Vous êtes sur la page 1sur 21

Referat

Mastitis

Oleh :
Silfa Natalia Jitmau, S. Ked

Pembimbing : dr. David Randel Christanto, Sp.OG(K),M.Kes


Pendahuluan

Mastitis merupakan masalah yang sering dijumpai pada ibu


menyusui. Diperkirakan hampir 20-25% dari wanita yang
menyusui selama periode menyusui mereka menderita
mastitis secara global.

Banyak wanita di negara maju tidak memenuhi tujuan


menyusui dan menyapih awal karena nyeri payudara.

Sebagian besar mastitis terjadi dalam 6 minggu pertama setelah bayi lahir
(paling sering pada minggu ke-2 dan ke-3), meskipun mastitis dapat
terjadi sepanjang masa menyusui bahkan pada wanita yang sementara
tidak menyusui.
• Data nasional dari AS menunjukkan bahwa perempuan kurang
dari 1 bulan postpartum sering mengalami nyeri sebagai alasan
untuk menyusui; 29% melaporkan bahwa“menyusui terlalu
menyakitkan,” dan 24% mencatat bahwa“payudaranya yang
overfull atau membengkak.

• Menurut organisasi kesehatan dunia, meskipun pembengkakan,


penyumbatan saluran, dan mastitis adalah kesatuan yang
berbeda namun, patogenesisnya berhubungan dengan stasis
ASI. Dalam literature, pengosongan payudara memiliki peran
penting dalam pengelolaan 3 hal ini
Tinjauan pusatak

• Payudara adalah organ reproduksi wanita dan mengeluarkan


air susu.

• Payudara terletak antara iga ke tiga dan ketujuh serta


terbentang lebarnya dari linea paresternalis sampai axilaris
anterior dan mediana.
• Ukuran diameter payudara berkisar sekitar 10-12 cm, dan
ketebalan antara 5 sampai 7 cm, jaringan payudara juga
dapat berkembang sampai ke axillry tail of spence.

• Payudara terdiri dari tiga unsur yaitu kulit, lemak subkutan, dan
jaringan payudara yang terdiri dari jaringan parenkim dan stroma.
1. Chest wall
2. Muscles pectoralis
3. Lobules
4. Nipple surface
5. Areola
6. Lactiferous duct
7. Fatty tissue
8. Skin
DEFINISI
Mastitis adalah radang pada payudara yang terjadi biasanya
pada masa nifas atau sampai 3 minggu setelah persalinan,
penyebabnya adalah sumbatan saluran susu dan
pengeluaran susu yang kurang sempurna.

Mastitis juga merupakan infeksi payudara yang


kebanyakan terjadi pada ibu yang baru pertama kali
menyusui bayinya. Mastitis hampir selalu terjadi secara
unilateral.

Peradangan pada payudara yang dapat disertai infeksi


atau tidak, yang disebabkan oleh bakteri terutama
Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu atau
tetapi mungkin juga melalui peredaran darah.
EPIDEMIOLOGI

• Mastitis merupakan masalah yang sering dijumpai pada ibu


menyusui. Diperkirakan hampir 20-25% dari wanita yang
menyusui selama periode menyusui mereka menderita mastitis
secara global.

• Mastits paling sering timbul pada minggu kedua dan ketiga


pasca persalinan, dengan sebagian besar laporan
menunjukan bahwa 74% sampai 95% kasus terjadi dalam 12
minggu pertama. Namun, mastitis dapat terjadi pada setiap
tahap laktasi.
Etiologi

Dua penyebab utama mastitis adalah stasis ASI dan infeksi.


Stasis ASI biasanya merupakan penyebab primer, yang dapat
disertai atau berkembang menuju infeksi.

Stasis ASI terjadi jika ASI tidak di keluarkan dengan efisien dari
payudara.

Penyebabnya termasuk pengisapan bayi yang buruk pada


payudara, pengisapan yang tidak efektif, pembatasan fekuensi
atau durasi menyusui dan sumbatan pada saluran ASI.
Patofisiologi
• Penyebab utama mastitis adalah stasis ASI dan infeksi. Stasis ASI biasanya merupakan
penyebab primer yang dapat disertai atau menyebakan infeksi. Stasis ASI tejadi jika
ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara.

• Hal ini terjadi jika payudara terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap saat
jika bayi tidak mengisap ASI, kenyutan bayi yang buruk pada payudara,pengisapan
yang tidak efektif, pembatasan frekuensi/durasi menyusui, sumbatan pada saluran
ASI, suplai ASI yang sangat berlebihan dan menyusui untuk kembar dua atau lebih.

• Bila ASI tidak segera dikeluarkan makan terjadi tegangan alveoli yang berlebihan dan
mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan,
sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat.
Lanjutan……

• Beberapa komponen (terutam protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma
masuk kedalam ASI dan selanjutnya kejaringan sekitar sel sehingga memicu respon
imun.
• Stasis ASI, adanya respon inflamasi, dan kerusakan jaringan memudahkan terjadinya
infeksi.
• Terdapat beberapa cara masuknya bakteri yaitu melalui duktus laktiferus ke lobus
sekresi, melalui puting yang lecet, ke kelenjar limfe sekitar duktus (peruduktal) atau
melalui penyebaran hematogen pembuluh darah.
Tanda dan Gejala

 Demam dengan suhu lebih dari 38,5 0C


 Menggigil
 Nyeri atau ngilu seluruh tubuh
 Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan
terasa sangat nyeri.
 Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi
menolak menyusu karena ASI terasa asin
 Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.
payudara yang mengalami mastitis
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan fisik

World Health Organization


(WHO) menganjurkan
Pemeriksaan penunjang/ pemeriksaan kultur dan uji
laboratorium dan pemeriksaan. sensitivitas.
Komplikasi

Mastitis
Penghentian
Abses berulang/kroni
menyusui dini
s
Penatalaksanan

Medikamentosa berupa
antibiotic dan analgesic
Supotif (direkomendasikan untuk
pengobatan mastitis oleh
WHO)
Pencegahan

Sepuluh Langkah Tatalaksana


Menuju Inisiasi Menyusui
Keberhasilan Dini
Menyusui
Penutup

 Kesimpulan
1. Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai infeksi
atau tanpa infeksi, organisme penyebab utama adalah Staphylococcus
aureus.
2. Penegakan diagnosis mastitis berdasarkan, anamnesis, pemeriksaan fiki dan
bila terdapat abses dapat dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu kultur
dan USG.
3. Secara umum mastitis ditangani dengan tindakan supotif, dan
medikamentosa berupa antibiotic dan analgesic. Jika tidak segera diobati
bisa terjadi abses.
4. Penangana mastitis yang terbaik adalah pencegahan berupa IMD dan 10
langkah keberhasilan menyusui.

Vous aimerez peut-être aussi