Vous êtes sur la page 1sur 52

Aritmatika

Pengertian Bilangan Pecahan


• Secara singkat, bilangan pecahan dapat diartikan sebagai
sebuah bilangan yang memiliki pembilang dan juga penyebut.
Pada bentuk bilangan ini, pembilang dibaca terlebih dahulu
baru disusul dengan penyebut. Ketika menyebutkan suatu
bilangan pecahan, diantara pembilang dan penyebut harus
disisipkan kata "per". Misalkan untuk bilangan 3/5 maka kita
dapat menyebutnya dengan "tiga per lima" begitu juga
dengan bilangan 1/4 kalian bisa membacanya "satu per
empat" atau "seperempat".
• Apabila ada bilangan pecahan yang memiliki nilai sama atau
nilainya tetap ketika pembilang dan penyebutnya
dikalikan/dibagi dengan sebuah bilangan (bukan nol) maka
bilangan pecahan tersebut disebut dengan pecahan senilai.
Konsep dari pecahan senilai adalah:
Untuk lebih memahaminya perhatikan contoh pecahan senilai berikut ini:

• Cara Menyederhanakan Bilangan Pecahan


• Suatu bilangan pecahan dapat disederhanakan dengan cara membagi pembilang dan
penyebutnya dengan angka-angka yang menjadi FPB dari pembilang dan penyebut
tersebut. Sebagai contoh, pecahan 45/54 dapat disederhanakan menjadi 5/6 karena
FPB dari 45 dan 54 adalah 9.
• Contoh lainnya:

• 12/8 = 3/2
• 20/12 = 5/3
• 14/8 = 7/4
• 32/24 = 4/3
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Pecahan
• Penjumlahan bilangan pecahan
• Untuk menjumlahkan dua buah bilangan pecahan, maka syarat utama dari kedua bilangan tersebut adalah harus
memiliki penyebut yang sama. Contohnya:

• 3/5 + 1/5 = 4/5
• 1/4 + 5/4 = 6/4
• 2/5 + 7/5 = 9/5
• 4/7 + 8/7 = 12/7
• 9/6 + 1/6 = 10/6
• 5/2 + 6/2 = 11/2

• Sedangkan untuk menjumlahkan bilangan pecahan yang memiliki bilangan penyebut berbeda, maka kalian harus
menyamakan kedua penyebut tersebut dengan cara mencari kpk dari kedua bilangan yang menjadi penyebut.
Contohnya:

• 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4
• 2/3 + 3/6 = 4/6 + 3/6 = 7/6
• 4/3 + 5/6 = 8/6 + 5/6 = 13/6

• 3/5 + 2/4 = 12/20 + 10/20 = 22/20
• 2/3 + 3/8 = 16/24 + 9/24 = 25/24
• Pengurangan Bilangan Pecahan
• konsep pengurangan pada bilangan pecahan sama saja dengan konsep penjumlahannya.
pengurangan bisa dilakukan langsung apabila penyebutnya sama. dan apabila penyebut
dari kedua bilangan pecahan yang dikurangkan adalah berbeda, maka harus disamakan
terlebih dahulu. contohnya:

• Penyebut sama:

• 3/2 - 1/2 = 2/2 = 1
• 5/6 - 4/6 = 1/6
• 4/3 - 2/3 = 2/3

• 12/4 - 5/4 = 7/4
• 25/5 - 9/5 = 16/5


• Penyebut berbeda:

• 5/7 - 2/3 = 15/21 - 14/21 = 1/21
• 5/3 - 3/4 = 20/12 - 9/12 = 11/12
• 4/3 - 5/6= 8/6 - 5/6 = 3/6
Perkalian bilangan pecahan

• Untuk mengalikan dua buah bilangan pecahan,


cukup dengan mengalikan pembilang dengan
pembilang lalu penyebut dengan penyebut,
contohnya:

• 5/7 x 4/5 = 20/35
• 2/4 x 3/5 = 6/20
• 7/2 x 8/6 = 56/12
• 6/3 x 3/8 = 18/24
Pembagian bilangan pecahan
• Pembagian bilangan pecahan
• Pembagian bilangan pecahan dapat dilakukan dengan mengalikan
pembilang dengan penyebut secara bertukar. Contohnya:

• 5/3 : 3/4 = 20/9
• 2/5 : 4/2 = 4/20
• 6/7 : 2/9 = 54/14

• Itulah penjelasan sederhana mengenai materi pelajaran matematika
tentangpengertian bilangan pecahan dan contohnya. Saya harap kalian
bisa memahami apa yang dimaksud dengan bilangan pecahan serta
bagaimana cara melakukan operasi hitung dengan menggunakan bilangan
pecahan. Terus belajar dan terus berlatih.
A. Pengertian bilangan pecahan dan
contohnya

Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang merupakan hasil bagi


antara bilangan bulat dan bilangan asli di mana pembilangnya
( bilangan yang dibagi ) nilainya lebih kecil dari bilangan penyebutnya
( bilangan pembaginya ).

