Vous êtes sur la page 1sur 41

GASTROPATI NSAID

FAUZIAH RAHMI FITRI (15-3057)


FITRI YANTI (15-3121)

Preceptor: dr. Didi Yuda Putra Sp.PD


DEFINISI
Gastropati merupakan kelainan pada mukosa lambung dengan
karakteristik perdarahan subepitelial dan erosi.
Penyebab :
 Helicobacter pylory
 NSAID
 Alkohol
 Stres
 Faktor kimiawi
FAKTOR RESIKO
 usia lanjut >60 tahun
 Riwayat pernah menderita tukak
 Riwayat perdarahan saluran cerna
 Digunakan bersama-sama dengan steroid
 Dosis tinggi atau menggunakan 2 jenis NSAID
 Menderita penyakit sistemik yang berat
KRITERIA PERDARAHAN
 Hematemesis
 Melena
 Hematokezia
Mekanisme NSAID menginduksi
Traktus Gastrointestinal
NSAID bersifat asam dan lipofilik
NSAID

Mempermudah trapping ion Penurunan produksi


hidrogen masuk mukosa prostaglandin secara
bermakna

Menimbulkan Kerusakan mukosa


kerusakan
Prostaglandin

Substansi sitoprotektif

- Menjaga aliran darah mukosa


- Meningkatkan sekresi mukosa dan ion bikarboanat
- Meningkatkan epitel defensif
- Memperkuat sawar mukosa lambung duodenum
- Hiperplasia mukosa lambung duodenum
GAMBARAN KLINIS
 Sindroma dispepsia
 Perasaan tidak nyaman di daerah epigastrium
 Kembung dan Mual
 Perdarahan bila terjadi ulkus
DIAGNOSA
Diagnosis : Gambaran klinis + pemeriksaan penunjang
 Endoskopi :
 Kongesti mukosa
 Erosi kecil
 Perdarahan kecil
 Tukak multiple
 Perdarahan luas
 Perforasi saluran cerna
DIAGNOSA BANDING
 Varises esofagus
 Karsinoma lambung
 Ulkus peptikum
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
 Anamnesis tentang riwayat penggunaan NSAID atau obat
antikoagulan, adanya sakit perut atau tidak, adanya diare dan
demam yang dialami sebelumnya yang dapat mengarah pada
colitis baik infeksi atau iskemi
 Anamnesis riwayat penyakit dahulu untuk mengetahui adanya
faktor resiko terjadinya perdarahan
 Pemeriksaan fisik meliputi tekanan darah dan nadi posisi
baring, perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi, ada
tidaknya vasokonstriksi perifer (akral dingin), pernapasan,
tingkat kesadaran, dan produksi urin
PENATALAKSANAAN
 NON ENDOSKOPIS

 Stabilisasi keadaan umum

 Vitamin K 1 mg/kgBB/i.m. (maks. 10 mg) bila ada koagulopati

 Tranfusi suspensi trombosit dapat diberikan bila diperlukan

 Pembilasan lambung : Dilakukan melalui NGT dengan 50-100 ml NaCl 0,9% berulang kali tiap 1-

3 jam tergantung perdarahannya sampai cairan lambung sebersih mungkin.

 Bolus vasopressin 50 unit dalam 100 ml dekstrose 5%, diberikan 0,5-1 mg/menit/iv selama 20-

60 menit, dan dapat diulang tiap 3-6 jam. Atau setelah pemberian pertama dilanjutkan per infus
0,1-0,5 U/menit.

 Untuk menurunkan aliran darah splanknik dapat diberikan bolus Somatostatin 250 mcg/iv,

dilanjutkan per infus 250 mcg/jam selama 12-24 jam atau sampai perdarahan berhenti.
PENATALAKSANAAN
 Bila ada ulkus peptikum dan erosif pada mukosa :

 Omeprazole 80 mg/iv, kemudian dilanjutkan per infus 8 mg/kgBB/jam

selama 72 jam.
 Antasida diberikan tiap 1-2 jam dengan dosis 0,5 ml/kgBB/dosis (maks.

