Vous êtes sur la page 1sur 33

AKADEMI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


DEFINISI
Infeksi demam sistemik akut yang nyata pada
fagosit mononuklear dan membutuhkan tatanama yang
terpisah, karna dapat disebabkan oleh beberapa
spesies (S. Typhi, S. Paratyphi B, serta kadang-
kadang S. Typhimurium). (Horison,1999).

Penyakit infeksi bacterial hebat yang diawali di


selaput lendir usus dan jika tidak diobati secara
progresif menyebar ke jaringan di seluruh tubuh.
(dr.Jon Tambayong).
Penyakit infeksi akut pada usus halus yang
disebabkan oleh kuman Salmonella Thyposa.
Biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan
gejala panas yang lebih dari 1 minggu, gangguan
pada saluran pencernaan dan gangguan
kesadaran.(Rahmat Djuwono,1996)

Suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri


Salmonella Typhi. (www.medicastire.com).

Sebuah penyakit yang disebabkan oleh bacterium


Salmonella Typhi. Sangat umum terjadi diseluruh
dunia. Penyakit ini menyebar melalui makanan dan
air yang terkontaminasi dengan tinja dari orang
yang terinfeksi.
(hJttp://id.wikipedia.org/wiki/Demam-Tifoid).
ETIOLOGI
Demam tifoid disebabkan oleh
Salmonella Typhi
PATOFISIOLOGI
S. Typhi Tubuh manusia melalui mulut dg makanan dan air
yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam
lambung sebagian lagi usus halus mencapai
jaringan limfoid plak peyeri di ileum terminalis yang hipertrofi
Bila terjadi komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal
Kuman menembus Lamina Propia aliran limfe
mencapai kelenjar limfe mesenterial aliran darah
melalui duktus torasikus
S. Typhi lain dapat mencapai hati melalui sirkulasi portal dan
usus. S. Typhi bersarang di plak peyeri, limpa, hati, dan bagian
– bagian lain system retikuloendotelial, Endotoksia
S. Typhi berperan dalam proses inflamasi local pada jaringan
tempat kuman tersebut berkembang biak. S. Typhi dan
Endotoksinya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen
dan leukosit pada jaringan yang merangsang sehingga terjadi
PATOFISIOLOGI
Makanan Asam lambung Lumen Usus Berkembang biak
minuman
Bila respon imunitas
humoral (Ig A)
kurang-baik
Menembus sel-sel epiteL

Lamina Propia Berkembang biak

Difagosit oleh sel-sel fagosit


terutama makrofag

Sirkulasi darah Plak peyeri ileum Didalam makrofage dapat


Bakterimia 1 asimptomatik hidup & berkembang biak

Slr. Organ RE terutama Melepaskan sitokin


Hati dan limfa

Berkembang biak di ektrasel Hiperplasi nekrosis plak peyeri

Sirkulasi darah (Bakterimia 2) Mengenai lapisan Erosi Pemb. Darah


Tanda dan gejala sistemik mukosa otot

Perforasi Perdarahan
saluran cerna
MANIFESTASI
KLINIS
Masa inkubasi bervariasi dan tergantung pada ukuran
inokulun dan keadaan pertahanan penjamu. Penyakit ini
secara khas memberikan gejala peningkatan suhu sampai
dengan 40 - 410C. Ciri utama demam tifoid adalah demam
menetap yang presisten.

Masa inkubasi umumnya 1-2 minggu (3 hari s.d 2 bulan).


demam tinggi biasa terjadi pada minggu 2-3 setelah sakit.
1. Minggu pertama:
keluhan dan gejala – gejala serupa dengan penyakit infeksi
akut pada umumnya :
Demam, nyeri kepala, pusing, batuk, nyeri otot, anoreksia,
mual, epistaksis, muntah, obstipasi/ diare, perasaan tidak
enak di perut, suhu badan meningkat perlahan.

2. Minggu kedua:
Gejala – gejala menjadi lebih jelas :
Demam, lidah berselaput, hepato-splenomegali, gangguan
kesadaran.
3. Minggu ketiga:
Penderita memasuki tahapan tifoid