Contoh bilangan pecahan : 1/2, 1/3, 2/3, 1/4, 2/4, dan sebagainya.

1/2 dibaca satu per dua ( dapat juga dibaca 1 banding 2 atau 1 dibagi
2 ), artinya 1 dari 2 bagian. Angka yang dibagi disebut pembilang dan
angkan pembagi disebut penyebut.
B. Jenis bilangan pecahan dan contohnya

Ada 6 jenis bilangan pecahan yakni pecahan


biasa, senilai, campuran, desimal, persen, dan
permil.
1. Pengertian pecahan biasa dan contohnya

Pecahan biasa adalah pecahan yang terdiri dari


pembilang dan penyebut, di mana angka pembilang
nilainya lebih kecil daripada angka penyebutnya.

Contoh:

• 3/4( tiga per empat )


• 1/5 ( satu per lima )
• 3/5 ( tiga per lima )
• 2. Pengertian pecahan senilai dan contohnya
Pecahan senilai adalah pecahan yang mempunyai
nilai yang sama dengan pecahan lain.
Contoh:
50/100 = 25/50 = 5/10 = 1/2
40/80 = 4/8 = 2/4 = 1/2

Baca juga: Cara Mudah Mencari Pecahan Senilai


3. Pengertian pecahan campuran dan
contohnya

Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari bilangan


bulat utuh/murni dan bilangan pecahan biasa.

Contoh:

• 1 2/3 ( satu dua per tiga ), merupakan hasil pembagian 5 : 3


• 2 4/5 ( dua empat per lima ), merupakan hasil pembagian
dari 14 : 5
• 3 5/6 ( tiga lima per enam ), merupakan hasil pembagian dari
23 dibagi 6
4. Pengertian pecahan desimal dan
contohnya

Bilangan pecahan desimal adalah bilangan yang diperoleh dari hasil


pembagian suatu bilangan dengan angka sepuluh dan pangkatnya ( 10, 100,
1.000, 10.000, ... ). Baca Cara Mengubah Pecahan Biasa ke Pecahan Desimal

a. Contoh pecahan desimal per sepuluh

• 0, 1 diperoleh dari pembagian 1 dibagi 10


• 1, 7 merupakan hasil pembagian dari 17:10
• b. Contoh pecahan desimal per seratus

• 0, 01 diperoleh dari pembagian 1:100


• 2,25 merupakan hasil pembagian dari 225:100
• c. Contoh pecahan desimal per seribu

• 0, 001 merupakan hasil pembagian dari 1:1000


• 0,335 merupakan hasil pembagian dari 335 : 1.000
• 3,35 merupakan hasil pembagian dari 3.350 : 1.000
• d. Contoh pecahan desimal per sepuluh ribu

• 0,0001 merupakan hasil pembagian dari 1:10.000


• 0,3335 merupakan hasil pembagian dari 3.335 : 10.000
• 3,335 merpakan hasil pembagian dari 33.350 : 10.000
5. Pengertian pecahan persen dan
contohnya

Pecahan persen atau disebut "persen" ( per seratus ) yang


simbol/notasinya % adalah pecahan yang merupakan hasil
pembagian suatu bilangan dengan 100 ( seratus ).

Contoh:

• 1% artinya 1/100 ( satu per seratus )


• 10%dibaca sepuluh persen artinya 10/100 ( sepuluh per
seratus )
6. Pengertian bilangan pecahan permil dan
contohnya

Pecahan permil yang artinya per seribu yang


simbolnya ‰ adalah pecahan yang merupakan hasil pembagian
suatu bilangan dengan 1.000 ( seribu ).