30 ml/dosis) untuk mempertahankan pH > 5 H2 reseptor antagonis


 Simetidin : 7,5 ml/kgBB tiap 6 jam atau Ranitidin : 1,25-2 mg/kgBB

tiap 12 jam

 Bila ada varises esofagus → Pemasangan Sengstaken-Blackmore tube (SB-

tube) untuk menghentikan perdarahan


PENATALAKSANAAN
 ENDOSKOPIS

 Contact thermal (monopolar atau bipolar elektrokoagulasi, heater

probe)
 Noncontact thermal (laser)

 Nonthermal (misalnya suntikan adrenalin, polidokanol, alkohol,

cyanoacrylate, atau pemakaian klip)


PENATALAKSANAAN
 TERAPI RADIOLOGI

 Penyuntikan vasopressin

 Embolisasi arterial

 TIPS (Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt)

 PEMBEDAHAN
Komplikasi
 Hemoragi gastrointestinal atas, gastritis dan hemoragi akibat

ulkus peptikum

 Perforasi

 Penetrasi atau obstruksi

 Obstruksi pilorik
PROGNOSIS
 Prognosis penyakit dipengaruhi oleh usia penderita, penyakit

penyerta, dan kondisi hemodinamik.

 Tingginya tingkat kematian sangat dipengaruhi oleh penyakit

serius yang mendasarinya.


 LAPORAN KASUS
 Identitas Pasien
 Nama : Tn.Hardini
 Umur : 64 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Bukik sileh
 No MR : 121262
 Pekerjaan : Petani
 Tanggal Masuk : 20 Februari 2016
 Ruangan : HCU (IP)
 Anamnesa

1. Keluhan Utama:
BAB berdarah sejak 4 hari yang lalu SMRS
2. Riwayat penyakit sekarang:

 Pasien datang dengan keluhan BAB berdarah sejak 4 hari yang lalu
sebelum masuk Rumah Sakit, BAB encer dengan frekuensi >5X
disertai bau busuk.
 Pasien mengeluhkan nyeri perut disertai mual dan muntah, muntah
sebanyak 5X, kira-kira setengah gelas setiap kali muntah, muntah
berwarna coklat.
 Pasien mengeluhkan batuk sejak 3 hari yang lalu, batuk tidak berdahak
dan tidak berdarah, batuknya timbul sekali-sekali.
 Nafsu makan menurun sejak 4 hari yang lalu,badan terasa lemah dan
lesu.
 Sakit kepala ( + )
 BAK (+) normal.
3. Riwayat penyakit dahulu :

 Pasien pernah dirawat dibangsal Neurologi sekitar 2 minggu yang lalu sebelum

masuk Rumah Sakit, dengan keluhan lemah anggota gerak sebelah kanan dan
tekanan darah tinggi tiba-tiba.

 Pasien mempunyai riwayat mengkonsumsi jamu selama satu tahun karena

badannya terasa pegal pegal setelah bertani.

 Pasien mempunyai riwayat hipertensi, kontrol tidak teratur, pasien tidak ingat

obat yang dikonsumsi.

 Riwayat Diabetes Mellitus disangkal

 Riwayat magh disangkal

 Riwayat asma disangkal


4. Riwayat penyakit keluarga :

 Tidak ada keluarga dengan riwayat penyakit yang sama


 Orang tua, adik dan kakak pasien tidak ada menderita penyakit
hipertensi, diabetes melitus, sakit jantung dan stroke.
 Keadaan umum : Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos mentis Cooperatif
 Tekanan Darah : 150/100 mmHg
 Nadi : 90 kali/menit reguller
 Nafas : 20 kali/ menit
 Suhu : 370 C
Pemeriksaan fisik khusus
Kepala :
 Bentuk bulat, ukuran normochepal, rambut hitam putih, rambut kuat tidak mudah
dicabut.
Mata :
 Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor.
Telinga :
 Bentuk dan ukuran dalam batas normal
Hidung :
 Bentuk dan ukuran dalam batas normal, sekret tidak ada
Mulut :
 Bibir kering, lidah tidak kotor
Leher :
 JVP (5-2 cmH2O), tidak ada pembesaran KGB submandibula, sepanjang M.
Sternocleidomastoideus, supra dan infra clavicula.
 Jantung :

