Vous êtes sur la page 1sur 15

Oleh :

Andreas Catur Wibisono (03311440000077)


Fikri Hadyan Putra (03311540000017)
Novia Nurfadila Putriyani (03311540000061)
Dimas Haryo Nugroho Putro (03311540000063)
Rizqi Malik Akbar (03311540000075)
Wafa Zakkiyah (03311540000101)

ASPEK TEKNIS PERENCANAAN


2018
TAMBANG TERBUKA
PEMETAAN PERTAMBANGAN
Hal-hal teknis yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan
(desain) tambang terbuka :

Peta Topografi yang


Batas Penambangan Cut Off Grade
Tepat

Ekonomi Stripping
Umur Tambang Keadaan Endapan
Ratio

Sifat-sifat Batuan
Laba yang
(Ore dan Country Over Burden
Diinginkan
Rock)

Kemiringan Harga Pasaran


Tambang
Batas Penambangan

Langkah pertama untuk perencanaan tambang jangka panjang atau


pendek adalah menentukan batas dari tambang (baik terbuka maupun bawah
tanah). Batas ini menunjukkan jumlah batubara yang dapat ditambang, dan
jumlah material buangan (overburden) yang harus dipindahkan selama operasi
penambangan berlangsung.

Dalam merancang batas tambang, seorang engineer akan memberi


nilai pada parameter fisik dan parameter ekonomi. Batas tambang utama
merupakan batas maksimum seluruh material yang memenuhi kriteria fisik dan
ekonomi. Material yang terkandung dalam tambang tersebut mempunyai dua
sasaran :

1. Material dalam blok harus mampu membayar seluruh biaya untuk


penambangan, proses, pemasaran, maupun pengupasan material di atas
blok tersebut
2. Untuk konservasi dari sumber daya alam, maka material dalam blok harus
termanfaatkan secara optimal
Umur
Tambang

Umur tambang adalah lamanya operasi penambangan


atau waktu yang dibutuhkan untuk menambang suatu endapan
bahan galian dari suatu kegiatan penambangan, yang didapat dari
pembagian jumlah cadangan endapan bahan galian yang ada
dengan target produksi perusahaan tambang tersebut.

Alasan mengapa umur tambang merupakan aspek yang


harus diperhitungkan juga karena umur tambang berpengaruh
terhadap biaya yang akan digunakan, yakni semakin lama umur
tambang maka biaya penambangan juga akan semakin besar.
Selain itu juga akan berpengaruh terhadap penggunaan
penyangga, misalnya untuk umur tambang yang lama kemungkinan
akan menggunakan penyangga dan untuk umur tambang yang
singkat jika melihat segi ekonomis, lebih baik tidak menggunakan
penyangga (namun perlu memperhatikan geometri dan karakteristik
endapan maupun batuan samping).
Laba yang Diinginkan

Tambang merupakan suatu usaha sehingga dalam setiap usaha


menginginkan laba yang sebesar-besarnya. Stripping Ratio (SR) / Nisbah kupasan
yang ekonomis pada saat itu. Pengertian dari stripping ratio adalah :
Perbandingan jumlah tanah kupasan penutup batubara dalam satuan meter
kubik padat (baca BCM) yang harus dibuang untuk menghasilkan 1 ton
batubara. Dapat disebut juga dengan rasio kupasan (dengan batubara) pada
tambang batubara terbuka.

Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman,


diperlukan pengupasan tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang
besar. Tujuan utama dari operasi penambangan adalah menambang dengan
biaya serendah mungkin sehingga dicapai keuntungan yang maksimal.
Kemiringan
Tambang

Pit slope bervariasi antara 20º - 70º. Dari horizontal. Hal ini dimaksud
agar mendapatkan perolehan bijih yang lebih banyak lagi. Kestabilan
jenjang perlu dijaga terutama untuk mempertinggi faktor keamanan. Untuk
menghindari kecelakaan, beberapa cara dapat dilakukan yaitu dengan
pembersihan bongkah-bongkah batu yang menempel pada dinding
jenjang, mengetahui daerah kritis,pengeringan, dan memonitor pergerakan
dan pergeseran.
Cut Off Grade

Batas penambangan ditentukan dengan cara menentukan daerah


yang layak untuk diproduksi. Cara penentuannya adalah dengan
memisahkan daerah yang layak dalam masalah kadar,diman kelayakan
kadar adalah cut off grade (COG). COG adalah kadar rata-rata terendah
yang asih menguntungkan. Kemudian langkah selanjutnya adalah
menghitung stripping ratio (SR). SR adalah perbandingan antara volume tanah
penutup yang dipindahkan per satuan berat bijih (satuan m3/ton). Sehingga
dengan mengetahui nilai SR, maka dari daerah yang sudah memenuhi syarat
COG dilihat lagi SRnya. Jika SRnya lebih besar dari SR yang ditentukan
perusahaan, maka daerah tersebut tidak layak untuk diproduksi.
Ekonomi Stripping Ratio

Ekonomi Stripping ratio adalah ukuran dari sudut


pandang ekonomi pada tambang batubara terbuka atau open
pit yang dapat dieksploitasi, dan merupakan parameter untuk
menentukan ruang lingkup dan wilayah terbatas dari indeks
pertambangan terbuka, nilainya adalah ukurannya. dari
tambahan karakteristik terjadinya lapangan batubara terbuka.