Contoh:

• 5 ‰ artinya 5/1000
• 25 ‰ artinya 25/1000
• Demikian tentang pengertian dan contoh bilangan pecahan
biasa, senilai, campuran, desimal, persen, serta permil. Semoga
bermanfaat.
SEJARAH

• Menurut catatan sejarah, perkembangan bilangan


pecahan tertua mungkin dimulai di Mesir Kuno. Bangsa
Mesir Kuno mengenal pecahan berupa pecahan satuan
(unit fraction), yaitu pecahan dengan pembilang satu.
Pengecualian dengan 2/3 mereka memiliki lambang
tersendiri. Sementara bangsa Babilonia lewat batu bertulis
atau loh telah menunjukkan penggunaan bilangan
pecahan hingga pada penarikan akar. Penulisan pecahan
bangsa Babilonia telah menggunakan nilai tempat.
• Penggunaan bilangan pecahan di Yunani Kuno telah begitu akrab,
bahkan mereka beranggapan
semua ukuran panjang dapat dinyatakan dengan perbandingan
bilangan bulat, hanya mereka belum menggunakan
pelambangan seperti sekarang ini. Pelambangan dan
perhitungan dengan pecahan berkembang dari India. Penulisan
pecahan desimal yang mendasari pecahan desimal kita sekarang
juga berasal dari India. Brahmagupta yang lahir di Sind (kini
Pakistan) dalam Brahmasphutasiddhanta menjelaskan tentang
penulisan dan perhitungan bilangan pecahan, hanya belum
benar-benar persis seperti yang kita gunakan. Ia dan juga
matematikawan India lainnya menyatakan pecahan tanpa garis
mendatar yang memisahkan pembilang dan penyebut.
Walaupun perhitungan pecahannya sudah berdasarkan nilai
tempat (desimal) tetapi belum menggunakan penulisan desimal
seperti yang kita pakai.
• Di Cina dapat kita lihat pada Jiuzhang Suanshu atau
sering diterjemahkan The Nine Chapter on The
Mathematical Arts (sembilan bab tentang seni
matematika) juga telah menggunakan nilai tempat
untuk pecahan, bahkan menggunakan ide tentang
Kelipatan Persekutuan Terkecil. Penggunaan ide
pecahan desimal sendiri diawali pada dinasti Shang
(sekitar 1800 hingga 1100 SM).
• Ada yang menyebutkan bahwa al-Qalasadi (1412-1486)
yang pertama menulis tanda garis horizontal di antara
pembilang dan penyebut. Sementara Jeff Miller
menyebut nama al-Hassar (abad ke-12). Sedangkan
pemakaian pecahan desimal berikut cara perhitungannya
yang signifikan terdapat pada karya dari al-Kasyi (k.1380-
1429), Miftah al-Hisab (Kunci Perhitungan). Hal ini
pertama kali diungkapkan oleh P. Luckey tahun 1948.
Sebelumnya sering disebut bahwa penemu pecahan
desimal adalah Simon Stevin (1548-1620), yang menulis
La Disme tahun 1585, padahal Francçis Viéte (1540-
1603) sendiri sebelumnya telah menulis tentang pecahan
desimal. Sekarang telah banyak diakui bahwa al-Kasyi
adalah penemu pecahan desimal.
• Walaupun demikian, dasar-dasarnya telah
diperkenalkan sebelumnya terutama di perguruan
yang didirikan oleh al-Karaji atau al-Karkhi (k.953-
k.1019 atau 1029), khususnya al-Samawal (1125-
1180). Al-Kasyi sendiri belum menggunakan tanda
koma untuk pecahan desimal, tetapi menggunakan
tanda berupa kata sha (sebuah huruf arab) antara
bilangan bulat dan bagian pecahan desimalnya.
(Dikutip dari Sumardyono, M. Pd dalam Sejarah
Beberapa Topik Aritmatika)
Sejarah Pecahan

