Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2
Telah diketahui bahwa akuntansi adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi.
Pengidentifikasian adalah pengidentifikasian transaksi
ekonomi, agar dapat membedakan mana transaksi yang
bersifat ekonomi dan mana yang tidak. Pada dasarnya
transaksi ekonomi adalah aktivitas yang berhubungan
dengan uang.
Pengukuran transaksi ekonomi, yaitu dengan menggunakan
satuan uang. Jadi, semua transaksi di dalam akuntansi
harus dinyatakan dalam satuan uang.
Pencatatan transaksi ekonomi, yaitu pengolahan data
transaksi ekonomi tersebut melalui penambahan dan atau
pengurangan atas sumber daya yang ada.
3
Pelaporan transaksi ekonomi akan menghasilkan
laporan keuangan yang merupakan hasil akhir proses
akuntansi. Pada organisasi bisnis yang berorientasi
pada laba (profit-oriented) laporan tersebut akan terdiri
atas Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Aliran
Kas. Pada organisasi Pemerintah Daerah, laporan
keuangan yang dikehendaki oleh PP Nomor 105/2000
serta Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 pada Pasal
81 ayat (1) dan Lampiran XXIX butir (11) adalah
a) Laporan Perhitungan APBD,
b) Nota Perhitungan APBD,
c) Laporan Aliran Kas, dan
d) Neraca Daerah.
4
SINGLE ENTRY
Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan
sistem tata buku tunggal atau tata buku saja. Dalam sistem ini,
pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya
satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan
dicatat pada sisi Penerimaan dan transaksi yang berakibat
berkurangnya kas akan dicatat pada sisi Pengeluaran.
Sistem pencatatan single entry atau tata buku ini memiliki
beberapa kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami.
Namun, sistem ini memiliki kelemahan, antara lain yaitu kurang
bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusunan
laporan), sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang
terjadi, dan sulit dikontrol. Oleh karena itu, dalam akuntansi
terdapat sistem pencatatan yang lebih baik dan dapat
mengatasi kelemahan di atas, Sistem ini disebut dengan sistem
pencatatan double entry. Sistem pencatatan double entry inilah
yang sering disebut dengan akuntansi.
5
DOUBLE ENTRY
6
TRIPLE ENTRY
7
Setelah memahami sistem pencatatan, masih terdapat satu hal
lagi yang penting dalam proses pencatatan. Hal itu adalah
masalah pengakuan (recognition). Definisi pengakuan menurut
IASC Framework adalah "proses memasukkan ke neraca atau
laporan laba rugi (dalam konteks akuntansi keuangan daerah:
laporan surplus defisit), pos-pos atau unsur yang memenuhi
definisi elemen dan memenuhi kriteria pengakuan".
Yang dimaksud elemen adalah elemen-elemen laporan
keuangan. Jika laporan keuangan berupa neraca, maka
elemennya adalah aktiva/aset, utang, dan ekuitas dana. Jika
laporan keuangan berupa laporan surplus defisit anggaran,
maka elemennya adalah pendapatan dan biaya/belanja.
menurut Standar Akuntansi Keuangan, pengakuan adalah
proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur
serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam neraca atau
laporan laba rugi (IAI, 1999).
8
Untuk menentukan kapan suatu transaksi dicatat, digunakan
berbagai basis/dasar akuntansi atau sistem pencatatan.
Basis/dasar akuntansi atau sistem pencatatan adalah
himpunan dari standar-standar akuntansi yang menetapkan
kapan dampak keuangan dari transaksi-transaksi dan peristiwa-
peristiwa lainnya harus diakui untuk tujuan pelaporan
keuangan. Basis-basis tersebut berkaitan dengan penetapan
waktu (timing) atas pengukuran yang dilakukan, terlepas dari
sifat pengukuran tersebut. Berbagai basis/ dasar akuntansi atau
sistem pencatatan tersebut antara lain adalah basis kas (cash
basis), basis akrual (accrual basis), basis kas modifikasian
(modified cash basis) dan basis akrual modifikasian (modified
accrual basis).
