Vous êtes sur la page 1sur 43

Askep pada kasus

Osteomalacia
Susunan tulang …………
• Tersusun atas sel, matriks, protein, dan deposit mineral.
• Sel, terdiri dari : osteoblast, osteosit dan osteoklas.
• Fungsi osteoblast  pembentukan tulang dengan
mensekresikan matriks tulang.
• Susunan matriks tulang : 98 % kolagen dan 2 % substansi
dasar (asam polisakarida/glukosaminoglikan,
proteoglikan)
• Osteosit  sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan
fungsi tulang dan terletak didalam osteon (unit matriks
tulang).
• Osteoklast  sel multinuklear yang berperan dalam
penghancuran, resorbsi dan remodelling tulang.
Pemeliharaan tulang ……………

• Penggantian kalsium pada orang dewasa hanya dilakukan


18 % per tahun.

• Faktor pengatur penting dalam menentukan


keseimbangan antara pembentukan dan resorpsi tulang
adalah :
Stress tulang
Vitamin D meningkatkan jumlah kalsium dalam
darah
Hormon paratiroid dan kalsitonin  merupakan
hormon utama yang mengatur homeostasis kalsium,
Peredaran darah  mempengaruhi pembentukan
tulang, menurunnya pasokan darah  penurunan
osteogenesis dan tulang mengalami osteoporosis
(berkurang kepadatan).
Konsep dasar
Pengertian
• Osteomalacia adalah penyakit rhakitis
(kelainan dengan ganguan pertumbuhan
tulang akibat kegagalan deposisi kalsium
pada matriks tulang dan pada tulang rawan
pra osseus pada epifisis) pada orang
dewasa.

• Kelainan ini berkaitan gangguan deposisi


kalsium pada matriks tulang
(demineralisasi)
Etiologi
• Defisiensi vitamin D
• Asidosis tubulus renalis

Patofisiologi :
• Demineralisasi dan kekurangan vitamin D
• Terjadi penurunan matriks kalsifikasi.
• Peningkatan matriks non kalsifikasi
• Penipisan pada tulang panjang
• Tulang menjadi rapuh
• Deformitas
Manifestasi klinis
• Anoreksia
• Penurunan berat badan
• Kelemahan otot
• Nyeri tulang
• Deformitas yg progresif pada tulang belakang dan anggota
gerak bawah
Pemeriksaan penunjang
• Radiologis : rontgen  terlihat deformitas yg luas, dan
penipisan seluruh tulang.

• Laboratorium : peningkatan alkali fosfatase darah dan


penurunan fosfat darah
RAKHITIS
KONSEP DASAR
• Rakhitis adalah pelunakan dan melemahnya
tulang pada anak-anak, biasanya karena
kekurangan vitamin D yang ekstrim dan
berkepanjangan.

• Vitamin D  penyerapan kalsium dan


fosfor dari saluran pencernaan.
Kekurangan vitamin D membuat sulit untuk
mempertahankan kalsium dan fosfor
tingkat yang tepat di tulang,  rakhitis.
SUMBER VITAMIN D
1. Sinar matahari  meningkatkan produksi vitamin D
• Di negara maju (sekarang) anak-anak cenderung
menghabiskan lebih sedikit waktu di luar.
• Penggunaan tabir surya  menghambat sinar yang
memicu produksi kulit vitamin D.

2. Makanan : Minyak ikan, ikan berlemak dan kuning


telur.
Vitamin D juga telah ditambahkan ke beberapa
makanan, seperti susu, sereal dan beberapa jus buah.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko
rakhitis pada anak meliputi:
• Usia. : 3-36 bulan adalah yang paling berisiko dari rakhitis
karena kerangka mereka tumbuh begitu pesat.

• Kulit gelap. : Kulit gelap tidak lebih kuat bereaksi terhadap


sinar matahari tidak seperti kulit berwarna lebih ringan 
menghasilkan lebih sedikit vitamin D.

• Lokasi : Anak-anak yang tinggal di lokasi geografis dg


sedikit sinar matahari berada pada risiko yang lebih tinggi
dari rakhitis.

• Kelahiran prematur : lebih beresiko trhdp rakhitis.


• Obat Anti-kejang : (ada penelitian) beberapa jenis obat
anti-kejang dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk
menyerap vitamin D.
Penatalaksaan
• Immobilisasi  untuk mencegah
fraktur
• Pemberian vitamin D dan kalsium
dosisi tinggi  untuk meningkatkan
kalsifikasi pada matriks.
• Osteotomi bila terjadi deformitas
yang menetap
Asuhan keperawatan
• Biodata  untuk mengetahui umur,
pekerjaan, tempat tinggal  berhubungan
dengan defisiensi kalsium dan vitamin D.
• Riwayat perawatan sekarang  sejak
kapan kejadiannya  s.d dirawat di RS.
• Riwayat perawatan yang lalu  pernah
dirawat di RS dengan kasus yang
sama/berbeda ?, riwayat kecelakaan.
Pengkajian
• Keluhan utama : nyeri, gangguan
mobilisasi, lemah.
• Inspeksi  deformitas
• Palpasi  nyeri
• Pemeriksaan head to toe
• Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium
• Radiologi
• MRI
• Scan tulang belakang
• Myelografi tulang belakang
Diagnosa keperawatan
• Resiko kurang nutrisi b.d anoreksia
• Resiko Kerusakan/gangguan mobilisasi fisik
b.d penurunan matriks/kalsifikasi tulang.
• Kecemasan b.d prognosis kerusakan
permanen pada tulang.
• Kurang pengetahuan b.d kurangnya
informasi ttg keadaan sakitnya/prognosis
Intervensi keperawatan
• Independent : immobilisasi, lakukan alih
baring dengan bantuan dan penyangga,
berikan nutrisi adekuat secara periodik
(pemasangan NGT), bantu pemenuhan ADL,