 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat


 Palpasi : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis RIC V
sinistra.
 Perkusi :
Batas kanan jantung : RIC 4 linea sternalis dextra
Batas atas jantung : RIC 2 linea parasternalis sinistra
Batas kiri jantung : RIC 5 linea midclavicularis sinistra

 Auskultasi : irama murni, M1 > M2, P2 < A2, Gallop (-), bising
jantung (-)
Paru-paru:

 Inspeksi : simetris kiri dan kanan


 Palpasi : Fremitus kiri sama dengan fremitus kanan
 Perkusi : Sonor, pada lapangan paru kanan
 Auskultasi : vesikuler, wheezing -/-, rhonki -/-

Abdomen :
Inspeksi : asites (-), venektasi (-), spider navi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak
teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) Normal
Anggota gerak:
Fisiologis Kanan Kiri

Ekstremitas atas: ++ ++

Biceps ++ ++

triceps ++ ++

Brachioradialis ++ ++

Ekstremitas bawah:

Patella ++ ++

Cremaster ++ ++

Achiles ++ ++
Patologis kanan Kiri

Ekstremitas atas :

Hoffmann-tromer _ _

Ektremitas bawah:

Babynski _ _

Gordon _ _

Oppenheim _ _

Schaefer _ _

caddocks _ _
oedem
Ektremitas atas:
kanan :-
kiri :-
Ektremitas bawah :
kanan :-
kiri :-

Akral hangat
Pulsasi arteri radialis, femoralis, poplitea, tibialis posterior,
dorsalis pedis : Normal
Sensibilitas nyeri dan raba : Baik
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin : tanggal 20- februari-2016
 HGB : 13,6 g/dl
 HT : 40,9 %
 WBC : 7.270 uL
 PLT : 384.000 uL
Darah rutin : tanggal 22-februari-2-16
 HGB : 9,8 g/dl
 HT : 29,4 %
 WBC : 8.990 uL
 PLT : 358.000 uL
Darah rutin : tanggal 24-februari-2016
 HGB : 10 g/dl
 HT : 29,4 %
 WBC : 7850 uL
 PLT : 312.000 uL
Pemeriksaan Faal Ginjal
Ureum : 43,5 mg/dl
Creatinin : 1,18 mg/dl

Pemeriksaan metebolisme karbohidrat


Ad random : 113 mg%
Diagnosa kerja
1. Hematemesis melena ec Gastropati NSAID
2. Hipertensi stage 1 essensial
3. Post stroke non hemoragik

