Vous êtes sur la page 1sur 8

PERSEDIAAN (Inventory)

KELOMPOK 3
Nama Anggota :
1. DIAN ANGGRAINY (32162163)
2. IQBAL (32162166)
3. ANDIKA FAHRUR R. (32162193)
Definisi dan Klasifikasi Persediaan
a. Definisi Persediaan
Persediaan adalah aset lancar bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,
dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
b. Klasifikasi Persediaan
Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Menurut PSAK no.14 (2007)
(PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang
menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses
produksi .
 Menurut jenis perusahaan
Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut.
Dalam perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk
siap dijual kembali dan yang paling aktif dalam operasi usahanya. Sedangkan dalam
perusahaan pabrikasi atau manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Jenis-jenis Persediaan
a. Bahan baku
Barang persediaan milik perusahaan yang akan diolah lagi melalui proses produksi,
sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan
perusahaan.
b. Barang dalam proses
Adalah barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi,
sehingga persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi,
yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk keproses produksi sampai
dengan saat penyelesaian barang jadi.
c. Barang jadi
Adalah barang hasil proses produksi dalam bentuk final sehingga dapat segera dijual,
pada persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya merupakan
masalah koordinasi produksi dan penjualan
Cakupan Barang dalam Persediaan
 Barang dalam transif
Dalam proses pembelian barang, dapat saja terjadi dimana barang masih berada pada posisi
transit-belum diterima olah pembeli tetapi sudah dikirim oleh penjual pada akhir periode
fiskal.tanggung jawab finansial ini dapat diindikasikan dari istilah pengiriman (shipping term)
yang biasanya diistilahkan sebagai free on board (FOB).
 Barang Konsinyasi
Pada kerja sama penjualan konsinyasi ini pemilik barang (consignor) mengirimkan barang
pada penjual (consigee), dimana penjual setuju untuk menerima barang tanpa ada kewajiban
apa pun, kecuali perawatan dan penjagaan terhadap kehilangan dan kerusakan, hingga
barang tersebut terjual pada pihak lain.
 Barang atas penjualan dengan perjanjian khusus
Ketika transaksi penjualan dilakukan dan hak kepemilikan telah beralih, maka seharusnya
resiko dan manfaat dari kepemilikan juga beralih dari penjual kepada pembeli.pada pejualan
dengan perjanjian pembelian kembali maka pembelian tidak dapat mengakui perjanjian
tersebut sebagai penjualan dan tidak mengurangi barang tersebut dari persediaan.
Pengukuran Persediaan yang Terkait dengan
Biaya Persediaan
Salah satu masalah terkait dengan persediaan adalah mengukur nilai persediaan
tersebut. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011;14.8) menyatakan
bahwa persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih
rendah. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai biaya yang termasuk dalam biaya
persediaan, rumus biaya yang dapat digunakan oleh suatu entitas yang mencerminkan
asumsi arus biaya yang mencerminkan pengeluaran biaya persediaan, metode nilai
realisasi neto, dan metode lainnya

Biaya Persediaan
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain
yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini:
 Biaya Pembelian
 Biaya Konversi
 Biaya - biaya lainnya
Asumsi Arus Biaya
Secara konseptual, identifikasi khusus atas pos-pos yang terjual dan pos-pos yang belum
terjual optimal, tetap cara ini sering kali tidak haya mhal tetapi juga tidak mungkin untuk
di terapkan. Sebagai akibatnya, beberapa Asumsi arus biaya yang bersifat sistematis dapat
digunakan. Sebetulnya ,arus fisik barang aktual dan asumsi biaya sering kali sangat
berbeda. Tidak ada keharusan bahwa asumsi arus biaya yang dipakai terus konsisten
dengan pergeraan fisik barang. Tujuan utama dari pemiliahan asumsi arus biaya adalah
untuk memilih asumsi yang paling mencerminkan laba periodik,sesuai kondisi yang
berlaku.

a) Indentifikasi khusus
Digunakan dengan cara mengidentifikasi seiap brang yang dijual dan dalam pos
persediaan. Biaya barang” yang telah terjual dimaukan dalam harga pokok penjualan,
sementara biaya barang’ harus yang masih berada di tangan dimasukan pada persedian.
b) biaya rata-rata
Metode biaya rata-rata menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas
dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama suatu periode.
Metode biaya persediaan dalam sistem persediaan perpetual :
 Metode FIFO
 Metode LIFO
 Biaya rata-rata

Metode biaya persediaan dalam sistem persediaan periodik :


 Saat sistem persediaan ini digunakan, hanya pendapatan yang dicatat
setiap kali terjadi penjualan.
 Setiap akhir periode akuntansi, penghitungan fisik persediaan
dilakukan untuk penghitungan biaya persedian dan harga pokok
penjualan.
 Metode FIFO
 Metode LIFO
 Biaya rata-rata

Vous aimerez peut-être aussi