• Dependent : berikan therapi sesuai


dengan program yang diberikan,

• Interdipendent : fisiotherapi  bila


keadaan stabil, kekuatan otot dan tulang
ada perbaikan.
Evaluasi
• Nutrisi pasien terpenuhi
• Bagian tulang yang mengalami deformitas
tidak jatuh pada kondisi yang lebih buruk
• Kecemasan dapat ditoleransi oleh pasien
dan keluarganya.
• Pasien dan keluarga mendapatkan
informasi yang jelas dan tepat.
Osteomyelitis
Pendahuluan
• Inflamasi adl reaksi jaringan yang disebabkan oleh bahan
iritan (kimia, fisik)
• Manifestasi klinisnya : rubor (kemerahan), kalor (panas)
 sebagai akibat dilatasi pembuluh darah akibat respon
vaskuler thdp inflamasi, tumor  pembentukan eksudat
sbg peningkatan tek hiodrostatik dan permeabilitas
kapiler yg disertai migrasi lekosit dari kapiler, dolor
(nyeri)  respon peningkatan tekanan pd jaringan,
functiolaesa  respon nyeri dan pembenagkakan.
Pengertian
• Osteomyelitis adalah infeksi tulang/sumsung tulang akut yg
disebabkan o/ bakteri piogen yg berasal dari fokus, tempat
lain dan beredar seara haematogen.

• Jenis osteomyelitis : haematogen ost, TB ost, trauma.


Etiologi
• Umur  rentan thdp infeksi
• Gender  laki-laki lebih sering dibanding wanita.
• Trauma pd tulang panjang
• Lokasi  metafisi lbh sering  zona pertumbuhan
tulang.
• Nutrisi
• Penyebaran dari infeksi tempat lain
• H. Influenza  pd anak dibawah 4 tahun.
Patofisiologi
• Penyebaran umum : haematogen  bakterimia dan
septikemia.
• Penyebaran lokal :
 Subperiosteal abses
 Penyebaran terhadap sendi
 Penyebaran ke tulang belakang
 Karena trauma
Gambaran klinis
• Tergantung umur
• Panas tinggi
• Malaise
• Anoreksia
• Nyeri tekan
• Gangguan pergerakan sendi
• Terlihat tanda-tanda inflamasi
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leko, dll)
• Pemeriksan kultur darah  sensitifitas bakteri
• Pemeriksaan feses  kecurigaan infeksi krn penyebaran
bakteri dari feses
• Biopsi  untuk memastikan apakah Ca/peradangan.
• Pemeriksaan radiologi ( photo polos)
• USG  efusi pd sendi
Komplikasi
• Septikemia
• Infeksi metastasik
• Arthitis supuratif
• Gangguan pertumbuhan (pd anak)
• Osteomyelitis kronis
Penatalaksanaan
• Bedrest
• Pemberian nutrisi Tinggi Protein
• Bila perlu lakukan immobilisasi
• Berikan analgetik  untuk nyeri
• Balance cairan  k/p tranfusi
• Pemberian antibiotik  sesua kultur sensitifitas antibiotik
• Drainage bedah.
Prognosis
• Tergantung umur
• Tingkat kerusakan yang ditimbulkan
• Lama sakit  kerusakan organ
• Baik bila nutrisi tinggi protein
• Tanpa kerusakan permanen bila immobilisasi baik.
Asuhan keperawatan
• Biodata
• Keluhan utama
• Riwayat keperawatan (sekarang dan yang lalu)
• Pengkajian fisik  pem TTV dan head to toe
• Pemeriksaan penunjang  termasuk therapi.
Masalah keperawatan
• Nyeri b.d proses inflamasi
• Gangguan mobilisasi fisik b.d nyeri
• Gangguan integritas tulang dan jaringan b.d peradangan
• Resiko kurang nutrisi b.d anoreksia
• Kecemasan
Intervensi keperawatan
• Independent : immobilisasi, pemberian nutrisi, bantu
pemenuhan kebutuhan ADL, monitor k.u
• Dependent : pemberian therapi
• Interdependent : pemberian nutrisi, lakukan fisiotherapi bila
peradangan sudah tidak ada.
Evaluasi
• Nutrisi terpenuhi
• Nyeri dapat ditoleransi
• Immobilisasi sesuai dengan kondisinya
• Peradangan tidak menyebar ke organ vital
• Pasien dapat melakukan mobilisasi secara bertahap.
See
you

Vous aimerez peut-être aussi