Untuk mempelajari ekonomi yang masuk akal dalam


open-pit rasio pengupasan tanah. Rasio ini didasarkan pada per
ton produk yang terjual, dan telah dikembangkan untuk kasus
pengoptimalan penggunaan sumber daya total dan nilai minimum
bersih minimum yang dijamin per ton batubara in-situ di blok
tersebut.
Sifat-sifat
Batuan (Ore
dan Country
Rock)

Dalam pertambangan Ore dan Country Rock merupakan rangkaian


utama. “Ore” (endapan bijih, cebakan bijih) adalah endapan dari
kumpulan mineral yang dari padanya dapat diarabil (di ekstrak) satu atau
lebih logamnya dengan menguntungkan berdasarkan keadaan teknologi
dan ekonomi pada saat ini. Bijih sendiri biasanya terdiri atas asiterit(Sn),
Hematit(Fe), Bauksit(Al).

Country Rock (batuan samping) adalah lapisan batuan yang mengelilingi


suatu endapan bijih.

Sifat-sifat fisik mineral yang penting adalah :


1. Kekerasan/Kelunakan (hardness/softness)
2. Kerapuhan (brittleness
3. Structure dan Fracture
4. Agregasi (aggregation)
5. Warna dan Kilap (listre)
6. Berat Jenis (specific gravity)
7. Sifat Kemagnetan (magnetic susceptibility)
8. Sifat kelistrikan (electro-conductivity)
Peta Topografi yang
Tepat

Data dasar dari permodelan endapan batubara yang diperlukan untuk


dianalisis selanjutnya antara lain peta topografi, peta geologi, peta parit uji,
sumur uji dan pengeboran. Pada peta topografi, skala peta topografi harus
memenuhi syarat yaitu minimal 1:2000 untuk tujuan studi kelayakan. Apabila peta
masih dalam bentuk hardcopy maka harus dibuat softcopy dengan mendigitasi
peta tersebut dengan perangkat digitizer. Apabila peta masih dalam bentuk data
mentah hasil survei (format x,y,z) maka harus dilakukan proses gridding dan
contouring dengan paket program perangkat lunak.
Keadaan Endapan

Keadaan pada daerah penambangan, terutama kondisi endapan dan


batuan sekitarnya perlu diketahui secara rinci dan cermat (dengan melalui kajian geologi
dan geoteknik) sebelum membuka suatu tambang. Endapan dapat diklasifikasikan
kedalam 2 macam, yakni :
1. Endapan Primer, merupakan endapan yang terjadi karena berhubungan langsung
dengan magma
2. Endapan Sekunder merupakan endapan yang terbentuk karena proses-proses di
permukaan

Berikut Endapan yang dimungkinkan dalam open pit:


1. Endapan-endapan eluvial yang diendapkan dekat tempat asalnya (<10 km).
Umumnya temukan dekat permukaan bumi (cadangan sedikit)
2. Alluvial deposit (lanjutan eluvial). Endapan eluvial yang mengalami pelapukan dan
ditransport jauh dan diendapkan dekat permukaan bumi bersifat lepas (loose).
Contoh pasir (cadangan banyak)
3. Endapan yang letaknya horizontal (sedikit miring dengan kemiringan (1-5%) disebut
horizontal deposit (bedded/ tabular). Contoh endapan batubara, terbentuk secara
sedimenter, luas letaknya kedalamannya tidak tentu
4. Endapan yang berbentuk “vein yang tebal” dan tersingkap dengan overburden yang
tipis (1-2m)
Overburden adalah lapisan tanah penutup yang
Over menutupi bahan galian (batubara, emas, dll) dan
Burden biasanya terdiri dari lapisan top soil, sub soil, dan
lapisan tanah inti (clay stone, sand stone, dll).

Secara umum overburden dapat diklasifikasikan menjadi 6 kelas berdasarkan


angka rippabilitas (kecepatan gelombang seismik saat melewati material) :

1. Material Lunak 2. Material Agak Keras

• Angka Rippabilitas : 0 - 50 m/s • Angka Rippabilitas : 50 - 80 m/s


• Contoh : Pasir, tanah biasa, campuran • Contoh : pasir bercampur kerikil,
dari pasir dengan tanah biasa, pasir pasir yang kasar dan juga kerikil
lempung, lumpur lepas
• Cara Pengambilan : Digali (direct • Cara Pengambilan : Direct
digging) dengan menggunakan alat digging (digali langsung)
seperti Excavator, Shovel, atau jenis menggunakan alat gali
alat gali lainnya Excavator, Shovel, dll
3. Material Setengah Keras
5. Material Keras
• Angka Rippabilitas : 800 - 1250 m/s
• Contoh : Serpihan, batuan lempung, • Angka Rippabilitas : 3000 - 4000
batuan kerikil yang tersemen agak m/s
kompak, batuan beku yang melapuk • Contoh : Batuan beku andesit
sedang sampai berat, serta batuan granite, batuan metamorpik
yang memiliki banyak rekahan seperti kuarsa, dan batuan keras
• Cara Pengambilan : Digali dengan lainnya
bantuan alat seperti Ripper (Alat garu) • Cara Pengambilan : Digali atau
contohnya seperti Dozer yang dengan peledakan (Blasting)
dilengkapi Ripper

4. Material yang agak keras sampai


material keras
5. Material Massive
• Angka Rippabilitas : 1250 - 3000 m/s
• Contoh : Batu pasir, batu gamping, • Angka Rippabilitas : > 4000 m/s
batuan beku yang tersemen sangat • Cara Pengambilan : Peledakan
kompak (Blasting)
• Cara Pengambilan : Digali atau dengan
peledakan (Blasting)
Harga Pasaran

Saat melakukan perencanaan (desain) suatu tambang terbuka


penting untuk sebelumnya mengetahui atau mencari tahu terlebih dahulu
mengenai harga pasaran dari produk yang akan ditambang, sebab harus
diperhitungkan dahulu bagaimana keuntungan yang akan didapat nantinya,
jangan sampai biaya untuk proses pengambilan barang tambang lebih mahal
dibanding nilai jual dari barang tambang tersebut.

Vous aimerez peut-être aussi