Relaps merupakan komplikasi yang umu terjadi setelah 1-3


minggu pengobatan dihentikan
DIAGNOSIS
Biakan darah positif memastikan demam
tifoid, tetapi biakan darah negatif
tidak menyingkirkan demam tifoid.
Peningkatan titer uji widal empat kali lipat
selama 2 sampai 3 minggu memastikan
demam tifoid.
Reaksi widal tnggal dengan titer
antibody O=1/320 atau titer antibody
H=1/640 menyokong diagnosis demam
tifoid pada pasien dengan gambaran
klinis yang khas.
KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid antara lain:
1. Komplikasi Intestinal (Usus Halus)
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Peritonica
2. Komplikasi Ekstra Intestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler
b. Komplikasi darah
c. Komplikasi paru
d. Komplikasi hepar dan kandung kemih
e. Komplikasi ginjal
f. Komplikasi Tulang
g. Komplikasi Neuropsikiatrik
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Leukosit
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
3. Biakan Darah
4. Uji Widal
5. Culture Urine
6. Culture Feses
PENATALAKSANAAN
1. Pemberian Antibiotik
a. Kloramfenikol
b. Ampisilin/Amoksilin
c. Kotrimoksazol
d. Sefalosporin generasi II dan III
2. Istirahat dan Perawatan Profesional
3. Diet dan Terapi Penunjang
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a. Identitas
 Nama
 Usia
 Jenis Kelamin
 Tanggal Lahir
 Alamat
b. Riwayat Keperawatan
 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Alergi, riwayat obat – obatan, binatang, dan
penyakit demam yifoid selanjutnya
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Mual, muntah, sakit kepala, nyeri perut, dll
 Riwayat Pengobatan
Obat – obatan yang biasa dikonsumsi
 Riwayat Keluarga
- Keluarga yang pernah mempunyai penyakit demam
tifoid
- Lingkungan rumah dan sekitarnya
- Pendidikan anggota keluarga dan kebiasaan
keluarga
c. Kebutuhan Dasar
Nutrisi
- Terjadi mual, dan muntah
- Penurunan berat badan
- Kelemahan tonus otot
Aktivitas dan Latihan
- Terjadi pembatasan aktifitas
sehubungan dengan efek dari penyakit
Istirahat Tidur
- Sering terbangun dimalam hari
d. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
 Biasanya terjadi penurunan BB
akibat adanya gejala tidak nafsu
makan, mual, dan muntah
 Suhu tubuh meningkat
 Dalam minggu kedua terjadi demam
 Keadaan umum lemah
Palpasi
 Nyeri dangkal pada abdomen
 Nyeri tekan pada bagian atas
 Nadi Cepat
 Hepatomegali

Perkusi
 Adanya distensi abdomen
Auskultasi
 Minggu pertama:
Bising usus cepat karena diare
 Minggu kedua:
Bising usus lambat dan konstipasi
 Hipertensi
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Perubahan Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang tidak adequate
2. Kurangnya volume cairan berhubungan
dengan pengeluaran yang berlebihan
3. Gangguan perubahan proses pikir
berhubungan dengan
ketidakseimbangan elektrolit
PERENCANAAN

DIAGNOSA I
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang
tidak adequat

Tujuan
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Kriteria Hasil :
 BB sesuai dengan umur
 Klien dapat menghabiskan porsi makanannya
 Nafsu makan meningkat
 Tidak terdapat tanda – tanda kekurangan
nutrisi
 Klien dapat mengerti pentingnya kebutuhan
nutrisi
Rencana Tindakan:
 Monitor intake dan output
 Timbang BB pasien setiap hari sebelum
makan dengan menggunakan pakaian yang
sama
 Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
dan makanan kecil tambahan yang tepat
 Jelaskan pentingnya asupan nutrisi yang
adequat
 Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian
diit sesuai dengan kebutuhan
 Tingkatkan lingkungan yang nyaman bagi klien
Rasionalisasi:
 Mengetahui asupan makanan yang dikonsumsi
sesuai dengan kebutuhan
 Memberikan catatan tentang
penurunan/peningkatan BB yang akurat
 Diit yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
tubuh
 Untuk meningkatkan nafsu makan klien
DIAGNOSA II
Kurangnya volume cairan berhubungan dengan
pengeluaran cairan yang berlebihan
Tujuan
Kebutuhan cairan klien terpenuhi
Kriteria Hasil
 TTV dalam batas normal
 Turgor kulit elastis
 Intake dan output seimbang
 Pengisian kapiler + 3 detik
 Hasil lab. Dalam batas normal
 Membran mukosa lembab
 Konjungtiva normal/tidak ademis
Rencana Tindakan
 Observasi TTV, turgor kulit, membran
mukosa, pengisian kapiler
 Monitor pengeluaran intake dan output
 Buat jadwal masukan cairan
 Monitor tanda – tanda dehidrasi
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai
program
 Kolaborasi pemberian cairan melalui
intravena
Rasionalisasi:
 Sebagai indikator keadequatan volume
sirkulasi
 Penggantian cairan yang hilang sesuai dengan
kebutuhan
 Untuk memperbaiki ketidakseimbangan
cairan
 Untuk mengetahui jika ada gejala dehidrasi
yang timbul
 Untuk mempertahankan daya tahan tubuh
klien
 Untuk memperbaiki ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
DIAGNOSA III
Gangguan perubahan proses pikir
berhubungan dengan ketidakseimbangan
elektrolit
Tujuan
Menyatakan pemahaman faktor penyebab
dan menyadari gangguan
Kriteria Hasil :
 Menunjukan perilaku untuk
mengubah/mencegah mal nutrisi
 Menunjukan perubahan kemampuan untuk
membuat keputusan pemecahan masalah
Rencana Tindakan :
 Sadari penyimpangan kemampuan berfikir
klien
 Dengarkan keluhan klien
 Berikan tanggapan yang singkat dan mudah
dimengerti
 Ikuti program nutrisi dengan ketat
Rasionalisasi:
 Memungkinkan membuat harapan nyata dan
memberikan informasi serta dukungan yang
tepat
 Untuk mengetahui respon secara logis yang
berhubungan dengan kemampuan berfikir
secara fisiologis
 Agar klien mengerti apa yang disampaikan
oleh perawat
 Memperbaiki nutrisi penting untuk
memperbaiki fungsi otak
IMPLEMENTASI
1. Penuhi intake cairan yang adequat
2. Pertahankan status nutrisi klien
3. Bantu klien dalam melakukan aktifitas
4. Pertahankan suhu tubuh dalam batas normal
EVALUASI
1. Intake cairan yang adequat
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
3. Aktifitas fisik sesuai dengan kebutuhan
4. Suhu tubuh dalam batas normal

Vous aimerez peut-être aussi