Vous êtes sur la page 1sur 31

Konsep dan asuhan keperawatan

pada klien dipasangan CPAP


Continuous Positive Airway Pressure
Kelompok 6
Astrid iraudha
Laela fajar putri asih
Definisi
• CPAP (Continuous Positive Airway Pressure),
merupakan alat kesehatan yang biasanya
digunakan oleh orang yang memiliki masalah
pernapasan. Perlu Anda ketahui, bahwa CPAP
adalah pengobatan non-bedah yang paling
efektif untuk obstructive.
• Mesin CPAP bekerja dengan memberikan aliran
udara bertekanan melalui selang ke hidung dan
mulut sehingga saluran pernapasan tetap
terbuka.
• Tekanan udara yang diberikan tergantung pada
tingkat keparahan sleep apnea yang Anda miliki.
Tekanan yang diperlukan biasanya ditentukan
oleh dokter setelah meninjau studi semalam
(polysomnography) di laboratorium tidur di
bawah pengawasan.
Manfaat pemasangan alat cpap
• Menjaga jalan napas terbuka saat Anda tidur
• Mengurangi bahkan menghilangkan dengkuran
• Meningkatkan kualitas tidur
• Meredakan gejala sleep apnea, seperti kantuk di
siang hari yang berlebihan
• Mengurangi atau mencegah tekanan darah tinggi
• alat bantu pernapasan pada nounatus yang
mengalami respiratory distres
Komplikasi pemasangan alat cpap
• Cedera pada hidung
• Pneumothorak
• Impedasi aliran darah paru
• Distrensi abdomen
KONSEP RESPIRATORY SISTRES SINDROM
definisi
• Sindrom gangguan napas ataupun sering disebut
sindrom gawat napas (Respiratory Distress
Syndrome/RDS) adalah istilah yang digunakan untuk
disfungsi pernapasan pada neonatus. Gangguan ini
merupakan penyakit yang berhubungan dengan
keterlambatan perkembangan maturitas paru (Whalley
dan Wong, 1995).
• RDS sering ditemukan pada bayi prematur. Insidens
berbanding terbalik dengan usia kehamilan dan berat
badan. Artinya semakin muda usia kehamilan ibu,
semakin tinggi kejadian RDS pada bayi tersebut.
Apa saja penyebabnya?
• Obstruksi saluran pernapasan bagian atas
(atresia esofagus, atresia koana bilateral)
• Kelainan parenkim paru (penyakit membran
hialin, perdarahan paru-paru)
• Kelainan di luar paru (pneumotoraks, hernia
diafragmatika)
Apa tanda dan gejalanya?
• Timbul setelah 6-8 jam setelah lahir
• Pernapasan cepat/hiperapnea atau dispnea
dengan frekuensi pernapasan lebih dari
60kali/menit
• Retraksi interkostal, epigastrium atau
suprasternal pada inspirasi
• Sianosis
• Grunting (terdengar seperti suara rintihan) pada
saat ekspirasi
• Takikardia yaitu nadi 170 kali/menit
Penatalaksanaan
• Bidan dan perawat sebagai tenaga medis di lini terdepan
diharapkan peka terhadap pertolonganpersalinan sehingga
dapat mencapai well born baby dan well health mother.
Oleh karena itubekal utama sebagai Bidan adalah :
• Melakukan pengawasan selama hamil
• Melakukan pertolongan hamil resiko rendah dengan
memsnfaatkan partograf WHO
• Melakukan perawatan Ibu dan janin baru lahir
• Berdasarkan kriteria nilai APGAR maka bidan dapat
melakukan penilaian untukmengambil tindakan yang tepat
diantaranya melakukan rujukan medik sehingga
keselamatanbayi dapat ditingkatkan.
Penatalaksanaan RDS atau Sindrom gangguan napas
adalah sebagai berikut :
• Bersihkan jalan nafas dengan menggunakan penghisap
lendir dan kasa steril
• Pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus bayi
dengan kaki hangat
• Atur posisi bayi dengan kepala ekstensi agar bayi dapat
bernafas dengan leluasa
• Apabila terjadi apnue lakukan nafas buatan dari mulut ke
mulut
• Longgarkan pakaian bayi
• Beri penjelasan pada keluarga bahwa bayi harus dirujuk ke
rumah sakit
• Bayi rujuk segera ke rumah sakit
Penatalaksanaan medik maka tindakan yang perlu
dilakukan adalah sebagsai berikut :

