• pasien dg
CStingkatkan dosis oral
2x •Lanjutkan agonisß
Masukkan ke bangsal:
Respon jelek: Masukkan ke ICU* Masukkan ke ICU*
FEV1 atau PEF < 50% -Inhalasi β agonis +
PCO2 ≥ 42 mmHg antikolinergik
Gejala berat, bingung, -Kortikosteroid sistemik membaik
lemah -Oksigen
-Monitor FEV1 atau PEF,
saturasi O2, denyut
Pulang ke rumah : jantung
•Lanjutkan inhalasi b-
agonis
•Lanjutkan
kortikosteroid oral membaik
•Edukasi pasien
Strategi Terapi
Terapi non farmakologi pencegahan
Terapi farmakologis
Pengontrol
Kortikosteroid inhalasi dan
sistemik(budesonide,fluticasone propionate)
Sodium kromoglikat
Nedokromil sodium
Metilsantin(aminofilin,teofilin)
Agonis beta-2 kerja lama inhalasi dan
oral(salmeterol.formoterol)
Leukotriens modifier(montelukast,zafirlukast)
Antagonis H-1
Imonumodulator(omalizumab)
Terapi
Pelega (reliever)
Agonis beta-2 kerja singkat(salbutamol,terbutalin)
Kortikosteroid sistemik
Antikolinergik (ipratropium bromide)
Aminofilin
Adrenalin
Terapi khusus pada wanita
hamil
Pencegahan asma pd wanita hamil sama dg pd
pasien lainnya misalnya beklomethason atau
budesonide inhalasiaman digunakan dlm kehamilan
Sodium kromoglikat jg digunakan sbg profilaksis asma
dgn inhalasi,cukup aman pd kehamilan
Treatment: salbutamol,terbutalinjk digunakan scr
inhalasi,tdk mempengaruhi uterus
kortikosteroid oral jangka pendek, spti prednisolon 20-
50mg/hr utk 4-7hr cukup aman
Jk perlu,sblm melahirkan injeksi hidrokortison i.m atau i.v
100mg setiap 8jam selama 24 jam cukup menjamin
ketersedianya kortikosteroid eksogen
Teofilin sebaiknya tdk digunakan pd masa akhir
kehamilanefek stimulan : irritability,takikardi pd
neonatus
Terapi Masa Depan Tujuan
penatalaksanaan
Asma asma :
TOTAL KONTROL
Intermiten Persisten
Tidak terkontrol Terkontrol
LABACS Maintain
Tingkatkan
dosis
Boushey H. Is Asthma Control Achieveable ?, European Respiratory Journal , Dec 2004
Obat yang mengatasi ke 2 komponen asma
Smooth
Airway
muscle
inflammation
dysfunction
LABA CS
Symptoms/exacerbations
Rute pemberian
Inhalasi lebih efektif karena dapat mencapai
konsntrasi tinggi dalam saluran pernafasan,
efek sistemik minimal dan waktu kerja lebih
cepat
Cara pemberian inhalasi:
MDI (metered dose inhaler)
Breath actuated MDI
Dry powder inhaler (DPI)
Turbuhaler
Nebuliser