Pecahan pertama kali muncul sekitar tahun 1600 B.C. di


sebuah peninggalan Mesir kuno, Egyptian papyrus.
Uniknya, pada saat itu masyarakat Mesir kuno hanya
mengenal pecahan satuan, unit fraction, yang
dinyatakan sebagai 1/n, dengan n adalah bilangan
bulat positif, misalnya 1/2, 1/3, dan 1/7 (pembilangnya
selalu 1). Pecahan selain pecahan satuan dinyatakan
sebagai hasil penjumlahan dua buah pecahan satuan
yang berbeda. Misalnya 2/7 dinyatakan sebagai 1/4 +
1/28, tidak boleh dinyatakan sebagai 1/7 + 1/7
Egyptian Papyrus
• Masyarakat Mesir kuno pada saat itu menggunakan
penulisan bilangan yang berbeda dari bilangan yang
kita gunakan sekarang. Mereka memiliki simbol
untuk menuliskan bilangan. Misalnya 3 disimbolkan
sebagai tiga buah garis horizontal, |||. Berikut ini
adalah beberapa contoh penulisan bilangan
pecahan dari sebuah Egyptian papyrus.
• Gambar di atas berarti 1/3 + 1/15. Setiap pecahan
(pecahan satuan) disimbolkan dengan simbolellipse di
atas bilangan yang merupakan nilai penyebutnya
(istilah pembilang, atau numerator, dan penyebut,
atau denominator, pada saat itu belum dikenal).
Simbol orang dengan kaki yang menghadap ke depan
di atas berarti menjumlahkan bilangan sebelum
simbol dengan bilangan setelahnya. Sementara jika
kaki menghadap ke belakang, berarti mengurang
bilangan sebelumnya dengan bilangan setelahnya.
• Sekitar tahun 630 A.D., mathematician dari India,
Brahmagupta, menyimbolkan pecahan 2/4 sebagai
• 2
• 4
• tanpa menggunakan garis horizontal. Lalu
kemudian, mathematicians dari Arab mulai
menyimbolkan pecahan seperti bentuk pecahan yang
kita kenal sekarang.

Istilah pembilang (numerator) dan penyebut


(denominator) mulai dikenal dari seorang penulis Latin.
• Menyamakan penyebut dua buah pecahan untuk
mempermudah penjumlahan atau pengurangan
pecahan mulai dikenal setelah abad ke-16.
Penyebut yang sama ditemukan dengan mengalikan
kedua penyebut pecahan. Lalu pada abad ke-17,
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) mulai
digunakan secara luas untuk menyelesaikan
penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Sumber:
http://www.basic-mathematics.com/history-of-fract
ions.html

http://www-history.mcs.st-andrews.ac.uk/HistTopic
Sejarah Pecahan

• Bilangan Pecahan pertama kali digumakan oleh


bangsa mesir kuo sekitar tahun 1600 SM. Hal ini
dapat dilihat dari tulisan di Papyrus Ahnes. Pada
saat itu , bangsa mesir mrnggunakan pecahan
satuan yaitu pecahan yang pembilangnya satu
untuk menyatakan perbandingan. Adapun pecahan-
pecahan lainnya ditunjukan dengan menambah
pecahan pecahan satuan secara bersamaan
.Pecahan tersebut di tulis dengan bahasa
Hieroglyph.
• Pada saat bersamaan dengan bangsa mesir kuno,
bangsa cina kuno juga mulai mengenal pecahan.
Mereka menyebut penyebut dan pembilang
pecahan sebagai " Ibu " dan " anak ",. Bangsa
Romawi dan babilonia mengaembangkan pecahan
yang sama dengan pembilangnya saja. Bangsa
Romawi menggunakan 12 sebagai penyebutnya.
Sedangkan bilangan pecahan bangsa babilonia
menggunakan 60 sebagai penyebutnya