• Memberikan lingkungan yang optimal


• Pemberian oksigen, tidak lebih dari 40% sampai gejala
sianosis menghilang
• Pemberian cairan dan elektrolit (glukosa 5% atau 10%)
disesuaikan dengan berat badan(60-125 ml/kgBB/hari)
sangat diperlukan untuk mempertahankan homeostatis
dan
• menghindarkan dehidrasi
• Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder
• Pemberian surfaktan oksigen
PEMASANGAN CPAP PADA NOUNATUS YANG
MENGALAMI RESPIRATORY DISTRESS SINDROM
CPAP merupakan suatu alat yang sederhana dan
efektif untuk tatalaksana respiratory distress pada
neenatus. Penggunaan CPAP yang benar terbukti
dapat menurunkan kesulitan bernafas,
mengurangi ketergantungan terhadap oksigen,
membantu memperbaiki dan mempertahankan
kapasitas residual paru, mencegah obstruksi
saluran nafas bagian atas, dan mecegah kollaps
paru, mengurangi apneu, bradikardia, dan
episode sianotik, serta mengurangi kebutuhan
untuk dirawat di Ruangan intensif.
beberapa efek fisiologis dari CPAP
antara lain :
• Mencegah kolapsnya alveoli paru dan atelektasis
• Mendapatkan volume yang lebih baik dengan
meningkatkan kapasitas residu fungsional
• Memberikan kesesuaian perfusi, ventilasi yang
lebih baik dengan menurunkan pirau intra
pulmonar
• Mempertahankan surfaktan
• Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkan
diameternya
• Mempertahankan diafragma
• Ada beberapa kriteria terjadinya respiratory
distress pada neonatus yang merupakan
indikasi penggunaan CPAP. Kriteria tersebut
meliputi :
– Frekuansi nafas > 60 kali permenit
– Merintih ( Grunting) dalam derajat sedang sampai
parah
– Retraksi nafas
– Saturasi oksigen < 93% (preduktal)
– Kebutuhan oksigen > 60%
– Sering mengalami apneu
Adapun beberapa kondisi respiratory distress pada neonatus,
tetapi merupakan kontraindikasi pemasangan CPAP antara lain :
• Bayi dengan gagal nafas, dan memenuhi kriteria untuk
mendapatkan support ventilator
• Respirasi yang irreguler
• Adanya anomali kongenital
• Hernia diafragmatika
• Pneumothorax tanpa chest drain
• Trauma pada nasal, yang kemungkinan dapat memburuk dengan
pemasangan nasal prong
• Instabilitas cardiovaskuler, yang akan lebih baik apabila
memdapatkan support ventilator
• Bayi yang lahir besar, yang biasanya tidak dapat mentoleransi
penggunaan CPAP, sehingga menimbulkan kelelahan bernafas, dan
meningkatkan kebutuhan oksigen
langkah-langkah pemasangan alat
cpap adalah sebagai berikut :
• Posisikan bayi dan naikkan kepala tempat tidur 30 0
• Hisap lendir dari mulut, hidung, dan faring. Pastikan bayi tidak
mengalami atresia choana
• Letakkan gulungan kain dibawah bahu bayi, sehingga leher bayi
dalam posisi ekstensi untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka.
• Lembabkan prong dengan air steril atau Nacl 0,9% sebelum
memasukkannya kedalam hidung bayi.Masukkan dengan posisi
lengkungan kebawah. Sesuaikan sudut prong dan kemudian
sesuaikan selang kerut dengan posisi yang sesuai.
• Masukkan pipa Orogastrik (OGT) dan lakukan aspirasi isi perut, kita
boleh membiarkanpipa lambung tetap ditempatnya untuk
mencegah distensi lambung
• Pergunakan topi untuk menjaga kehangatan bayi
• Setelah bayi nyaman dan stabil dengan CPAP, barulah kita
melakukan fiksasi agar nasal prong tidak bergeser dari tempatnya.
Apa yang dilakukan perawat setelah
pemasangan alat???
• Selama penggunaan CPAP hendaknya perawat mengevaluasi tanda
vital bayi ,
• sistem kardiovaskuler ( perfusi sentral, perifer, tekanan darah),
• respon neurologis ( tonus otot, kesadaran dan respon terhadap
stimulasi),
• gastrointestinal ( distensi abdomen, visible loops dan bising usus).