Beberapa orang berpendapat bahwa secara konsepsional hanya
terdapat dua basis akuntansi, yaitu basis kas (cash basis) dan
basis akrual (accrual basis).
9
BASIS KAS (CASH BASIS)
10
BASIS AKRUAL (ACCRUAL BASIS)
11
BASIS KAS MODIFIKASIAN (MODIFIED CASH BASIS)
Buku
Pembantu
Tampilan
Sistem Akuntansi
14
1. Analisis transaksi keuangan
8. Jurnal penutup
3. Posting ke buku besar
7. Laporan keuangan
a. Laporan perhitungan APBD
b. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Neraca saldo
dana dan R/K Pemda
c. Neraca
d. Laporan aliran kas 5. Jurnal penyesuaian
15
ANALISIS TRANSAKSI
16
Pada saat pembentukan suatu entitas, para pemilik
menyetorkan sejumlah uang atau barang kepada entitas
tersebut. Kontribusi para pemilik tersebut menyebabkan entitas
itu memiliki harta atau aktiva. Kesepakatan akuntansi
menghendaki kontribusi para pemilik (dalam hal ini rakyat)
secara nyata menjadi aktiva Pemerintah Daerah yang
dipisahkan dari kekayaan pemiliknya yaitu rakyat. Kesepakatan
akuntansi menghendaki pula pencatatan yang jelas dari mana
aktiva Pemerintah Daerah diperoleh. Sumber diperolehnya
aktiva dicatat pada sisi yang berseberangan dengan sisi
pencatatan aktiva Pemerintah Daerah, sehingga selalu
terpelihara keseimbangan antara aktiva dan sumbernya. Secara
matematis, posisi keseimbangan antara aktiva (sarana) dan
sumbernya dinyatakan dengan identitas (persamaan) sebagai
berikut.
AKTIVA = PASIVA
17
Dalam perjalanan hidup Pemerintah Daerah selanjutnya, bisa
jadi Pemerintah Daerah menerima aktiva dari para pihak
kreditor. Jadi, ada dua pihak yang menjadi sumber diperolehnya
aktiva, yaitu pemilik (rakyat) dan kreditur. Agar dapat dibedakan
dengan jelas antara hak pemilik dan hak kreditor, maka hak
para kreditor disebut utang atau kewajiban sedangkan hak para
pemilik (rakyat) disebut ekuitas dana. Dengan demikian,
persamaan akuntansinya menjadi:
24
Dalam mengakui biaya, akuntansi mengikuri pendekatan
"biarkan biaya mengikuti pendapatan". Misalnya upah buruh
pabrik diakui sebagai biaya, bukan pada saat upah itu dibayar
tetapi pada saat upah itu terjadi. Biaya dianggap terjadi pada
waktu kerja atau jasa buruh itu benar-benar telah memberikan
sumbangan terhadap pendapatan. Kapan? Pada waktu barang
yang dibuat buruh tersebut telah terjual. Prinsip yang kedua ini
disebut prinsip penandingan (matching principle).
Sehubungan dengan kedua prinsip di atas, perlu dibuat
jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi untuk
memastikan bahwa pendapatan diakui pada periode
diperolehnya pendapatan itu dan biaya diakui pada periode
terjadinya. Dengan kata lain, penyesuaian diperlukan untuk
meyakinkan bahwa prinsin-prinsip pengakuan pendapatan atau
biaya telah ditaati.
25
Penyesuaian memungkinkan untuk melaporkan posisi Aktiva,
Utang, dan Ekuitas Dana di neraca pada tanggal neraca dan
untuk melaporkan junilah surplus atau defisit yang wajar di
Laporan Perhitungan APBD. Neraca saldo di atas mungkin
belum memuat data laporan keuangan yang up-to-date, karena
alasan-alasan berikut:
26
Dengan demikian, jurnal penyesuaian disusun untuk tujuan-
tujuan berikut:
1) Melaporkan semua pendapatan (revenues) yang diperoleh
(earned) selama periode akuntansi.
2) Melaporkan semua belanja (expenses) yang terjadi selama
periode akuntansi.
3) Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal neraca.
Sebagian nilai aktiva pada awal periode telah terpakai
selama satu periode akuntansi yang dilaporkan.
4) Melaporkan secara akurat kewajiban (utang) pada tanggal
neraca. Dalam hal ini pembiayaan sebenarnya sudah terjadi,
tetapi belum dibayar.
27
NERACA SALDO SETELAH PENYESUAIAN
Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya adalah
mempostingnya ke buku besar, sesuai dengan rekening-
rekening yang bersangkutan. Setelah posting tersebut
dilakukan, maka rekening-rekening akan menunjukkan
saldonya yang terbaru. Prosedur akuntansi berikutnva adalah
menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian. jadi, Neraca
Saldo Setelah Penyesuaian adalah neraca saldo yang disusun
setelah pembuatan jurnal-jurnal penyesuaian. Dengan demikian,
saldo-saldo rekening yang ada dalam Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian adalah saldo rekening-rekening setelah
disesuaikan. Apabila dalam tahap penyesuaian muncul rekening
baru, maka rekening baru ini juga dimasukkan dalam Neraca
Saldo Setelah Penyesuaian. Format Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian kurang lebih sama dengan Neraca Saldo.
28
LAPORAN KEUANGAN
Sesuai dengan siklus akuntansi, setelah menyusun Neraca
Saldo Setelah Penyesuaian, disusunlah laporan-laporan
keuangan dengan mengambil data dari neraca saldo setelah
penyesuaian. Laporan keuangan Pemerintah Daerah terdiri atas:
a) Laporan Perhitungan APBD,
b) Nota Perhitungan APBD,
c) Laporan Aliran Kas, dan
d) Neraca.
29
JURNAL PENUTUP
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa rekening pendapatan dan
biaya disebut sebagai rekening temporer (nominal). Disebut
temporer karena saldo kedua rekening tersebut pada akhir
periode akuntansi akan ditransfer ke dalam rekening Ekuitas
Dana atau R/K Pemda. Istilah transfer saldo rekening temporer
ke dalam rekening Ekuitas Dana atau R/K Pemda tersebut
adalah menutup rekening temporer, dan proses ini disebut
dengan penutupan rekening temporer.
Proses penutupan rekening temporer meliputi 3 tahap.
Tahap 1 menutup rekening Pendapatan ke rekening Ikhtisar
Surplus Defisit atau Surplus/Defisit.
Tahap 2 menutup rekening Belanja ke rekening Ikhtisar
Surplus Defisit atau Surplus/Defisit.
Tahap 3 menutup rekening Ikhtisar Surplus Defisit ke
rekening Ekuitas Dana atau R/K Pemda.
30
NERACA SALDO SETELAH TUTUP BUKU
Tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah penyusunan Neraca
Saldo Setelah Penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang lain,
neraca saldo setelah tutup buku juga berisi ringkasan saldo
rekening-rekening. Hanya saja, saldo tersebut adalah setelah
pembuatan jurnal penutup. Karena proses penutupan rekening
temporer mentransfer saldo rekening-rekening pendapatan dan
biaya ke rekening Ekuitas Dana, maka dalam neraca saldo
setelah tutup buku tidak akan dijumpai rekening-rekening
temporer tersebut. Kalaupun ada, saldonya akan bernilai nol.
31
Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti
siklus akuntansi yang telah dijelaskan di atas. Perbedaan yang
ada adalah pada proses penyusunan laporan keuangan
Pemerintah Daerah. Setelah penyusunan Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian, dapat disusun Laporan Perhitungan APBD. Namun
demikian, untuk lebih mempermudah penyusunan laporan
keuangan yang lain yakni Laporan Perubahan Ekuitas Dana
atau R/K Pemda, Laporan Aliran Kas dan Neraca, biasanya
terlebih dahulu dilakukan proses tutup buku dengan membuat
jurnal penutup. Kemudian, setelah jurnal penutup ini diposting,
barulah disusun ketiga laporan dimaksud. Selain itu, perlu
diketahui bahwa siklus tersebut didasari pula dengan konsep
artikulasi. Sebenarnya sangat mungkin di sektor publik ini
diterapkan konsep nonartikulasi dalam presses dan siklus
akuntansi hingga tersusunnya laporan keuangan.
Klik here 32