• http://heaventhink.blogspot.com
Bilangan asli
Dalam matematika, terdapat dua kesepakatan mengenai
himpunan bilangan asli. Yang pertama definisi menurut
matematikawan tradisional, yaitu himpunan bilangan
bulat positif yang bukan nol {1, 2, 3, 4, ...}. Sedangkan
yang kedua definisi oleh logikawan dan ilmuwan
komputer, adalah himpunan nol dan bilangan bulat positif
{0, 1, 2, 3, ...}. Bilangan asli merupakan salah satu konsep
matematika yg paling sederhana dan termasuk konsep
pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh
manusia, bahkan beberapa penelitian menunjukkan
beberapa jenis kera juga bisa menangkapnya.
• Wajar apabila bilangan asli adalah jenis pertama dari
bilangan yang digunakan untuk membilang,
menghitung, dsb. Sifat yang lebih dalam tentang
bilangan asli, termasuk kaitannya dengan bilangan
prima, dipelajari dalam teori bilangan. Untuk
matematika lanjut, bilangan asli dapat dipakai untuk
mengurutkan dan mendefinisikan sifat hitungan suatu
himpunan.
• Setiap bilangan, misalnya bilangan 1, adalah konsep
abstrak yg tak bisa tertangkap oleh indera manusia,
tetapi bersifat universal. Salah satu cara
memperkenalkan konsep himpunan semua bilangan asli
sebagai sebuah struktur abstrak adalah melalui aksioma
Peano (sebagai ilustrasi, lihat aritmetika Peano).
• Konsep bilangan-bilangan yg lebih umum dan
lebih luas memerlukan pembahasan lebih
jauh, bahkan kadang-kadang memerlukan
kedalaman logika untuk bisa memahami dan
mendefinisikannya. Misalnya dalam teori
matematika, himpunan semua bilangan
rasional bisa dibangun secara bertahap,
diawali dari himpunan bilangan-bilangan asli.
Bilangan asli dapat digunakan untuk
menghitung (satu apel, dua apel, tiga apel, ...).
Sejarah bilangan asli
• Bilangan asli memiliki asal dari kata-kata yang digunakan untuk
menghitung benda-benda, dimulai dari bilangan satu.
• Kemajuan besar pertama dalam abstraksi adalah
penggunaan sistem bilangan untuk melambangkan angka-angka.
Ini memungkinkan pencatatan bilangan besar. Sebagai contoh,
orang-orang Babylonia mengembangkan sistem berbasis posisi
untuk angka 1 dan 10. Orang Mesir kuno memiliki sistem
bilangan dengan hieroglif berbeda untuk 1, 10, dan semua
pangkat 10 sampai pada satu juta. Sebuah ukuran batu
dari Karnak, tertanggal sekitar 1500 SM dan sekarang berada di
Louvre, Paris, melambangkan 276 sebagai 2 ratusan, 7 puluhan
dan 6 satuan; hal yang sama dilakukan untuk angka 4622
• Kemajuan besar lainnya adalah
pengembangan gagasan angka nol sebagai
bilangan dengan lambangnya tersendiri. Nol
telah digunakan dalam notasi posisi sedini 700
SM oleh orang-orang Babylon, namun mereka
melepaskan bila menjadi lambang terakhir
pada bilangan tersebut. Konsep nol pada masa
modern berasal dari
matematikawan , Brahmagupta.
• Pada abad ke-19 dikembangkan definisi bilangan asli
menggunakan teori himpunan. Dengan definisi ini,
dirasakan lebih mudah memasukkan nol
(berkorespondensi dengan himpunan kosong) sebagai
bilangan asli, dan sekarang menjadi konvensi dalam
bidang teori himpunan, logika dan ilmu
komputer. Matematikawan lain, seperti dalam bidang
teori bilangan, bertahan pada tradisi lama dan tetap
menjadikan 1 sebagai bilangan asli pertama.
Penulisan
• Para ahli matematika menggunakan N atau {\displaystyle
\mathbb {N} } untuk menuliskan himpunan seluruh
bilangan asli. Himpunan bilanan ini bisa dikatakan tidak
terbatas.
• Untuk menghindari kerancuan apakah nol termasuk ke
dalam himpunan bilangan atau tidak, seringkali dalam
penulisan ditambahkan indeks (superscrip). Indeks "0"
digunakan untuk memasukkan angka 0 kedalam himpunan,
dan indeks "{\displaystyle *} " atau "{\displaystyle 1} "
ditambahkan untuk tidak memasukkan angka 0 kedalam
himpunan.
Sejarah bilangan asli
• Bilangan asli memiliki asal dari kata-kata yang digunakan untuk
menghitung benda-benda, dimulai dari bilangan satu.