• Hisap lendir harus selalu dilakukan dari rongga hidung, mulut, faring
dan perut setiap 2-4 jam, sesuai dengan kebutuhan.
• Meningkatnya upaya nafas, kebutuhan oksigen, dan insiden apneu
atau bradikardi, dapat disebabkan karena adanya lendir berlebih.
Untuk melunakkan konsistemsi lendir dapat digunakan NaCl 0,9%.
• Dan Selama penggunaan CPAP perawat juga harus selalu
memantau apakah alat selalu berfungsi dengan baik, dan tidak
terjadi perburukan pada kondisi bayi yang mengharuskan kita
menghentikan penggunaan CPAP.
Kasus
pada tanggal 11 maret 2014 telah lahir bayi
laki-laki dari pasangan Tn. I dan Ny. A, dengan
cara SC,tidak langsung menangis, lalu di bawa ke
RSSA dengan lahir 1020 gram prematur ,panjang
badan 35 cm,Suhu: 36,8c mengalami sesak nafas
Komplikasi Plasenta Previa Usaha nafas : dengan
bantuan Apgar score : 1-3-5 Down Score : nilai 5,
distress nafas sedang, bantuan nasal CPAP.
didiagnosa HMD grade 1 dan
NKB/BBLSR/SMKBayi
• Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Premature, sesak nafas
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 11 maret 2014 telah lahir bayi laki-laki dari pasangan
Tn. I dan Ny. A, dengan cara SC,tidak langsung menangis, lalu di
bawa ke RSSA dan didiagnosa HMD grade 1 dan NKB/BBLSR/SMK
• Riwayat Keluarga
Tidak ada riwayat seperti pasien.
• Kebutuhan Dasar
Cairan : Cairan lewat infus D 10%
Makanan :Puasa
Pola tidur :Kebutuhan tidur klien terpenuhi Kurang lebih 18 jam/hari
Mandi : 3 kali sehari dengan diseka
Aktifitas / bermain : Hanya berbaring di tempat tidur
Eliminasi : Bak dan BAB positif
• Keadaan Kesehatan saat ini.
• Diagnosa medis : HMD grade 1,
NKB/BBLSR/SMK
• Tindakan operasi : -
• Status nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
• Status cairan : terpenuhi
• Obat-obatan : injeksi IV ampicilin 2x50 mg,
gentamicin 1x5 mg,
aminofilin 3x2mg
• Aktifitas : Bayi bisa bergerak.
Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum : lemah, nafas spontan dengan CPAP
• Tanda Vital : RR: 72X/mnt, HR: 150x/mnt, s: 3,680 C
• Pemeriksaan kepala leher
• Kepala : bentuk simetris, pertumbuhan rambut merata, tidak ada
lesi, tidak ada benjolan,fontanela anterior masih lunak, sutura
sagital datar dan teraba. Wajah simetris.
• Mata : simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,
mata bersih tidak ada sekret.
• Hidung : bentuk hidung simetris, terpasang 02 CPAP, hidung bersih,
tidak ada lesi dan tidak ada peradangan.
• Telinga : telinga simetris, lubang telinga bersih, tidak ada serumen,
tidak ada lesi.
• Mulut : bibir simetris, tidak ada stomatitis, tidak ada bibir
sumbing, mukosa bibir lembab, terpasang ogt.
• Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada lesi.
• Pemeriksaan integument
• Turgor kulit baik, warna kulit kemerahan, tidak ada lesi
• Dada dan thorax :
• Dada simetris, bentuk dada menonjol, px terlihat jelas,
terdapat retraksi dinding dada, terdapat retraksi
dinding epigastrium, RR= 72x/mnt.
• Payudara : Mamae bentuk datar
• Abdomen : Bentuk abdomen cekung pada bagian px,
tali pusat belum putus, keadaan kering, tidak ada
kemerahan.
• Genetalia : Lubang penis terdapat di gland penis, kedua
testis dapat teraba scrotum.
• Ekstrimitas : Ekstremitas atas dan bawah lengkap, di
tangan terpasang ivfd
Diagnose keperawatan
• pola nafas tidak efektif berhubangan dengan
kelemahan otot pernafasan
• Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan hipoventilasi alveoli, penumpukan
cairan di alveoli, hilangnya surfaktan pada
permukaan alveoli
• Hipotermia b.d berada di lingkungan yang
dingin
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi