Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Aneurisma
Disusun oleh:
Atikah Rahmawati
Gerri Radiansyah
Pembimbing:
dr. Rachmanda Haryo, sp. BS
dr. Eka B, sp.BS
Definisi arterio-venous
malformation
◦ Kelainan kongenital terdapat pola yang abnormal dari
sistem pembuluh darah sebagai akibat kegagalan
diferensiasi yang normal dari lempeng endotel
primordial sehingga terbentuk hubungan langsung
antara arteriol dan venul tanpa melalui pembuluh
darah kapiler.
◦ AVM dapat terjadi dimana saja di dalam tubuh,
predileksi utama terjadi di kepala dan leher.
Epidemiologi
◦ AVM sering ditemukan pada pasien usia muda,
umumnya dibawah 40 tahun dengan perbandingan
yang sama antara laki-laki dan perempuan.
◦ Resiko perdarahan dari AVM akan meningkat seiring
pertambahan usia dan perdarahan pertama sering
dijumpai pada usia 20-40 tahun.
◦ Diperkirakan angka rata-rata manifestasi perdarahan
pada pasien yang tidak ditangani adalah 2-4% per
tahun dengan angka mortalitas 1% pertahun.
Etiologi
Penyebab pasti dari AVM tidak diketahui namun diduga terdapat
faktor-faktor yang berperan sehingga komponen pembuluh darah
primitif tidak mengalami atrofi.
Faktor-faktor tersebut terdiri dari :
◦ VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor).VEGF merupakan faktor
utama dalam angiogenesis yang bisa ditemukan dalam otak fetus
dan mempunyai peranan penting dalam pembentukan
vaskularisasi yang patologis.
◦ CD 31/PECAM (Platelet Endothelial Cell Adhesion Molecule). CD 31
merupakan antibodi panendotelial yang berperan dalam regulasi
sel-sel endotelial dan angiogenesis.
◦ CD 34 sebagai antibodi panendotelial.
◦ CD 105 (Endoglin)
◦ PERK (Phosphorylated Extracellular-Signal Regulated Kinase)
Patofisiologi
AVM merupakan suatu hubungan abnormal antara arteri
dan vena di otak. AVM terbentuk pada masa prenatal
yang penyebabnya belum dapat diketahui.
Pada AVM darah secara langsung mengalir dari arteri ke
vena melalui pembuluh darah yang abnormal sehingga
menggangu aliran normal darah.
Pada AVM, darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi
tidak sampai ke jaringan oleh karena dari arteriol, darah
terus berjalan sampai ke venul kemudian kembali ke
jantung tanpa memberikan nutrisi pada jaringan.
Istilah AVM sendiri merupakan kompleks yang terdiri dari komponen-
komponen sebagai berikut :
1. Nidus (vascular core)
Nidus merupakan bagian sentral dari AVM berupa jaringan penghubung
pembuluh darah arteriol dan venul yang berbentuk ireguler seperti
gumpalan cacing dan mempunyai jaringan displastik.
• Aterosklerosis
• Bersifat genetik
• Malformasi arteriovenosa
Patofisiologi
Terjadi pada pertemuan pembuluh darah Turbulen
Tahanan aliran darah pada dinding arteri paling besar
Defek pada tunika muskularis Perubahan elastisitas (lamina
elastika interna) melemahkan dinding pembuluh
darahmengurangi kerentanan untuk berubah pada tekanan
intraluminal Aneurisma
Tempat yang biasanya timbul
aneurisma adalah pada daerah :
Sirkulasi anterior
pembuluh darah arteri
komunikans anterior dan
arteri cerebri media
Sirkulasi posterior
pembuluh darah arteri
komunikans posterior
dan percabangan arteri
basilaris (basilar tip
aneurism)
Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya (kongenital aneurisma
sakuler, mikotik (septik), arteriosklerotik dan traumatik)
Berdasarkan bentuknya (fusiform, sakuler)
Berdasarkan diameternya aneurisma sakuler (sakuler
kecil, sakuler besar, dan sakuler raksasa)
Menurut besarnya (baby, small, medium, large, giant)
Gejala klinis
• Apabila timbul gejala-gejala gangguan saraf.
• Gejala: sakit kepala, penglihatan kabur/ ganda,
mual, kaku leher dan kesulitan berjalan.
• Gejala (warning sign), :
kelumpuhan,gangguan,penglihata, kelopak mata
tidak bisa membuka secara tiba-tiba, nyeri
daerah wajah, nyeri kepala sebelah gejala
menyerupai gejala stroke.
Gambaran klinik pecahnya aneurisma dibagi
dalam 5 tingkat ialah:
• Tingkat I : Sefalgia ringan dan sedikit tanda
perangsangan selaput otak atau tanpa gejala.
• Tingkat II : Sefalgia agak hebat atau ditambah
kelumpuhan saraf otak.
• Tingkat III : Kesadaran somnolen, bingung atau
adanya kelainan neurologik fokal sedikit.
• Tingkat IV : Stupor, hemiparese sampai berat,
mungkin adanya permulaan deserebrasi dan
gangguan sistem saraf otonom.
• Tingkat V : Koma dalam, tanda rigiditas
desebrasi dan tanda stadium paralisis cerebral
vasomotor.
Pemeriksaan penunjang
CT-Scan dan MRI
Penatalaksanaan
Dengan memasukkan kateter dari pembuluh
darah arteri di kaki, dimasukkan terus sampai ke
pembuluh darah di otak yang terkena aneurisma,
dan dengan bantuan sinar X, dipasang koil logam
di tempat aneurisma pembuluh darah otak
tersebut. Setelah itu dialirkan arus listrik ke koil
logam tersebut, dan diharapkan darah di tempat
aneurisma itu akan membeku dan menutupi
seluruh aneurisma tersebut.
• Membedah otak, memasang klip logam kecil di
dasar aneurisma, sehingga bagian dari pembuluh
darah yang menggelembung itu tertutup dan tidak
bisa dilalui oleh darah.
Komplikasi
1. Perdarahan subarachnoid saja.
2. Perdarahan subarachnoid dan perdarahan intra
serebral (60%).
3. Infark serebri (50%).
4. Perdarahan subarachnoid dan subdural.
5. Perdarahan subarachnoid dan hidrosephalus yang
sebagian kecil menjadi hidrosephalus
normotensif (30%)
6. Aneurisma a. carotis interna dapat menjadi fistula
caroticocavernosum
7. Masuk ke sinus sphenoid bisa timbul epistaksis
8. Perdarahan subdural saja.
TERIMAKASIH