• Kemajuan besar pertama dalam abstraksi adalah penggunaan
system bilangan untuk melambangkan angka-angka. Ini
memungkinkan pencatatan bilangan besar. Sebagai contoh,
orang-orang Babylonia mengembangkan sistem berbasis posisi
untuk angka 1 dan 10. Orang Mesir kuno memiliki sistem
bilangan dengan hieroglif berbeda untuk 1, 10, dan semua
pangkat 10 sampai pada satu juta. Sebuah ukuran batu dari
Karnak, tertanggal sekitar 1500 SM dan sekarang berada di
Louvre, Paris, melambangkan 276 sebagai 2 ratusan, 7 puluhan
dan 6 satuan; hal yang sama dilakukan untuk angka 4622.
• Kemajuan besar lainnya adalah
pengembangan gagasan angka nol sebagai
bilangan dengan lambangnya tersendiri. Nol
telah digunakan dalam notasi posisi sedini 700
SM oleh orang-orang Babylon, namun mereka
mencopotnya bila menjadi lambang terakhir
pada bilangan tersebut. Konsep nol pada masa
modern berasal dari matematikawan India
Brahmagupta.
Pada abad ke-19 dikembangkan definisi bilangan asli
menggunakan Teori himpunan. Dengan definisi ini,
dirasakan lebih mudah memasukkan nol
(berkorespondensi dengan himpunan kosong)
sebagai bilangan asli, dan sekarang menjadi
konvensi dalam bidang teori himpunan, logika dan
ilmu computer. Matematikawan lain, seperti dalam
bidang teori bilangan bertahan pada tradisi lama
dan tetap menjadikan 1 sebagai bilangan asli
pertama.
BILANGAN ASLI
Secara umum, definisi bilangan dan beberapa
bilangan lainnya sudah dibahas pada artikel
tentang pengertian bilangan dan macam-macam
bilangan beserta contohnya.

Pada kesempatan ini, kita akan mengkaji bersama


khusus untuk membahas bilangan asli secara
terperinci mulai dari pengertian atau definisi dan
contoh bilangan asli.
Pengertian bilangan asli
• Bilangan asli adalah bilangan bulat positif yang
bukan nol. Atau juga dapat diartikan bahwa
bilangan asli adalah bilangan positif yang
dimulai dari satu ke atas.

• Contoh himpunan bilangan asli


• Berikut ini untuk mempermudah, akan kita
berikan contoh secara terperinci untuk bilangan
asli. Perhatikan contoh-contoh berikut ini!
• 1.Contoh himpunan bilangan asli secara umum
• A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, ..... }
Artinya bahwa bilangan asli itu adalah satu, dua, tiga, empat dan seterusnya sampai
tidak terbatas.

• 2.Contoh bilangan asli kurang dari 10


• A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
• Artinya bahwa himpunan bilangan asli yang kurang dari 10 adalah dimulai dari satu
sampai sembilan.

• 3.Contoh himpunan bilangan asli kurang dari 15


• A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 }
Artinya bahwa himpunan bilangan asli yang kurang dari 17 adalah dimulai dari 1
sampai dengan empat belas.
• 4.Contoh himpunan bilangan asli kurang dari 7
• A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Artinya bahwa himpunan bilangan asli yang kurang dari tujuh adalah
dimulai dari satu sampai dengan enam.
• 5.Contoh himpunan bilangan asli kurang dari 6
• A = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Artinya bahwa himpunan bilangan asli yang kurang dari enam adalah
dimulai dari satu sampai dengan lima.

• 6.Contoh himpunan bilangan asli antara 1 dan 10


• A = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Artinya bahwa bilangan asli antara 1 dan 10 adalah dimulai dari dua
sampai dengan sembilan.

• 7.Contoh himpunan bilangan asli antara 8 dan 9


• A={}
Artinya bahwa bilangan asli antara delapan dan sembilan adalah tidak
ada
• 8.Contoh himpunan bilangan asli antara 5 dan 15
• A = { 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 }
Artinya bahwa himpunan bilangan asli antara lima dan
lima belas adalah dimulai dari enam sampai dengan
empat belas.

• 9.Contoh himpunan bilangan asli antara 4 dan 10


• A = { 5, 6, 7, 8, 9 )
Atrinya bahwa himpunan bilangan asli antara 4 dan 10
adalah dimulai dari enam sampai dengan sembilan.

• 10.Contoh himpunan bilangan asli antara 10 dan 50


yang habis dibagi 4
• A = { 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48 }
• Demikianlah pembahasan secara detail dan gamblang tentang
definisi bilangan asli dilengkapi dengan contoh-contohnya secara
detail, semoga kita semua dapat memahaminya dengan sebaik-
baiknya
• Bilangan asli adalah bilangan yang di mulai dari angka 1 dan
bertambah 1 atau himpunan bilangan bulat positif yang tidak
termasuk nol. Kenapa ? Karena yang termasuk di dalam himpunan
bilangan bulat positif adalah 0, 1, 2, 3, … maka yang termasuk
anggota bilangan asli adalah 1, 2, 3, 4, … . Pada artikel sebelumnya
kita sudah membahas tentang bilangan prima silahkan kamu
simak bilangan prima dan contohnya.
Contoh Bilangan Asli
1. Contoh himpunan bilangan asli secara umum

A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan seterusnya }


Maksudnya yaitu bilangan asli itu adalah satu, dua, tiga, empat dan
seterusnya sampai tidak terbatas.

2. Contoh bilangan asli kurang dari 10

A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Maksudnya yaitu himpunan bilangan asli yang kurang dari 10 adalah dimulai
dari 1 sampai 9.

3. Contoh himpunan bilangan asli kurang dari 15

A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 }


Maksudnya yaitu himpunan bilangan asli yang kurang dari 15 adalah dimulai
dari satu sampai dengan 14.
• 4. Contoh himpunan bilangan asli kurang dari 8

A = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 , 7 }
Artinya bahwa himpunan bilangan asli yang kurang dari delapan adalah dimulai dari
satu sampai dengan tujuh.

5. Contoh himpunan bilangan asli kurang dari 5

A = { 1, 2, 3, 4 }
Maksudnya yaitu himpunan bilangan asli yang kurang dari 5 adalah dimulai dari satu
sampai dengan empat.

6. Contoh himpunan bilangan asli antara 1 dan 10

A = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Maksudnya yaitu bilangan asli antara satu dan sepuluh dimulai dari 2 sampai dengan
9.

7. Contoh himpunan bilangan asli antara 6 dan 7

A={}
Maksudnya yaitu bilangan asli antara enam dan tujuh adalah tidak ada.
8. Contoh himpunan bilangan asli antara 10 dan
50 yang habis dibagi 4

A = { 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48 }

Demikian pembahasan mengenai pengertian


bilangan asli dan contohnya lengkap semoga
bermanfaat bagi pembaca semua.[]
BILANGAN GANJIL DAN GENAP
Paritas (matematika)
Paritas adalah istilah matematika yang menggambarkan
penggolongan sifat dari sebuah bilangan bulat dalam satu dari
dua golongan: genap atau ganjil. Sebuah bilangan bulat adalah
ganjil jika bilangan tersebut 'habis dibagi' dengan dua dan
ganjil jika bukan genap.Sebagai contoh, 6 adalah genap karena
tidak terdapat sisa ketika dibagi dengan 2. Sebaliknya, 3, 5, 7,
21 terdapat sisa 1 ketika dibagi dengan 2. Contoh dari bilangan
genap termasuk −4, 0, 8, dan 1738. Secara khusus, nol adalah
bilangan genap. Beberapa contoh angka ganjil adalah −5, 3, 9,
dan 73. Paritas tak berlaku pada bilangan tak bulat.
• Definisi formal bilangan genap adalah adalah
bilangan bulat dalam bentuk n = 2k, di
mana k adalah bilangan bulat; itu kemudian dapat
dibuktikan bahwa bilangan ganjil adalah bilangan
bulat dalam bentuk n = 2k + 1. Penggolongan ini
hanya berlaku untuk bilangan bulat, dengan kata
lain, bilangan tak bulat seperti 1/2, 4.201, atau tak
hingga bukan bilangan genap maupun ganjil.
• Himpunan dari bilangan genap dan ganjil dapat
didefinisikan sebagai berikut:
• Genap {\displaystyle =\{2k:k\in \mathbb {Z} \}}
• Ganjil {\displaystyle =\{2k+1:k\in \mathbb {Z} \}}
• Sebuah bilangan (dalam hal ini bilangan bulat) yang dinyatakan
dalam sistem bilangan desimal adalah ganjil atau genap tergantung
dari apakah angka terakhirnya genap atau ganjil. Artinya, jika angka
terakhirnya adalah 1, 3, 5, 7, atau 9, berarti bilangan tersebut ganjil;
jika bukan, bilangan tersebut genap. Ide yang sama dapat berlaku
dalam dasar genap manapun. Secara khusus, sebuah bilangan yang
dinyatakan dalam sistem bilangan biner adalah ganjil jika angka
terakhirnya adalah 1 dan genap jika angka terakhirnya adalah 0. Dalam
dasar ganjil, sebuah bilangan adalah genap tergantung dari jumlah
angka-angkanya – bilangan tersebut adalah genap jika dan hanya jika
jumlah angkanya adalah genap.

Vous aimerez peut-être aussi