Diagnosa banding:
1. Hematemesis melena ec ulkus peptikum
2. Hematemesis melena ec Gastritis erosif
3. Hematemesis melena ec pecah varises esofagus
4. Hematemesis melena ec sirosis hepatis
5. Hematemesis melena ec Ca lambung
Penatalaksanaan
Terapi Non Farmakologi
 Tirah baring
 Makanan cair : diet lambung 1
 Pemasangan NGT sampai perdarahan berhenti
Terapi Farmakologi
 IVFD Nacl 0,9 % 12 jam/kolf
 Ceftriaxon 1X2 gram IV (skin test)
 Transamin 3X1 IV
 Vit K 3X1 IV
 Sucralfat syr 3X1
 Ranitidin 2X1 amp IV
 Transfusi PRC 1 Unit/ hari sampai Hb > 10 gr/dl
Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad malam
 Quo ad sanationam : dubia ad malam
 Quo ad functionan : dubia ad malam
Follow up
Tanggal/ subject object Assesment Planing
hari
Selasa/ • Demam (-) Kes : CMC Hemmel ec • IVFD Nacl 0,9 %
23- feb- 16 •Sakit perut (+) Ku : sedang Gastropati 12 jam/kolf
•BAB hitam dan Td: 130/80 NSAID •Ceftriaxon 1X2
sedikit encer Nadi: reguller 80 gram IV (skin test)
•Pasien tampak x/i •Transamin 3X1 IV
gelisah Nafas : 20x/i •Vit K 3X1 IV
•Badan letih (+) T : 36,5 c •Sucralfat syr 3X1
•Sakit kepala (+) •Ranitidin 2X1 amp
•Batuk kering(+) HGB : 9,8 g/dl IV
•Nafsu makan turun HT: 29,4 % •Transfusi PRC 1
•Susah tidur WBC : 8.990 uL Unit/ hari sampai Hb
PLT : 358.000 uL > 10 gr/dl
Tanggal/ Subject object assesment Planing
hari
Rabu / • Demam (-) Kes : CMC Hemmel ec •IVFD Nacl 0,9
24- feb- 16 •Sakit perut (+) Ku : sedang Gastropati % 12 jam/kolf
•BAB normal, Td: 130/80 NSAID •Ceftriaxon 1X2
tidak hitam Nadi: reguller 70 gram IV
•Pasien tampak x/i •Sucralfat syr
gelisah Nafas : 20x/i 3X1
•Badan letih (+) T : 36,5 c •Ranitidin 2X1
•Sakit kepala (+) amp IV
•Batuk kering(+) HGB : 10 g/dl
sekali sekali HT : 29,4 %
•Nafsu makan WBC : 7850 uL
turun PLT : 312.000
•Susah tidur uL
tanggal/ subject object assesment planing
hari
Kamis / •Demam (-) Kes : CMC Hemmel ec •IVFD Nacl 0,9
25- feb- 16 •Sakit perut (+) Ku : sedang Gastropati % 12 jam/kolf
•BAB normal, tidak Td: 150/80 NSAID •Ceftriaxon 1X2
hitam Nadi: reguller 80 gram IV
•Pasien tampak x/i •Sucralfat syr
gelisah Nafas : 22x/i 3X1
•Badan letih (+) T : 36,5 c •Ranitidin 2X1
•Sakit kepala (+) amp IV
•Batuk kering(+)
sekali sekali
•Nafsu makan turun
•Susah tidur
Kesimpulan
 Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) adalah perdarahan

saluran makanan proksimal dari ligamentum Treitz meliputi


hematemesis dan atau melena.

 SCBA dapat dibedakan menjadi perdarahan varises esophagus dan

non-varises, karena antara keduanya terdapat ketidaksamaan dalam


pengelolaan dan prognosisnya.
 Manifestasi klinik yang timbul berupa hematemesis, melena, perdarahan
tersamar dan gejala atau tanda kehilangan darah misalnya anemia, sakit kepala,
sinkop, angina atau sesak nafas.
 Faktor risiko perdarahan SCBA adalah usia, jenis kelamin, pemakaian Obat Anti
Inflamasi Non Steroid (OAINS), pemakaian obat antiplatelet, mengkonsumsi
alkohol, merokok, riwayat gastritis, diabetes mellitus, dan infeksi bakteri
Helicobacter pylori.
 Pemeriksaan endoskopi merupakan pilihan utama dalam mendiagnosis dengan
akurasi diagnosis >90%. Tindakan endoskopi selain digunakan untuk kepentingan
diagnostik dapat digunakan sebagai terapi.
Daftar pustaka
1. Adi, Pangestu. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi 4. Jakarta :
FKUI.
2. Bakta, Made. Dkk. 1999. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta:
EGC.
3. Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Oxford : Blackwell Science Ltd.
4. Gleadle, Jonathan. 2007. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Oxford
: Blackwell Science Ltd.
5. Kauver, A. J. 1985. Diagnosis Medis Beorientasikan Masalah. Massachussets :
Little, Brown and Company.
6. Lindseth, Glenda N. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit
Volume 1 Edisi 6. Michigan : Elsevier Science.
7. Setia, Siti. Dkk. 2001. Pedoman Diagnosis dan Terapi di Bidang Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: FKUI.
8. Sibuea, W. Herdin, Frenkel, M. 2007. Pedoman Dasar Anamnesis dan
Pemeriksaan Jasmani. Jakarta : Sagung Seto.
9. Sudoyo, Aru. Dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi 5.
Jakarta: Interna Publishing.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi